Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159106 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Ariestiani
"Produk rantai dingin atau cold chain product (CCP) merupakan obat-obatan yang harus disimpan dalam kisaran suhu yang telah ditetapkan. Produk rantai dingin ini perlu dijaga kualitasnya untuk memenuhi kriteria keamanan, kualitas, dan efikasi. Pendistribusian produk rantai dingin merupakan distribusi sediaan farmasi yang sensitif terhadap perubahan suhu, sehingga dalam distribusinya diperlukan kontrol suhu yang tepat untuk menjaga mutu dan stabilitas obat. Guna menjamin kualitas dan mutu dari suatu obat, pendistribusian obat diperhatikan. Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang distibusi, PT. Kimia Farma Trading & Distribution melakukan validasi pengiriman produk rantai dingin. Validasi pengiriman dilakukan dengan mengukur suhu coolbox setiap 15 menit selama 5 jam. Pengiriman cold chain product (CCP) yang dilakukan oleh PT. Kimia Farma Trading & Distribution telah memenuhi persyaratan sesuai CDOB. Validasi dilakukan dalam 2 hari selama 5 jam dengan suhu terukur pada rentang 2 – 8°C.

Cold chain products (CCP) are medicines that must be stored within a predetermined temperature range. The quality of these cold chain products needs to be maintained to meet safety, quality and efficacy criteria. The distribution of cold chain products is the distribution of pharmaceutical preparations that are sensitive to changes in temperature, so that proper temperature control is required in their distribution to maintain the quality and stability of the drug. In order to ensure the quality and quality of a drug, the distribution of the drug is taken into account. As one of the companies operating in the distribution sector, PT. Kimia Farma Trading & Distribution validates cold chain product delivery. Delivery validation is carried out by measuring the coolbox temperature every 15 minutes for 5 hours. Cold chain product (CCP) delivery carried out by PT. Kimia Farma Trading & Distribution has fulfilled the requirements according to CDOB. Validation was carried out in 2 days for 5 hours with measured temperatures in the range 2 – 8°C."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Ariestiani
"Produk rantai dingin atau cold chain product (CCP) merupakan obat-obatan yang harus disimpan dalam kisaran suhu yang telah ditetapkan. Produk rantai dingin ini perlu dijaga kualitasnya untuk memenuhi kriteria keamanan, kualitas, dan efikasi. Pendistribusian produk rantai dingin merupakan distribusi sediaan farmasi yang sensitif terhadap perubahan suhu, sehingga dalam distribusinya diperlukan kontrol suhu yang tepat untuk menjaga mutu dan stabilitas obat. Guna menjamin kualitas dan mutu dari suatu obat, pendistribusian obat diperhatikan. Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang distibusi, PT. Kimia Farma Trading & Distribution melakukan validasi pengiriman produk rantai dingin. Validasi pengiriman dilakukan dengan mengukur suhu coolbox setiap 15 menit selama 5 jam. Pengiriman cold chain product (CCP) yang dilakukan oleh PT. Kimia Farma Trading & Distribution telah memenuhi persyaratan sesuai CDOB. Validasi dilakukan dalam 2 hari selama 5 jam dengan suhu terukur pada rentang 2 – 8°C.

Cold chain products (CCP) are medicines that must be stored within a predetermined temperature range. The quality of these cold chain products needs to be maintained to meet safety, quality and efficacy criteria. The distribution of cold chain products is the distribution of pharmaceutical preparations that are sensitive to changes in temperature, so that proper temperature control is required in their distribution to maintain the quality and stability of the drug. In order to ensure the quality and quality of a drug, the distribution of the drug is taken into account. As one of the companies operating in the distribution sector, PT. Kimia Farma Trading & Distribution validates cold chain product delivery. Delivery validation is carried out by measuring the coolbox temperature every 15 minutes for 5 hours. Cold chain product (CCP) delivery carried out by PT. Kimia Farma Trading & Distribution has fulfilled the requirements according to CDOB. Validation was carried out in 2 days for 5 hours with measured temperatures in the range 2 – 8°C."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Artha Rani
"

Pharmaceutical disributor is one of the parties distributing pharmaceutical products including Cold Chain Products (CCP). Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) Jakarta 3 Branch is one of the PBFs that distributes CCP to various health care facilities. Therefore, KFTD Jakarta 3 must have a distribution procedure that can guarantee the stability of the distributed CCP. In order to ensure the ability of the distribution process to maintain product stability, it is necessary to validate the CCP distribution process from KFTD Jakarta 3."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nasya Khaerunnisa
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan berbadan hukum yang memiliki izin atas pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat serta bahan obat dalam jumlah besar sesuai dengan perundang-undangan. PBF wajib menerapkan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) sehingga mutu obat dan bahan obat dapat terjamin selama proses distribusi. Salah satu sediaan farmasi yang perlu terjamin mutunya adalah cold chain product (CCP).
CCP merupakan produk yang sensitif terhadap suhu dan perlu disimpan serta didistribusikan pada rentang suhu antara 2-8°C sehingga dapat memudahkan tenaga medis dalam mengetahui kondisi fisik produk ketika akan digunakan maupun harus dibuang karena telah diketahui bahwa stabilitasnya sudah menurun. Tujuan dari tugas khusus ini, yaitu mengetahui peran apoteker dalam proses distribusi CCP di KFTD Tangerang, mengukur lama waktu yang dibutuhkan tiap perlakuan untuk mencapai suhu 2-8oC dan stabil pada kisaran suhu tersebut. Tugas khusus ini dilakukan secara observasional dengan cara mengukur suhu penyimpanan dan pengiriman CCP menggunakan data logger.
Berdasarkan hasil observasi, peran apoteker dalam proses distribusi CCP di KFTD Tangerang adalah memastikan setiap proses atau kemasan yang digunakan dalam menyimpan CCP yang o dikirim dapat mempertahankan suhu yang diinginkan yaitu kisaran suhu 2-8 C. Lama waktu yang dibutuhkan tiap perlakuan untuk mencapai suhu 2-8oC yaitu 15 menit, serta pada tiap-tiap perlakuan stabil mempertahankan suhu 2-8oC selama 9 jam.

