Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98260 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syamsul Bakri
"Penelitian ini merupakan hasil penelitian sejarah yang bertujuan untuk merekonstruksi kemunculan dan tumbuhnya pergerakan di Surakarta pada masa kolonial. Penelitian ini menjawab pertanyaan mengenai dinamika dan pergerakan di Surakarta, yang meliputi: (1) faktor yang melatarbelakangi dinamika dan pergerakan di Surakarta pada masa kolonial, dan (2) bentuk dinamika dan pergerakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Paradigma sejarah yang digunakan adalah John Tosh, yaitu merekonstruksi sejarah dengan memahami latar belakang sosial dan keadaan yang menyebabkan berkembangnya suatu peristiwa, serta arah perubahannya. Sedangkan untuk rekonstruksi masa lalu, penelitian ini menggunakan model lingkaran pusat. Dalam model ini diasumsikan bahwa kejadian di pusat lingkaran akan menimbulkan akibat di sekitarnya. Pada gilirannya, pusat lingkaran dan sekitarnya akan mengarah pada pusat baru disekitarnya yang juga akan menimbulkan gejala baru. Teori yang digunakan adalah teori konflik, gerakan sosial, dan ideologi perlawanan. Penggunaan teori-teori sosial penting agar kajian sejarah dapat meluas dalam ruang (sinkron), di samping tetap berada pada pola dasar dasar sejarah yang meluas dalam waktu (diakronis). Kajian ini menemukan fakta sejarah bahwa dalam penggalan sejarah pergerakan di Indonesia, terdapat berbagai faktor dan bentuk dinamika pergerakan di Surakarta pada masa kolonial. Dinamika dan pergerakan di Surakarta dilatarbelakangi oleh faktor eksternal (tekanan imperialisme Barat) dan faktor internal (meningkatnya perjuangan organisasi pribumi dan media modern). Bentuk dinamika dan pergerakan di Surakarta bersifat melingkar terpusat, kompleks dan saling terkait dalam berbagai bidang yaitu bidang sosial budaya, agraria, ekonomi, politik dan agama. Hasil penelitian ini telah memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan bagi disiplin ilmu sejarah, khususnya dalam pemaparan dan rekonstruksi sebuah penggalan sejarah tentang dinamika dan pergerakan kaum pribumi (masyarakat adat) dalam pemberontakan imperialisme. Selain itu, peran gerakan agama dalam membentuk situasi yang bergerak ditemukan dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi pada disiplin ilmu Sejarah Kebudayaan Islam."
Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2018
297 JPAM 31:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mbete, Aron Meko
"Penelitian linguistik historis komparatif ini mencakupi tiga bahasa di Nusa Tenggara, yaitu bahasa Bali, bahasa Sasak, dan bahasa Sumbawa. Ketiga bahasa itu dihipotesiskan memiliki keeratan hubungan kekerabatan. Melalui penelitian ini diperoleh bukti-bukti keeratan hubungan ketiga bahasa itu. Bukti kuantitatif yang ditemukan adalah kesamaan persentase rata-rata ketiga bahasa, berdasarkan 200 kata kosa kata dasar Daftar Swadesh, mencapai 50%. Persentase ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan bahasa Jawa dan bahasa Madura yaitu 41%, juga dengan bahasa Bima dan bahasa Manggarai yaitu 31%. Pada jenjang bawah, persentase kesamaan antara bahasa Sasak dan bahasa Sumabwa mencapai 64%.
Selanjutnya, bukti-bukti kualitatif ditemukan pula yaitu inovasi fonologis dan leksikal. Inovasi fonologis penguat kelompok berupa metatesis bersama, sedangkan inovasi leksikal mencakup 41 kata. Inovasi fonologis pemisah kelompok berupa hilangnya konsonan pertama (K1) pada deret konsonan di tengah kata; asimilasi nasal; dan perubahan =R > r dalam Bahasa Sasak dan bahasa Sumbawa. Dalam bahasa Bali *R > 0/4-, =R > O/V-V, dan =R > hi- #. Selain itu ditemukan pula 31 kata yang inovatif dalam bahasa Sasak dan bahasa Sumbawa.
Berdasarkan bukti-bukti kuantitatif dan kualitatif yang saling menunjang itu, dapat disimpulkan bahwa bahasa Bali, Sasak, dan Sumbawa merupakan satu kelompok tersendiri yang erat. Kelompok bahasa Bali-Sasak-Sumbawa beranggotakan bahasa Bali dan subkelompok Sasak-Sumbawa. Subkelompok Sasak-Sumbawa terdiri atas bahasa Sasak dan bahasa Sumbawa sebagai anggotaanggotanya.
Setelah direkonstruksi, ditemukan sistem fonem Protobahasa Bali-Sasak-Sumbawa (PBSS.). Fonem segemental PBSS terdiri atas enam vokal yaitu: *i 'u 'e *@ *o `a dan sembilan belas konsonan yaitu : *p *b in *t =d *n =r *R =s =1 *c "j `n `k g q n w y, konsonan-konsonan palatal hanya berdistribusi awal dan tengah; semi vokal' =w dan =y hanya berdistribusi tengah; glotalstop hanya berdistribusi akhir. Konsonan-konsonan lainnya berdistribusi lengkap. Selain itu ditemukan pula deret-deret vokal dan deret-deret konsonan. Kemudian, rekonstruksi leksikal menghasilkan 706 etimon. Selain itu, diperikan pula pantulan fonem Proto-Austronesia (PAN) dalam PBSS.

