Ditemukan 183663 dokumen yang sesuai dengan query
Nariyah Azzahra
"Indonesia merupakan negara tropis sehingga memungkinkan tumbuhnya berbagai mikroorganisme, salah satunya jamur. Jamur dapat mengakibatkan berbagai penyakit infeksi. Oleh karena itu diperlukan suatu media yang dapat digunakan untuk studi mikrobiologi (Jiwintarum, 2017). Terdapat tiga jenis media yang digunakan untuk pertumbuhan jamur, yaitu media alami, media semi sintetik, dan media sintetik. Salah satu media sintetik untuk pertumbuhan jamur adalah Sabouraud Dextrose Agar (SDA). Pembuatan suatu media diperlukan analisis dari uji pengendalian mutu untuk menjamin bahwa suatu media dapat menjadi tempat pembenihan mikroba yang subur. Penelitian ini dilakukan secara retrospektif dengan cara mengumpulkan dan mengambil data dari batch record dan laporan validasi proses media SDA SA000-0323002, SA000-0423004, SA000-0523005. Kemudian dianalisis terkait uji pengendalian mutunya yang terdiri dari Uji In House Method, Uji GPT dan Uji Sterilitas. Berdasarkan analisis hasil uji pengendalian mutu yang terdiri dari uji visual, uji pengisian volume, uji pH, uji Growth Promotion Test (GPT) dan uji sterilitas memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan serta media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) tersebut bisa digunakan untuk menumbuhkan jamur.
Indonesia is a tropical country so it allows the growth of various microorganisms, one of which is fungi. Fungi can cause various infectious diseases. Therefore, a medium is needed that can be used for microbiology studies (Jiwintarum, 2017). There are three types of media used for fungal growth, namely natural media, semisynthetic media, and synthetic media. One synthetic medium for fungal growth is Sabouraud Dextrose Agar (SDA). Making a media requires analysis of quality control tests to ensure that a media can become a fertile breeding ground for microbes. This research was conducted retrospectively by collecting and retrieving data from batch records and SDA media process validation reports SA000-0323002, SA000-0423004, SA000-0523005. Then it is analyzed regarding the quality control test which consists of the In House Method Test, GPT Test and Sterility Test. Based on the analysis of the results of quality control tests consisting of visual tests, volume filling tests, pH tests, Growth Promotion Tests (GPT) and sterility tests that meet the specified specifications and the Sabouraud Dextrose Agar (SDA) media can be used to grow mushrooms."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Catur Putri Miftahul Jannah
"Inokulasi mikroba memerlukan pendekatan aseptik untuk memastikan bahwa mikroba yang diinokulasi benar-benar mikroba yang kita inginkan sehingga kerusakan serius yang dapat disebabkan oleh beberapa mikroorganisme yang tersebar luas di alam dapat dihindari. Untuk mencapai hal tersebut tentu saja peralatan aseptik dan lingkungannya harus disiapkan. Media dan peralatan yang tepat, serta media yang steril atau bebas dari mikroba lain, diperlukan untuk menghasilkan biakan mikroba murni melalui uji Growth Promotion Test (GPT). GPT adalah uji untuk memastikan kesuburan media sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme dalam percobaan laboratorium mikrobiologi dengan cara menginokulasi sebagian media dengan tingkat mikroorganisme yang diketahui lalu diinkubasi selama waktu dan suhu tertentu dan diamati untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Media yang digunakan dalam pengujian GPT yaitu Tryptic Soy Agar (TSA). TSA direkomendasikan untuk budidaya, pemeliharaan, dan transportasi biakan murni mikroorganisme namun tidak dimaksudkan untuk diagnosis penyakit manusia atau kondisi medis lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk memastikan kesesuaian media tryptic soy agar (TSA) dengan fungsinya sebagai media pertumbuhan mikroorganisme. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan pengujian GPT langsung kemudian menghitung nilai recovery dari hasil pengujian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media Tryptic Soy Agar (TSA) mampu menumbuhkan bakteri dan jamur dengan sangat baik karena hasil %recovery lebih dari 70% untuk bakteri dan 50% untuk jamur atau kapang dan khamir.
