Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17480 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: UI Publishing, 2019
729.24 ASE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Roihan Nauval Majid
"Daerah pesisir pantai Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu daerah yang berpotensi terdampak tsunami. Keberadaan dari Gunungapi Anak Krakatau dan jalur subduksi lempeng di selat sunda menyebabkan Kabupaten Pandeglang menjadi salah satu daerah yang memiliki potensi tsunami. Salah satu langkah antisipasi bencana tsunami adalah dengan melakukan perencanaan tata ruang yang telah mempertimbangkan potensi bahaya tsunami. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengevaluasi tata ruang wilayah Kabupaten Pandeglang berdasarkan identifikasi potensi bahaya tsunami. Identifikasi potensi bahaya tsunami dilakukan dengan membuat model potensi sebaran ketinggian gelombang tsunami di daerah pesisir menggunakan pemodelan GIS.
Hasil identifikasi potensi bahaya tsunami di pesisir pantai Kabupaten Pandeglang menunjukkan bahwa seluas 194,15 hektar lahan permukiman dan tempat kegiatan eksisting berpotensi terdampak tsunami. Total luasan kawasan pesisir Kabupaten Pandeglang yang berpotensi terdampak bahaya tsunami mencapai 1483,26 hektar. Sementara pada Tinjauan rencana tata ruang Kabupaten Pandeglang, terdapat 488,22 hektar rencana pola ruang pemukiman yang berpotensi terdampak tsunami. Oleh karena itu, rencana tata ruang wilayah Kabupaten Pandeglang pada daerah studi perlu dievaluasi dengan mengalih fungsikan lahan pemukiman yang berpotensi terdampak bahaya tsunami menjadi sempadan pantai atau lahan terbuka lainnya.

The coastal area of Pandeglang Regency is one of the areas potentially affected by the tsunami. The existence of the Anak Krakatau Volcano and the Sunda Strait subduction pathway causes Pandeglang District to be one of the areas that has the potential for a tsunami. One of the steps to anticipate the tsunami disaster is to do spatial planning that has considered the potential for tsunami hazards. The purpose of this study was to evaluate the spatial layout of Pandeglang Regency based on the identification of potential tsunami hazards. Identification of potential tsunami hazards is done by modeling the potential of tsunami wave height distribution in coastal areas using GIS modeling.
The results of the identification of potential tsunami hazards on the coast of Pandeglang Regency indicate that an area of 194.15 hectares of residential land and the location of existing activities could potentially be affected by the tsunami. The total area of the coastal area of Pandeglang Regency which has the potential to be affected by the tsunami hazard reaches 1483.26 hectares. While in the review of Pandeglang Regency spatial plan, there are 488.22 hectares of planned residential space patterns that have the potential to be affected by the tsunami. Therefore, the spatial plan for Pandeglang Regency in the study area needs to be evaluated by shifting the function of residential land that has the potential to be affected by the tsunami hazard to become a beach border or other open land."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T53823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
729 IND t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jasuri Sa`at
"Perkembangan suatu kota ditandai dengan meningkatnya pertambahan penduduk dan makin lengkapnya fasilitas kota untuk menuju kota metropolitan yang mandiri dengan harapan perkembangan ekonomi yang tinggi. Depok pada tahun 2010 berpenduduk 1.675.213 jiwa dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2000 sebesar 1.145.091 jiwa, maka sudah terjadi perkembangan penduduk kota Depok sebesar 530.122 jiwa dengan pertambahan sebesar 31,655 % dalam kurun waktu 10 tahun atau rata-rata perkembangan 3,64% per tahun. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan meningkatnya kegiatan masyarakat mengakibatkan beberapa konsekuensi perubahan fungsi lahan meliputi, kebutuhan lahan untuk pembangunan daerah pemukiman dan fasilitas ? fasilitas lainnya. Seterusnya juga memacu perubahan penggunaan lahan, khusus lahan yang tadinya sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) berubah menjadi ruang tertutup bangunan (non RTH). Dampak lain dari pertumbuhan penduduk adalah meningkatnya kebutuhan akan air untuk menjalankan kehidupan.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi daya dukung sumber air hujan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok tahun 2010. Dikota Depok terdapat sumber-sumber air yaitu Kali, Situ dan Air tanah. Saat ini pemakaian air tanah lebih dominan sebesar 82,5% dari total penduduk memakai air tanah dari pada air permukaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan pasokan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kota Depok disamping air permukaan yang ada berkualitas kurang baik, sehingga perlu pengolahan lengkap lebih dahulu untuk mendapatkan air yang memenuhi persyaratan kualitas kesehatan.
Menurut hasil penelitian potensi sumber air hujan sangat mencukupi karena curah hujan dikota Depok sangat tinggi (1106-4579 mm) per tahun, sehingga menghasilkan nilai surplus debit andalan di masing-masing luasan kecamatan, kecuali Kecamatan Beji terjadi defisit pada bulan September dan Oktober.

