Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111657 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jelsi Natalia Marampa
"Pendahuluan : Gangguan pendengaran yang disebabkan akibat bising merupakan masalah kesehatan yang banyak diderita oleh pekerja di industri. Gangguan pendengaran dapat dicegah melalui Program Konservasi Pendengaran (HCP). Program ini telah diterapkan oleh PT. HASI tahun 2002 pada semua departemen yang mempunyai tingkat kebisingan 85 dBA atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan HCP di PT. Hardaya Aneka Shoes Industri; mengevaluasi kebijakan perusahaan dalam mendukung HCP; mengevaluasi ketersediaan sumberdaya pendukung dalam penerapan HCP; mengevaluasi tingkat pemenuhan elemen-elemen HCP; mengetahui tingkat keberhasilan penerapan HCP. Metode : Penelitian ini adalah studi evaluasi dengan mempergunakan data tahun 2002 sampai dengan tahun 2005 di PT. HASI. Data penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data dari survei kebisingan, pengendalian kebisingan, audiometri, alat pelindung telinga, pendidikan dan motivasi, pencatatan dan pelaporan dan evaluasi program serta data primer yang diperoleh mela1ui kuesioner untuk variabel umur, lama kerja, riwayat penyakit, riwayat keturunan, dan hobby pekerja Telitian : Penerapan Hep dari Aspek Input sangat baik, meliputi komitmen manajemen, komponen program, dan dukungan sumberdaya. Dari aspek Proses yakni penerapan elemen-elemen Hep, termasuk dalam kategori sangat baik, dan dari aspek Output yakni pemenuhan penerapan elemen Hep sangat baik, namun dari hasil analisa audiometri tahun 2002 dan 2005 diketahui terjadi penambaban kasus gangguan pendengaran sejak tahun 2002-2005, adanya kasus penurunan ambang dengar dari kategori normal menjadi ringan dan berat, dari ringan menjadi sedang. Selain itu teIjadi perubahan ambang dengar yang positif lebih dari 15 dB pada frekuensi 500, 1000,2000, sebesar 1 % pada telinga kanan dan frekuensi 4000 dan 8000 Hz sebesar 6.2 % pada telinga kanan dan 8.2 % pada telinga kiri. Umur responden yang mempunyai kasus g~ngguan pendengaran rata-rata dibawah 40 tahun, dengan lama keIja semuanya lebih dari 10 tahun, dan 33 % mempunyai gangguan riwayat penyakit serta hobby yang dapat memperberat gangguan pendengaran. Kesimpulao : Penerapan Hep di PT. HASI dari tahun ke tahun semakin baik dan menunjukkan adanya komitmen yang kuat dari manajemen perusahaan. Ada hubungan yang kuat antara aspek Input - Proses - Output dalam menerapkan Program Hep. Ditemukan adanya kasus baru selama tahun 2002 sampai 2005, Adanya kasus penurunan ambang dengar.dari kategori normal menjadi ringan, sedang dan berat. Terjadi perubaban ambang dengar yang positif lebih dari 15 dB. Faktor lama kerja dan riwayat penyakit serta hobby merupakan faktor yang memperberat gangguan pendengaran pad a pekerja di PT. HASI.