This historical comparative study is concerned with a group of three languages in Nusa Tenggara (Southeast Lesser Sunda islands), Indonesia, namely Balinese, Sasak, and Sumbawa. These three languages are-hypothesized to have a close genetic relationship. The result of the present study shows that the precentage of,similarity among the three languages, based on Swadesh 200-Wordlist is qualitatively 50%. This level of similarity is higher than the similarity to Javanese and Madurese, that is 36%, or to Bima and Manggarai which 31%. On the lower level, the similarity between Sasak and Sumbawa is 64%.
By the qualitative approach it was also found the lexical and phonological innovation were found. The phonological innovation that supports the grouping is the presence of mutual metathesis, while lexical innovation comprises 41 words. Phonological innovations that separate the group are the loss of the first consonant (C1) in consonant clusters in word medial position; nasal assimilation and the change of =R r are found in Sasak and Sumbawa. In Balinese 'R > 0/*-, *R > p (V-V), and *R > h/-#. 31 lexical innovation were found in Sasak and Sumbawa.
Based on the quantitative and qualitative approaches that are supporting each other, it is concluded that the three languages namely Balinese, Sasak, and Sumbawa belong to one exclusive group, that they are closely genetically related. Balinese-Sasak-Sumbawa is a group with Balinese and Sasak-Sumbawa subgroup as its members. The Sasak-Sumbawa subgroup consists of Sasak and Sumbawa.
As the recontruction of the family tree of the three languages is made, the phonemic. system of Proto Balinese-Sasak-Sumbawa (PBSS) can be found. The segmental phonemes of PBSS consist of six vowels, namely: *i 'u *e '@ *o *a and eighteen consonants namely: *p *b in *t d "n r R "s J. c *j n *k #g `q `n `w *y. Palatal consonants only occured initially and medially; the two semivowels =w *y only occured medially; and glotalstop 'q, only occured finally. Other consonants could occur elsewhere. Besides those consonants and vowel, there were vowel clusters and consonants clusters. Lexical recontruction produced 706 etyma which are listed, and finally the reflection of PAN phonemis in PBSS is also described.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
D210
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhan Arsy Putra Makarti
"DKI Jakarta memiliki potensi wisata seperti wisata sejarah. Banyaknya peristiwa bersejarah yang terjadi di DKI Jakarta pada masa lalu, membuat DKI Jakarta memiliki banyak area wisata sejarah. Masing-masing area wisata sejarah di DKI Jakarta memiliki tingkat daya tarik yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat daya tarik area wisata sejarah di DKI Jakarta serta mengetahui hubungan antara tingkat daya tarik area wisata sejarah di DKI Jakarta dengan jumlah wisatawan dan karakteristik wisatawan. Metode yang digunakan adalah analisis areal differentiation dan analisis deskriptif secara keruangan serta menggunakan uji statistik chi square untuk mencari hubungan antara tingkat daya tarik dengan jumlah wisatawan dan karakteristik wisatawan. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat daya tarik area wisata sejarah di DKI Jakarta sebagian besar berada pada kelas rendah. Berdasarkan hasil uji statistik chi square, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat daya tarik area wisata sejarah di DKI Jakarta dengan jumlah wisatawan dan karakteristik wisatawan. Hal tersebut menyatakan bahwa tidak semua area wisata sejarah di DKI Jakarta yang memiliki tingkat daya tarik tinggi akan dikunjungi banyak wisatawan, begitupun sebaliknya. Meskipun tidak ada hubungan yang signifikan, pada realitanya tetap ada area wisata sejarah yang memiliki tingkat daya tarik tinggi dan memiliki jumlah wisatawan yang banyak, atau area wisata sejarah yang memiliki tingkat daya tarik rendah dan memiliki jumlah wisatawan yang sedikit. Selain itu, tingkat daya tarik area wisata sejarah di DKI Jakarta juga tidak memengaruhi karakteristik wisatawan yang mengunjungi area wisata sejarah tersebut.

