Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127865 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ika Rizkiyana
"Landbouw Zoölogisch Laboratorium – yang seiring berjalannya waktu berubah nama menjadi Museum Zoologi Bogor – merupakan bangunan cagar budaya di Bogor yang dibangun secara bertahap sebanyak 6 kali. Hal tersebut mengasumsikan adanya perkembangan gaya arsitektur bangunannya. Selain itu, bangunan ini mengalami pergantian nama yang menunjukan adanya perubahan fungsi dan peran MZB sebagai bangunan penelitian. Sehingga dalam penelitian ini akan diteliti perkembangan gaya bangunan Museum Zoologi Bogor yang kemudian dikaitkan dengan representasinya sebagai bangunan penelitian. Menggunakan metode arkeologi, yakni observasi dan studi pustaka untuk mencari komponen-komponen bangunan, yang kemudian komponen tersebut dianalisa secara morfologi, teknologi, stilistik, dan kontekstualnya. Selanjutnya hasil tersebut dianalisis lebih lanjut untuk melihat ada atau tidaknya ciri khas bangunan penelitian pada Museum Zoologi Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perkembangan gaya bangunan Museum Zoologi Bogor sebagai representasi bangunan penelitian pada akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20 M. Hasil penelitian ini menunjukan adanya perkembangan gaya di Museum Zoologi Bogor dilihat dari komponen struktural, non struktural, dan ornamennya. Setidaknya terdapat 17 gaya bangunan dengan 3 gaya dominan yakni, neo-klasik, art deco, dan gaya lokal (vernakular). Selain itu, Museum Zoologi Bogor dapat dikatakan sebagai representasi bangunan penelitian di akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20M karena di dalam struktur bangunannya menunjukan ciri khas sebuah bangunan penelitian.

Landbouw Zoölogisch Laboratory – which over time changed its name to the Bogor Zoological Museum – is a cultural heritage building in Bogor which was built in stages 6 times. This assumes a development in the architectural style of the building. Apart from that, this building underwent a name change which shows a change in the function and role of the MZB as a research building. So in this research we will examine the development of the building style of the Bogor Zoological Museum which is then linked to its representation as a research building. Using archaeological methods, namely observation and literature study to look for building components, which are then analyzed morphologically, technologically, stylistically and contextually. The results were then analyzed further to see whether or not there were distinctive characteristics of the research building at the Bogor Zoological Museum. This research aims to look at the development of the building style of the Bogor Zoological Museum as a representation of research buildings at the end of the 19th century to the beginning of the 20th century AD. The results of this research show that there is a development of style at the Bogor Zoological Museum in terms of its structural, non-structural and ornamental components. . There are at least 17 building styles with 3 dominant styles, namely neo-classical, art deco and local style (vernacular). Apart from that, the Bogor Zoological Museum can be said to be a representation of a research building in the late 19th to early 20th centuries because the structure of the building shows the characteristics of a research building."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aldila Anisa Nurhidayati
"ABSTRAK
Vrijmetselarij atau Freemasonry adalah organisasi internasional bersifat rahasia. Pada masa Kolonial, organisasi ini masuk dan berkembang dengan pesat.
Organisasi ini juga membangun tempat perkumpulan/loji. Loji-loji ini tersebar di banyak kota di Hindia Belanda. Penelitian akan berfokus pada bangunan loji yang ada di Jakarta (loji De Ster in het Oosten dan loji Adhuc Stat), Surabaya (loji De Vriendschap), dan Yogyakarta (loji Mataram). Loji De Ster in het Oosten, loji De
Vriendschap, dan loji Mataram memiliki perpaduan gaya Eropa dan juga gaya Indis. Perbedaan terdapat pada loji Adhuc Stat yang dibangun pada abad ke-20, karena pada loji ini didominasi oleh gaya Modern.

ABSTRACT
Freemasonry or Vrijmetselarij is an international organization famous with the state of being secretive. This organization thrives rapidly during the colonial era. It also builds many lodges. These lodges are spread in many cities in the East Indies. This research will focus on lodges built in Jakarta (De Ster in het Oosten
lodge and Adhuc Stat lodge), Surabaya (De Vriendschap lodge) and Yogyakarta (Mataram lodge). De Ster in het Oosten, De Vriendschap, and Mataram lodges has a mix combination of European and Indies style in their design. While for the Adhuc Stat lodge the style is quite different, because for this 20th century built-in
lodge, the modern style has dominated it design."