Microbial inoculation requires an aseptic approach to ensure that the inoculated microbes are truly the microbes we want so that serious damage that can be caused by some microorganisms that are widespread in nature can be avoided. To achieve this, of course, aseptic equipment and the environment must be prepared. The right media and equipment, as well as media that is sterile or free from other microbes, are needed to produce pure microbial cultures through the Growth Promotion Test (GPT). GPT is a test to ensure the fertility of the media as a place for the growth of microorganisms in microbiology laboratory experiments by inoculating a portion of the media with known levels of microorganisms and then incubating them for a certain time and temperature and observing to get the expected results. The media used in GPT testing is Tryptic Soy Agar (TSA). TSA is recommended for the cultivation, maintenance, and transportation of pure cultures of microorganisms but is not intended for the diagnosis of human disease or other medical conditions. This research aims to ensure the suitability of tryptic soy agar (TSA) media for its function as a growth medium for microorganisms. This research was carried out by conducting direct GPT testing and then calculating the recovery value from the test results. The research results showed that Tryptic Soy Agar (TSA) media was able to grow bacteria and fungi very well because the recovery rate was more than 70% for bacteria and 50% for fungi or molds and yeast."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Siregar, Aufa Nafilah
"Seorang apoteker yang profesional harus mampu menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama masa studi dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian. Sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan calon apoteker mengenai peran, fungsi, dan tanggung jawab apoteker serta mendapatkan gambaran pekerjaan kefarmasian, calon apoteker perlu melaksanakan Praktik Kerja Profesi Apoteker terlebih dahulu sebelum memasuki dunia kerja. Praktik kerja profesi apoteker dilakukan di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama periode Maret 2022, KFTD Jakarta 1 periode April 2022, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo periode Mei-Juni 2022, PT. Forsta Kalmedic Global periode Juli-Agustus 2022, dan Apotek Roxy Biak September 2022. Setelah pelaksanaan praktik kerja profesi apoteker di Puskesmas, PBF, Rumah Sakit, Industri, dan Apotek, calon apoteker diharapkan dapat memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang cukup sehingga siap untuk memasuki dunia kerja sebagai apoteker yang kompeten dan profesional.
A professional pharmacist must be able to apply the knowledge that has been acquired during the study period in carrying out pharmaceutical work. As an effort to increase the knowledge and skills of prospective pharmacists regarding the roles, functions and responsibilities of pharmacists and to get an overview of pharmaceutical work, prospective pharmacists need to carry out Pharmacist Professional Work Practice before entering the world of work. Pharmacist professional work practice is carried out at Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama for the period of March 2022, KFTD Jakarta 1 periode for the period of April 2022, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo for the period of May-June 2022, PT. Forsta Kalmedic Global for the period of July-August 2022, and Apotek Roxy Biak for the period of September 2022. Setelah pelaksanaan praktik kerja profesi apoteker di Puskesmas, PBF, Rumah Sakit, Industri, dan Apotek, The new pharmacist are expected to have sufficient insight, knowledge, skills and experience so that they are ready to enter the world of work."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nur Tyas Ayunda
"Di era globalisasi, perkembangan industri kesehatan dapat dilihat melalui kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan arus informasi. Salah satu aspek dari kemajuan tersebut adalah pesatnya kemajuan dalam industri alat kesehatan. Mirip dengan sediaan farmasi, perangkat medis juga memiliki pedoman pembuatan yang harus dipatuhi untuk memastikan keamanan, kualitas, dan kemanjuran. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik (CPAKB) pada tahun 2017 untuk mengatur produksi alat kesehatan. Dengan semakin meningkatnya kemajuan teknologi di bidang kesehatan, industri alat kesehatan perlu memenuhi kualifikasi tertentu untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Kajian ini fokus pada pelatihan operator produksi pada industri alat kesehatan untuk meningkatkan daya saing serta meningkatkan mutu dan manfaat alat kesehatan yang dihasilkan. Permasalahan penelitian berkisar pada perlunya menilai efektivitas program pelatihan dalam meningkatkan keterampilan dan kinerja operator produksi di industri alat kesehatan. Metodologinya meliputi pelaksanaan sesi pelatihan berdasarkan Prosedur Operasi Standar (SOP) pembersihan dan pengoperasian mesin, serta evaluasi kemampuan operator melalui penilaian langsung selama proses produksi dan post-test. Hasilnya menunjukkan pentingnya pelatihan dan evaluasi berkelanjutan untuk memastikan kompetensi operator produksi dan mendukung pertumbuhan industri alat kesehatan. Studi ini menyoroti pentingnya pelatihan dalam meningkatkan keterampilan dan kinerja operator produksi, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap keberhasilan dan pengembangan PT. Forsta Kalmedic Global (Forsta) dan industri sejenis.
