Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125802 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zaki Indra Yudhistira
"Ver adalah discovery system yang dibuat untuk mengidentifikasi join path pada data besar yang tidak mengandung join information. Ver menyimpan setiap kolom dari sumber data sebagai node dan potensi join path sebagai edge dalam bentuk graf menggunakan NetworkX. Namun, NetworkX memiliki limitasi pada besarnya graf yang dapat disimpan karena NetworkX menyimpan graf pada memory. Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif penyimpanan graf yang menyimpan graf dalam persistent disk sebagai pengganti NetworkX pada Ver. Pencarian penyimpanan graf alternatif dilakukan dengan membandingkan beberapa penyimpanan graf yang meliputi: ArangoDB, CubicWeb, DGraph, DuckDB, IndraDB, JanusGraph, Kuzu, NebulaGraph, Neo4j, OrientDB, SurrealDB, dan TypeDB. Perbandingan dilakukan menggunakan graf acak dan graf dari dataset. Graf acak yang digunakan memiliki node dengan jumlah 100, 200, 400, 800, dan 1600 dengan kepadatan edge 0.1 sampai 1.0 dengan kenaikan 0.1. Dataset yang digunakan untuk perbandingan adalah TPC-H, ChEMBL, dan AdventureWorks. Perbandingan dilakukan dengan metode kuantitatif berdasarkan kecepatan operasi pemuatan data, 2-hop neighborhood, dan path finding serta metode kualitatif untuk kepraktisan dengan menilai kemudahan instalasi server, kemudahan implementasi client, dan kelengkapan dokumentasi. Didapatkan bahwa Kuzu adalah penyimpanan graf yang paling sesuai untuk menjadi pengganti NetworkX pada Ver.

Ver is a discovery system developed to identify join path in big data that doesn’t contain any join information. Ver stores each column of the data source as nodes and potential join path as edges in a graph using NetworkX. However, NetworkX has a limitation on the size of graph that can be stored because NetworkX stores graphs in memory. Therefore, an alternative graph storage that stores graphs in persistent disk is needed as a substitute for NetworkX on Ver. The search for alternative graph storage was carried out by comparing several graph storages which include: ArangoDB, CubicWeb, DGraph, DuckDB, IndraDB, JanusGraph, Kuzu, NebulaGraph, Neo4j, OrientDB, SurrealDB, and TypeDB. Comparisons are performed using random graphs and graphs from datasets. The random graph used has node count of 100, 200, 400, 800, and 1600 with edge density 0.1 to 1.0 in increments of 0.1. The dataset used for comparison are TPC-H, ChEMBL, and AdventureWorks. Comparisons were made using a quantitative method based on the operation speed of data loading, 2-hop neighborhood, and path finding as well as a qualitative method for practicality by assessing the ease of server installation, the ease of implementation of client, and the completeness of documentation. It was found that Kuzu is the most suitable graph storage to replace NetworkX on Ver."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Dharmawan
"Ver adalah discovery system yang dibuat untuk mengidentifikasi join path pada data besar yang tidak mengandung join information. Ver menyimpan setiap kolom dari sumber data sebagai node dan potensi join path sebagai edge dalam bentuk graf menggunakan NetworkX. Namun, NetworkX memiliki limitasi pada besarnya graf yang dapat disimpan karena NetworkX menyimpan graf pada memory. Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif penyimpanan graf yang menyimpan graf dalam persistent disk sebagai pengganti NetworkX pada Ver. Pencarian penyimpanan graf alternatif dilakukan dengan membandingkan beberapa penyimpanan graf yang meliputi: ArangoDB, CubicWeb, DGraph, DuckDB, IndraDB, JanusGraph, Kuzu, NebulaGraph, Neo4j, OrientDB, SurrealDB, dan TypeDB. Perbandingan dilakukan menggunakan graf acak dan graf dari dataset. Graf acak yang digunakan memiliki node dengan jumlah 100, 200, 400, 800, dan 1600 dengan kepadatan edge 0.1 sampai 1.0 dengan kenaikan 0.1. Dataset yang digunakan untuk perbandingan adalah TPC-H, ChEMBL, dan AdventureWorks. Perbandingan dilakukan dengan metode kuantitatif berdasarkan kecepatan operasi pemuatan data, 2-hop neighborhood, dan path finding serta metode kualitatif untuk kepraktisan dengan menilai kemudahan instalasi server, kemudahan implementasi client, dan kelengkapan dokumentasi. Didapatkan bahwa Kuzu adalah penyimpanan graf yang paling sesuai untuk menjadi pengganti NetworkX pada Ver.

