Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65241 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinta Sari Sekaring Puri
"Pariwisata merupakan salah satu sektor pendapatan negara yang paling terdampak setelah merebaknya wabah COVID-19. Fenomena ini menyebabkan banyak negara melakukan upaya pemulihan sektor pariwisata untuk dapat menggaet kembali wisatawan mancanegara. Dalam upaya pemulihan tersebut, Korea Selatan memanfaatkan diplomasi digital melalui perilisan kampanye pariwisata ‘Visit Korea Year 2023-2024’ yang merupakan bentuk upaya promosi pariwisata dalam masa peralihan. Penelitian ini menganalisis bagaimana upaya Korea Selatan dalam memanfaatkan diplomasi digital untuk sektor pariwisata Korea Selatan. Metode penelitian yang diterapkan adalah deskriptif-kualitatif berbasis pada studi literatur dan wawancara. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat pemanfaatan diplomasi digital efektif untuk memulihkan sektor pariwisata Korea Selatan melalui media sosial dengan menerapkan komponen engagement, listening, berdialog secara real-time, serta pemanfaatan promosi secara terhubung dan kolaboratif.

Tourism is one of the country's revenue sectors that was most affected after the outbreak of the COVID-19. This phenomenon has caused many countries to make efforts to restore the tourism sector to attract foreign tourists again. In this recovery effort, South Korea is utilizing digital diplomacy through the release of the tourism campaign 'Visit Korea Year 2023-2024' which is a form of tourism promotion effort in the transition period. This research focuses on analyzing how South Korea utilizes digital diplomacy to restore the South Korean tourism sector. The research method applied is descriptive-qualitative based on literature studies and interviews. The research results show that there is an effective use of digital diplomacy to restore the South Korean tourism sector through social media by implementing the components of engagement, listening, real-time dialogue, as well as the use of connected and collaborative promotions."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahman Mirza Prasetio
"Industri pariwisata memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pada tahun 2019, industri pariwisata global menyumbang 10.3 persen untuk PDB global atau sekitar US$8.9 triliun. Saat ini industri pariwisata merupakan salah satu bidang yang sangat terdampak akibat pandemi COVID-19 yang terjadi. Pandemi COVID-19 memberi dampak buruk terhadap sektor pariwisata yang merupakan sektor strategis perekonomian Indonesia yang rentan terhadap pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk memberikan rekomendasi strategi pemulihan industri pariwisata khususnya pada fase pasca-pandemi. Strategi yang diteliti merupakan strategi yang telah diimplementasikan pada pemulihan pariwisata pasca bencana atau krisis berdasarkan literatur. Strategi tersebut kemudian divalidasi dengan pendapat ahli yaitu pihak akademisi, pemerintah, serta pelaku usaha. Terdapat empat belas strategi yang dapat menjadi rekomendasi strategi pemulihan industri pariwisata pasca-pandemi. Penelitian ini menggunakan metode Interpretive Structural Modeling (ISM) untuk mendapatkan model struktural. Analisis lebih lanjut dilakukan menggunakan Matrice d'Impacts Croisés Multiplication Appliquée àun Classement (MICMAC) untuk mengetahui klasifikasi strategi berdasarkan kekuatan pendorong dan ketergantungan antar strategi. Model struktural yang dihasilkan digunakan sebagai peta strategis untuk rekomendasi tahapan pengimplementasian strategi pemulihan industri pariwisatra di Indonesia.

