Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105927 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Anggraeni
"Menurut Pengamatan dan Penelusuran penulis,Kerusuhan Mei 1998 adalah hasil rekayasa dari pihak-pihak yang memanfaatkan krisis eonomi dan kondisi sosial politik yang rawan,serta sentimen rasial yang sudah ada dan dibina dengan sengaja.Maka terjadilah peusakan besar besaran dari tempat usaha maupun tempat tingal warga etnis Tionghoa,dengan mengorbankan sejumlah besar warga non-tionghoa terutama yang tidak mampu,yang dihasut dan di giring ke dalam gedung gedung yang kemudian dibakar oleh mereka yang dengan enteng disebut sebagai"penjarah".
Kekejian ini termasuk perkosaan,telah menggugah tokoh tokoh masyarakat,pekerja kemanusiaan dan pembela HAM sedemikian rupa,sehingga mereka menggalang kekuatan untuk menyatakan protes,yang juga disampaikan kepada Presiden B.J.Habibie pada 15 juli 1998.Presiden menyatakan mengutuk kejahatan seksual tersebut dan menjanjikan perlindungan kepada semua warganegara.
Buku ini adalah sebuah upaya untuk menuliskan sejarah perempuan. Mengutip Andy Yentriyani, sebuah upaya untuk menjauhkan kita menjadi bangsa amnesia. Upaya ini tentu perlu diikuti dengan sejumlah langkah sinergis untuk terus mendorong pengakuan negara atas pemerkosaan dan kekerasan terhadap perempuan yang terjadi dalam peristiwa Mei 1998 sekaligus mengupayakan pemulihan dan keadilan bagi korban serta memastikan agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi di masa yang akan datang"
Jakarta: Kompas, 2023
305.420 DEW t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Soekisno Hadikoemoro
Jakarta: Universitas Trisakti, 1999
320.959 8 SOE t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pattiradjawane, Rene L.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999
373 PAT t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Lembaga Studi Pers dan Pembangunan, 1999
320.095 98 NEG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Jingga
"Batasan etnik (ethnic boundary) terbentuk ketika adanya interaksi diantara dua atau lebih kelompok etnik dalam ruang lingkup sosial dan kawasan. Perbedaan budaya, bahasa, arsitektur dan kebiasaan sebagai ciri khas kelompok etnik membentuk sejenis batasan yang bersifat membedakan identitas kelompok etnik. Ketika masyarakat semakin lama berinteraksi dan bersosialisasi, batasan etnik juga akan berubah dan memengaruhi perkembangan area di mana mereka hidup dan berkegiatan. Salah satu pecinan terbesar di Indonesia, yaitu kawasan Glodok Jakarta memiliki identitas sebagai pusat perdagangan yang dikelola oleh kelompok etnik Tionghoa dari masa kolonial hingga saat ini, dan telah menjadi kawasan yang unik di Jakarta dengan karakteristik arsitektur pecinannya. Penulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi batasan etnik dengan melihat unsur bangunan serta ruang kegiatan dalam arsitektur di area Glodok serta perkembangannya ketika adanya faktor eksternal, seperti tragedi pembantaian keturunan etnis Tionghoa di Batavia pada era kolonial Belanda maupun tragedi Mei 1998 di Indonesia yang menargetkan kawasan etnik Tionghoa. Oleh karena itu, penulisan ini mencoba menghubungkan manifestasi batasan etnik dengan identitasnya untuk mengidentifikasi perubahan pada kawasan Glodok sebagai respon terhadap tragedi Mei 1998, seperti perubahan visual pada bangunan ruko yang berkembang mengikuti batasan etnik, atau ruang kegiatan berdagang sebagai media berkembangnya batasan tersebut.