Introduction : Hearing problems caused by noise are the most common health problems among industrial workers. Hearing problems can be prevented through Hearing Conservation Program (HCP). This program has been implemented by PT. HASI in 2002 to its all departments having 85 dBA noise level or more. This study is aimed to evaluate the implementation of HCP at PT. Hardaya Aneka Shoes Industri; evaluating company policy in supporting HCP; evaluating the supporting resources availability in HCP implementation; evaluating the compliance level of HCP elements; acknowledging the achievement level ofHCP implementation. Method : This study is an evaluation study using data taken from 2002 to 2005 in PT. HASI. The data is a secondary data which is attained from noise survey, noise control, audiometric, hearing protective devices, education and motivation, record keeping and reporting and program evaluation as well as primary data obtained from questionnaires for the variable on age, work duration, medical history, family history, and workers preferences. Study : The implementation of HCP from Input aspect is very good, including management commitment, program component, and resource supports. From the Process Aspect is the implementation of HCP elements, including the category is very good, and from the Output Aspect i.e the compliance ofHCP implementation is very good, yet from the audiometric analysis results in 2002 and 2005, the increase of hearing impairment cases was found since 2002-2005, there was a decrease in hearing threshold from the normal category become the medium one. Moreover, there is a positive hearing threshold change at the level of more than 15 dB in the frequency of 4000 and 8000 Hz, 6.2 % on right ear and 8.2 % on left ear. The respondents' age are approximately below 40 years old, with the working period more than 10 years, and 33 % of them have health problems and likeness that may aggravate their hearing problems. Conclusion : HCP implementation in PT. HASI is getting better year by year and has sho\'1tl a strong commitment from the company management. There is a strong relationship between Input - Process - Output aspects in implementing HCP programs. New emerging cases have been indicated during 2002 - 2005, a decrease in hearing threshold from normal category to light, medium, heavy. There is a positive hearing threshold for more than 15 dB. Work period and medical history factors as well as workers' likeness are the factors that may aggravate hearing impairment among workers in PT. HASI."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ela Herawati
"Gangguan pendengaran sebagai penyakit akibat kerja yang paling sering terjadi di berbagai industri membutuhkan perhatian dari banyak pihak. Gangguan pendengaran yang dialami seseorang akan berpengaruh pada produktivitas kerja dan kualitas hidup pekerja tersebut, sehingga pengendalian bising sangat penting untuk dilaksanakan di semua industri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan dan kesesuaian dari elemen program konservasi pendengaran yang dilakukan PT XYZ sesuai dengan peraturan dan rekomendasi yang ada, agar dapat diketahui hal-hal yang dapat diperbaiki untuk mewujudkan Program Konservasi Pendengaran yang efisien, efektif dan memadai. Penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dengan cara wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen, dan kuisioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya ketidaksesuaian penerapan elemen Program Konservasi Pendengaran di PT XYZ dengan peraturan dan rekomendasi. Peneliti merekomendasikan bahwa perlu dibuat kebijakan khusus terkait dengan PKP, dan pelaksanaan pencatatan dan pelaporan yang lebih baik, serta pengawasan yang lebih pada pelaksanaan setiap elemen Program Konservasi Pendengaran.

Hearing loss as the most common occupational disease in many industries requires attention from many parties. Hearing loss experienced by a person will affect the work productivity and quality of life of the worker, so noise control is very important to be implemented in all industries.
This study aims to determine the description of the implementation and suitability of the elements of hearing conservation program conducted by PT XYZ in accordance with existing regulations and recommendations, in order to know the things that can be improved to realize an efficient, effective and adequate Hearing Conservation Program. This research uses descriptive study design with qualitative approach. Data were obtained by in-depth interviews, observation and document review, and questionnaires.
The results of the study indicate that there is a mismatch of the implementation of Hearing Conservation Program elements in PT XYZ with the rules and recommendations. The researcher recommends that special policies relating to Hearing Conservation Program, better implementation of recording and reporting, and more oversight of the implementation of each element of the Hearing Conservation Program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wendi Ramanda
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan dan kesesuaian
survei kebisingan, pengendalian teknis dan administratif, pemeriksaan audiometri,
dan Alat Pelindung Telinga (APT) yang dilakukan di PT X sesuai dengan
peraturan dan rekomendasi yang ada, agar dapat diketahui hal-hal yang dapat
diperbaiki untuk mewujudkan Program Konservasi Pendengaran (PKP) yang
efisien, efektif, dan memadai. Penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dengan cara wawancara mendalam,
observasi, dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya
ketidaksesuaian penerapan elemen Program Konservasi Pendengaran (PKP) di PT
X dengan peraturan dan rekomendasi. Peneliti merekomendasikan bahwa perlu
dibuat kebijakan khusus dan pemberian pelatihan mengenai Program Konservasi
Pendengaran (PKP), serta pengawasan yang lebih pada pelaksanaan setiap elemen
Program Konservasi Pendengaran.

