Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79085 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Boy Candra
"sedang badai dalam diriku. hujan deras tiada henti-henti di beranda rumah di tengah jantungku menjaga jarak untuk menarikmu sudah kukirim tanda, tetapi kau tak tangkap makna-makna itu. sudah kubiarkan sungai dalam diri, tempat kau pulang berenang tiap kali lelah datang padamu yang gamang. sudah kuberi tahu peta menuju diriku, rumah yang sepi di dalam jantung ini. jalan kecil untuk kakimu melaju lagi tiadakah terniat untuk menghampiri? sedang badai di dalam diriku. hujan deras dalam rimba yang sunyi di beranda rumah di jantung ini. aku menjaga jarak dari diriku sendiri. gelombang yang datang dalam dada menggulung kau dan aku seperti sedia kala."
Jakarta: Gramedia Widisarana Indonesia, 2023
813 BOY b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Martha Hadimulyanto
Jakarta: Balai Pustaka, 1991
808.831 MAR b (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Callista Tesalonika
"Pesatnya akses internet di Indonesia membuka kesempatan masyarakat untuk mengeksplorasi dan menikmati
berbagai topik dan minat. Eksposur dinamis media digital melalui algoritme ini menciptakan penggemar yang
mempraktikkan budaya fandom. Sementara penelitian sebelumnya berfokus pada bagaimana sosok budaya
partisipatif melalui para penggemarnya bekerja pada budaya fandom, Liang dan Shen (2016) secara unik
meneliti lebih lanjut peran budaya fandom pada model bisnis bagi publik yang mereka minati secara signifikan;
Fan Economy. Di sini, penelitian ini akan secara eksplisit mengkaji fenomena sukses besar dan terbaru dari
penggemar dan pemasaran di Indonesia, yaitu penjualan BTS Meal, yaitu menu kolaborasi antara Bangtan Boys
(BTS) dan McDonald. Penelitian ini ingin melihat efektivitas budaya penggemar dengan mengikuti bagaimana
Fan Economy mengiringi konsumen atau perjalanan pembelian penggemar melalui Model Perkembangan dari
Hierarki Efek. Metodologi yang digunakan ada analisa kuantitatif dari hasil survey.

The rapid accessibility of the internet in Indonesia exposed the public to explore and enjoy various subjects
and interests. This dynamic exposure of the digital media through algorithms creates fans that are
practising fandom culture. While previous research focuses on how the figure of participatory culture
through its fans labour on fandom culture, Liang and Shen (2016) uniquely further examining the role of
fandom culture on the business model for the public they have significant interest; fan economy. Here, the
research will explicitly examine the latest and massive success of fan and marketing phenomenon in
Indonesia, which is the sale of BTS Meal, i.e. the collaboration menu between Bangtan Boys (BTS) and
McDonald. The research would like to see the effectiveness of fan culture by following how the fan
economy accompanies the consumer or the fan buying journey through the Developed Hierarchy of effect
model. The methodology of collecting data will involve analysis of quantitative research from survey responds.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
As-Siba`i, Mustafa
Chicago: Scott, Foresman, 1948
297.65 MUS b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Herna Rosalin
"Summary:
*Winner of the Irish Popular Fiction Book of the Year*A thoughtful, captivating and ultimately uplifting novel from this uniquely talented authorThe year that changed my life. For Jasmine, losing her job felt like losing everything.The year I found home. With a life built around her career and her beloved sister Heather, suddenly her world becomes the house and garden she has hardly seen and the neighbours she has"
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2017
823.92 AHE y
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Safitri Gita Lestari
"Penulisan skripsi ini berfokus pada variasi penggunaan deai no aisatsu (salam pertemuan) oleh penutur bahasa Jepang dan Penutur bahasa Indonesia, yang dilihat dari hubungan solidaritas antara penutur dan mitra tutur. Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan data kuantitatif sederhana sebagai penunjang.
Dalam penulisan skripsi ini, digunakan metode pengumpulan data berupa kuisioner yang disebarkan kepada 25 responden Jepang yang merupakan mahasiswa BIPA dan mahasiswa Universitas Asia, dan kepada 25 mahasiswa Universitas Indonesia.
