Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109559 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: UI Publishing, 2024
660.281 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Wahid
Depok: Teknik Gas dan Petrokimia FT-UI, 1999
660.281 ABD p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
661.804 SEM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Perindustrian, 1982
665.538 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Pranowo
"Refraktori castable atau sering juga dikenal dengan beton tahan api merupakan bahan yang tahan terhadap panas dan mempertahankan stabilitas fisik dan kimia yang cukup untuk keperluan struktural saat bahan tersebut terkena lingkungan dengan suhu tinggi. Refraktori castable banyak digunakan secara luas pada industri operasi – operasi pada suhu tinggi seperti pada industri peleburan logam/ smelter, industri semen, sistem pembangkit energi maupun industri petrokimia. Dengan permintaan yang kian meningkat akan kebutuhan terhadap refraktori, kemudian aplikasi refraktori castable yang sangat luas dikarenakan merupakan jenis refraktori monolitik. Oleh sebab itu pengembangan dan penelitian berkaitan dengan refraktori castable masih sangat diperlukan, terlebih lagi Indonesia membutuhkan permintaan kebutuhan terhadap refraktori yang tinggi seiring dengan rencana pemerintah untuk membangun smelter-smelter baru. Pada penelitian ini ditelusuri mengenai pengaruh penambahan aditif dengan kadar 0,1% ; 0,3% ; dan 0,5% pada refraktori castable berjenis konvensional. Aditif yang diteliti pengaruhnya pada penelitian ini adalah aditif sodium tripolyphospate dan sodium citrate. Pengujian mekanis kuat tekan dan kuat lentur dilakukan pada sampel untuk mengetahui pengaruhnya terhadap sifat mekanisnya, selain itu pengujian karakterisasi kimia juga dilakukan pada penelitian ini. Didapati hasil bahwa aditif sodium tripolyphospate dan sodium citrate memiliki pengaruh pada peningkatan mekanis refraktori castable konvensional yang akan dibahas lebih lanjut melalui penelitian ini.

Refractory castable or often also known as refractory concrete is a material that is resistant to heat and maintains sufficient physical and chemical stability for structural purposes when the material is exposed to high temperature environments. Castable refractories are widely used in industrial operations at high temperatures such as the metal smelting/smelter industry, cement industry, energy generation systems and the petrochemical industry. With the increasing demand for the need for refractories, then the application of castable refractories is very broad because they are monolithic refractories. Therefore, development and research related to castable refractories is still very much needed, especially Indonesia requires a high demand for refractories in line with the government's plan to build new smelters. In this study, we investigated the effect of adding an additive with a concentration of 0.1%; 0.3% ; and 0.5% in conventional castable refractories. The additives studied for their effect in this study were sodium tripolyphospate and sodium citrate additives. Mechanical testing of compressive strength and flexural strength was carried out on the sample to determine the effect on its mechanical properties, in addition to chemical characterization testing was also carried out in this study. It was found that sodium tripolyphospate and sodium citrate additives have an effect on mechanical repair of conventional castable refractories which will be discussed further in this study."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alphasius Omegadixon
"N2O merupakan salah satu gas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil dan emisi limbah pertanian. Dalam upaya pengurangan emisi N2O, dapat dilakukan proses pemisahan dengan beberapa cara, salah satu cara yang paling umum adalah Gas Scrubbing menggunakan Packed Tower. Akan tetapi, kelemahan dari proses ini adalah kemungkinan terjadinya emulsion, flooding, unloading, dan foaming. Teknologi kontaktor membran merupakan salah satu metode pemisahan yang sedang berkembang dan dapat mengatasi kekurangan metode lainnya. Kontaktor membran yang digunakan dalam penelitian ini bersifat superhidrofobik. Sebagai pelarut, larutan H2O2 digunakan bersama HNO3.
Dalam penelitian ini, diamati pengaruh laju alir gas dan pelarut terhadap daya absorbsi N2O dengan teknologi kontaktor membran serat berongga super hidrofobik. Variasi laju alir gas yang digunakan adalah 0,1 ; 0,15 dan 0,2 L/menit dengan laju pelarut 100, 200, 300, 400 dan 500 mL/menit Adapun konsentrasi pelarut yang digunakan adalah 0,5 wt untuk H2O2 dan 0,5 M untuk HNO3.
Hasil variasi kenaikan laju alir gas menunjukan kenaikan fluks, koefisien perpindahan massa, jumlah mol terserap dan N2O Loading. Untuk setiap kenaikan laju pelarut, terjadi kenaikan fluks, koefisien perpindahan massa dan jumlah mol terserap. Namun untuk N2O Loading, terjadi penurunan nilai. Persentase pemisahan N2O tertinggi didapat sebesar 84.