2015
S61456
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ika Mustikawati
"ABSTRAK
Perjanjian merupakan bentuk dari kesepakatan antara dua pihak, dimana menganut asas konsensualisme yang berarti sepakat. Dalam melakukan perjanjian memang tidak sulit namun perlu diperhatikan mengenai syarat ketentuan yang berkaitan dengan syarat sahnya perjanjian, karena jika tidak sesuai dengan syarat sahnya perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, maka konsekuensinya adalah dapat dibatalkan apabila yang dilanggar adalah syarat subyektif, dan batal demi hukum apabila yang dilanggar adalah syarat obyektif.
Topik yang diangkat dalam penulisan tesis ini berupa akibat dari pelaksanaan perjanjian yang tidak memenuhi persyaratan atau ketentuan yang berlaku, perjanjian tersebut di buat di bawah tangan atau tidak dibuat dihadapan pejabat yang berwenang sehingga banyak terdapat kelemahan dalam isi perjanjian tersebut dan mengakibatkan pelaksanaan perjanjian yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kaitannya dengan bangunan yang dibangun berdasarkan perjanjian tersebut, di mana bangunan tersebut dibangun di atas tanah pemerintah yang memerlukan izin terlebih dulu dari pejabat yang berwenang, dalam hal ini Menteri Keuangan. Namun izin tersebut belum diperoleh tetapi isi perjanjian tetap dilaksanakan dan sudah dioperasikan. Bahkan IPB tidak memberikan pelimpahan kekuasaan secara tertulis kepada PT. BLST bahwa tanah tempat sarana tambahan tersebut dibangun boleh dipergunakan. Kemudian permasalahan yang diangkat berupa apakah akibat hukum dari pelaksanaan perjanjian yang tidak memenuhi persyaratan yang berlaku, apakah akibat hukum dari bangunan yang dibangun berdasarkan perjanjian tersebut dan upaya hukum apa yang dapat ditempuh sebagai pemenuhan perjanjian tersebut.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kepustakaan yang bersifat yuridis normatif, dengan metode analisis data secara kualitatif dan hasil penelitian berbentuk evaluatif¬analitis.
Kesimpulan dari hasil pembahasan berupa, pelaksanaan perjanjian yang tidak memenuhi persyaratan adalah dapat dimintakan pembatalannya, karena tidak sesuai dengan syarat subyektif di mana IPB sebagai pemegang hak pakai tidak memberikan kuasa pemanfaatan tanah, maka selain melanggar syarat subyektif PT. BLST juga melakukan wanprestasi terhadap isi perjanjian, maka perjanjian dapat diakhiri secara sepihak. Kemudian akibat hukum terhadap bangunan berupa penghentian pemanfaatan hingga penyegelan gedung, maka upaya hukum yang dapat ditempuh yaitu dengan melakukan amandemen terhadap perjanjian, karena perjanjian tersebut dibuat sebelum izin keluar, yang mengakibatkan perjanjian tidak dapat dilaksanakan.

ABSTRACT
An agreement is a form of state of consensus between two parties. Despite the easiness in engaging such a thing, there are important matters need to be considered on making an agreement, particularly the requirements determined by the law, regarding the consequences in case it's not filled in accordance with the Articled 1320 of the Book of Civil Law (that it can be canceled if the requirement violated is the subjective one, and canceled for the sake of the law if the one violated is the objective requirement).
The topic to be addressed in this thesis is the consequence of an agreement which doesn't fill the requirement determined by the law, since it was made unofficially or not before the presence of an authorized official, which causes legal weakness in the content, and the risk that the implementation of the agreement doesn't match with the applicable law. More specifically in this case, in the agreement to be scrutinized, there is a building established on a land belongs to the government, the reason of which the party built the structure should possess first an official permit for the government before the construction process initiated. However, in reality the permit was not issued, and yet the building construction has been started. The party that is supposed to give the permit, IPB (Bogor Institute of Agriculture) hasn't even given a written statement of permission to PT BLST to use the land. Thus, this thesis will identify the things as follow: what is the legal consequence of the implementation of an agreement which doesn't fill the legal requirements as determined by the law? What is the status of the building constructed on the land based on the agreement, and what kind of legal effort can be conducted as the fulfillment of the agreement?
The research method applied in this thesis is the juridical normative library research, while using the qualitative data analysis method which leads to an evaluative-analytical result.