The tourism industry has an essential role in the economic growth of a country. In 2019, the global tourism industry contributed 10.3 percent to global GDP or around US $ 8.9 trillion. Currently, the tourism industry is one of the areas that is badly affected by the COVID-19 pandemic that has occurred. The COVID-19 pandemic has a negative impact on the tourism sector, which is a strategic sector of the Indonesian economy. This research is an effort to provide recommendations for the tourism industry recovery strategy, especially in the post-pandemic phase. The strategy used in this research is a strategy that has been implemented in post-disaster or crisis tourism recovery based on the literature. The strategy is validated by expert opinion, specifically academics, government, and industry actors. Fourteen strategies become recommendations for the post-pandemic tourism industry recovery strategy in this research. This study uses the Interpretive Structural Modeling (ISM) method to obtain a structural model. Further analysis was carried out using the Matrice d'Impacts Croisés Multiplication Appliquée àun Classement (MICMAC) to determine the strategy classification based on the driving power and dependence between strategies. The resulting structural model is used as a strategic map for recommendations on implementing a recovery strategy for the tourism industry in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noveri Maulana
"Setelah dua tahun pandemi COVID-19, penelitian tentang persepsi risiko berwisata didominasi oleh penelitian tentang risiko kesehatan sebagai faktor signifikan yang memengaruhi perilaku pembelian wisatawan terhadap produk pariwisata dan perhotelan, seperti pemilihan akomodasi. Namun, penelitian tentang faktor terkait risiko berwisata lainnya masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan ini dalam literatur. Melalui mix method analysis, studi ini mengeksplorasi berbagai faktor persepsi risiko terhadap perilaku menginap di akomodasi wisata di kalangan wisatawan selama pelonggaran pembatasan perjalanan di Indonesia. Focus group Discussion (FGD) dan survei lapangan terhadap wisatawan lokal dan asing digunakan untuk mengumpulkan data analisis selama Maret hingga Juli 2022. Lima ratus enam puluh delapan wisatawan berpartisipasi dalam survei, sedangkan 11 wisatawan berpartisipasi dalam FGD. Untuk menjawab pertanyaan penelitian, penelitian ini menggunakan analisis faktor eksplorasi, analisis kluster, uji ANOVA, tabulasi silang, model persamaan struktural, dan analisis text mining. Temuan riset ini menyimpulkan bahwa ada 21 item persepsi risiko yang dikategorikan ke dalam lima dimensi risiko yaitu; Risiko kehilangan peluang (enam item, varians 44%), Risiko psikologis (lima item, varians 8,8%), Risiko kesehatan (empat item, varians 5,6%), Risiko sosial (tiga item, varians 5,5%), dan Risiko keuangan ( tiga item, varians 4,8%). Analisis klaster hierarkis dan K-means digunakan untuk memeriksa persepsi risiko tersebut lebih lanjut untuk membangun segmentasi wisatawan. Empat solusi klaster menunjukkan perbedaan yang signifikan pada persepsi risiko di antara anggota klaster. Berdasarkan preferensi persepsi risiko mereka, segmen-segmen tersebut diberi label sebagai The Performer (tidak mempersepsikan dimensi risiko apa pun), The Valuator (memahami semua faktor risiko terutama risiko kehilangan peluang), The Avoider (memahami risiko sosio- psikologis), dan The Hesitator (mempersepsikan faktor risiko kesehatan). Beberapa sosio-demografis, variabel perilaku terkait perjalanan, dan atribut akomodasi digunakan untuk membuat profil segmen yang dihasilkan. Mungkin temuan ini akan berkontribusi pada industri pariwisata dan perhotelan dalam mengembangkan strategi pemasaran berdasarkan segmentasi yang diusulkan dan perilaku wisatawan pasca pandemi COVID-19 di Indonesia.
...."
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Fajriah
"Skripsi ini membahas mengenai Hallyu sebagai soft power dalam promosi pariwisata Korea Selatan. Hallyu dalam penelitian ini difokuskan kepada drama, variety show, dan video musik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitik. Kepopuleran Hallyu di dunia internasional yang dimanfaatkan sebagai soft power oleh pemerintah Korea Selatan dapat dilihat pada ajang promosi pariwisata yang menyertakan bintang-bintang Hallyu dalam iklan pariwisata dan menjadikan mereka sebagai duta pariwisata Korea Selatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hallyu, yang merupakan salah satu bentuk dari soft power Korea Selatan, berkontribusi terhadap peningkatan pariwisata Korea Selatan.