In the era of globalization, the development of the health industry can be seen through the advancement of knowledge, technology, and information flow. One aspect of this progress is the rapid advancement in the medical device industry. Similar to pharmaceutical preparations, medical devices also have manufacturing guidelines that must be followed to ensure safety, quality, and efficacy. The Ministry of Health of the Republic of Indonesia issued the Good Manufacturing Practices for Medical Devices (CPAKB) in 2017 to regulate the production of medical devices. With the increasing technological advancements in healthcare, the medical device industry needs to meet certain qualifications to achieve set targets. This study focuses on the training of production operators in the medical device industry to enhance competitiveness and improve the quality and benefits of produced medical devices. The research problem revolves around the need to assess the effectiveness of training programs in improving the skills and performance of production operators in the medical device industry. The methodology involves conducting training sessions based on Standard Operating Procedures (SOP) for machine cleaning and operation, as well as evaluating the operators' abilities through direct assessments during production processes and post-tests. The results show the importance of continuous training and evaluation to ensure the competence of production operators and support the growth of the medical device industry. This study highlights the significance of training in enhancing the skills and performance of production operators, ultimately contributing to the overall success and development of PT. Forsta Kalmedic Global (Forsta) and similar industries."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Figel Ilham
"Kultur sel merupakan metode tradisional yang hingga saat ini masih digunakan karena dapat mengetahui bakteri apa saja yang muncul dalam suatu penyakit infeksius bakteri. Selain itu, kultur sel juga digunakan untuk penelitian antigen dan keampuhan antibiotik, model eksperimen, dan studi genetika. Tryptic Soy Agar (TSA) merupakan salah satu media kultur sel yang sering digunakan. PT Forsta Kalmedic Global telah memproduksi produk media TSA, tetapi menurut laporan yang diperoleh hasilnya tidak maksimal. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah analisis metode 4M1E yang dikenal sebagai metode analisis kondisi masalah yang ada atau Anakonda. Selain itu, data pendukung juga dikumpulkan seperti kualifikasi instalasi, kualifikasi operasional, wawancara, observasi, dan data pendukung lainnya yang diperoleh dari PT Forsta Kalmedic Global. Data menunjukkan bahwa persentase item ditolak pada bets A, B, dan C berturut-turut adalah 69%, 78%, dan 64,29%. Adapun hasil wawancara yang diperoleh adalah personel sudah menggunakan alat pelindung diri yang baik dan benar serta menjaga kebersihan dan sudah menerima pelatihan seecara nonformal. Akan tetapi, personel belum terkualifikasi karena belum ditemukan bukti dokumen resmi yang menunjukkan bahwa personel tersebut sudah terkualifikasi. Material juga sudah sudah steril dan tidak tercemar. Untuk mesin produksi media TSA, kualifikasi sudah dilakukan tetapi hasilnya tidak tajam. Selain itu, latar belakang ruangan pada mesin produksi TSA adalah kelas D, di mana seharusnya berkelas B.
