Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 232761 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Pajariana
"Ketersediaan obat adalah hal yang harus diperhatikan, sebab, kurang ataupun lebihnya sediaan farmasi akan berdampak pada keberlangsungan pelayanan kefarmasiaan pada pasien. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu perencanaan dalam proses pengelolaan sediaan kefarmasian agar dapat menjamin ketersediaan obat dalam jumlah yang mencukupi, aman, bermutu, bermanfaat, serta terjangkau. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam perencanaan obat ialah metode konsumsi. Metode ini didasarkan pada analisis data konsumsi obat periode sebelumnya. Oleh sebab itulah diperlukan evaluasi terhadap penggunaan obat pada periode sebelumnya agar dapat diperkirakan jenis serta jumlah obat yang akan diadakan di periode selanjutnya. Pada karya ilmiah ini dilakukan evaluasi terhadap penggunaan obat di Puskesmas Kecamatan Ciracas sejak tahun 2017 hingga 2022 menggunakan metode ABC dan VEN.  Hasil evaluasi menunjukkan bahwa Jenis obat pada kelompok A memiliki jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok B dan C, namun jumlah pemakaiannya paling banyak sehingga obat pada kelompok A menjadi prioritas dalam kegiatan perencanaan serta pengadaan sediaan farmasi di  Puskesmas Kecamatan Ciracas. Rata-rata banyak jenis obat kategori V (vital) yang telah digunakan di Puseksmas Kecamatan Ciracas dari tahun 2017 sampai 2022 lebih rendah daripada dua kategori lainnya.

Availability of medicines is something that must be considered, because whether there is a shortage or excess of pharmaceutical supplies will have an impact on the continuity of pharmaceutical services for patients. Therefore, a plan is needed in the process of managing pharmaceutical supplies in order to ensure the availability of medicines in sufficient quantities, safe, quality, useful and affordable. One method that can be used in drug planning is the consumption method. This method is based on analysis of drug consumption data from previous periods. For this reason, it is necessary to evaluate drug use in the previous period so that we can estimate the type and quantity of drugs that will be available in the next period. In this paper, an evaluation of drug use was carried out at the Ciracas District Health Center from 2017 to 2022 using the ABC and VEN methods. The evaluation results show that there are fewer types of drugs in group A compared to groups B and C. The average number of types of group V (vital) drugs that have been used at the Ciracas District Health Center from 2017 to 2022 is lower than the other two categories.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ronaldo
"Penggunaan obat off-label sudah meluas di dunia klinis, namun penggunaan obat diluar indikasi klinis yang disetujui dapat menyebabkan beberapa masalah terkait obat. Obat off-label digunakan karena obat yang tersedia dan disetujui tidak memberikan efek yang diinginkan sehingga dokter mencoba obat yang belum disetujui indikasinya. Tugas khusus ini bertujuan untuk memberikan suatu ukuran mutu pelayanan farmasi mengenai pemilihan penggunaan obat off-label di Puskesmas Kecamatan Kalideres. Metode yang digunakan dalam laporan merupakan studi literatur terkait indikasi off-label obat-obatan yang tersedia di Puskesmas Kecamatan Kalideres Jakarta Barat. Obat-obat yang memiliki indikasi off-label dari daftar obat di puskesmas kecamatan Kalideres yaitu: amitriptilin, asetilsistein, aspirin, asam folat, domperidon, kalsium glukonat, kotrimoksazol, deksametason, dimenhidrinat, ibuprofen, ketokonazole, metformin, metoklopramide, metronidazol, nifedipin dan prednison.