Ver is a discovery system developed to identify join path in big data that doesn’t contain any join information. Ver stores each column of the data source as nodes and potential join path as edges in a graph using NetworkX. However, NetworkX has a limitation on the size of graph that can be stored because NetworkX stores graphs in memory. Therefore, an alternative graph storage that stores graphs in persistent disk is needed as a substitute for NetworkX on Ver. The search for alternative graph storage was carried out by comparing several graph storages which include: ArangoDB, CubicWeb, DGraph, DuckDB, IndraDB, JanusGraph, Kuzu, NebulaGraph, Neo4j, OrientDB, SurrealDB, and TypeDB. Comparisons are performed using random graphs and graphs from datasets. The ran dom graph used has node count of 100, 200, 400, 800, and 1600 with edge density 0.1 to 1.0 in increments of 0.1. The dataset used for comparison are TPC-H, ChEMBL, and AdventureWorks. Comparisons were made using a quantitative method based on the oper ation speed of data loading, 2-hop neighborhood, and path finding as well as a qualitative method for practicality by assessing the ease of server installation, the ease of implemen tation of client, and the completeness of documentation. It was found that Kuzu is the most suitable graph storage to replace NetworkX on Ver."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berkah Iman Santoso
"Varian Linux skala enterprise memiliki beberapa karakteristik khusus yang membedakannya dengan varian Linux skala komunitas atau pendidikan. Beberapa karakteristik tersebut adalah rilis stabil paket-paket standar yang dimasukkan pada sistem yang telah dievaluasi. Varian Linux skala enterprise seperti Red Hat® Enterprise Linux AS 4 (RHEL AS 4) dan SuSE® Linux Enterprise Server 9 (SLES 9) telah melalui proses evaluasi dan telah memiliki sertifikat untuk mendukung aplikasi komersial. Selain itu juga varian Linux tersebut menyediakan rilis update dan perbaian paket melalui web site resminya. Terdapat beberapa instrumen evaluasi untuk mengukur keamanan, seperti Common Criteria Evaluation Assurance Level (CC EAL), Controlled Access Protection Profile (CAPP) dan masih banyak instrument lainnya. CC EAL digunakan pada penelitian ini untuk mengevaluasi tingkat keamanan dari sistem dan produk TI.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sampai sejauh mana CC EAL dapat diterapkan untuk mengevaluasi Linux skala enterprise dan untuk membantu para pengambil keputusan investasi TI dalam memilih sistem operasi Linux pada server. Penggunaan CC EAL ditujukan untuk memberikan tingkatan jaminan keamanan dari evaluasi sistem dan produk TI dengan menerapkan aspek keamanan seperti kriptografi, otentikasi dan pengendalian akses. Penelitian ini dibatasi pada evaluasi aplikasi server seperti web server, mail server, database server, aplikasi server dan file server pada kedua server IBM® dengan spesifikasi perangkat keras yang sama.
Evaluasi yang dilakukan memberikan hasil yang cukup signifikan, terlihat dari respon yang cukup baik dari kedua varian Linux skala enterprise tersebut. Aplikasi server yang dievaluasi berdasarkan aspek keamanan dan memberikan hasil yang bervariasi, dari tingkatan rendah, sedang hingga tinggi. Tingkatan rendah berarti bahwa aplikasi server yang dievaluasi tidak sepenuhnya memenuhi ketiga aspek keamanan seperti kriptografi, otentikasi dan pengendalian akses.
Hasil yang diperoleh kedua varian Linux skala enterprise ini adalah sama, memiliki hasil EAL 4 yang berarti kedua varian Linux tersebut memiliki daya tahan yang cukup baik terhadap serangan dengan tingkat penetrasi yang cukup rendah. Dari hasil yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan bahwa kedua varian Linux skala enterprise ini dapat digunakan pada server karena telah melalui evaluasi CC EAL dengan jaminan keamanan yang sangat baik, yaitu pada tingkat EAL 4.

The variant of enterprise-scaled Linux have special characteristics that make it different comparing to Linux for community and education purposes. Those characteristics are the stable releases-standard package which has been released through security evaluation process. The variant of enterprise-scaled Linux, such as Red Hat® Enterprise Linux AS 4 (RHEL AS 4) and SuSE® Linux Enterprise Server 9 (SLES 9) have been certified to support commercial applications. Furthermore, its updated package is available at the official sites. There are several evaluation instruments such as Common Criteria Evaluation Assurance Level (CC EAL), Controlled Access Protection Profile (CAPP) and others. In this research, we use CC EAL to evaluate the security level of IT system and product such as RHEL AS 4 and SLES 9.