Cell culture is a traditional method used until nowadays due to the ability to identify bacteria that appeared in bacterial infectious disease. In addition, cell culture can be used also in antigen studies, antibiotic potency, experiment model, and genetic studies. Tryptic Soy Agar (TSA) is one of the examples of the cell culture media frequently used. PT Forsta Kalmedic Global has produced TSA media product, but according to the reports, the yield is not optimal. The activity consists of the 4M1E method of analysis known as the method of problem-solving analysis. Besides, supporting data are collected e.g. installation qualification, operational qualification, interview, observation, and other supporting data received by PT Forsta Kalmedic Global. Data shows that the percentage of rejections of batch A, B, and C respectively is 69%, 78%, and 64.29%. According to the interview, personnels have already worn personal protective equipment properly, kept the workspace clean, and received informal training. However, they have not been qualified due to the inability to show official documents that prove they have been qualified. The materials are also sterile and not polluted. On the TSA production machine, qualifications have been done but the results are not sharp. In addition, the cleanroom background on the TSA production machine is in class D, where it should have been class B."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Puspa Yunita
"
Praktik Kerja Profesi Apoteker di PT. Forsta Kalmedic Global bertujuan untuk mengetahui peran, fungsi, serta tanggung jawab apoteker di Industri Farmasi dan penerapan CPOB di Industri Farmasi. Tugas khusus yang diberikan berupa penyusunan protokol dan pelaksanaan kualifikasi Mesin Mediapump dan Rotosealer. Kualifikasi meliputi Kualifikasi Instalasi (KI) dan Kualifikasi Operasional (KO). Dilakukan kegiatan kualifikasi dengan pedoman protokol kualifikasi yang telah disusun, kemudian disusun laporan hasil kualifikasi. Hasil kualifikasi Mesin Mediapump dan Rotosealer menyatakan bahwa mesin-mesin tersebut memenuhi persyaratan untuk dapat menghasilkan produk dengan baik dalam batas operasional yang dapat diterima.
Pharmacist Professional Work Practice at PT. Forsta Kalmedic Global aims to find out the roles, functions and responsibilities of pharmacists in the pharmaceutical industry and the implementation of GMP in the pharmaceutical industry. The special task given is in the form of preparing protocols and implementing qualifications for Mediapump and Rotosealer Machines. Qualifications include Installation Qualification (KI) and Operational Qualification (KO). Qualification activities are carried out with the qualification protocol guidelines that have been prepared, then a qualification results report is prepared. The results of the qualification of the Mediapump and Rotosealer Machines state that these machines meet the requirements to be able to produce products properly within acceptable operational limits."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nur Mulzimatus Syarifah
"Alat kesehatan merupakan salah satu komponen penting disamping tenaga dan obat dalam sarana pelayanan kesehatan. Pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan diselenggarakan dengan meningkatkan kapabilitas dan kapasitas industri farmasi dan alat kesehatan dalam negeri dengan prioritas obat dan alat kesehatan nasional, termasuk untuk ekspor. PT. Forsta Kalmedic Global merupakan salah satu industri yang bergerak di bidang manufaktur alat kesehatan dan diagnostic. Pentingnya pelaksanaan kegiatan operasional dan pemeliharan mesin produksi PT. Forsta Kalmedic Global dengan melakukan penilaian resiko mutu. Manajemen risiko mutu adalah suatu proses sistematis untuk melakukan penilaian, pengendalian, komunikasi dan pengkajian risiko terhadap mutu obat. Industri farmasi dapat menilai dan mengelola risiko dengan menggunakan perangkat manajemen risiko dan/atau prosedur internal. Salah satu contoh perangkat dalam penilaian dan pengelolaan risiko ialah Failure mode and effects analysis (FMEA). Berdasarkan hasil penggalian informasi, didapatkan berbagai macam kelompok aktivitas needle attaching dengan berbagai tingkatan potensi risiko.