The use of off-label drugs has become widespread in clinical practice worldwide, but the use of drugs outside approved clinical indications can lead to several drug-related issues. Off-label drugs are used when drugs do not produce the desired effects, prompting doctors to try drugs whose indications have not been approved. This report aims to provide a measure of the quality of pharmacy services regarding the selection of off-label drug use at the Kalideres Sub-district Community Health Center. The method used in the report is a literature study related to off-label indications of drugs available at the Kalideres Sub-district Community Health Center in West Jakarta. Drugs with off-label indications from the list of drugs at the Kalideres Sub-district Community Health Center include: amitriptyline, acetylcysteine, aspirin, folic acid, domperidone, calcium gluconate, cotrimoxazole, dexamethasone, dimenhydrinate, ibuprofen, ketoconazole, metformin, metoclopramide, metronidazole, nifedipine, and prednisone.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Oktariani
"Obat merupakan unsur penting dalam berbagai upaya pelayanan kesehatan. Perencanaan obat yang tidak tepat juga dapat menyebabkan pembengkakan biaya pengadaan dan penyimpanan. Perencanaan obat harus dianalisis agar dapat mengoptimalkan penggunaan anggaran, salah satu metode analisis yang sering digunakan adalah metode ABC/pareto. Analisis ABC dapat dilakukan berdasarkan jumlah kumulatif pemakaian dan nilai investasi dari sediaan yang ada. karakteristik obat di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit tahun 2021 setelah di evaluasi menggunakan metode ABC pada kelompok A terdiri dari 40 item obat, kelompok B terdiri dari 36 item obat, dan kelompok C terdiri dari 99 item obat.

Drugs are an important element in various health care efforts. Inappropriate drug planning can also lead to increased procurement and storage costs. Drug planning must be analyzed in order to optimize the use of the budget, one method of analysis that is often used is the ABC/pareto method. ABC analysis can be carried out based on the cumulative amount of use and investment value of existing stocks. drug characteristics at the Duren Sawit District Health Center in 2021 after being evaluated using the ABC method in group A consisting of 40 drug items, group B consisting of 36 drug items, and group C consisting of 99 drug items."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Garda Cakranusa
"Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Ciracas pada tahun 2019 mengalami kekurangan stok sehingga harus dilakukan peminjaman persediaan obat. Disisi lain, juga terjadi kelebihan stok pada 32 item sediaan obat yang dikelola hingga terjadi kedaluwarsa. Hal ini menyebabkan terhambatnya pelayanan rumah sakit dan habisnya sebagian anggaran belanja farmasi, sehingga dana tidak mencukupi untuk obat-obatan penting lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh simulasi MMSL (Minimum-Maximum Stock Level) terhadap nilai sisa stok akhir tahun dan rasio perputaran persediaan, serta menganalisis prioritas pemesanan dan pemantauan berdasarkan analisis matriks ABC-VEN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan desain penelitian cross-sectional. Metode pengumpulan data yang digunakan retrospektif menggunakan data sekunder yang didapat dari laporan persediaan 2019 dan laporan pengadaan 2019. Simulasi MMSL berpotensi menurunkan nilai sisa stok obat akhir tahun hingga 51% dari Rp 415.209.033,30 menjadi Rp 203.419.270,59 dan berpotensi meningkatkan rasio perputaran persediaan dari 3,998 kali/tahun menjadi 4,118 kali/tahun. Analisis matriks ABC-VEN menghasilkan prioritas pemesanan, dimulai dari CV (54 item), BV (8 item), AV (21 item), CE (151 item), BE (54 item), AE (40 item), CN (11 item), BN (5 item), dan AN (6 item) serta prioritas pemantauan, dimulai dari kategori I (AV, AE, AN, BV, CV), kategori II (BE, CE, BN), dan kategori III (CN). Analisis pengendalian yang dilakukan berhasil mengurangi potensi kelebihan stok dan kekurangan stok pada sediaan vital dan esensial.