This thesis will discuss about Hallyu as a soft power in South Korea's tourism promotion. The focus of Hallyu in this thesis are drama series, variety shows, and music videos. This research use qualitative method with analytic descriptive approach. The international popularity of Hallyu that used as a soft power by the government of South Korea can be seen from the participation of Hallyu stars in tourism promotion and the government made them as tourism ambassador. The result of this research will show us that Hallyu, one of South Korea's soft power, contributes in the increasing of South Korea tourism."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56446
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Allya Shafira
"K-POP merupakan salah satu media yang efektif dalam menjalankan diplomasi budaya Korea Selatan dengan negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Dalam 5 tahun terakhir, beberapa e-commerce indonesia menghadirkan acara yang menampilkan para artis K-POP, sehingga masyarakat indonesia semakin akrab dengan hal-hal yang berkaitan dengan K-POP dan Korean Wave. Penelitian ini menjelaskan peran e-commerce Indonesia dalam memperluas keefektifan diplomasi budaya Korea Selatan di Indonesia. Dengan memfokuskan pada kehadiran para artis K-POP di Indonesia, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran E-commerce, khususnya Shopee Indonesia dan Tokopedia, dalam diplomasi budaya Korea Selatan di Indonesia. Metode penelitian yang diterapkan adalah deskriptif-analisis. Penelitian ini menemukan bahwa E-commerce Indonesia berkontribusi penting dalam pembentukan persepsi positif masyarakat Indonesia terhadap Korea Selatan dengan memfasilitasi kegiatan diplomasi budaya dan mengemasnya dalam kegiatan yang dapat menghibur masyarakat Indonesia. Ditemukan juga bahwa tingkat penggunaan media sosial di Indonesia memiliki pengaruh dalam memicu fenomena keterlibatan e-commerce Indonesia dalam pelaksanaan diplomasi budaya Korea Selatan di indonesia.

K-POP is one of the leading media used by the South Korean government to implement cultural diplomacy with countries in the world, including Indonesia. In the last 5 years, several Indonesian e-commerce companies have presented events featuring K-POP artists, which made K-Pop and Korean Wave became increasingly familiar to the Indonesian public. This study aims to explain the role of Indonesian e-commerce in enhancing the effectiveness of South Korean cultural diplomacy in Indonesia. By focusing on the presence of K-POP artists in events held by Shopee Indonesia and Tokopedia, this research aims to analyze their role in South Korean cultural diplomacy in Indonesia. The research method applied is descriptive-analysis. The findings show that Indonesian e-commerce have made significant contributions to the Indonesian public's positive perceptions of South Korea by facilitating cultural diplomacy activities and packaging them in activities that Indonesian people would find entertaining. Statistics on social media usage in Indonesia also have an influence on the phenomenon of Indonesian e-commerce involvement in the implementation of South Korean cultural diplomacy in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ganang Wira Pradana
"Penelitian ini berusaha menjawab penyebab kegagalan aksi diplomasi koersi Republik Rakyat Tiongkok terhadap Korea Selatan pasca keputusan Korea Selatan untuk menggelar sistem pertahanan udara THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) yang dianggap mengancam keamanan nasional Tiongkok. Pihak pemerintah Tiongkok menggelar aksi retaliasi berupa sanksi informal dalam bentuk boikot tidak langsung terhadap berbagai aspek ekonomi Korea Selatan seperti pariwisata, usaha perdagangan, produk produk dan budaya Korea Selatan / Hallyu. Diplomasi koersi yang Tiongkok lakukan menggunakan strategi Try and See dan Gradual Turning of the Screw pada awal 2016 hingga 2017 agar pemerintah Korea Selatan menarik kembali sistem pertahanan THAAD tersebut. Dengan menerapkan teori efektifitas diplomasi koersi serta metode kualitatif, penelitian ini menemukan jawaban bahwa tidak berhasilnya aksi diplomasi koersi yang dijalankan Tiongkok pada periode 2016-2017 diakibatkan dari tidak terpenuhinya variabel efektifitas diplomasi koersi yakni legitimasi tujuan dan permintaan, kredibilitas ancaman, reputasi aktor, asimetri motivasi, serta insentif yang ada.

This study seeks analyze the causes of the failure of the People's Republic of China's coercive diplomacy against South Korea after South Korea's decision to deploy the THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) air defense system which is considered a threat to China's national security. The Chinese government held a retaliation act in the form of informal sanctions of various aspects of the South Korean economy such as tourism, trade businesses, products and South Korean Hallyu culture. China's coercive diplomacy uses the Try and See and Gradual Turning of the Screw strategies in early 2016 to 2017 to get the South Korean government to withdraw the THAAD defense system. By using the theory of the coercive diplomacy effectiveness and qualitative methods, this study finds the answer that the failed coercive diplomacy attempt carried out by China in the 2016-2017 period resulted from the unfulfilled variables of the coercive diplomacy effectiveness, namely the legitimacy of goals and demands, credibility of threats, actor reputation, asymmetry of motivation, as well the incentives."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhana Rizka Aqila
"Penelitian ini membahas mengenai peran salah satu produk hiburan Korea Selatan berupa tayangan variety show, yakni “Running Man”, dalam menyebarkan budaya Korea melalui tayangannya, serta pengaruh tayangan tersebut terhadap wawasan penontonnya terkait budaya Korea. Guna meningkatkan kegemaran masyarakat mancanegara akan Korea, pemerintah Korea Selatan terus menggadang-gadang hallyu sebagai alat kebijakan diplomasi budaya mereka. “Running Man”, sebagai produk industri hiburan yang juga bagian dari hallyu, turut berperan menjadi kendaraan dalam diplomasi budaya Korea Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran tayangan variety show “Running Man” sebagai produk hiburan dalam menyebarkan budaya Korea dan juga kaitannya dengan diplomasi budaya Korea Selatan. Untuk menjawab pertanyaan penelitian, penulis menggunakan metode kualitatif berupa studi pustaka dan pendekatan kuantitatif berupa penyebaran kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa “Running Man” berperan dalam penyebaran budaya Korea melalui permainan dan misi yang dijalankan, serta memengaruhi wawasan penontonnya terkait budaya Korea.