N2O is one of the gases produced from burning fossil fuels and crops waste. In attempt to reduce N2O emission, several ways can be done. One of the most common way is Gas Scrubbing using Packed Tower. However, the disadvantages of this process are the possibility of emulsion, flooding, unloading, and foaming. Membrane contactor technology is one of the developing methods of separation that can overcome the shortcomings of other methods. Membrane contactors used in this study are super hydrophobic membrane. As solvent, H2O2 is used with HNO3 in liquid scrubbing.
In this research, we will find the effect of gas and solvent flow rate on absorption effectivity of N2O with super hydrophobic hollow fibre membrane contactor technology. Variations of gas flow rate used are 0.1 0.15 and 0.2 L min. with solvent rate variations 100,200,300,400 and 500 ml min. The solvent concentration used is 0.5 wt for H2O2 and 0.5 M for HNO3.
The result of gas flow rate increases are equal to flux, mass transfer coefficient, absorbed mole and N2O Loading increases. For every solvent rate increases, the flux, mass transfer coefficient and absorbed mole are also increases. However, the trend of N2O Loading is decreasing in this variation. The highest percentage of N2O separation occurred is 84 removal.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Wiryawan
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
S19386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Weinberg, I.
Moscow: Mir Publisher, 1971
665.7 WEI i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Kusumadewi
"Salah satu pemanfaatan gas suar bakar adalah sebagai bahan bakar pembangkit. Pembangkit Listrik X adalah PLTGU existing yang menghasilkan daya listrik 410 MW dengan menggunakan bahan bakar gas alam sebanyak 87,74 MMSCFD. Pada penelitian ini gas suar bakar akan dijadikan bahan bakar pengganti gas alam untuk membangkitkan listrik 410 MW. Total maksimum laju alir gas suar bakar yang tersedia adalah 7,9 MMSCFD. Pemanfaatan gas suar bakar sebagai bahan bakar pembangkit listrik akan menurunkan biaya bahan bakar namun juga menambah biaya investasi berupa alat kompresor.
Dalam penelitian ini dilakukan dua skenario, yaitu skenario existing menggunakan bahan bakar gas alam dan skenario menggunakan variasi laju alir gas suar bakar terhadap laju alir gas alam sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik X. Skenario yang paling memberikan keuntungan dari pada desain existing adalah saat menggunakan laju alir gas suar bakar sebesar 7,9 MMSCFD dengan laju alir gas alam sebesar 79,06 MMSCFD. NPV skenario desain tersebut 56.976.160,22 dengan pay back period 14,84 tahun.

Utilization of flare gas is as fuel for power plants. Power plant X is the existing gas and steam power plant that generates 410 MW of electrical power using natural gas fuel as much as 87.74 MMSCFD. In this study flare gas will be used as fuel instead of natural gas to generate 410 MW of electricity. The maximum total flare gas flow rate provided is 7.9 MMSCFD. Utilization of flare gas as power plant fuel will reduce fuel costs but also add to the cost of investment of compressor tool.
In this study two scenarios will be compared, the existing scenarios using natural gas fuel and scenarios using a variation of the flow rate of gas flaring on the flow rate of natural gas as fuel for power plants X. Scenario would benefit from the existing design are currently using flow rate gas flare 7,9 MMSCFD and natural gas with flow rate 79,06 MMSCFD. The design scenarios NPV is 56.976.160,22 with a payback period of the plant investation is 14,84 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47340
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriyana Dwi Astuti
"ABSTRAK
Studi dan kajian ini sangat penting dilakukan untuk mendesain ukuran suar header pipa dari lokasi lama ke lokasi yang baru untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh back pressure. Pembakaran gas sangat umum dilakukan dibanyak industri seperti refinery, petrochemical, dan oil and gas untuk melepaskan gas yang sudah tidak digunakan. Disetiap plant diwajibkan mempunyai sistem yang mampu membuang tekanan berlebih saat plant dimatikan, perbaikan tahunan, start up dan saat plant sedang mengalami emergency. Dengan adanya beberapa simulasi dan pengaplikasian desain suar diharapkan akan mendapatkan beberapa kajian yang mendalam karena suar gas asam ini didesain dengan memperhatikan resiko dampak dari kandungan asamnya. Metode yang digunakan menggunakan thermo hydraulic model. Untuk simulasi akan menggunakan AspenTechs Flarenet software. Simulasi akan menggunakan beberapa skenario dengan menggunakan feed dari existing dan penambahan dari feed baru. Dari beberapa simulasi yang dilakukan didapatkan beberapa rekomendasi untuk external fire plant 7 tail pipe 7-PSV-036A/B harus dinaikkan dari 3" menjadi 4", CV fail 079-PSV-001A/B mengganti type PSV dari balance ke pilot, untuk pemilihan worst case dari power failure dipilih desain pipa gabungan setelah menerima feed dari existing dan feed baru dengan ukuran 20".

ABSTRACT
This study examines the important issue to determine flare header size extension from original location to new location of flare acid to prevent damage caused by back pressure. Gas flaring is a common practice used in many industrial processes such as refinery, petrochemical, and oil-gas industry to release flue gas. It is a must-have safety requirement which is installed to reduce excess pressure when the plant is shut down for annual repair, start up or emergency circumstance. With case study and design flare packages system will get additional information because acid flare system has been designed based on the largest single risk with consideration of acid content. Methods flare design studies will be using thermo-hydraulic model. The modelling will be simulated using AspenTechs flarenet software with some scenario from existing flare acid flare system design basis for non-simultaneous relieving load and then new flare acid will receive additional load from new unit. From the result of simulation, for external fire for plant 7tail pipe 7-PSV-036A/B shall be increase from 3" become 4", CV fail scenario of 079-PSV-001A/B PSV type shall be changed from balance to pilot type, new header size determined based general power failure header selected is 20".
"
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>