The Pharmacy Installation of Ciracas Regional General Hospital in 2019 experienced a stockout, thus it made the hospital needs to borrow medicine supplies. However, there was an overstock on 32 items of drug preparations that were controlled until it has expired. As a result, it causes hospital services obstruction and a lack of pharmacy budget, so that it does not suffice to buy other important medicines. This study aimed to analyze the effect of MMSL (Minimum-Maximum Stock Level) simulation on the value of the remaining stock at the end of the year and the inventory turnover ratio. In addition to analyze the ordering and monitoring priority based on the ABC-VEN matrix analysis. This method of this study used a descriptive observational with a cross-sectional research design. The method of collecting data used retrospectively, Moreover, the secondary data obtained from 2019 inventory report and 2019 procurement report. The result of this study showed that the MMSL simulation has the potential to reduce the value of the remaining stock at the end of the year by up to 51% from IDR 415,209,033.30 to IDR 203,419,270.59 and has the potential to increase the inventory turnover ratio from 3.998 times/year to 4.118 times/year. ABC-VEN matrix analysis produced order priority started from CV (54 items), BV (8 items), AV (21 items), CE (151 items), BE (54 items), AE (40 items), CN (11 items), BN (5 items), and AN (6 items) as well as monitoring priorities, started from category I (AV, AE, AN, BV, CV), category II (BE, CE, BN), and category III (CN). The control analysis carried out had succeeded in reducing the potential of overstock and stockout in vital and essential preparations. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S70519
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Kartika Sari
"Klinik Insani memiliki permasalahan mengenai pengelolaan obat yaitu kekosongan stok obat, stok obat yang berlebih, dan obat yang kedaluwarsa. Hal ini menyebabkan pengeluaran klinik untuk pembelian obat cito menjadi lebih tinggi. Untuk itu, perlu dilakukan metode pengendalian persediaan obat di Klinik Insani dengan metode analisis matriks ABC-VEN, economic order quantity (EOQ), dan reorder point (ROP) untuk memastikan jumlah stok yang cukup dan menentukan prioritas pengawasan terhadap obat. Pengumpulan data menggunakan data sekunder dilakukan retrospektif diperoleh dari data pemakaian obat selama satu tahun dan data lainnya di Instalasi Farmasi Klinik Insani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 9 kelompok obat berdasarkan analisis nilai kritis dan nilai investasi (analisis matriks ABC -VEN) yaitu kelompok AV (3 item); kelompok BV (11 item); kelompok CV (43 item); kelompok AE (79 item); kelompok BE (73 item); kelompok CE (195 item); kelompok AN (12 item); kelompok BN (13 item); dan kelompok CN (46 item). Perhitungan EOQ pada penelitia memiliki nilai bervariasi, nilai EOQ terendah berada pada satuan pembelian 1 box/botol dan nilai EOQ tertinggi berada pada satuan pembelian 258 tube. Perhitungan ROP menghasilkan titik pemesanan kembali yang memiliki nilai bervariasi, titik terkecil ROP berada pada nilai 0 dari berbagai macam bentuk sediaan dan titik tertinggi ROP berada pada nilai 4216 tablet (43 box). Klinik Insani perlu menerapkan suatu sistem informasi manajemen dengan metode pengendalian analisis matriks ABC-VEN, EOQ dan ROP untuk prioritas pengawasan, menghindari terjadinya permasalahan seperti stockout dan overstock dengan biaya anggaran pengadaan yang minimal.

Insani Clinic has problems regarding drug management, the problem of drug stock vacancies, excess drug stocks, and expired drugs. This causes clinic expenses to purchase drugs by cito to be. For this reason, it is necessary to apply the method of controlling drug inventory at the Insani Clinic with the ABC-VEN matrix analysis method, economic order quantity (EOQ), and reorder point (ROP) ) to ensure sufficient stock quantities and determine drug control priorities. Data collection using secondary data was carried out retrospectively, obtained from data on drug use for one year and other data at the Insani Clinical Pharmacy Installation. The results showed that there were 9 groups of drugs based on critical value and investment value (ABC-VEN matrix analysis), namely AV group (3 items); BV group (11 items); CV group (43 items); AE group (79 items); BE group (73 items); CE group (195 items); group AN (12 items); BN group (13 items); and the CN group (46 items). The EOQ calculation in the study resulted in the number of economical orders that had varied values, the lowest EOQ value was in the purchase unit of 1 box/bottle and the highest EOQ value was in the purchase unit of 258 tubes. The reorder point (ROP) based on calculations has varying values, the smallest point of ROP is at a value of 0 from various dosage forms and the highest point of ROP is at a value of 4216 tablets (43 boxes). The Clinic needs to implement a management information system with the ABC-VEN, EOQ and ROP matrix analysis control methods for monitoring priorities, avoiding problems such as stockouts and overstocks with minimal procurement budget costs. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S70517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Nadya Putri
"Pengelolaan obat di puskesmas sangat penting dalam menjamin ketersedian dan keterjangkauan pelayanan obat yang efektif, efesien dan rasional. Kekosongan stok obat dapat mengindikasikan buruknya manajemen persediaan dan mengurangi kualitas pelayanan kesehatan. Untuk mencegah terjadinya kekosongan stok obat, maka perlu dilakukan evaluasi dan penentuan stok optimum persediaan obat di Puskesmas Kecamatan Ciracas. Metode yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif observasional, dengan menggunakan data dari Lempar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Analisis data dilakukan menggunakan Microsoft Excel untuk menghitung stok optimum. Hasil evaluasi dan penentuan stok optimum obat melibatkan stok kerja, stok selama waktu tunggu dan stok pengaman. Perhitungan evaluasi stok optimum untuk tahun 2022 dan penentuan stok optimum tahun 2023 berbeda karena terjadi perpanjangan waktu tunggu pemesanan obat hingga empat minggu karena kelangkaan obat di distributor. Namun, kekurangan stok obat dapat diatasi melalui peminjaman obat dari puskesmas lain. Penetapan stok optimum dapat membantu dalam upaya perbaikan kondisi manajemen logistik obat dan pengendalian stock out obat di Puskesmas Kecamatan Ciracas.

Effective drug management in puskesmas (community health centers) is crucial to ensure the availability and accessibility of effective, efficient, and rational drug services. Drug stockouts can indicate poor inventory management and compromise healthcare quality. To prevent drug stockouts, an evaluation and determination of optimal drug stock levels were conducted at Ciracas Subdistrict Community Health Center. A quantitative descriptive observational method was employed, utilizing data from the Drug Usage and Request Form (LPLPO). Data analysis was performed using Microsoft Excel to calculate optimal stock levels. The evaluation and determination of optimal drug stock involved working stock, stock during waiting time, and safety stock. The calculation of optimal stock evaluation for 2022 and the determination of optimal stock for 2023 differed due to an extension of the drug ordering waiting time to four weeks caused by drug shortages at distributors. However, drug stock shortages were mitigated through borrowing drugs from other health centers. Establishing optimal stock levels can aid in improving drug logistics management and controlling drug stockouts at Ciracas District Community Health Center.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yulma Herdalina
"Kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Kimia Farma Yusuf Depok bertujuan untuk memahami tugas, wewenang dan tanggung jawab apoteker dalam merencanakan sediaan farmasi dengan ketersediaan sediaan farmasi dengan jenis yang tepat, jumlah yang tepat, tepat waktu dan efisien. Perencanaan persediaan obat di apotek penting untuk dikelola dengan baik agar persediaan obat tidak berlebihan atau tidak mencukupi. Apotek Kimia Farma Yusuf Depok merupakan apotek yang melayani dan menyediakan berbagai jenis sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai (BMHP). Penyediaan berbagai sediaan obat di Apotek Kimia Farma Yusuf Depok seperti analgesik, kardiovaskular, dislipidemia, topikal, antibiotik, dan lain-lain. Mengingat banyaknya jenis obat yang harus tersedia namun dana farmasi terbatas, maka perlu direncanakan sediaan farmasi berdasarkan anggaran dan prioritas di apotek Penggunaan metode konsumsi ABC dan metode pareto diharapkan mampu memprediksi perencanaan kebutuhan obat, memberikan informasi dalam rangka prioritas pengadaan dan membantu perencanaan sediaan farmasi pada periode berikutnya,  meminimalkan kesalahan dalam perencanaan dan pengendalian sediaan farmasi secara efektif.

.