The purpose of research is to study how far the CC EAL can be implemented to evaluate enterprise-scaled Linux and to provide recommendation for decision maker which system should be choosen. The aim of CC EAL is to give the security level assurance on evaluated IT system and product, focusing on security aspects such as cryptography, access control and authentication. The research is restricted by evaluation of server application such as web server, mail server, database server, application server and file server. This research was conducted using two IBM® server which has the same hardware specification.
The conducted evaluation is giving the significant result, it is seen from quite good response from those two enterprise-scaled Linux. The variation of result starts from low, medium and high level. The low level means that the IT system or product doesn't meet their security aspects.
They have EAL 4 level which informed us about their good resistances from the security attack of low potential penetration. We can draw the conclusion that both of Linux enterprise scaled can be used for the best purpose of server because of their well achieved evaluation results.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Angela
"Tutorial Sistem Operasi UNIX (TUTORIX) yang dirancang dan diimplementasikan pada tugas akhir ini, adalah bagian dari Pendidikan Berbantuan Komputer (PBK) yang menangani modul interaksi, modul data dan modul media latihan. Modul interaksi menangani interaksi antara pemakai dan TUTORIX. Interaksi antara pemakai dengan TUTORIX sepenuhnya dipandu dengan menu pull-down, menu pull-right dan kontrol panel, sehingga antarmuka pemakai tampak konsisten dan pengoperasian sistem menjadi lebih mudah. Modul data terdiri dari teks pengajaran dan teks bantuan. Teks pengajaran menampilkan keterangan tentang perintah-perintah UNIX dan contoh pemakaian. Modul media latihan adalah kumpulan program kecil yang dipanggil bila pemakai memberikan masukan. Program-program itu masing-masing memeriksa kesalahan masukan dan memberikan pesan kesalahan. Ketiga modul dibuat terpisah sehingga modul tersebut dapat dengan mudah dikembangkan dan membuat sitem lebih luwes, mudah diadaptasikan dengan kegiatan pengajaran yang lebih luas. TUTORIX ini diimplementasikan dalam bahasa C, command interpreter Borne Shell dan Xview yang berfungsi diatas sistem operasi UNIX pada mesin Workstation SUN."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1992
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mokhammad Fathoni Rokhman
"Akreditasi perguruan tinggi adalah kegiatan penilaian untuk menentukan kelayakan suatu perguruan tinggi berdasarkan syarat kebakuan atau kriteria tertentu. Data dan informasi diperlukan pada saat persiapan akreditasi yang mana data dan informasi ini tersebar dari berbagai sistem dalam suatu lembaga perguruan tinggi. Ontologi digunakan dalam rangka untuk membantu mengoleksi data dan informasi tersebut. Pada saat pembuatan ontologi, analisis dalam proses pembuatan ontologi secara umum tidak berdasarkan goal generik yang tertulis secara eksplisit. Sedangkan pada kasus akreditasi, syarat kebakuan atau kriteria yang telah ditetapkan oleh lembaga yang berwenang bisa dipandang sebagai sebuah goal. Pengembangan ontologi pada domain akademik sebelumnya diketahui belum memanfaatkan goal pada proses analisis pembuatan ontologinya. Penelitian ini melakukan pengembangan metodologi pembuatan ontologi dengan pendekatan Goal-Oriented Requirements Engineering (GORE) sebagai bentuk pendekatan yang baru. GORE merupakan salah satu paradigma dalam Requirements Engineering yang berfokus pada penggunaan goal dalam aktivitasnya. Kerangka kerja yang dipilih pada pendekatan GORE ini adalah KAOS (Keep All Objects Satisfied). Hasil modifikasi metode pengembangan ontologi dengan pendekatan kerangka kerja KAOS menunjukkan bahwa bisa digunakan untuk melakukan pengembangan ontologi baru. Modifikasi metode ini dinamakan GOREO. Kemudian hasil modul ontologi memperlihatkan dengan jelas ketelusuran (traceability) dengan sumber dokumen dibandingkan metodologi yang belum menggunakan pendekatan dengan GORE. Selain itu terdapat proses tambahan yaitu proses penggabungan modul ontologi yang telah didapatkan sebagai konsekuensi pendekatan GORE.