Dari analisis terhadap hasil kuisioner, dapat disimpulkan bahwa : 1) penutur Jepang lebih banyak menggunakan deai no aisatsu penanda waktu, sedangkan penutur Indonesia lebih banyak menggunakan deai no aisatsu berupa kata sapaan dan aisatsu yang berhubungan dengan situasi ketika peristiwa terjadi; 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan deai no aisatsu adalah solidaritas, power, waktu, dan situasi; 3) Ada juga penggunaan aisatsu seperti お疲れ様ですdanお世話になりますoleh penutur Jepang, dan penggunaan seperti ini tidak ditemukan penggunaannya oleh penutur Indonesia. Sebaliknya ditemukan penggunaan ?Assalamualaikum? oleh penutur Indonesia yang penggunaannya tidak ditemukan di dalam hasil angket penutur Jepang.

The focus of this writing is the variation of greetings usage in Japanese and Indonesian language, which is based on power and distance between speaker and listeners. The purposes of this writing are, to know the variation of greetings usage in Japanese and Indonesian language, the factors which are affect the usage of greetings, and to know are there similarities and differences of the greetings usage in Japanese and Indonesian language. This study is using quantitative and qualitative methods.
The data was collected by questioners which had been answered by 25 Japanese respondents who are BIPA students and Asia University students. And 25 Indonesian respondents who are Indonesia University students.
The following are analyze results: 1) The Japanese respondent are tend to use time marker greetings, and Indonesian respondent mostly use situational greetings and addresses as greetings; 2) The factors which are affected the use of greetings are distance, power, time when the act is occur, and situation; 3) In Japanese language, there are greetings, for example お疲れ様ですand お世話になりますwhich are not found in Indonesian Language. Contrarily, in Indonesian language are found the use of ?Assalamualaikum? as a greeting. And Japan has not have this kind of greeting and the use of this kind of greeting are not found in Japanese respondent‟s answers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13679
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Stephen Hanjaya
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T37047
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Armanto
"Rumah tinggal sederhana yang umumnya terdapat pada negara kita terutama pada daerah perkotaan yaitu rumah tinggal yang terbuat dari pasangan batu bata dengan perkuatan beton. Dalam pelaksanaanya pembangunan rumah tinggal sederhana ini banyak bentuk struktur bangunannya yang antara balok dan kolomnya tidak bertemu pada salah satu titik simpul. Pada penulisan ini telah dilakukan peninjauan prilaku rumah tinggal sederhana dari bentuk struktur atau pemodelan akibat terdapatnya balok dan kolom yang tidak bertemu pada salah satu titik simpul. Selain itu dinding bata dari rumah tinggal sederhana dimodelkan dan digunakan dalam perhitungan simulasi numerik.
Pada bangunan satu lantai terdapat 6 model. Model 1 sebagai model acuan dimana kolom dan balok bertemu pada satu titik simpul. Model 2 tidak bertemunya balok dan kolom pada satu titik simpul dengan adanya jarak sebesar 25 cm antara kolom K1 - dengan kolom K2 dan kolom K3 - dengan K14. Model 3 tidak bertemunya balok dan kolom pada satu titik simpul dengan adanya jarak sebesar 50 cm antara kolom K1 - dengan kolom K2 dan kolom K3 - dengan K14. Model 4 tidak bertemunya balok dan kolom pada satu titik simpul pada as A. Model 5 pemodelan dinding bata yang berjarak sebesar 25 cm dibawah ringbalok pada as B. Model 6 sama seperti model 1 tetapi tanpa pemodelan dinding bata sebagai penahan gaya lateral.