The Pharmacist Professional Work Practice activity at Kimia Farma Yusuf Depok aims to understand the duties, authorities and responsibilities of pharmacists in planning pharmaceutical preparations with the availability of pharmaceutical preparations of the right type, the right amount, on time and efficiently. Planning drug supplies in pharmacies is important to be managed properly so that drug supplies are not excessive or insufficient. Kimia Farma Yusuf Depok Pharmacy is a pharmacy that serves and provides various types of pharmaceutical preparations, medical devices and consumable medical materials. The supply of various drug preparations at Kimia Farma Yusuf Pharmacy Depok such as analgesics, cardiovascular, dyslipidemia, topical, antibiotics, and others. Given the many types of drugs that must be available but limited pharmacy funds, it is necessary to plan pharmaceutical preparations based on the budget and priorities in pharmacies The use of the ABC consumption method and pareto method is expected to be able to predict the planning of drug needs, provide information in the context of procurement priorities and assist in the planning of pharmaceutical preparations in the next period, minimize errors in planning and control pharmaceutical preparations effectively.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Adhitya Pratama
"Akses masyarakat terhadap obat sangat dipengaruhi oleh ketersediaan obat di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes). Berdasarkan beberapa studi lain diketahui bahwa sistem pengadaan obat di sektor publik masih tidak efisien karena ketidaksesuaian rencana kebutuhan obat. Ini menyebabkan terjadinya kelangkaan obat di ruang lingkup masyarakat sehingga beberapa pasien tidak mendapatkan obat yang dibutuhkan atau mendapatkan obat yang tidak sesuai jumlahnya dari yang seharusnya walaupun harga obat sudah dibuat murah. Dari hal ini, dapat disimpulkan bahwa rencana kebutuhan obat yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat merupakan salah satu bagian penting untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap obat. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pola konsumsi obat pada pasien – pasien di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Indonesia dengan metode FSN (Fast, Slow, Non – moving) sekaligus melihat apakah rencana kebutuhan obatnya sudah sesuai yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat atau tidak. Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa 29,82% termasuk dalam kategori fast moving, 65,53% termasuk dalam kategori slow moving, 4,65% termasuk dalam kategori non – moving dengan pola konsumsi dimana kategori fast moving menyumbang konsumsi sebesar 80,91%, kategori slow moving menyumbang konsumsi sebesar 18,57%, dan kategori non – moving menyumbang konsumsi sebesar 0,52% dari total konsumsi obat yang digunakan oleh pasien. Kemudian, rencana kebutuhan obat di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Indonesia kurang sesuai dengan yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat karena jumlah obat di kategori fast moving lebih sedikit dibanding jumlah obat di kategori slow moving dan non – moving.

Access to drugs is strongly influenced by the availability of drugs in healthcare facilities. Based on several other studies, it is known that the drug supply system in the public sector is still inefficient due to discrepancies in drug supply plans. This causes a shortage of drugs in the community so that some patients do not get the drugs they need or receive the drugs but not in the correct amount they should even though the price of the drugs has been cheap. That's why it can be concluded that the right drug supply which was needed by the community is an important part of increasing people's access to drugs. This study aims to determine the rate of drug consumption in patients at the University of Indonesia Hospital using the FSN method while at the same time seeing whether the planned drug supply is exactly needed by the community or not. From the results of observations, it is known that 29.82% are included in the fast- moving category, 65.53% are included in the slow-moving category, 4.65% are included in the non-moving category with consumption rate where the fast-moving contributes 80.91%, the slow-moving contributed 18.57%, and the non-moving contributed 0.52% of the total drug consumption used by patients. Then, the plan for drug supply at the University of Indonesia Hospital is not exactly like what is currently needed by the community because the number of drugs in the fast-moving is less than the number of drugs in the slow-moving and non-moving categories."
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Meuthia Arifin
"Penggunaan obat rasional (POR) adalah proses peresepan yang tepat, dan pengeluaran obat untuk pasien yang tepat untuk diagnosis, pencegahan, dan pengobatan penyakit. Beberapa kriteria yang menyatakan apabila suatu penggunaan obat sudah rasional adalah jika pengobatan yang diterima oleh pasien sudah tepat diagnosis, tepat indikasi penyakit, tepat pemilihan obat, tepat dosis, dan tepat cara pemberian. Tetapi, masih terdapat fasilitas kesehatan yang belum menerapkan penggunaan obat rasional dalam prakteknya. Untuk memastikan bahwa pengobatan yang diberikan kepada pasien telah sesuai / rasional, dapat dilakukan Evaluasi Penggunaan Obat yang merupakan kegiatan untuk mengevaluasi penggunaan obat untuk menjamin obat yang digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau yang dapat dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif. Laporan praktik kerja ini bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan obat di Puskesmas Kecamatan Kalideres pada tahun 2022 secara kuantitatif dengan metode ATC/DDD dan Drug Utilization (DU) 90% dan secara kualitatif berdasarkan indikator Penggunaan Obat Rasional (POR). Hasil evaluasi penggunaan obat terbanyak secara kuantitatif adalah golongan obat antihipertensi, suplemen kesehatan, antidiabetes, antipiretik, antihistamin, hiperlipidemia, antibiotik, analgesik, obat pencernaan, serta pereda flu dan batuk. Hasil secara kualitatif sudah rasional dengan indikator capaian kinerja POR sebesar 104,48%.