Accreditation of high education is evaluation activities for determining the appropriateness of high education institutions by a set of specific requirements or criteria. Available data and information from various systems in institutions are needed when preparing accreditation. We use ontology in order to collect data and information from various systems. At the time of making ontology, generally, the analysis in the ontology development not based on explicitly written generic goals. Whereas in the case of accreditation, a set of specific criteria that has been standardization by the accreditation authorities can be seen as goals. Previous ontology development in the academic domain known not using goals in the analysis processes. This research extends the ontology development methodology by using Goal-Oriented Requirements Engineering (GORE) as a new approach method. GORE is one of the Requirements Engineering paradigms that intended to use goals in the Requirements Engineering activity. KAOS (Keep All Objects Satisfied) framework selected for this research approach. The results of the modification of the ontology development method with the KAOS framework approach show that it can be used to develop new ontologies. Modification of this method is called GOREO. After that, the resulting ontology fragments clear showing traceability with document sources where it comes from compared to the legacy methodology. Furthermore, there is a new process that is combining the resulting ontology fragments, which are the consequences of the GORE approach method."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Handayani
"Perubahan penggunaan tanah yang terjadi di suatu DAS dapat mengakibatkan karateristik hidrologis sungai menjadi terganggu, salah satunya variasi debit Ci Tanduy yang melintas di Kota Banjar. Dalam penelitian ini, dilakukan interpretasi citra Landsat dan survey lapang di 10 wilayah banjir. Penggunaan tanah danwilayah banjir diidentifikasi dan selanjutnya dikaitkan dengan ketinggian, kemiringan lereng, curah hujan dan debit sungai tahun 2002 dan 2009 dengan menggunakan metode analisis keruangan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebaran wilayah banjir di Kota Banjar berhubungan erat dengan jarak lokasi terhadap aliran sungai, khususnya sungai induk Ci Tanduy. Wilayah banjir di Kota Banjar terdapat di sub-DA Ci Muntur, Ci Jolang dan Ci Seel. Perubahan penggunaan tanah memiliki pengaruh terhadap wilayah banjir baik dari luas maupun letak, terutama perubahan dari non-permukiman menjadi permukiman di sempadan sungai. Perubahan penggunaan tanah juga mengakibatkan bertambahnya wilayah banjir di Kota Banjar.

Changes of landuse that occur in a watershed can lead to the hydrological characteristics of rivers to be disrupted, one of them is discharge variation of CiTanduy that across in Banjar City. In this study, Landsat image interpretation and field survey in 10 locations have done. Landuse and flood area were identified and then were associated with elevation, gradient, rainfall and discharge river in 2002 and 2009 using spatial analysis methods. Results of this study indicate that the distribution of flood areas in Banjar City is closely related to flow rivers, especially main rivers of Ci Tanduy. Distribution of flood areas in this city is located in three sub-basins, namely sub-DA Muntur,Ci Jolang, and Ci Seel. Changes of landuse have an influence on flood area, either from the extensive flood area and the location of flood area mainly, changes of nonresidential into settelement is found in the border river. Beside of the extensive flood area, the influence of land use changes also resulted the increasing of new flood areas in Banjar City.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1469
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhealma Nuhasti Avicena Fabian
"Mengoleksi merupakan salah satu budaya penggemar K-Pop. Photo card selama dua tahun terakhir menjadi komoditas koleksi yang paling banyak diminati di dalam fandom K-Pop. Bersamaan dengan tingginya minat koleksi photo card, muncul perubahan perilaku penggemar yang menjadi obsesif dan protektif terhadap photo card. Penelitian ini ditujukan untuk melihat perubahan perilaku konsumsi dan pemaknaan oleh penggemar terhadap photo card serta budaya penggemar mengoleksi photo card. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis keterlibatan emosional pada perubahan perilaku penggemar. Data yang diperoleh menjelaskan mengenai bagaimana perilaku penggemar dalam menjalankan dan memaknai aktivitas budaya penggemar koleksi photo card. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mencakup wawancara mendalam secara daring dan kajian pustaka. Informan yang terlibat merupakan penggemar K-Pop yang turut berpartisipasi menjadi kolektor photo card selama dua tahun terakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku konsumsi yang dilakukan penggemar K-Pop dalam budaya penggemar koleksi photo card, dilakukan atas hubungan emosional, seperti hubungan parasosial, yang terbentuk pada penggemar terhadap idola dan sesama penggemar. Keterlibatan emosional dan perilaku konsumsi juga menjadi sesuatu yang saling berhubungan dan berpengaruh dalam pembentukan pola perilaku dan pemaknaan baru oleh penggemar terhadap photo card.

