Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93666 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Jamil Wahab
"Salafi merupakan paham dan gerakan yang bersifat transnasional, yaitu terkoneksi dengan dinamika paham keagamaan di Timur Tengah. Melalui penelitian dengan pendekatan kualitatif, artikel ini mendeskripsikan eksistensi kelompok tiga jenis Salafi yang berkembang di Solo yaitu, pertama, Salafi Puritanis yaitu Ma’had Imam Bukhari. Kedua, Salafi Haraki yaitu Pesantren Al-Mukmin Ngerukidan Ma’had ‘Isy Karima. Ketiga, Salafi Jihadis yaitu Jamaah Anshoru Tauhid (JAT) dan beberapajaringan radikal di Solo. Dakwah eksklusif yang dikembangkan kelompok Salafi Puritanis, menimbulkan konflik horizontal karena meresahkan masyarakat. Sementara Salafi Haraki dan Jihadisyang mengusung gagasan pendirian negara Islam dan penerapat syariat Islam secara formal,menimbulkan konflik vertikal dengan penguasa. Kajian ini berhasil menemukan fenomena baru, bahwadakwah Salafi Puritanis dapat terus berkembang di beberapa tempat, ini menunjukkan Salafi Puritanis dapat berkoeksistensi dengan paham keagamaan lainnya di masyarakat. Selain itu, Salafi Puritanis juga ternyata mulai membuka diri terhadap beberapa program pemerintah. Sedangkan Salafi Harakidan Jihadis masih menunjukkan sikap penolakannya terhadap dasar negara dan konstitusi, sehinggaterus berhadapan dengan penegak hukum atau pemerintah."
Jakarta: Kementerian Agama, 2019
297 JPKG 42:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ibrahim Rantau
"Fase transisi Mesir diwarnai dengan menguatnya kekuatan Islam politik, terutama kelompok Salafi yang memperoleh suara yang cukup signifikan dalam pemilu parlemen Mesir yang digelar dalam bulan Desember 2011 hingga Januari 2012. Perolehan suara dalam Parlemen memberikan kesempatan kepada kelompok Salafi untuk merealisasikan pemikiran dan pandangan Salafisme kedalam realitas politik Mesir pasca revolusi. Fase transisi Mesir juga diwarnai dengan meningkatnya intensitas konflik antara kekuatan Islam politik, dalam hal ini adalah koalisi Ikhwanul Muslimin dan kekuatan politik Salafi, dengan faksi Nasionalis-Liberal dalam hal mempengaruhi arah transisi Mesir. Konflik antar elit politik juga memicu bentrokan di level grassroot yang menyebabkan situasi transisi Mesir menjadi semakin tidak menentu. Beberapa isu yang menjadi penyebab konflik adalah tentang amandemen konstitusi Mesir serta isu-isu berbau sektarian seperti perlindungan terhadap agama minoritas dan thariqah sufi, dimana kelompok Salafi memberikan perhatian lebih terhadap isu tersebut.
Sementara itu al-Azhar, sebagai sebuah institusi pendidikan dan keagamaan Sunni yang cukup prestisius dikalangan masyarakat Mesir, mencoba untuk memberikan kontribusi bagi bangsa Mesir dengan memperlihatkan sikap serta menyumbangkan pandangan-pandangan terkait dengan bagaimana mengelola fase transisi. Sikap dan pandangan ulama al-Azhar termuat dalam beberapa dokumen yang dirilis oleh al-Azhar dimana dokumen-dokumen tersebut mendapatkan apresiasi dari beberapa kekuatan politik untuk menjadi inspirasi dan framework bagi amandemen konstitusi Mesir. Dalam hal ini muncul perbedaan pandangan yang cukup mendasar antara ulama al-Azhar dan kelompok Salafi tentang beberapa pasal dalam amandemen konstitusi Mesir serta perlindungan terhadap pemeluk agama minoritas dan thariqah sufisme.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan kelompok Salafi terkait dengan amandemen konstitusi Mesir dan perlindungan terhadap kelompok minoritas, serta bagaimana perbedaan pandangan ulama al-Azhar atas pandangan dan pergerakan kelompok Salafi terkait dengan isu-isu tersebut. Beberapa teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teori tentang transisi, fundamentalisme Islam dan Islam moderat (wasathiyah), teori agama tentang kepatuhan terhadap pemimpin, serta peranan agama dalam perubahan sosial.