This study discusses the role of one of South Korea's entertainment products in the form of variety shows, namely “Running Man”, in spreading Korean culture through its shows, as well as the influence of these shows on the audience's insight regarding Korean culture. In order to increase the international community's fondness for Korea, the South Korean government continues to look to hallyu as a tool for their cultural diplomacy policy. “Running Man”, as a product of the entertainment industry that is also part of hallyu, also plays a role as a "vehicle" in South Korean cultural diplomacy. This study aims to explain the role of the variety show “Running Man” as an entertainment product in spreading Korean culture and also its relation to South Korean cultural diplomacy. To answer the research questions, the author uses a qualitative method in the form of a literature study and a quantitative approach in distributing questionnaires. The result shows that “Running Man” plays a role in spreading Korean culture through games and missions, and influences the audience's insight into Korean culture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Syelin Pratika Sanindita
"Penelitian ini membahas mengenai hubungan diplomasi antara Korea Selatan dan Vietnam pasca Perang Vietnam dengan pendekatan histografis. Jejak masa lalu hingga sekarang menunjukkan bahwa relasi antara kedua negara terlihat baik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bentuk interaksi dan kerja sama bahkan sejak zaman dinasti. Namun dibalik hubungan baik antara Korea Selatan dan Vietnam terdapat masa lalu yang kelam, yaitu kejahatan perang di masa Perang Vietnam. Bagi sebagian warga Vietnam, masa lalu yang kelam ini menghantui hubungan baik yang terjalin di antara kedua negara. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti melihat hubungan diplomasi antara Korea Selatan dan Vietnam penting untuk dikaji. Oleh karena itu, penelitian ini memfokuskan pembahasan penelitian pada pengaruh masa kelam di masa Perang Vietnam kepada kondisi hubungan diplomasi kedua negara. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh masa lalu yang kelam pada masa Perang Vietnam dengan hubungan diplomasi Korea Selatan dengan Vietnam pasca Perang Vietnam. Peneliti menggunakan metode deskriptif-analisis dengan sumber data media daring yang dapat dipertanggungjawabkan seperti Hankyoreh, The New York Times, dan CNN untuk menganalisis pertanyaan penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa kejahatan perang pada masa Perang Vietnam sama sekali tidak berpengaruh pada hubungan diplomasi antara Korea Selatan dan Vietnam. Hal ini peneliti maknai bahwa perbuatan pihak Korea Selatan dalam Perang Vietnam tidak secara general dianggap sebagai sebuah kejahatan perang. Adapun keberadaan pihak yang mempermasalahkan masa lalu yang kelam tersebut dapat peneliti maknai bahwa masa lalu (sejarah) tidak dapat dihilangkan. Dalam hal ini, peneliti juga dapat mengatakan bahwa kebutuhan mutualisme antarnegara yang menjalin hubungan diplomatik lebih utama dibandingkan dengan permasalahan kejahatan perang yang telah dilakukan oleh salah satu pihak.

