Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164622 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hanan Nugroho
"Pangan, energi, dan air memiliki keterkaitan (nexus) yang kuat, termasuk dampaknya terhadap Perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan.  Perhatian terhadap keterkaitan ini semakin berkembang di dunia Internasional.  Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 masih menerapkan perencanaan pembangunan ketahanan pangan, energi, dan air secara sendiri-sendiri, belum menekankan keterkaitan antar mereka. Makalah ini mengusulkan agar dilakukan kajian mengenai keterkaitan antara ketahanan pangan, ketahanan energi, dan ketahanan air serta mengembangkan kebijakan pembangunan mengenai keterkaitan tersebut untuk kasus Indonesia   Selanjutnya perencanaan pembangunan yang didasarkan pada keterkaitan antara ketiga sumber utama kehidupan tersebut (pangan, energi, air) dapat disusun dan secara eksplisit diperlihatkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP)  tahun-tahun berikutnya dalam kurun RPJMN 2020-2024 dan ke depan."
Jakarta: Kementerian PPN/Bappenas, 2020
330 BAP 3:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011
338.17 LAP
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ken Raihan Gardia
"Perubahan iklim merusak lingkungan, ekonomi, dan membahayakan kesehatan masyarakat. Untuk mencegahnya, energi terbarukan (EBT) menjadi salah satu solusi yang penting. Oleh karena itu, negara-negara di dunia mulai beralih kepada EBT. Kami mempelajari negara-negara ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam), yang telah menerbitkan Nationally Determined Contributions (NDCs) dan, kecuali Filipina, menyatakan target untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2050-2060. Pada tahun 2019, gabungan rata-rata pangsa EBT mereka masih rendah (19,64% dari Total Pasokan Energi dan 20,60% dari pembangkit listrik), yang merupakan 6% dari emisi global. Selain itu, potensi dan pemanfaatan EBT di antara mereka juga berbeda secara signifikan, sehingga diperlukan investasi untuk memaksimalkannya. Tujuan dari penelitian ini tidak hanya untuk menemukan perbedaan antara potensi dan pemanfaatan EBT di ASEAN-5, tetapi juga faktor-faktor penentu yang mempengaruhi investasi EBT (REI). Temuan menunjukkan bahwa perbedaan pemanfaatan berasal dari perbedaan komitmen pemerintah dan kesadaran publik yang lebih kuat, di mana hal itu lebih kuat di Vietnam. Selanjutnya, analisis regresi hanya mampu menunjukkan bukti korelasi yang kuat terhadap REI, tetapi dengan besaran yang rendah, dari variabel seperti pangsa manufaktur terhadap PDB (-), rata-rata lama sekolah (-), Feed in Tariff dari semua ASEAN-5 dan mereka yang di atas rata-rata (+, -), dan biaya listrik di Vietnam (+). Analisis juga menunjukkan bahwa harga bahan bakar fosil dan listrik di ASEAN-5 secara keseluruhan tidak memiliki korelasi terhadap REI. Terakhir, model ini juga merekomendasikan studi masa depan untuk memanfaatkan lebih banyak variabel dan penelitian lebih dalam tentang kebijakan EBT.

Climate change destroys the environment, damages the economy, and harms people’s health. To prevent them, renewable sources is an important part of the solution. Hence, countries worldwide are transitioning to renewable energy (RE). We studied ASEAN-5 countries (Indonesia, Malaysia, Philippines, Thailand, and Vietnam), that have published Nationally Determined Contributions (NDCs) and, except for Philippines, declared targets to reach Net Zero Emissions (NZE) by 2050-2060. In 2019, their combined average RE share is still low (19.64% of the Total Energy Supply and 20.60% of electricity generation), making up 6% of global emissions. Furthermore, RE potential and utilization amongst them also differ significantly, making investments necessary in order to maximize them. The objective of this study is to find not only the differences between RE potential and utilization within ASEAN-5, but also the determinants affecting RE investments (REI). The findings suggest that differences in utilization comes from differences in government commitments and stronger public awareness, where it is stronger in Vietnam. Furthermore, the regression analysis is only able to show evidence of strong correlation towards REI, but with low magnitude, from variables such as share of manufacturing to GDP (-), mean years of schooling (-), Feed in Tariffs from all countries and those who are above average (+, -), and cost of electricity in Vietnam (+). The analysis also shows that fossil-fuel and electricity prices in ASEAN-5 as a whole have no correlation towards REI. Lastly, the model also recommends future studies to utilize more variables and research deeper into RE policies."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Nur Azizah
"Kerusakan lingkungan dan terancamnya kesehatan akibat dari perubahan iklim dapat meningkatkan perhatian konsumen terhadap konsumi makanan sehat dan ramah lingkungan, yaitu makanan organik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran sikap terhadap makanan organik sebagai mediator antara efikasi respons dengan intensi membeli makanan organik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan data penelitian yang diperoleh melalui survei secara daring kepada masyarakat dewasa muda usia 18 - 45 tahun (N = 248) yang dilakukan dengan teknik purposive sampling. Analisis mediasi dilakukan menggunakan tool Hayes’ model 4 yang terdapat pada IBM SPSS PROCESS versi 4.0 (efek langsung (c’) β = 0.49, p < 0.05 dan efek tidak langsung (ab) β = 0.21 , p < 0.05) hasil penelitian menunjukan niat membeli makanan organik dipengaruhi oleh sikap terhadap makanan organik, sedangkan sikap terhadap makanan organik dipengaruhi oleh efikasi respons. Untuk menjaga masyarakat tetap sehat, maka perlu diberikan pengetahuan terkait makanan organik agar memiliki sikap yang lebih positif terhadap makanan organik dan akan meningkatkan keinginan membeli makanan organik.