Temuan dalam penelitian ini adalah terjadi perbedaan pandangan yang cukup mendasar antara ulama al-Azhar dan kelompok Salafi terkait dengan beberapa pasal dalam amandemen konstitusi Mesir, antara lain dalam pasal 1, 2, 4, serta pasal 219, dimana pasal-pasal tersebut mengatur hubungan antara agama dan negara. Selain itu muncul perbedaan pandangan antara ulama al-Azhar dan kelompok Salafi terkait dengan perlindungan dan perlakuan terhadap pemeluk agama minoritas dan thariqah sufi dimana selama fase transisi intensitas konflik antara kedua komunitas ini dengan kelompok Salafi semakin meningkat.

Egypt's transition phase was marked by the strengthening the power of political Islam particularly the Salafi group that gained a significant vote in Egypt's parliamentary elections which held December 2011 until January 2012. The vote in Parliament provides the opportunity for salafi to realize the Salafism thoughts and views into the political realities of Egypt post-revolution. Egypt's transition phase is characterized by the increasing intensity of conflict between the forces of political Islam, in this case is a coalition of Muslim Brotherhood (Ikhwanul Muslimin) and Salafi political power against the Nationalist Liberal faction in terms of influencing the direction of Egypt's transition. Conflict between the political elite also sparked clashes in the grassroots level that causes the Egypt’s transition situation even more uncertain. Some of the issues that caused the conflict is about the Egyptian constitutional amendments and smelled sectarian issues such as protection of minorities and thariqah Sufi, which Salafi groups give more attention on this issue.
On the other side, al-Azhar University, as an educational institution and a fairly prestigious Sunni religious among the Egyptian people, try to contribute to the Egyptians by contributing insights related on how to manage the transition phase. Attitudes and insights of the scholars of al-Azhar contained in a document released by al-Azhar where these documents got such appreciation from some political forces to be an inspiration and a framework for the amendments to the Egyptian constitution. In this case, appears quite differences fundamental of view among scholars of al-Azhar and Salafi groups on several articles in the Egyptian constitutional amendments towards the protection of minority religious groups and tariqah Sufism.
This study aims to examine how the point of views of Salafist groups linked to the Egyptian constitutional amendments and the protection of minorities, and also the dissent of al-Azhar scholars on the view and the movement of Salafist groups linked to these issues. Some of theories used in this study include transition theories, Islamic fundamentalism and Islamic moderate (wasathiyah), the theory of adherence to religious leaders and the role of religion in social change.
The author found fundamental disagreement between the scholars of al-Azhar and Salafi groups linked to several articles in the Egyptian constitutional amendments, by the following article 1, 2, 4, and Article 219 where the following articles set the relationship between religion and the state. In addition, there is a difference of views between scholars of al-Azhar and Salafi groups linked to the protection and treatment to minorities and thariqah Sufi where conflict intensity of both groups increased during transition phase.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Sirojudin
"ABSTRAK
Gerakan Salafi adalah satu gerakan transnasional yang penting untuk diamati dalam dekade belakangan ini. Tidak hanya pola ekspansinya yang global, namun juga
terkait dengan jaringannya. Salah satu pusat gerakan yang memberikan support
penyebaran ideologi Salafi ke Indonesia adalah Yaman. Dalam catatan sejarah, Salafi
Yaman merupakan gerakan Islam kontemporer yang dimulai dari tokoh besar, yaitu
Muqbil bin Hadi al-Wadi'i. Pada tahun 1979, dia mendirikan Darul Hadits Dammaj
yakni lembaga pendidikan yang terletak di Provinsi Sa'dah, Yaman. Semenjak tahun
1990 Darul Hadits Dammaj terus didatangi oleh pelajar dari Indonesia di samping
banyak dijadikan tempat belajar bagi pencari ilmu agama yang berasal dari berbagi
negara belahan dunia.
Tesis ini menganalisis dua aspek, yakni: pertama, mengapa Salafi Jihadi Darul
Hadits Yaman menjadi gerakan transnasional? Kedua, bagaimana diaspora aktor
dalam melakukan ekspansi gerakan Salafi Jihadi di Indonesia? Adapun tujuan dari
riset tesis ini ialah untuk mengkaji perkembangan gerakan Salafi Jihadi Darul Hadits
Yaman dengan menitikberatkan pada aktor, jaringan, dan strateginya. Aktor
merupakan poin penting untuk dirunut guna mendapat gambaran tokoh yang paling
berperan dalam diaspora gerakan Salafi Jihadi di Indonesia. Selain itu, jaringan dan
strategi dari kelompok Salafi Jihadi alumni Darul Hadits menjadi poin penting yang
akan direkontruksi sehingga memunculkan temuan akademik yang signifikan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan teori social movement Sydney Tarrow yang
berkaitan erat dengan tiga elemen penting, yaitu struktur kesempatan politik (SKP),
Framing Process, dan Resource Mobilization atau mobilisasi sumber daya. Pola yang
digunakan adalah melakukan pemetaan terhadap gerakan Salafi Jihadi pada klusterkluster di Indonesia.