An Ethnic Boundary forms between the interaction of two or more different ethnic groups, the differences between culutures, languages, architecture and gestures form a kind of boundary that makes people distinctive to one another. Then, as more people interact and socialize, ethnic boundaries will also change and affect the development of the area whereas people live and do activities. One of the biggest Chinatown in Indonesia, Glodok area had the identity known as a trading area managed by Chinese Indonesian from the colonial era until now, and has become a very iconic place in Jakarta for the characteristics as a Chinatown. This study aims to identify the ethnic boundary by studying the buildings and space for activity formed within the area of Glodok, and also to identify another effect of the boundary as it was influenced by major external factors, just like the massacre of the Chinese Indonesian in the colonial era and also the tragedy of May 1998 in Indonesia that mainly targeted the Chinese Indonesian settlement, this also includes the characteristic and changes that occur in the rebuilding of the area. Therefore, this study tries to connect the forms of ethnic boundary identity to identify the changes made to the urban area of Glodok afterwards as the response to the May 1998 tragedy, like the visual changes in ruko buildings that develops alongside the ethnic boundary, or the space of activities that becomes the medium of the development of that boundary."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dony Tjipto Nugroho
"Sumber data dalam penelitian ini adalah cerpen-cerpen Nova bulan Mei 1998, yakni Bapak (karya Iyang Nur Ch.); Pulang (Yeni Ratnakomala); Fitnah (Humam S. Chudori); Istri Muda (Dwiyanto); Pilihan (Beni Jusuf); dan satu nomor penerbitan bulan September 1999 (Nova No. 60317{11 12-19 September 1999) yang berisi lima cerpen berikut: Lusi si Penari (Budi Sarjono); Surat dari Karni (Rositi Baskoro); Nasihat (Sistri R.); Sita dan Suaminya (Seno Gumira Ajidarma); dan Persaingan (Eko Hartono). Penelitian bertujuan mengungkapkan representasi tokoh perempuan dan penokohannya daiam cerpen-cerpen Nova. Penelitian dikaitkan pada konsep Gaya Tuchman tentang representasi perempuan dalam suatu karya di media massa, yakni the symbolic annihilation of women.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dan dengan pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Kesimpulannya, pertama, tokoh perempuan ditampilkan tanpa terlalu dijelaskan de-skripsi fisik masing-masingnya. Kedua, tokoh perempuan dapat dikelompokkan berdasarkan statusnya sebagai perempuan ibu rumah tangga biasa (tanpa karier), perempuan yang menjadi ibu rumah tangga dan bekerja, perempuan yang bekerja saja, perempuan berpendidikan tergolong tinggi, dan perempuan berpendidikan tergolong rendah. Ketiga, penokohan dilakukan secara kisahan (telling) dan ragaan (showing). Namun, cara ragaan lebih mendominasi.
Ditinjau dari sudut konsep peniadaan perempuan secara simbolis, kesimpulannya: pertama, representasi fisik dan karakter tokoh perempuan di dalam cerpen Nova tidak persis sama dengan paparan Tuchman. Kedua, sepuluh cerpen Nova menampilkan secara berbeda-beda mengenai peran perempuan di masyarakat patriarkat sebagai istri, ibu, maupun ibu rumah tangga. Ketiga, hanya satu cerpen, yaitu Persaingan, yang tampak lepas dari dominasi lelaki dalam representasi di media massa. Sembilan cerpen Nova lainnya menampilkan dominasi tersebut. Keempat, sepuluh cerpen Nova memperlihatkan pengucilan, pengabaian, dan peminggiran minat dan kepentingan perempuan. Kelima, apabila dilakukan perbandingan antara cerpen-cerpen Nova periode Mei 1998 dengan terbitan September 1999 yang dijadikan data, maka cerpen Persaingan menunjukkan perubahan yang bersifat kasus. Kesembilan cerpen lainnya tidak menunjukkan poin yang dapat dijadikan acuan secara tegas bahwa telah terjadi perubahan dalam representasi tokoh perempuan dengan acuan konsep Gaye Tuchman."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S10813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Linsa Hikmawati
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai pemerkosaan massal terhadap perempuan Tionghoa dalam Tragedi Mei 1998 di Jakarta. Beberapa studi yang membahas kekerasan terhadap masyarakat Tionghoa dalam Tragedi Mei 1998 di Jakarta sedikit yang menaruh perhatian pada kekerasan terhadap perempuan Tionghoa (misalnya Purdey 2013; Siegel 1998; dan TadiƩ 2009). Beberapa penulis yang mencoba memberikan perhatian seperti Heryanto (2000) dan Wichelen (2000) masih melihat masalah itu dari satu aspek bahasan seperti kekerasan negara dan gender. Dengan menggunakan metode kualitatif yaitu dengan pemeriksaan dokumen yang relevan dan studi literatur, penelitian ini berargumen bahwa pemerkosaan terhadap perempuan Tionghoa merupakan peristiwa yang kompleks dan perlu dilihat dengan penjelasan yang lebih dalam. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan peristiwa tersebut dengan konsep opresi atau kekerasan berlapis dengan menggunakan konsep kekerasan struktural, interseksionalitas, ideologi gender negara, dan pemerkosaan massal. Opresi berlapis terhadap masyarakat Tionghoa melihat bahwa posisi mereka yang kuat secara ekonomi namun lemah secara sosial-politik telah membangun akar sentimen masyarakat pribumi terhadap masyarakat Tionghoa. Situasi tersebut semakin rumit dengan adanya ideologi gender negara serta budaya patriarki masyarakat dalam memandang perempuan (konstruksi sosial keperempuanan sebagai simbol kehormatan dan objektifikasi dari tubuh perempuan)."
Jakarta: Departemen Ilmu Politik FISIP UI, 2017
320 JURPOL 2:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Fatia Nadia
Yogyakarta: Galangpress, 2009
305.409 ITA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Indayani Jusuf
Jakarta : Solidaritas Nusa Bangsa (SNB), 2005
324.7 EST r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fadli Zon
Jakarta: Institute for Policy Studies, 2009
322.4 FAD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>