A city development is indicated by population growth and more complete facilities compare to rural area. Depok is one of city with massive development nowadays with high economic potential. In 2010, Depok population is 1.675.213 peoples, this number has increase by 31.65% compare to 2000 (1.145.091 peoples), the average population growth is 3.64% per year.
In line with high population growth and changing on people dynamic, most of Green Open Space Area (RTH) has shifting the function into Used Spaced with many buildings is develop nowadays for residential (house, apartment), office building, restaurant, etc.
For supporting population growth, one of the most important factor need to consider is the availability of reserved water for supporting people?s daily life. The main objective of this study was to determine the potential capacity of rain water sources to the spatial plan of Depok City in 2010. Some of water source for covering all Depok area are Kali, Situ & Ground Water. Currently, the usage of ground water is more dominant (used by 82.5% of total population).
Based on the research result, potential source of rain water in Depok is sufficient because the annual rainfall duration is very high (1106 ? 4579 mm), resulting on the surplus value of dependable flow in each districts, except in Beji District during dry season, in September and Oktober.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31207
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S8702
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Widodo
"ABSTRAK
Rencana tata ruang wilayah kota Tangerang Selatan di atur dalam Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan nomor 15 tahun 2011 tentang ldquo;Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kota Tangerang Selatan tahun 2011-2031. Penyusunan RTRW di kota Tangerang Selatan belum mempertimbangkan faktor potensi terjadinya bencana yang dapat disebabkan oleh petir. Petir merupakan gejala alamiah yang sering terjadi pada musim hujan tetapi masyarakat masih belum memahami dampak yang diakibatkan jika menyambar manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan menganalisis rencana tata ruang wilayah, penggunaan tanah dan frekuensi sambaran petir dalam luasan 1 x 1 Km2 atau 100Ha, diperoleh hasil bahwa potensi sambaran petir di kota Tangerang Selatan dengan frekuensi sambaran petir kategori sangat tinggi terjadi pada grid E11, F12 dan G13. Grid E11 dan grid F12 berada di kelurahan Pondok Betung kecamatan Pondok Aren sedangkan grid G13 berada di sebagian kelurahan Pondok Betung kecamatan Pondok Aren dan sebagian kelurahan Rengas kecamatan Ciputat Timur. Total luas rencana tata ruang wilayah dalam grid-grid ini 170,21 Ha untuk pemukiman dengan kepadatan tinggi, sedangkan penggunaan tanahnya seluas 256 Ha merupakan pemukiman dengan kepadatan tinggi.