ABSTRACT
The Salafi movement is an important transnational movement to observe in the
last decade. Not only its global expansion pattern, but its network must be taken into
account of importance. One of the centers of the movement that are most influential in
the spread of Salafi ideology into Indonesia is Yemen. Based on the historical records,
the Yemeni Salafi is a contemporary Islamic movement that started from a great figure,
namely Muqbil bin Hadi al-Wadi'i. In 1979, he founded Darul Hadits Dammaj, an
educational institution located in Sa'dah Province, Yemen. Since 1990 Darul Hadits
Dammaj has continued to be visited by students from Indonesia as well as being used
as a place of study for seekers of religious knowledge from various countries around
the world.
The thesis analyzes two aspects, namely: first, why did Yemeni Salafi Jihadi
Darul Hadits become a transnational movement? Second, how do the diaspora actors
expand the Salafi Jihadi movement in Indonesia? The purpose of this research is to
study the development of the Yemeni Salafi Jihadi Darul Hadith movement
emphasizing on actors, networks and strategies. Actors are an important point to trace
in order to get a vivid description of the figures who play a role in the diaspora of the
Salafi Jihadi movement in Indonesia. In addition, the networks and strategies of the
Salafi Jihadi group of Darul Hadits alumni are important points that will be
reconstructed so that it may lead to a discovery of significant academic findings. This
study uses the Sydney Tarrow social movement theory approach which is closely
related to three important elements, namely the Political Opportunity Structure, the
Framing Process, and the Resource Mobilization. The pattern being used in this
research is to map the Salafi Jihadi movement in clusters in Indonesia."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2017
364.135 AKT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurwahidin
"Penelitian ini menganalisis tentang kepentinagan negara-negara pantai dalam menghadapi ancaman transnational non state actor di Selat Malaka. Negara-negara pantai yang dimaksud adalah Indonesia-Malaysia-Singapura dan Thailand memiliki kepentingan yang sama terhadap Selat Malaka yaitu menginginkan adanya jalur pelayaran yang aman dari ancaman non tradisional. Negara-negara tersebut memandang Selat Malaka sebagai salah satu chokepoint penting bagi pelayaran internasional dan bagi kepentingan ekonomi bangsa sehingga harus dilindungi dan dijamin keamanannya Kepentingan tersebut dikemas dalam wadah kerja sama keamanan negara-negara pantai sehingga dapat mewujudkan kepentingan mereka untuk menghadapi segala ancaman yang ada di Selat Malaka. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan eksploratif, data primer berupa wawancara dengan informan dan didukung dengan data sekunder. Tools Nvivo 12 plus untuk mengolah data hasil wawancara dan tools SSM untuk menganalisis data penelitian. Berdasarkan kepentingan yang sama di Selat Malaka maka negara-negara pantai lebih fokus untuk mewujudkan kepentingan menghadapi ancaman non tradisional. Temuan dalam penelitian ini adalah Pertemuan MSSP JWG belum efektif dilaksanakan, belum terlaksananya memformulasikan kepentingan negara-negara pantai dalam dokumen resmi melalui pembahasan bersama pada forum MSSP JWG, dan belum terlaksananya aktivitas memberikan rekomendasi melaksanakan pembahasan keamanan Selat Malaka dalam forum APSC, sehingga temuan tersebut harus dilaksanakan untuk menjawab tantangan yang terjadi di Selat Malaka yang semakin kompleks."
Jakarta: Seskoal Press, 2020
023.1 JMI 8:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mumin
"Tindakan sosial sangat dipengaruhi oleh ideologi, termasuk kekerasan. Fakta sosial menunjukan bahwa ideologi-ideologi tertentu memahami bahwa jalan menyesaikan perbedaan dalam keyakinan yakni dengan melakukan kekerasan.Berdasarkan itu, kemudian penulis memilih judul tesis Analisis Ideologi Transnasional Wahabi-Salafi (Wahdah Islamiyah) dan Ketahanan Nasional Kota Makassar. Ideologi Transnasional merupakan Ideologi yang sifatnya lintas negara yang membawa kepentingan khusus. Ideologi transnasional Wahabi-Islam (Wahdah Islamiyah) tidak hanya mengajarkan doktrin akan tetapi juga kadang membawa agenda-agenda politik tertentu.