Medical devices are one of the important components besides energy and drugs in health service facilities. The development of the pharmaceutical and medical device industry is carried out by increasing the capability and capacity of the domestic pharmaceutical and medical device industry with national drug and medical device priorities, including for export. PT. Forsta Kalmedic Global is one of the industries engaged in manufacturing medical devices and diagnostics. The importance of implementing operational activities and maintaining production machines of PT. Forsta Kalmedic Global by conducting a quality risk assessment. Quality risk management is a systematic process for assessing, controlling, communicating and assessing risks to drug quality. The pharmaceutical industry can assess and manage risk using risk management tools and/or internal procedures. One example of a tool in risk assessment and management is Failure mode and effects analysis (FMEA). Based on the results of extracting information, various groups of needle attaching activities with various levels of potential risk were obtained."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Dewi Aryani
"Pengadaan dan pengelolaan bahan baku merupakan bagian penting dari manajemen rantai pasok. Oleh karena itu dibutuhkan manajemen operasional untuk mengelola persediaan bahan baku. Material Requirement Planning (MRP) merupakan satu set teknik pengelolaan persediaan menggunakan data bill of material (BOM), data persediaan, dan jadwal induk produksi untuk menghitung kebutuhan bahan baku. Berdasarkan MRP juga dapat dijadikan patokan untuk menjadwalkan waktu pemesanan bahan baku. Laporan ini disusun untuk mengupayakan terwujudnya perencanaan dan pengelolaan bahan baku yang baik sehingga dapat melancarkan proses produksi. Penyusunan laporan dilakukan melakukan studi literatur dari berbagai referensi dan observasi dokumen-dokumen terkait MRP yang digunakan di PT. Forsta Kalmedic Global. Selain itu, pembaruan database bill of material juga dilakukan terkait dengan adanya penambahan SKU pada produk alat kesehatan yang diproduksi. Penerapan sistem MRP berbasis komputer dan pembaruan database bill of material diharapkan dapat memudahkan perancangan jumlah kebutuhan bahan baku dan waktu pemesanan sesuai dengan permintaan pembeli maupun rencana produksi.
Raw material procurement and control is an important part of supply chain management. Therefore, operational management is needed to manage raw material inventory. Material Requirement Planning (MRP) is a set of inventory management techniques using bill of material (BOM), inventory data, and master production schedules (MPS) to calculate raw material requirements. Based on MRP, it can also be used as a benchmark for scheduling the time to order raw materials. This report was written to strive for the realization of good planning and management of raw materials to launch the production process. The preparation of the report was carried out by conducting literature studies from various references and observing documents related to MRP which are used at PT Forsta Kalmedic Global. In addition, an update of the bill of materials database was also conducted related to the addition of SKUs to the medical device products being manufactured. The application of a computer based MRP system and updating the bill of materials database is expected to facilitate the planning of the number of raw material requirements and order times following buyer requests and production plans."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Dezh Nahda Athiyya
"Kinerja karyawan menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam mendukung produktivitas sebuah perusahaan baik itu BUMN ataupun perusahaan swasta di Indonesia. Kompetensi berpengaruh terhadap kinerja karyawan, hal ini bisa diasumsikan apabila kompetensi terus meningkat maka kinerja karyawan akan meningkat pula. PT. Forsta Kalmedic Global (Forsta) sebagai industri manufaktur alat kesehatan membutuhkan training operator produksi tersebut yang pada dasarnya untuk mendukung kelancaran operasional dan produktivitas dalam produksi alat kesehatan. Training yang rutin dilakukan adalah training SOP (Standar Operasional Prosedur) pembersihan dan pengoperasian mesin. Tugas khusus kali ini dilakukan Evaluasi Kompetensi Operator Produksi Media Nutrient Di PT. Forsta Kalmedic Global Tahun 2023. Evaluasi ini dilakukan berdasarkan uji kompetensi karyawan mengenai pembuatan media nutrient dengan metode Skill Matrix. Berdasarkan hasil laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PT. Forsta Kalmedic Global, dapat disimpulkan bahwa dari data hasil evaluasi kompetensi pada operator produksi media nutrient terdapat 9 operator berkompeten dikarenakan nilai yang dihasilkan diatas 70 dan 13 operator tidak berkompeten dikarenakan nilai yang dihasilkan dibawah 70 sehingga dibutuhkan pelatihan tambahan untuk mengoptimalkan kinerja dan kompetensi operator produksi.