DKI Jakarta has tourism potential such as historical tourism. The number of historical events that occurred in DKI Jakarta in the past has made DKI Jakarta has many historical tourism areas. Each historical tourism areas in DKI Jakarta has a different level of attractiveness. This study aims to determine the level of attractiveness of historical tourism areas in DKI Jakarta and to determine the relationship between the level of attractiveness of historical tourism areas in DKI Jakarta with the number of tourists and tourist characteristics. The method used is a areal differentiation and descriptive analysis spatially and uses the chi square statistical test to find the relationship between the level of attractiveness and the number of tourists and tourist characteristics. The results showed that the level of attractiveness of historical tourism areas in DKI Jakarta is mostly in the low class. Based on the results of the chi square statistical test, there is no significant relationship between the level of attractiveness of historical tourism areas in DKI Jakarta with the number of tourists and tourist characteristics. This states that not all historical tourism areas in DKI Jakarta that have a high level of attractiveness will be visited by many tourists, and vice versa. Although there is no significant relationship, in reality there are historical tourist areas that have a high level of attractiveness and have a large number of tourists, or historical tourism areas that have a low level of attractiveness and have a small number of tourists. In addition, the level of attractiveness of historical tourism areas in DKI Jakarta also does not affect the characteristics of tourists visiting these historical attractions."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ansary, Tamim
Jakarta: Zaman, 2009
297.122 ANS d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Soebagijo Ilham Notodidjojo, 1924-
Jakarta: Gunung Agung, 1983
992.08 SOE r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Soebagijo Ilham Notodidjojo, 1924-
Jakarta: Gunung Agung, 1983
992.08 SOE r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tamin Ansary
Jakarta: Serambi, 2018
297.122 ANS dt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Puspa Mulyadi
"Penelitian ini mengkaji perbedaan Coping Trauma Sejarah antara komunitas yahudi Hasidic dan masyarakat urban Jerman masa kini akibat holocaust yang direpresentasikan dalam serial Netflix Unorthodox melalui pengaruh perbedaan coping trauma sejarah tersebut terhadap perkembangan status identitas tokoh Esty. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi tanda-tanda dalam serial yang digunakan sebagai bentuk coping trauma sejarah masing-masing tokoh akibat holocaust. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan data yang diekstrasi dari serial Netflix Unorthodox. Penelitian ini akan menggunakan teori Coping strategy milik Lazarus dan Folkman serta teori perkembangan status identitas James Marcia yang menunjukkan perkembangan status identitas tokoh Esty yang dipengaruhi perbedaan coping trauma sejarah antara komunitas lama dan barunya. Penilitian ini juga mengkaji bagaimana dinamika kehidupan kota Berlin masa kini dengan memori sejarah Jerman yang digambarkan dalam Serial Netflix Unorthodox.

This study examines the differences in historical trauma coping between the Hasidic Jewish community and the contemporary German urban society due to the holocaust that represented in the Netflix series Unorthodox, through the effect of those historical trauma coping differences on the identity development of Esty's character. The purpose of this study is to identify the signs in the series that were used as a form of coping with the historical trauma of each character due to the holocaust. This study uses a qualitative method with data that are extracted from the Netflix series Unorthodox. This study will use Lazarus and Folkman's Coping strategy theory and James Marcia's theory of identity status development which shows the development of Esty's identity status which is influenced by the differences in historical trauma coping between her old- and new communities. This research also examines how the dynamics of modern Berlin city lifestyle with the memory of German history that are depicted in the Netflix series Unorthodox."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Chairinnisa Suyono
"Novel Kereta Semar Lembu menampilkan cerminan realitas berupa peristiwa sejarah yang terjadi di Pulau Jawa pada era kolonialisme Belanda hingga Orde Baru. Realitas ini digambarkan melalui sudut pandang tokoh imajiner, yaitu Semar Lembu, yang diposisikan sebagai penyintas dari sejumlah peristiwa sejarah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana peristiwa sejarah digambarkan dalam novel Kereta Semar Lembu, serta persoalan yang hendak disuarakan dengan menampilkan realitas ini melalui sudut pandang tokoh Semar Lembu sebagai penyintas. Untuk mencapai tujuan penelitian, dilakukan telaah terhadap novel Kereta Semar Lembu menggunakan pendekatan struktural, sosiologi karya sastra, serta metode deskriptif interpretatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel Kereta Semar Lembu menyoroti lima peristiwa besar yang terjadi pada masa kolonialisme Belanda hingga Orde Baru, yaitu tanam paksa, kerja paksa, revolusi kemerdekaan, pergerakan PKI dan tragedi 1965, serta pelanggaran HAM pada masa Orde Baru, khususnya penembakan misterius. Dengan menggambarkan kelima peristiwa ini melalui sudut pandang Semar Lembu sebagai penyintas, novel ini hendak menyuarakan problem dehumanisasi yang terjadi secara berkelanjutan, sekaligus memberikan kritik terhadap pihak-pihak tertentu dalam peristiwa sejarah.

The Kereta Semar Lembu novel reflects reality in the form of historical events that occurred on Java Island during the Dutch colonialism to the New Order period. This reality is described through the lens of an imaginary character, Semar Lembu, who plays the role of a survivor of several historical events. This study seeks to identify how history is portrayed in Kereta Semar Lembu, as well as the issues that are intended to be voiced by presenting this reality through the lens of Semar Lembu. This study uses structural and sociology of literature approaches and descriptive-interpretive methods. The results of this study show that Kereta Semar Lembu displays five major events that occurred during the Dutch colonialism to the New Order period, namely forced planting (tanam paksa), forced labor (romusa), the revolution of independence, the PKI movement and the 1965 tragedy, and human rights violations during the New Order era, especially mysterious shootings. By depicting these five events through the lens of Semar Lembu, this novel intends to voice the dehumanization issue that occurs continuously while simultaneously providing criticism of certain parties at historical events."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>