Penelitian tesis ini menggunakan penelitian deskritif kualitatif. Lokasi penilitian di kota Makassar dengan subjek ormas Wahdah Islamiyah. Dalam penarikan sampling penulis menggunakan snowball sampling. Teknik dalam pengambilan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, catatan observasi serta studi dokumen. Adapun informan dalam penelitian ini adalah pengurus dan simpatisan Wahdah Islamiyah. Ada tiga metode analisis data yang digunakan di antaranya metode induktif, deduktif, komparatif.
Hasil Penelitian ini, menyimpulkan bahwa Wahdah Islamiyah memiliki persinggungan dengan Ideologi Transnasional Wahabi-Salafi pada wilayah akidah atau teologis. Perihal Ketahanan Nasional dalam hal ini keutuhan bangsa, Namun, Wahdah Islamiyah memiliki bibit ancaman terhadap ketahanan nasional ini ditandai dengan sikap Wahdah Islamiyah yang tidak mau menerima perbedaan pahaman atau mazhab dalam Islam.

Social action very influenced by ideology including violence. the social fact show that some ideologies understand that the path to solve differences in faith is doing violence. based on that, the writer choose the title of thesis ?The Analysis of Transnational of Wahaby-Salafy And National Resilience (Case Study Wahdah Islamyah in Makassar. transnational ideology is kind of ideology which has unique movement among nations which bring special necessity. transnational ideology sometime brings political agenda.
This research is using descriptive qualitative method. it located in Makassar and Wahdah Islamyah as a subject. for sampling the writer using snowball sampling. techniques in takin data use in depth interview, observation notes and document study. informant in this research is the committee of Wahdah Islamiyah. there are three analysis data method, inductive, deductive and comparative.
The result of this research conclude that Wahdah Islamyah has correlation with Transnational ideology Wahaby Salafy in faith or theology. about national resilience in the term of nation unity, although it signed in Wahdah Islamyah behave which doesn?t accept differences in understanding of Islamic Mazhab."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albertha Dita
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
S26281
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmayani
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki dan menelaah strategi
perjuangan hak kaum tani oleh La Via Campesina yang berperan sebagai aktor
gerakan sosial transnasional sekaligus sebagai ideas kaum tani itu sendiri. Sebagai
aktor gerakan sosial transnasional, La Via Campesina dibangun dari elemen
identitas, solidaritas, tujuan bersama, dan aksi kolektif yang berkelanjutan, dengan
pergerakan dari level lokal, nasional, regional, hingga internasional. Sedangkan
sebagai ideas, La Via Campesina bergerak membawa ide, nilai-nilai, dan norma
kaum tani dari level lokal hingga ke tataran internasional untuk memperjuangkan
hak-hak kaum tani. Ide alternatif yang dibangun oleh La Via Campesina untuk
memperjuangkan hak kaum tani adalah dengan menawarkan konsep kedaulatan
pangan dan reforma agraria yang diarusutamakan kedalam pembentukan norma
hak asasi petani yang kemudian diperjuangkan melalui proses institusionalisasi
norma hak asasi petani La Via Campesina di Dewan HAM PBB, agar terbentuk
konvensi hak asasi petani sebagai instrumen baru dalam mekanisme norma HAM
internasional PBB yang akan melindungi hak-hak kaum tani didunia. Strategi
perjuangan yang dilakukan oleh La Via Campesina dalam penelitian ini adalah
strategi kampanye, aksi kolektif, mobilisasi, jaringan, persuasi, dan advokasi.