ABSTRACT
This study aims to describe the implementation and suitability noise survey,
engineering and administative controls, audiometric test, and Hearing Protection
Device (HPD) in PT X accordance with existing regulations and
recommendations, in order to know the things that could be improved to realize
the Hearing Conservation Program (HCP) that is efficient, effective, and
adequate. This study used descriptive design with qualitative approach. Data was
obtained by in-depth interview, observation, and document review. The results
showed that there was found mismatches between implementation of Hearing
Conservation Program elements in PT X with regulations and recommendations.
Researchers recommend that should made specific policy and training about
Hearing Concervation Program (HCP), as well as supervision to each
implementation of Hearing Conservation Program (HCP) elements."
Universitas Indonesia, 2014
S54930
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zukhrida Ari Fitriani
"Intensitas: bising 85 dB atau lebih menyebabkan kerusakan reseptor Corti. Perusahaan X telah melakukan program konservasi pendengaran untuk mencegah terjadinya noise induced hearing loss (NIHL). Akan tetapi; penurunan pendengaran masih ditemukan. Penelitian ini ingin mengetahui hubungan perilaku kurang dengan NIHL serta faktor-faktor lain yang berhubungan dengan NIHL pada pekerja Perusahaan X.
Metode: Penelitian kasus kontrol teJah diiakukan pada pekerja laki-laki usia 20 59 tiga kompattemen Perusahaan X. Data didapatkan dari kuesioner dan tes audiometri screening tahun 2010. Odd ratio dan analisis multivariat menggunakan SPSS 17 dilakukan terhadap 62 kasus NIHL dan 62 kontrol.
Hasil: Faktor·faktor seperti perokok sedang berat, I intenshas bising 85-95 dB meningkatkan risiko terjadinya NJHL masing·masing sebesar I 0,73(95%CI 2.85-40.38),5.49), 34(95%C!=0.46·3.89. Penelitian ini tidak bisa mendapatkan hubungan intensitas bislng >95 dB dengan NIHL.
Kesimpulan: Perilaku kurang meningkatkan risiko tetjadinya NIHL di Perusahaan X. Program.

Backgrounds: Noise intensity 85 dB (decibels) or more may damage the Corti receptors. The X Company had conducted hearing conservation program to prevent noise induced hearing loss (PllHL), However, hearing loss still can be found 17Jis study idenlifles the correlation between unsafe behaviors and NIHL also the other foctors related with NIHL among The X Company's workers.
Methods: A case conrrol th1'ee compartments of X Company Data was obtained from questionnaires and scree11ing audiometric test 201(}, Odd ratio and multivariate analysis using SPSS 1 7 had been done to 62 cases N!HL and 62 controls.
Results: Factors such as medium-heavy smokers, unsafe behaviors, light smokers, noise intensity 85-95 dB increase the risk of NIHL by 10.73(95%CJ=2.85-40.38), 4.36(95%Cl=l.70-11.20), 2.23(95%CI=0.91-5.49), I.34(95%CI=0.46-3.89. This study cannol obJain the relation between noise intensity >95 dB and NIHL.