The conclusion to be drawn is that the implementation of an agreement that doesn't fill the requirement is allowed to be cancelled, since it doesn't fit with the subjective requirement of which IPB as the holder of the concessions right doesn't give the concessions right to PT. BLST, which make the deed conducted by the company as a subjective violation to the law, and at the same time is a misachievement to the agreement."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007
T19558
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Komposit Fiber dan Resin Plastic menjadi salah satu alternatif dalam pembuatan Instalasi Pengolahan Air, yang dikenal dengan IPA-FRP. Hal ini dikarenakan dari beberapa keunggulan Struktur Komposit FRP seperti tahan terhadap korosi, tahan terhadap konsentrasi bahan kimia tertentu, mudah dibentuk sesuai dengan yang direncanakan, sehingga relatif lebih mudah untuk membuat ukuran yang diperlukan. Komponen instalasi dapat dicetak dan diproduksi secara modular di pabrik dan di lapangan. Pembuatan di pabrik/workshop dapat di lakukan dengan kriteria teknis struktur dan konstruksi IPA-FRP sesuai standar antara lain seperti ukuran IPA secara detail dapat dibuat sesuai dengan rencana kapasitasi instalasi dan kekuatan struktur tertentu pula. Untuk merancang IPA-FRP yang mempunyai kapasitas dan kekuatan tertentu, susunan serat gelas, jumlah lapisan, penguat pada dinding dan sambungan antara panel, sambungan pipa dengan dinding dan dudukan instalasi harus mendapat perhatian khusus dalam penentuan kriteria teknisnya serta diperlukan keahlian pekerja dan pengawasan yang memadai. "
Bandung: pusat penelitian dan pengembangan permukiman, badan penelitian dan pengembangan, kementrian pekerjaan umum , 2020
690 MBA
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Tangoro
Jakarta: UI-Press, 2005
690 DWI i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Torinda Susy S.
"Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa terjadinya alih fungsi lahan didaerah hulu yakni kawasan lindung di Puncak Kecamatan Cisarua, kabupatenBogor telah mempengaruhi besarnya air permukaan dan berujung kepadaterjadinya banjir di daerah hilir. Untuk menertibkan pembangunan di kawasantersebut, pemerintah mengeluarkan kebijakan penataan ruang kawasanJabodetabekpunjur yakni Perpres 54/2008 yang merupakan revisi dari perpressebelumnya. Masalah anggaran adalah kendala utama dalam penertibanbangunan tersebut, maka DKI Jakarta memberi dana hiba kepada pemerintahkabupaten Bogor. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang didukung denganwawancara dan observasi lingkungan. Hasil dari penelitian ini adalah: penertibanbangunan telah dilakukan dengan membongkar 43 bangunan dari 131 bangunanyang tidak sesuai. Pembongkaran akan dilanjutkan setelah ada dana hibaberikutnya dari DKI Jakarta. Rehabilitasi lahan paska pembongkaran belumdilakukan karena belum dilakukannya pembersihan lahan bekas bangunan.

Some research says that the land use change in the upstream area of protectedareas in Puncak Cisarua subdistrict, Bogor regency has affected the amount ofsurface water and led to flooding in downstream areas. To curb the developmentin the region, the government issued a policy of regional spatial planningJabodetabekpunjur which is a revision of the previous policy. The main problemof demolition of building is budget, so Jakarta provides grant funds to the regencyof Bogor. It's a qualitative research which is supported by interviews andobservations. The results of this study are the demolition of 43 buildings out of131 buildings the demolition will be continued after the next grant fund fromJakarta is received and the rehabilitation of the land after the demolition has notbeen done because it has not been completely cleared.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Supriati Sardiyarso
"Berbagai tipe bangunan telah dibangun pada masa kini. Satu di antaranya yang banyak bermunculan akhir-akhir ini khususnya di Jakarta, adalah bangunan bertingkat banyak yang dibungkus dinding kaca. Ide pertama membangun bangunan tinggi yang berasal dari negara-negara Barat, didasari oleh pemikiran praktis, ekonomis, adanya makna fungsional dan pengutamaan nilai kegunaan. Menurut seorang pakar bangunan bertingkat banyak, Hartono Poerbo{988). Pembangunan bangunan bertingkat banyak semakin perlu dilakukan mengingat semakin tingginya harga lahan perkotaan di mana bangunan tinggi itu biasa didirikan. Bangunan bertingkat banyak merupakan alternatif
penyelesaian masalah keterbatasan lahan perkotaan yang tidak seimbang dengan kebutuhan papan pemukiman. Makin banyak penduduk yang memerlukan lahan guna papan pemukimannya, tetapi luas lahan perkotaan tidak bertambah banyak. Oleh sebab itu dengan perhitungan-perhitungan tertentu yang didasari oleh pertimbangan atau kriteria tekno ekonomi, membangun bangunan bertingkat banyak pada lokasi lahan mahal akan menghasilkan rancangan yang baik layak dipandang dari sudut ekonomi, dan memenuhi syarat dipandang dari segi kegunaan.