Employee performance is a very important aspect in supporting the productivity of a company, whether state-owned or private companies in Indonesia. Competence influences employee performance. It can be assumed that if competency continues to increase, employee performance will also increase. PT. Forsta Kalmedic Global (Forsta) as a medical equipment manufacturing industry requires production operator training which is basically to support smooth operations and productivity in the production of medical devices. The training that is routinely carried out is SOP (Standard Operating Procedure) training for cleaning and operating machines. This task was to evaluate the competency of media nutrient production operators at PT. Forsta Kalmedic Global 2023. This evaluation was carried out based on employee competency tests regarding the manufacture of media nutrient using the Skill Matrix method. Based on the results of the Pharmacist Professional Work Practices report at PT. Forsta Kalmedic Global, it can be concluded that from the competency evaluation data for nutrient media production operators, there are 9 competent operators because the resulting score is above 70 and 13 operators are not competent because the resulting score is below 70, so additional training is needed to optimize the performance and competence of production operators."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Dinda Shabira Anjani
"Industi yang memproduksi alat kesehatan wajib menerapkan CPAKB (Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Benar). CPAKB bertujuan untuk menjamin alat kesehatan yang diproduksi memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan manfaat sesuai dengan tujuan pembuatannya. Salah satu aspek dasar dalam CPAKB adalah manajemen resiko mutu, contohnya yaitu Failure Mode Effects Analysis (FMEA). FMEA merupakan metode sistematis yang bertujuan untuk mengevaluasi kemungkinan terjadinya suatu kegagalan dari sebuah sistem, desain, proses atau servis. Setelah potensial kegagalan dari suatu proses telah teridentifikasi, maka dilanjutkan dengan pengendalian resiko. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko hingga mencapai batas yang dapat diterima. Salah satu produk dari PT. Forsta Kalmedic adalah Surgical Suture. Terdapat beberapa tahap dalam proses produksi Surgical Suture, salah satunya adalah proses unwiding menggunakan alat Rack Winder dan Mono Winder. Oleh karena itu, tugas khusus ini bertujuan untuk menganalisis resiko pontesial kegagalan dan rencana pengendalian untuk mesin Rack Winder dan Mono Winder. Proses penyusunan tugas khusus ini diawali dengan penetapan penyebab potensial, modus kegagalan potensial, dan dampak dari kedua mesin tersebut. Kemudian, menentukan tingkat resiko dengan menggunakan risk rating factors. Setelah tingkat kekritisan potensial resiko sudah ditentukan kemudian membuat atau mencari rencana pengendalian. Informasi yang digunakan dalam penyusunan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) untuk mesin rackwinder dan monowinder diperoleh dari SOP, prosedur pelaksanaan dan mewawancarai operator serta staf produksi. Data kemudian diolah dalam bentuk Microsoft Excel.
Industries that produce medical devices are required to implement CPAKB (Correct Method of Manufacturing Medical Devices). CPAKB aims to ensure that the medical devices produced meet the requirements for safety, quality and benefits according to the purpose for which they were made. One of the basic aspects of CPAKB is quality risk management, for example Failure Mode Effects Analysis (FMEA). FMEA is a systematic method that aims to evaluate the possibility of failure of a system, design, process or service. After the potential failure of a process has been identified, it is followed by risk control. The goal is to reduce risk to an acceptable limits. One of the products of PT. Forsta Kalmedic is Surgical Suture. There are several stages in the Surgical Suture production process, one of which is the unwiding process using Rack Winder and Mono Winder machines. Therefore, this paper aims to analyze the potential risk of failure and control plans for Rack Winder and Mono Winder machines. Firstly, it begins with determining the potential causes, potential failure modes, and impacts of the two machines. Then followed by determining the level of risk using risk rating factors. After the criticality level of the potential risk has been determined then it is possible to create a control plan. Information used in preparing the Failure Mode Effect Analysis (FMEA) for rackwinder and monowinder machines was obtained from SOPs, implementation procedures and interviewing operators and production staff. The data is then processed in Microsoft Excel."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library