ABSTRACT
This study aims to investigate and examine the strategy of the fight for peasantry
rights by La Via Campesina, who takes role as a transnational social movement
actor as well as ideas for the peasantry itself. As a transnational social movement
actor, La Via Campesina is developed from elements of identity, solidarity,
common goals, and sustainable collective actions, whose movements ranged from
local, national, regional, and international level. Meanwhile, as ideas, La Via
Campesina brings up the ideas, values, and norms of the peasantry from local
level to international boards to fight for the peasantry rights. One alternative idea
developed by La Via Campesina for the fight of peasantry rights is to offer the
concept of food sovereignty and agrarian reform to be mainstreamed into the
formation of norms of peasants rights which then fought through the
institutionalization process of norms of the peasants rights of the La Via
Campesina at the Human Rights Council, in order to form peasants rights
conventions as a new instrument in the norms mechanism of the UN international
human rights that would protect the peasantry rights in the world. The strategy of
the fight waged by La Via Campesina in this study is a strategy of campaign,
collective actions, mobilization, networking, persuasion, and advocacy, This study aims to investigate and examine the strategy of the fight for peasantry
rights by La Via Campesina, who takes role as a transnational social movement
actor as well as ideas for the peasantry itself. As a transnational social movement
actor, La Via Campesina is developed from elements of identity, solidarity,
common goals, and sustainable collective actions, whose movements ranged from
local, national, regional, and international level. Meanwhile, as ideas, La Via
Campesina brings up the ideas, values, and norms of the peasantry from local
level to international boards to fight for the peasantry rights. One alternative idea
developed by La Via Campesina for the fight of peasantry rights is to offer the
concept of food sovereignty and agrarian reform to be mainstreamed into the
formation of norms of peasants rights which then fought through the
institutionalization process of norms of the peasants rights of the La Via
Campesina at the Human Rights Council, in order to form peasants rights
conventions as a new instrument in the norms mechanism of the UN international
human rights that would protect the peasantry rights in the world. The strategy of
the fight waged by La Via Campesina in this study is a strategy of campaign,
collective actions, mobilization, networking, persuasion, and advocacy]"
2015
T43584
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raaf Bezkarannu Munggaran Daeng Raja
"Penggemar K-Pop di berbagai negara umumnya melakukan kegiatan yang berkaitan dengan minat mereka terutama di ranah K-Pop itu sendiri. Namun demikian dalam beberapa waktu terakhir, terdapat perubahan perilaku fans K-Pop yang berubah menjadi suatu “kelompok aktivis internasional” yang berupaya untuk mengkritisi isu yang merugikan masyarakat baik di tingkat lokal maupun internasional seperti dengan mendukung gerakan Black Lives Matter. Dalam isu tersebut, kelompok penggemar grup boyband Bangtan Seonyeondan (BTS) atau yang dikenal dengan fandom BTS ARMY menggelar kampanye #MatchAMillion berupa penggalangan dana untuk mendukung gerakan Black Lives Matter. Tulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan kerangka analisis transnational collective action. Berdasarkan hasil analisis tersebut, kampanye #MatchAMillion oleh fandom BTS ARMY dilatarbelakangi oleh faktor environmental change berupa perkembangan teknologi komunikasi, cognitive change berupa oleh keberhasilan kampanye sebelumnya dan upaya menjalin hubungan dengan kelompok aktivis Black Lives Matter, dan relation change berupa perilaku aparat kepolisian Amerika Serikat sebagai penyebab aktivisme tersebut.

.K-Pop fans in various countries generally carried out activities related to their interests, especially in the realm of K-Pop. However recently, there has been a change in the behavior of K-Pop fans which has turned into an “international activist group” that criticize detrimental issues to society both at the local and international levels by supporting the Black Lives Matter movement. In this issue, the fan group of the Bangtan Seonyeondan (BTS) boyband group, known as the BTS ARMY fandom, held a #MatchAMillion campaign in the form of raising funds to support the Black Lives Matter movement. This paper uses qualitative research methods and transnational collective action as analytical framework. The results of this analysis shows that the #MatchAMillion campaign by BTS ARMY fandom was motivated by environmental change which is the communication technology developments, cognitive changes which is the success on previous campaigns and efforts to establish relationships with the Black Lives Matter activist group, and relations changes which is the behavior of the United States police officers as the cause the activism."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Dian Mayana
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang gaya busana kawaii yang merepresentasikan budaya Jepang yang kini telah tersebar ke banyak negara dalam skala transnasional. Penulisan ini difokuskan pada pengguna gaya busana kawaii di Kanada Rusia dan Makau untuk mengukur penerimaan gaya busana kawaii di masing masing negara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gaya busana kawaii berkembang menjadi budaya transnasional karena telah memenuhi karakteristik karakteristik kebudayaan transnasional.

ABSTRACT
This thesis discusses about kawaii fashion that represents Japanese culture has diffused to many countries on a transnational scale. This research is mainly focused on kawaii fashion wearers in Canada Russia and Macau to measure the acceptance of kawaii fashion in each country. Results from this study indicate that kawaii fashion developed into transnational culture because it has met the characteristics of transnational culture theory."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S62082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>