Pada bangunan dua lantai terdapat 3 model. Model pertama dimana kolom Kp 7 pada lantai 2 bertemu pada satu titik simpul. Model 2 dimana Kp 7 tidak bertemu pada satu titik simpul dengan adanya jarak sebesar 1,25 meter dengan kolom Kp 3 - , dan model 3 sama seperti model 1 tetapi tanpa pemodelan dinding bata sebagai penahan gaya lateral. Peninjauan prilaku rumah tinggal tersebut dilakukan pada elemen kolom dan balok, terdiri dari nilai daya layan dan perbandingan rasio kekuatan struktur (perbandingan antara nilai gaya dalam ultimate dengan kapasitas penampang). Rasio kekuatan struktur yang di tinjau yaitu berupa rasio kuat lentur dan normal pada kolom, rasio kuat geser pada kolom, rasio kuat lentur pada balok, dan rasio kuat geser pada balok. Untuk mendapatkan kesimpulan bentuk struktur atau pemodelan mana yang lebih baik maka nilai rasio kekuatan tiap - tiap elemen balok dan elemen kolom digunakan nilai rasio rata-ratanya. Dari nilai perbandingan rasio rata-rata kuat lentur dan normal pada kolom, rasio rata-rata kuat geser pada kolom, rasio rata-rata kuat lentur pada balok, dan rasio rata-rata kuat geser pada balok, nilainya diberikan peringkat dari tiap-tiap model. Kemudian nilai peringkat tersebut dirata-ratakan sehingga didapat kesimpulan bentuk struktur atau pemodelan mana yang lebih baik bedasarkan perbandingan rasio rata-rata kekuatan struktur.
Pada hasil perhitungan didapat nilai daya layan dari tiap-tiap pemodelan masih memenuhi syarat. Untuk bentuk struktur atau pemodelan yang paling baik berdasarkan nilai peringkat rata-rata dari rasio rata-rata kekuatan elemen yaitu : pada bangunan satu lantai untuk kombinasi pembebanan beban mati dan beban hidup yaitu model 3,1,4,2,dan 5 atau 6 ; dan untuk kombinasi pembebanan beban mati, hidup, dan gempa yaitu model 1,3,4,2,5, dan 6; pada bangunan dua lantai untuk kombinasi pembebanan beban mati dan beban hidup; maupun kombinasi beban mati, hidup, dan beban gempa yaitu pada model 2,1,dan 3. Pada bangunan satu lantai bentuk struktur yang antara kolom dan baloknya bertemu pada titik simpul nilai rasio kekuatan rata-ratanya lebih baik, sedangkan pada bangunan dua lantai bentuk struktur yang antara kolom dan baloknya tidak bertemu pada salah satu titik simpul nilai rasio kekuatan rataratanya lebih baik. Sehingga bentuk struktur yang balok dan kolomnya bertemu pada titik simpul tidak selalu mempunyai nilai rasio kekuatan rata-rata yang lebih baik dibandingkan dengan struktur yang kolom dan baloknya tidak bertemu pada satu titik simpul karena dipengaruhi pula oleh panjang bentang balok akibat jarak antara kolom.

Landed houses at our country especially at urban area are made from brick combined with reinforced concrete elements. During construction phase of those houses, it is often find that one of their beam and column are eccentrically jointed. This paper has been conducted to study the behaviour of landed houses subjected to structure form variation of beams and columns which are jointed eccentrically. Brick wall of the landed house is used as a model in calculating numerical simulation.
In this paper we define one story building that has 6 models. First model acts as reference model where the column and the beam are not jointed eccentrically. Second model is a model that beam and column where are jointed eccentrically either with both column K1' and K2 and column K3' and K14 with 25 cm in distance from those columns. Third model is a model that beam and column where are jointed eccentrically either with both column K1' and K2 and column K3' and K14 with 50 cm in distance from those columns. Forth model is about column and beam model where are jointed eccentrically at axis A. Fifth model is a brick wall model that has 25 cm distance between brickwall and beam at axis B. The last, six model is the same as first model but without brickwall as lateral force resistance.