Rational drug use is the process of prescribing, and dispensing drugs to appropriate patients for the diagnosis, prevention, and treatment of disease. Some criteria state if a drug use is rational are if the treatment received by the patient is the right diagnosis, right indication of the disease, right drug selection, right dose, and right method of administration. However, there are still health facilities that have not implemented rational drug use in their practice. To ensure that the treatment given to patients is appropriate, Drug Use Evaluation can be carried out which is an activity to evaluate the use of drugs to ensure that they are used according to indications, effective, safe and affordable which can be done qualitatively or quantitatively. This work practice report aims to determine the profile of drug use at the Kalideres District Health Center in 2022 quantitatively using the ATC / DDD method and Drug Utilization (DU) 90% and qualitatively based on indicators of Rational Drug Use (POR). The results of the evaluation of the use of the most drugs quantitatively are antihypertensive drugs, health supplements, antidiabetics, antipyretics, antihistamines, hyperlipidemia, antibiotics, analgesics, digestive drugs, and cold and cough relievers. Qualitative results are rational with a POR performance achievement indicator of 104.48%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaila Afriliah
"Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. Penggunaan obat rasional adalah pelayanan kesehatan yang menjamin keamanan, efektifitas, dan kesesuaian biaya terapi dalam pengobatan yang dapat ditinjau dari indikator peresepan obat, pelayanan pasien, dan fasilitas kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan obat rasional di Puskemas Cililitan pada Bulan Maret 2023 berdasarkan indikator peresepan obat, yaitu persentase penggunaan antibiotik pada ISPA non pneumonia dan diare non spesifik. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis resep pasien ISPA non pneumonia dan diare non spesifik pada bulan Maret 2023 lalu dibandingkan dengan target Kemenkes RI. Resep pasien diambil per hari dengan total keseluruhan resep sebanyak 25 kasus per diagnosis. Hasil penelitian yaitu persentase peresepan antibiotik pada pasien ISPA non pneumonia adalah 4% dan pada pasien diare non spesifik adalah 0%. Persentase kinerja penggunaan obat rasional berdasarkan indikator peresepan mencapai 92,42%. Kesimpulan penelitian yaitu penggunaan obat rasional Puskemas Cililitan pada Bulan Maret 2023 berdasarkan indikator peresepan obat telah memenuhui target Kemenkes RI.

Community health centers are one of the health service facilities. Rational use of medicines is a health service that guarantees safety, effectiveness, and appropriateness of therapy costs in treatment which can be reviewed from indicators of drug prescribing, patient services, and health facilities. This research aims to evaluate rational drug use at the Cililitan Village Public Health Center in March 2023 based on drug prescribing indicators, namely the percentage of antibiotic use in non-pneumonia ARI and unspecified diarrhea. The research was carried out by collecting and analyzing prescriptions from patients with non-pneumonia ARI and non-specific diarrhea in March 2023 and comparing the analysis results to the target of the Indonesian Ministry of Health. Patient prescriptions were taken per day with a total of 25 prescriptions per diagnosis. The results of this research are that the percentage of antibiotic prescriptions in patients with non-pneumonia ARI was 4% and in patients with non-specific diarrhea was 0%. The percentage of rational drug use performance based on prescribing indicators reached 92.42%. This research concludes that the rational use of medicines at the Cililitan Village Public Health Center in March 2023 based on indicators of drug prescribing has met the target of the Indonesian Ministry of Health.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>