Environmental damage and health threats due to climate change can increase consumer attention to the consumption of healthy and environmentally friendly food, namely organic food. This study aims to examine the role of attitude towards organic food as a mediator between response efficacy and intense buying of organic food. This quantitative study obtained its research data through a survey for young adults aged between 18-45 years old (N = 248) which was conducted using purposive sampling technique. Mediation analysis was performed using the Hayes' model 4 tool contained in IBM SPSS PROCESS version 4.0 (direct effect (c’) β = 0.21, p < 0.05 and indirect effect (ab) β = 0.21 , p < 0.05). Results demonstrate that organic food intention was determined by attitude towards organic food, while attitude towards organic food was determined by response efficacy. To keep people healthy, it is necessary to provide knowledge related to organic food consumption, which in turn will encourage people to have a more positive attitude towards organic food, as well as will increase their desire to buy organic food"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Dhiya Sallina
"Konsumsi makanan organik adalah salah satu solusi dalam meminimalisir perubahan iklim yang saat ini cukup berdampak buruk bagi masyarakat, sehingga penting untuk mengetahui apa saja faktor yang memengaruhi intensi individu untuk membeli dan mengonsumsi makanan organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sikap terhadap makanan organik memediasi pengaruh persepsi kerentanan akan perubahan iklim terhadap intensi pembelian makanan organik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan data penelitian diperoleh melalui penyebaran kuesioner secara online kepada masyarakat Indonesia berusia 18-45 tahun (N=248) dengan teknik convenience sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini mencakup alat ukur Purchase Intention, alat ukur Perceived Vulnerability, dan alat ukur Attitude towards Organic Food yang ketiganya dibuat oleh Pang et al. (2021). Analisis data dilakukan dengan analisis multiple regression menggunakan PROCESS macro 4.0 melalui perangkat lunak IBM SPSS. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat efek mediasi secara penuh dari sikap terhadap makanan organik pada hubungan positif intensi pembelian makanan organik dan persepsi kerentanan akan perubahan iklim.

Consumption of organic food is one of the solutions in minimizing climate change which is currently quite bad for the community, so it is important to know what factors influence individual intentions to buy and consume organic food. This study aims to determine whether attitudes towards organic food mediate the effect of perceived vulnerability to climate change on the intention to purchase organic food. This study is a quantitative study with research data obtained through the distribution of online questionnaires to Indonesians aged 18-45 years (N=248) using convenience sampling technique. The measuring instruments used in this study include the Purchase Intention measuring instrument, the Perceived Vulnerability measuring instrument, and the Attitude towards Organic Food measuring instrument, all three of which were made by Pang et al. (2021). Data analysis was performed by multiple regression analysis using PROCESS macro 4.0 through IBM SPSS software. The results showed that there was a fully mediating effect of attitudes towards organic food on a positive relationship between organic food purchase intentions and perceptions of vulnerability to climate change."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathurohmah
"ABSTRAK
Penyimpangan iklim merupakan bagian dari gejala atmosfer yang memberikan pengaruh terhadap berbagai sektor kehidupan terutama sektor pangan dan pertanian. Melalui perhitungan statistik dan analisis temporal, penelitian ini mengungkapkan bahwa terjadi penyimpangan iklim di Kabupaten Kebumen selama periode 1983-2012. Berdasarkan pemetaan data spasial, wilayah terdampak penyimpangan iklim yang paling luas terjadi pada tahun 1997 dan tahun 2010. Sebaran wilayah penyimpangan iklim tersebut terkonsentrasi di wilayah dataran rendah bagian tenggara, wilayah perbukitan barat laut dan wilayah pegunungan utara Kabupaten Kebumen. Penyimpangan iklim berpengaruh terhadap rendahnya ketahanan pangan terutama di wilayah pegunungan utara Kabupaten Kebumen.