Conclusions: Unsafe behaviors increase the risk of NIHL in X Company. Hearing conservation program need to be improved.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
T31643
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Farida Sukardjo
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17518
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matakupan, Henry Victor
"Industri Minyak dan Gas Lepas Pantai PT M Tahun 2018 Paparan kebisingan merupakan penyebab paling umum gangguan pendengaran, menyebabkan noise induced hearing loss (NIHL). Penelitian ini mengevaluasi gangguan pendengaran yang berhubungan dengan pajanan bising dikaitkan dengan usia, masa kerja, lama pajanan, pemakaian alat pelindung diri, kebiasaan merokok, hobi berhubungan kebisingan dan penyakit Diabetes Mellitus, hyperlipidemia dan hipertensi pada pekerja. Ini adalah penelitian observational cross sectional meneliti variabel independen, variabel dependen dan variabel perancu pada waktu bersamaan. Menggunakan data sekunder perusahaan melalui pengamatan, pengukuran dan questioner. Hasil pengukuran kebisingan area berpotensi kebisingan menunjukan potensi kebisingan terendah adalah 63 dBA dan tertinggi 110, 6 dBA,tingkat kebisingan area field berkisar 84.88 - 93 dBA. Kebisingan di area nonfield tertinggi 79.5 dBA. Pajanan bising efektif di bawah 80 dBA, baik di area field maupun nonfield; 7.1% pekerja bekerja > 20 tahun, didapatkan hubungan antara masa kerja > 20 tahun, terjadinya gangguan pendengaran pekerja sebanyak 5.6%, 40.5% pekerja berusia > 40 tahun, didapatkan hubungan antara usia pekerja dengan kejadian gangguan pendengaran. 42.9% pekerja memiliki kebiasaan merokok, tidak didapatkan hubungan antara perilaku merokok dengan gangguan pendengaran. Tingkat pemakaian APT pada pekerja didapatkan sebanyak 90.5% pekerja yang selalu memakai APT, tidak ada hubungan antara pemakaian APT dengan gangguan pendengaran. Tidak didapatkan hubungan antara hobi dengan terjadinya gangguan pendengaran Tidak didapatkan hubungan antara status kesehatan berupa profil lipid pekerja (kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserida), kadar glukosa darah pekerja dan tekanan darah dengan gangguan pendengaran.

Exposure to noise is the most common cause of hearing loss, leading to noise induced hearing loss (NIHL). This study evaluated hearing loss associated with noise exposure related to age, length of employment, length of exposure, the use of personal protective equipment, smoking habits, hobbies associated noise and diabetes mellitus, hyperlipidemia and hypertension in workers. This is a cross-sectional observational study examined the independent variable, the dependent variable, and confounding variables at the same time. Using the company secondary data, through observation, measurement and questionnaire. Noise measurement results indicate that the potential area of potential noise is 63 dBA as the lowest noise and the highest is 110, 6 dBA, field noise level area ranging from 84.88 - 93 dBA. Nonfield noise area 79.5 dBA. Exposure effective noise below 80 dBA, either in the field or nonfield area; 7.1% of workers worked > 20 years, working life > 20 years, the hearing loss of workers 5.6%, workers aged > 40 years 40 is 5%. 42.9% of workers have a smoking habit, not found a relationship between smoking behavior with hearing loss. HPD consumption levels in workers earned as much as 90.5% of the workers who always wear APT, there is no relationship between the use of HPD with hearing loss. There were no relationship between hobby with hearing loss. As well as no relationship found between workers health status such as lipid profile (total cholesterol, HDL, LDL, and triglycerides), worker glucose blood levels and blood pressure with hearing loss."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T52482
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Dawaman
"ABSTRAK
Kebisingan pada industri harus dapat dikurangi agar para karyawan yang terpapar
tidak mengalami gangguan pendengaran. Agar area kerja dapat diperbaiki dan kebisingan
dapat dikurangi maka diperlukan suatu kegiatan promosi kesehatan dalam mencegah
gangguan pendengaran yaitu Hearing conservation program. Peneliti bertujuan untuk
mengevaluasi implementasi Hearing Conservation Program pada PT XYZ tahun 2013.