ABSTRACT
Spatial planning of South Tangerang area is arranged in Local Regulation of South Tangerang number 15 year 2011 about Spatial Planning of South Tangerang City Year 2011 2031. The preparation of the RTRW in the South Tangerang has not considered the potential factor of the occurrence of disasters that can be caused by lightning. Lightning is a natural phenomenon that often occurs in the rainy season but its great impact is still not understood by the community especially if it grabbs human beings either directly or indirectly. By analyzing the spatial plan, the use of ground and the frequency of lightning strikes in the area of 1Km x 1Km or 100Ha, the results obtained that the potential for lightning strikes in the city of South Tangerang with very high frequency of lightning strikes occurred on the grid E11, F12 and G13. Grid E11 and grid F13 are located in Pondok Betung sub district of Pondok Aren district, while grid G13 is in part of Pondok Betung sub district in Pondok Aren district and Rengas sub district in Ciputat Timur district. The total area of spatial planning in these grids is 170.21 Ha for high density settlements, while the land use of 256 Ha is a high density settlement."
2017
T48377
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Luqman Dinoer Abiyasa
"Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW mencakup berbagai aspek salah satunya adalah rencana pola ruang. Perubahan pola ruang pada Daerah Aliran Sungai DAS berpengaruh pada nilai koefisen aliran yang menyebabkan perubahan debit sungai. Analisa perubahan debit sungai sungai yang melintasi kota Jakarta akibat perubahan. Pola Ruang dilakukan berdasarkan Peta RTRW tahun 2010 dan 2030 DKI Jakarta Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Depok, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi. Curah hujan rencana dihitung dengan metode Gumbel sedangkan debit banjir rencana dihitung dengan metode Rasional dan Soil Consevation Service Curve Number perbandingan debit sungai pada 13 sungai di Jakarta akibat perubahan pola ruang berdasarkan peta RTRW Tahun 2010 dan 2030 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan debit sungai pada sungai Mookervart Angke Pesanggrahan Grogol, Krukut, Ciliwung, Kali Baru Timur, Cipinang dan Kramat Jati sedangkan pada sungai Kali Baru Barat Sunter Buaran dan Cakung terjadi penurunan debit sungai Meskipun kedua metode menghasilkan kecenderungan yang sama hal ini perlu diwaspadai mengingat penyajian peta RTRW dari berbagai Dinas Tata Kota dan Bappeda berbeda beda tingkat kerinciannya.

The Regional Spatial Plan covers various aspects one of which is plan of spatial patterns. Changes of spatial pattern in the Watershed effect on the value of the runoff coefficient which causes changes in river discharge. Analysis of changes in flow of rivers that traverse the Jakarta due to changes of spatial pattern based of Regional Spatial Plan 2010 and 2030 of Jakarta, Tangerang, Tangerang regency, Depok, Bogor, Bogor regency, Bekasi and Bekasi regency. Design rainfall calculated using Gumbel method while the design flood calculated using Rational Method and Soil Consevation Service Curve Number Comparison of river discharge on 13 rivers in Jakarta due to changes in the spatial pattern based on the map of Regional Spatial Plan 2010 and 2030 showed that an increase of river discharge in Mookervart Angke Pesanggrahan, Grogol, Krukut, Ciliwung, Kali Baru Barat, Cipinang and Kramat Jati while on Kali Baru Barat Sunter Buaran and Cakung decreased river flow. Although the two methods result the same trend it is necessary to watch out considering present of spatial planning maps from various City Planning Department and Bappeda different levels of details ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44760
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Hapsari Kartikaningsih
"Masyarakat merupakan mitra pemerintah dalam penataan ruang. Melibatkan masyarakat mulai dari penyusunan Rencana Tata Ruang merupakan hal penting yang tidak dapat dilepaskan dalam penyelenggaraan penataan ruang. Penelitian ini menggunakan teori faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dengan pendekatan positivis. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat baik faktor internal maupun faktor eksternal. Hasil penelitian ini adalah analisa factor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah. Berdasarkan hasil penelitian yang ada menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut mempengaruhi rendahnya partisipasi masyarakat.

Public is government's partner in spatial planning. Engaging the community since the beginning of the preparation of the Spatial Plan is an important thing that cannot be released in the implementation of spatial planning. This study uses the theory of the factors that affect public participation with positivist approach. Data analysis techniques that used is descriptive analysis of the factors that affecting public participation either internal factor or external factors. The result of this study is analysis about factors that affect public participation in the preparation of spatial plan. Based on the research result those factors affect the low degree of public participation."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2015
S60793
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>