ABSTRACT
Climate deviation is a part of the atmospheric indication that gives effect to the various sectors particularly to food and agriculture. Through statistical calculation and temporal analysis, this research reveals that occurred climate deviation in Kebumen Regency during the period 1983-2012. Based on mapping of spatial data, most extensive impacted area by climate deviation occurred in 1997 and 2010. The area distribution of that climate deviation are concentrated in the lowland area of southeast, hills area of northwest, and mountain area of north Kebumen Regency. Climate deviation affect to food security particularly in mountain area of north Kebumen Regency."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
PANGAN 20:2 (2011) (1-2)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Putri R.
Jakarta: Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum, 2014
JSEPU 6:1(2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Riandini
[Place of publication not identified]: Jurnal Sumber Daya Air, 2011
JSDA 7:2(2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arwin Soelaksono
"Studi ini dimaksudkan untuk memformulasi strategi yang dapat menjadi sumbangsih bagi usaha-usaha mitigasi perubahan iklim. Pada akhir 2012 Kyoto Protocol tahap satu telah berakhir dan hasil dari COP 18 membuat keberadaan CDM menjadi penuh tantangan. Sehingga pelaksanaan CDM pasca 2012 atau mekanisme yang sejenis harus diperkuat. Sasaran dari riset ini adalah memformulasikan kombinasi dari kebijakan pemerintah Indonesia dan perjanjian perdagangan internasional untuk meperkuat pelaksanaan CDM di masa mendatang atau mekanisme baru berdasarkan pasar.
Riset ini dilakukan melalui tinjauan literatur dan pengumpulan respons survey yang respondennya telah dipilih dengan cermat supaya dapat mewakili seluruh pemangku kepentingan. Para responden yang dicari berasal dari para ahli nasional maupun asing yang memiliki pengalaman dibidang ini. Untuk menjamin bahwa mereka memberikan respons yang sahih, para responden juga dipilih berdasarkan pencapaian pendidikan dan pengalaman kerja yang relevan. Data yang terkumpul pada tahap pertama diolah dengan analisa SWOT yang kemudian difinalisasi menggunakan AHP.
Namun riset yang berdasarkan perspektif CDM ini memberikan hasil yang berbeda. Strategi yang terbaik adalah dengan mengkaitkan mekanisme ini dengan perjanjian pedagangan internasional. Sehingga kesadaran akan perubahan iklim perlu dibangun secara regional ataupun dengan mitra perdagangan lainnya. Hasil dari usaha ini adalah pembagian tanggung jawab dalam mitigasi perubahan iklim. Lebih lanjut seyogyanya usaha ini tidak berhenti pada tingkatan antar pemerintah semata, namun harus dapat diimplementasikan antar lembaga-lembaga usaha swasta. Dengan demikian mekanisme bisnis ke bisnis yang cocok dengan CDM ataupun mekanisme yang sejenis dapat berfungsi efektif.

This study is intended to formulate strategy that can contribute the climate change mitigation measures. By the end of 2012 first phase Kyoto Protocol has ended and the result of COP 18 brought CDM existence in considerable challenge. Therefore CDM post 2012 or similar mechanism implementation has to be strengthened. The research goal is to formulate combination of Government of Indonesia policies and international trade agreement to reinforce future CDM or new market based mechanism.
This research conducted through literature review and collecting survey responses which the respondents were carefully selected to cover all stakeholders. The respondents were sought from national and foreign expert or people who have experiences in this field. The respondents also selected based on education attainment and relevant working experience to ensure they will give valid responses. The first stage data collected was processed using SWOT analysis and then finalized using AHP.
However this research based on CDM perspective, gave different result. The best strategy is to work through linking the mechanism to the international trade agreement. Therefore climate change awareness should be built regionally or with other trading partners. The outcome of this measures is sharing responsibility on climate change mitigation. Moreover it should not stop only at governments? level, but it should be implemented among the private sectors. Then business to business mechanism which is suitable to CDM or its similar mechanism will be functioned effectively.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T41592
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>