Proses evaluasi dilakukan dengan menggunakan checklist evaluasi Hearing conservation
program dari NIOSH (Alih bahasa Departemen Kesehatan). Maka diperoleh hasil
pelaksanaan Hearing conservation program pada PT XYZ yang telah dilaksanakan sebesar
76 % dan 24 % belum terlaksana. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan
Hearing Conservation program di PT XYZ masih harus ada perbaikan agar karyawan
tidak terpapar oleh kebisingan dan terhindar dari gangguan pendengaran. Saran pada PT
XYZ sebaiknya menjalankan secara menyeluruh dan sosialisasi terhadap pelaksanaan
Hearing conservation program harus dilaksanakan pada seluruh karyawan.

ABSTRACT
Noise in the industry must be reduced so that the employees are not exposed to
hearing loss. So that the work area can be improved and the noise can be reduced, we need
a health promotion activity in preventing hearing loss is hearing conservation program.
We aimed to evaluate the implementation of the Hearing Conservation Program in PT
XYZ in 2013. The evaluation process is conducted by using a checklist evaluation of the
NIOSH Hearing conservation program (Language Interpreting Department of Health).
Hearing the obtained results of the implementation of conservation programs at XYZ Ltd.
which has been implemented by 76% and 24% have not been implemented. It can be
concluded that the Hearing Conservation program activities in PT XYZ still must be
improved in order employees not exposed to noise and avoid hearing loss. Advice on PT
XYZ should run thoroughly and disseminate the hearing conservation program
implementation should be carried out on all employees."
Universitas Indonesia, 2013
T35077
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fidi Dewi Safitri
"ABSTRAK
Penawaran Saham Perdana (IPO) adalah menjual saham perusahaan ke publik melalui
Bursa Efek. Tujuannya untuk mendapatkan dana bagi pembiayaan aktivitas perusahaan,
ekspansi maupun kegiatan investasi lainnya. Hal penting dalam aktivitas IPO adalah harga
saham perdana. Agar menarik investor untuk membeli saham IPO, harga saham perdana
terkadang ditetapkan lebih rendah dari nilai wajarnya. Dengan demikian terjadi abnormal
return yang positif, ketika hari pertama saham diperdagangkan. Fenomena ini dikenal dengan nama underpricing.
Penelitian ini memiliki tiga tujuan yaitu pertama, untuk mengetahui besaran
underpricing dalam penawaran saham perdana pada industri keuangan. Kedua, mengetahui perilaku saham selama 60 hari setelah penawaran snham perdana pada industri keuangan. Dan ketiga adalah untuk mengetahui dampak kondisi pasar (bullish dan bearish), umur perusahaan dan nilai emisi saham terhadap tingkat underpricing pada industri keuangan.
Penelitian ini menggunakan sampel 18 emiten yang melakukan penawaran saham
perdana di industri keuangan pada Bursa Efek Jakarta selama tahun 2002 sampai dengan
2005. Hasil penelitian ini adalah Saham perdana mengalami underpricing ketika
diperdagangkan pertama kali di pasar sekunder. Besaran average abnormal normal pada hari pertama perdagangan adalah 25,25% dan signifikan pada oc = 5%. Perilaku Saham perdana dapat dilihat pula dari pola cumulative average abnormal return (CAAR). Pola CAAR 2002-2005 menunjukkan bahwa besaran underpricing yang terbesar terjadi pada hari pertama. Pada hari kedua, saham mengalami koreksi yang signifikan.
Fenomena underpricing tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
di dalam luar negeri yaitu oleh Ritter (1991) yang menghasilkan initial return adalah sebesar 14,8%. Sedangkan penelitian Reilly dan Hatfield (1969), memperoleh return sebesar 9,5%. Penelitian di Indonesia dilakukan oleh Hermawan (2000), Kusumaningtyas (2001), Hudiyanto (2002) dan Herika (2004) yang hasil penelitiannya abnormal return berurutan sebagai berikut 8,S2%, 34,49%, 21,96% dan 1,01%.
Sedangkan hasil pengujian variabel-variabel yaitu kondisi pasar, umur perusahaan
dan nilai emisi saham yang diduga berpengaruh terhadap besaran underpricing mendapatkan hasil bahwa varabel-variabel tersebut secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap underpricing."