This research discussed the diplomatic relations between South Korea and Vietnam post Vietnam War with a histographic approach. The traces of history showed that the two countries have a good relationship even before they have established a diplomatic relation. This can be seen from many forms of interaction and cooperation even since the dynastic period. However, behind the good relations between South Korea and Vietnam lies a dark past, namely war crimes during the Vietnam War. For some people, even more to Vietnamese, this dark past haunt the good relations that exist between the two countries. In this regard, the researcher sees diplomatic relations between South Korea and Vietnam as an important subject to study. Therefore, this study focuses on the influence of the dark period during the Vietnam War on the conditions of diplomatic relations between the two countries. The purpose of this study is to analyze the influence of the dark past during the Vietnam War with the diplomatic relations between South Korea and Vietnam after the Vietnam War. The researcher used a descriptive-analysis method with reliable online media data sources such as Hankyoreh, The New York Times, and CNN to analyze the research questions. The analysis shows that war crimes during the Vietnam War had absolutely no effect on diplomatic relations between South Korea and Vietnam. The researcher interprets the result as the actions of the South Korean side in the Vietnam War were not generally considered as a war crime. As for a few parties who are questioning the dark past, it can be interpreted that the past (history) cannot be erased. In this case, the researcher can also say that the need for mutualism between countries that establish diplomatic relations is more important than the problem of war crimes that have been committed by either party."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Rebitta Destasesa
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan gambaran mengenai bagaimana upaya pemerintah daerah Kota Sabang dalam mengelola sektor pariwisata. Penelitian ini menggunakan pendekatan Post Positivist, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan study lapangan. Hasil penelitian ini menunjukan upaya pemerintah daerah dalam mengelola sektor pariwisata dalam beberapa aspek masih berjalan lambat, terlihat dari belum adanya penambahan jumlah fasilitas pendukung pariwisata seperti penginapan. Belum adanya penambahan dan peremajaan terhadap sarana transportasi umum dan kurang adanya partisipasi dari masyarakat dalam pengelolaan pariwisata di Sabang.
Jenis pariwisata andalan Kota Sabang adalah jenis pariwisata bahari, sedangkan potensi pariwisata yang dimiliki oleh Kota Sabang cukup berfariasi, ada wisata alam dan sejarah yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi, tetapi sayangnya belum adanya pengelolaan yang maksimal dari pemerintah daerah setempat untuk mengembangkan wisata tersebut. Dalam pengelolaan dan pengembangan sektor kepariwisataan terdapat unsur utama yang perlu menjadi perhatian bagi pemerintah daerah setempat, faktor utama yaitu daya tarik wisata, prasarana, fasilitas dan lembaga pariwisata. Mengelola sektor kepariwisataan bukan hanya tanggung jawab dari pemerintah daerah saja, partisipasi masyarakat dan pelaku industri pariwisata menjadi bagian penting dalam perkembangan wisata disuatu daerah.

This research was aims to explain how the efforts of local governments to manage Sabang Town tourism sector. This study uses Post positivist approach, with data collection through interviews and field study. These results indicate the efforts of local governments to manage the tourism sector in some aspects is still running slow, seen from the lack of increase in the number of tourism support facilities such as lodging. There’re no addition and renovation of public transportation, and lack of community participation in tourism management in Sabang.
Sabang City mainstay tourism type is a type of marine tourism, while tourism potential which is owned by the City of Sabang is quite a variation, there are natural and historical attractions that are not less interesting to visit, but unfortunately the management of the local government to develop the tour is too slowly. Management and development of the tourism sector are the main elements that should be a concern for the local government, and the main factors are tourist attraction, infrastructure, facilities and tourism agencies. Managing the tourism sector is not only the responsibility of the regional government, but also public participation and the tourism industry have an important part in the development of tourism sector in the region.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jillisa Alamanda Basarah
"ABSTRAK
Perkembangan dunia entertainment Korea Selatan Hallyu yang berkembang dengan pesat secara global telah terbukti secara statistik meningkatkan tingkat kedatangan turis mancanegara. Sejumlah teori dan jurnal membahas pentingnya industri pariwisata terutama yang didukung oleh perkembangan pop culture atau budaya populer dalam pembangunan ekonomi disejumlah negara. Dalam karya tulis ini, penulis mengulas kembali teori dari jurnal terdahulu dan menguji korelasi antara tren Hallyu dan industri pariwisata, serta pengaruhnya terhadap perkembangan ekonomi Korea Selatan.

ABSTRACT
The development of South Korean entertainment world Hallyu , which grows rapidly globally has been proven statistically to increase the level of foreign tourist arrivals. A number of theories and journals discuss the importance of the tourism industry mainly supported by the development of pop culture to economic development in several countries. In this paper, the authors review the theory from the aforementioned journals and tested the correlation between the trend of Hallyu and tourism industry, as well as its influence on the economic development of South Korea. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S65817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>