Namun dalam kenyataan pelaksanaannya, kecuali pertimbangan fungsional tadi, ada juga pertimbangan pertimbangan lain. Hal itu mengacu pada makna-makna lain yang ikut terangkum di dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan pembangunan, baik secara sadar atau tidak. Makna bangunan bertingkat banyak World Trade Centre 2 yang akan dibangun di Jalan Sudirman, misalnya, menurut salah satu pembangunnya, didasari tujuan untuk mempertunjukkan pemikiran masyarakat Indonesia yang siap mengikuti perkembangan peradaban dunia masa depan dan memperlihatkan kesanggupan untuk mewujudkan bangunan yang sesuai bagi kegiatan dunia maju. Pembangunan Hotel Indonesia yang diprakarsai oleh Bung Karno dimaksudkan untuk menonjolkan rasa kebangsaan melalui bidang arsitektur, di samping memberi kesempatan bagi putra-putri Indonesia untuk mencipta bangunan. Bangunan yang dikenal sebagai salah satu Proyek Mercu Suar itu dimaksudkan sebagai tanda adanya hal baru dan pertama bagi bangsa Indonesia (Sumintardja, 1981). "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Djodji
"Bangunan Candra Naya merupakan bangunan Cina yang terletak di Jl. Gajah Mada No. 11 Jakarta Barat. Bangunan ini didirikan pada abad ke-18 dan merupakan bagian dari warisan Khouw Tian Sek kepada anaknya bernama Khouw Tjeng Tjoan, seorang Tionghoa dengan pangkat kehormatan Luitenant-titulair de Chinezen, yang kemudian diwariskan kembali oleh anak Khouw Tjeng Tjoan bernama Khouw Kim An, seorang mayor Cina terakhir di Batavia. Sejarah bangunan yang dimiliki oleh tokoh penting bagi masyarakat Cina di Batavia ini menjadi faktor penggunaan teori Michel Foucault tentang kekuasaan (power) berdasarkan konsep panoptikon dalam arsitektur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui representasi kuasa yang terwujud dari Bangunan Candra Naya melalui arti simbolis dari ragam hias, serta mengetahui cara bangunan Candra Naya sebagai wujud kuasa dalam relasi dengan lingkungan sekitarnya. Metode yang digunakan pada penelitian ini merujuk pada metode penelitian arkeologi oleh Robert H Sharer dan Wendy Ashmore (2010) meliputi: formulasi, implementasi, pengumpulan data, pengolahan data, analisis, dan interpretasi. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan survei secara langsung pada bangunan Candra Naya. Hasil analisis menunjukan bahwa relasi dari bangunan Candra Naya dengan lingkungan sekitarnya merepresentasikan kekuasaan bangunan sebagai sarana pengawasan. Selain itu, ragam hias yang terdapat pada bangunan juga merepresentasikan kekuasaan berdasarkan arti simbolisnya.

The Candra Naya Building is a Chinese building located on Jl. Gajah Mada No. 11 West Jakarta. This building was built in the 18th century as part of Khouw Tian Sek's inheritance to his son Khouw Tjeng Tjoan, a Chinese with the honorary rank of Luitenant-titutulair de Chinezen, which was then inherited again by Khouw Tjeng Tjoan's son named Khouw Kim An, the last Chinese major in Batavia. The history of the building owned by an important figure for the Chinese community in Batavia led to this research applying Michel Foucault's theory of power based on the panopticon concept in architecture. The purpose of this research is to find out the representation of power that can be seen from the Candra Naya Building through the symbolic meaning of the decoration, and to find out how the Candra Naya building is a form of power in relation to its surrounding environment. The method used in this study refers to archaeological research by Robert H Sharer and Wendy Ashmore (2010) including: implementation formulas, data collection, data processing, analysis, and interpretation. Data collection was carried out by means of literature studies and direct surveys at the Candra Naya building. The results of the analysis show that the relationship between the Candra Naya building and the surrounding environment represents the power of the building as a means of supervision. In addition, the decoration on the building also represents power based on its symbolic meaning."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuskar Lase
"Gaya-gaya horizontal seperti gempa maupun angin menghasilkan efek yang berbahaya terhadap sebuah bangunan karena kekakuan gesernya relatif rendah serta karena karakteristik maupun arah sumber gaya masih sulit diduga. Sekalipun demikian, sampai sekarang ini penentuan arah kritis horizontal bangunan masih lebih bersifat praktis dan kualitatif. Karya tulis ini menyajikan analisa arah kritis bangunan terhadap gaya-gaya horizontal yang ditinjau secara komprehensif kuantitatif. Analisa ini berdasarkan atas kriteria kinematik (lendutan) dan kriteria energie dimana rumusan matematisnya terhadap berbagai tipe gaya horizontal disajikan sedemikian rupa sehingga cukup sederhana dalam aplikasi praktis. Kedua kriteria akan dibandingkan serta dianalisa dalam contoh perhitungan bangunan secara tiga dimensi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>