2007
T21244
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Binti Wiladatul Laili
"Readymix plant PT X Lenteng Agung Jakarta Selatan merupakan perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur dengan produksi beton sebagai bisnis utamanya di mana dalam proses produksinya menghasilkan kebisingan dengan intensitas tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan program konservasi pendengaran untuk melindungi pekerja dari penurunan pendengaran akibat bising di readymix plant PT X Lenteng Agung Jakarta Selatan tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang dilakukan pada bulan Mei-Juni tahun 2014 di readymix plant PT X Lenteng Agung Jakarta Selatan dengan observasi, wawancara dan studi literatur. Hasil penelitian menyatakan bahwa readymix plant PT X Lenteng Agung Jakarta Selatan belum memiliki kebijakan atau komitmen khusus terkait pelaksanaan program konservasi pendengaran. Program konservasi pendengaran yang telah dilakukan masih belum optimal serta masih memerlukan banyak evaluasi dan perbaikan.

Readymix plant PT X Lenteng Agung South Jakarta is a company engaged in manufacturing sector with concrete production as a major business in which in the process of production produces high intensity noise. This research aims to develop hearing conservation program to protect workers from noise induced hearing loss in readymix plant PT X Lenteng Agung South Jakarta, 2014. This research is a descriptive analytic study performed in May-June 2014 in readymix plant PT X Lenteng Agung South Jakarta by observation, interview and study of literature. Research results revealed that readymix plant PT X Lenteng Agung South Jakarta does not have a policy or specific commitments related to the implementation of hearing conservation program yet. Hearing conservation program that has been made is still not optimal and still requires a lot of evaluation and improvement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56070
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Skripsi ini menyajikan hasil penelitian analisis rencana penggantian pesawat Boeing 737-200 dengan Boeing 737-300 pada periode tahun 2002, periode tahun 2003, periode tahun 2004, periode tahun 2005 untuk hub Cengkareng_dengan delapan rute penerbangan yang dipilih dipilih yaitu CGK-PKU, PKU-CGK, CGK-PLM, PLM-CGK, CGK-UPG, UPG-CGK, CGK-DPS, dan DPS-CGK. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui berapa jumlah pesawat yang dibutuhkan pada periode tersebut dan total keuntungan atau kerugian yang diperoleh perusahaan berdasarkan tipe Boeing dengan demikian dapat ditentukan waktu yang tepat melakukan penggantian pesawat Boeing 737-200 dengan Boeing 737-300. Metode peramalan yang digunakan dengan menggunakan deret waktu analisis kecenderungan model analisis linear, karena metode ini lebih tepat dan sesuai dengan data historis untuk melakukan peramalan 4 tahun ke depan. Hasil peramalan data jumlah penumpang digunakan sebagai data input untuk melakukan analisis kebutuhan pesawat Boeing 737 dan perhitungan proyeksi keuntungan atau kerugian tahunan perusahaan untuk 4 periode tahun ke depan. Hasil akhir dari penelitian analisis rencana penggantian pesawat Boeing 737-200 dengan Boeing 737-300 pada tahun 2000-2005 adalah banyaknya jumlah pesawat Boeing 737-200 atau Boeing 737-300 yang dibutuhkan perusahaan pada periode tahun yang diramalkan, diperoleh penggunaan pesawat Boeing 737-300 lebih sedikit jumlah armadanya sehingga lebih efisien dan dari hasil proyeksi profit/loos perusahaan bahwa pada kondisi nilai dolar adalah $0,89 maka pada tahun 2002 merupakan waktu yang paling tepat untuk mengganti pesawat Boeing 737-200 dengan pesawat Boeing 737-300 karena memiliki keuntungan (profit) yang jauh lebih besar, hampir lima kali lebih besar dari penggunaan pesawat Boeing 737-200."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49645
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>