One aspect of K-Pop fan culture is collecting. Photo cards for the last two years have become the most sought-after collections in the K-Pop fandom. Along with becoming a collection of interests, comes a shift in obsessive fan behavior and protective photo cards. This study is aimed at looking at changes in consumption behavior and meaning among photo card fans and the culture of collecting photo cards. This research was conducted by analyzing the emotional interactions of changes in fan behavior. The data obtained explains the behavior of fans in carrying out and interpreting the cultural activities of photo card collections. This study uses a qualitative method, which includes in-depth interviews and literature reviews. Informants involved are K-Pop fans who participated as photo card collectors for the last two years. The results show that the consumption behavior of K-Pop fans in the fan culture of photo card collections is based on emotional relationships, such as parasocial relationships, which are formed by fans towards idols and fellow fans. Involvement and consumption behavior are also interconnected and influential in the formation of new behavior patterns and meanings by fans of photo cards."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Singgih Santoso
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006
658.11 SIN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Millenio Ramadizsa
"Ketidakseimbangan pengetahuan merupakan fenomena yang semakin menonjol seiring berjalannya waktu, teurtama dengan perkembangan Articial Intelligence dan Data Science. Salah satu open knowledge base yang mengalami fenomena ini adalah Wikidata. Ketidakseimbangan pengetahuan dapat menyebabkan banyak hal negatif, contohnya adalah data yang tidak akurat dan kesimpulan yang bias. Untuk membantu mengatasi ketidakseimbangan pengetahuan kami mengusulkan sebuah solusi menggunakan association analysis. Kami menyediakan framework yang dapat mengidentifikasi gap properties, yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi akar dari ketidakseimbangan pengetahuan di dalam Wikidata class (e.g. computer scientists, sovereign states). Melalui gap property ratio, kami dapat menghitung level ketidakseimbangan pengetahuan dalam Wikidata class. Semakin tinggi gap property ratio maka semakin tinggi tingkat ketidakseimbangan pengetahuan dalam suatu kelas. Untuk memvalidasi framework yang kami buat, kami melakukan analisis ketidakseimbangan pengetahuan di 20 kelas Wikidata. Kami harap hasil dari riset ini dapat membantu kontributor Wikimedia dalam menyelesaikan fenomena ketidakseimbangan pengetahuan lebih cepat dan akurat.

Knowledge imbalances are a phenomenon that has become more and more prominent over the years, especially with the growth of AI and data science. Wikidata is one of the open knowledge bases having this phenomenon. The growing number of items in Wikidata is not followed by an even distribution to every group and community. This phenomenon may have multiple negative implications, such as data inaccuracy and biased conclusions. In order to help in addressing knowledge imbalances in Wikidata we propose an approach using association analysis. We provide a framework that can identify gap properties, useful to pinpoint the root causes of knowledge imbalances in Wikidata classes (e.g., computer scientists, sovereign states). Furthermore, through the gap property ratio, we can quantify the knowledge imbalance level within Wikidata classes. The higher the gap property ratio, the larger the knowledge imbalance is for that class. To further validate our framework we conduct a knowledge imbalance analysis on 20 Wikidata classes. We hope that the result of this research can help Wikimedia contributors in addressing the knowledge imbalance phenomenon in Wikidata more swiftly and accurately."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Wayan Rustiarini
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompleksitas tugas, tekanan waktu, dan lima sifat kepribadian yaitu
openness to experience, conscientiousness, extraversion, agreeableness, dan neuroticism pada kinerja auditor. Studi
mengenai pengaruh kompleksitas tugas dan tekanan waktu pada kinerja auditor telah banyak dilakukan namun masih
menunjukkan hasil-hasil yang tidak konsisten. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba memberikan titik pandang baru
dengan memasukkan sifat kepribadian auditor, yang sebelumnya jarang digunakan dalam penelitian bidang akuntansi.
Sebagai responden dalam ini adalah auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik. Hasil pengujian menunjukkan
bahwa variabel kompleksitas tugas dan tekanan waktu tidak berpengaruh pada kinerja auditor. Selain itu, hanya tiga
dari lima variabel sifat kepribadian yaitu conscientiousness, extraversion, dan neuroticism yang berpengaruh pada
kinerja.
The aim of the research in to investigate the influence of task complexity, time pressure, and five traits of auditor
personality such as openness to experience, conscientiousness, extraversion, agreeableness, and neuroticism on auditor
performance. There have been a number of research findings on task complexity and time pressure on auditor
performance, yet none shows consistency. This study, therefore, tries to provide a new point of view by using traits
personality of auditor, which are rarely used in the research field of accounting. Participants in this studies are auditors
who work on a public account firms in Bali. The results showed that task complexity and time pressure do not have
significant effects on auditor performance. Moreover, only three of the five personality variables—conscientiousness,
extraversion, and neuroticism—have significant effects on auditor performance."
Universitas Mahasaraswati Denpasar. Fakultas Ekonomi, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>