While at a two story building, we define it into 3 models. First model is a model where column Kp 7 is not eccentrically jointed at second floor. Second model describes as a model that jointed eccentrically between both column Kp 3' and Kp 7 with 1,25 m in distance from those columns. Third model is the same as first model but without brickwall as lateral force resistance. This behaviour study of landed house consists of serviceability value and comparison of structure strength ratio that conducted at column and beam elements (comparison between internal ultimate force and cross section capacity). Furthermore, the ratio of structure strength consists of flexural and normal strength ratio at column, shear strength ratio at column, flexural strength ratio at beam, and shear strength ratio at beam. To obtain the conclusion of structure form or model, it is better therefore if the ratio of strength value from each beam and column elements is taken into average ratio of strength elements value. From comparison value of average ratio of flexural and normal strength at column, average ratio of shear strength at column, average ratio of flexural strength at beam, and average ratio of shear strength at beam, we will rank the each model and than calculate the values of rank as average value so that we may conclude the form of the structure or type of the model that is better based on the average ratio of structure strength.
Based on the result, the serviceability value from each model is still fulfil the serviceability criteria. At one story building, the rank of structure form or model (from top until bottom) based on dead load and live load combination that taken from average rank value of average ratio of strength elements are models 3,1,4,2, and 5 or 6. While for combination of dead load, live load and eathquake, the rank (from the top until bottom) are models 1,3,4,2,5, and 6. In two story building, the rank either for combination of deadload and liveload, and combination of deadload; liveload; and earthquake the models are 2, 1, and 3. For one story building, the average ratio of structure strength value is better if the beam and column are not eccentrically jointed. While at two story building, the average ratio of structure strength is better if the beam and column are eccentrically jointed. In conclusion, the structure that its beam and column are not eccentrically jointed does not always have a better average ratio of structure strength value compared with the structure that its beam and column eccentrically jointed. The value itself is influenced by the length of the beam as the effect of distance between columns.
"
2008
S35872
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ranny Rizky Fitriani
"Penelitian ini ingin meilhat pengaruh pemujaan selebriti, kesempatan bertemu selebriti, serta persepsi kongruensi antara selebriti dan produk terhadap perilaku membeli produk yang di-endorse oleh selebriti tersebut. Dalam penelitian ini, selebriti yang dimaksud adalah grup band Slank. Celebrity attitude scale (Maltby, Houran, Lange, Ashe, & McCutcheon, 2002) digunakan untuk mengukur pemujaan selebriti, kesempatan bertemu selebriti diukur dengan jarak antara domisili partisipan dengan markas grup band Slank, serta persepsi kongruensi antara selebriti dan produk diukur dengan jarak makna semantik antara konsep 'grup band Slank' dan konsep 'produk'.
Hasil penelitian yang dilakukan kepada 80 partisipan memperlihatkan bahwa tingkat pemujaan selebriti tinggi hanya membuat partisipan membeli lebih banyak pada produk tertentu. Kesempatan bertemu dengan selebriti yang rendah justru membuat partisipan membeli lebih banyak produk yang di-endorse Slank. Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa persepsi kongruensi yang tinggi antara konsep grup band Slank dan produk tidak membuat partisipan lebih membeli produk tersebut. Partisipan mempersepsikan kongruensi antara konsep grup band Slank dan produk yang di-endorse Slank secara lebih tinggi dibandingkan ketika mempersepsikan kongruensi antara konsep grup band Slank dan produk sejenis yang tidak di-endorse Slank.

The aim of this present study was to examine the influence of celebrity worship level, opportunity to meet celebrity, and perception of congruence between celebrity and product toward purchasing behavior on product endorsed by celebrity. The celebrity intended in this study is Slank. Celebrity attitude scale (Maltby, Houran, Lange, Ashe, & McCutcheon, 2002) was used to measure celebrity worship, the opportunity to meet celebrity was measured by counting the distance between participant's domicilies and Slank's fanbase, and the perception of congruence between celebrity and product was measured using semantic meaning distance between 'Slank band' concept and 'product' concept.
The result from 80 participants shows that the level of celebrity worship only makes the participants to purchase more in certain products. In contrary, low opportunity to meet celebrity makes the participants to purchase more on products endorsed by Slank. Result from this study also shows that the high perception of congruence between Slank band and product does not make participants buy that product. Participant perceive higher in congruency between concept of Slank band and products endorsed by them, compare to congruency between concept of Slank band and other similar products not endorsed by them."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
659.1 RAN p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>