Pharmaceutical Wholesaler (PBF) is a legal entity that has a license for the procurement, storage, distribution of drugs and drug ingredients in large quantities in accordance with the law. PBF must implement Good Drug Distribution Methods (CDOB) so that the quality of drugs and medicinal materials can be guaranteed during the distribution process. One of the pharmaceutical preparations that need to be guaranteed quality is cold chain product (CCP).
CCP is a temperature-sensitive product and needs to be stored and distributed in a temperature range between 2-8°C so that it can make it easier for medical personnel to know the physical condition of the product when it will be used or must be disposed of because it is known that its stability has decreased.
The purpose of this special task are to determine the role of pharmacists in the CCP distribution process at KFTD Tangerang, measure the length of time needed for each treatment to reach a temperature of 2-8oC and be stable in that temperature range. This particular task was performed observationally by measuring CCP storage and shipping temperatures using data loggers.
Based on observations, the role of pharmacists in the CCP distribution process at KFTD Tangerang is to ensure that every process or packaging used in storing CCP sent can maintain the desired temperature, which is a temperature range of 2- 8oC. The length of time needed for each treatment to reach a temperature of 2-8oC is 15 minutes, and in each treatment it is stable to maintain a temperature of 2-8oC for 9 hours.
"
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Dwi Suryani
"Produk rantai dingin merupakan jenis produk yang dikontrol suhunya baik dari tahap produksi hingga ke konsumen terakhir. Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah jenis perusahaan di Indonesia yang berperan dalam penanganan hingga pendistribusian produk farmasi salah satunya produk rantai dingin. Menurut PerKa BPOM nomor 6 tahun 2020, PBF diwajibkan memiliki sertifikat CDOB (cara distribusi obat yang baik) sebelum kegiatan operasional untuk memastikan bahwa PBF dapat menjamin kualitas obat dengan baik. PT Kimia Farma Trading and Distribution cabang Jakarta 3 termasuk salah satu PBF yang telah memiliki sertifikat CDOB untuk produk rantai dingin. Tujuan dari laporan PKPA ini adalah untuk menganalisis kesesuaian prosedur penyimpanan produk rantai dingin serta pelaksanaan pemetaan chiller di KFTD cabang Jakarta 3. Analisis dilakukan berdasarkan observasi terkait penyimpanan produk rantai dingin dan kegiatan pemetaan suhu (temperature mapping) pada chiller. Berdasarkan analisis diketahui bahwa prosedur penyimpanan produk rantai dingin telah sesuai dengan pendoman CDOB yang berlaku. Selain itu, hasil pemetaan suhu didapatkan bahwa titik yang diuji telah masuk dalam rentang suhu yang dipersyaratkan yaitu 2°C-8°C.

Cold chain products are a type of product whose temperature is controlled from the production stage to the final consumer. Pharmaceutical wholesalers (PBF) are a type of company in Indonesia that plays a role in the handling and distribution of pharmaceutical products, one of which is cold chain products. According to PerKa BPOM number 6 of 2020, PBF must have a CDOB (good drug distribution method) certificates before operation to ensure that PBF can properly guarantee the drug quality. PT Kimia Farma Trading and Distribution branch Jakarta 3 is one of the PBFs that already has CDOB certificates for cold chain products. The purpose of this PKPA report is to analyze the suitability of cold chain product storages procedure and the implementation of chiller mapping at KFTD branch Jakarta 3. The analysis was conducted based on observations of cold chain product storages and temperature mapping activities in chillers. Based on the analysis, it is known that the procedures for storing cold-chain products comply with the applicable CDOB guidelines. Furthermore, the temperature mapping results showed that the tested points were within the required temperature range that is 2°C-8°C.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chrisandy Ramadhanti
"Vaksin merupakan unsur biologis yang memiliki karakteristik khusus dan sensitif terhadap temperatur, vaksin rentan mengalami penurunan mutu dan efektivitas apabila terpapar oleh temperatur yang tidak sesuai dengan karakteristik temperatur penyimpanan yang telah dipersyaratkan. Upaya dalam menjaga mutu dan efektivitas vaksin tidak semata-mata hanya ditentukan dari cara vaksin diproduksi dengan baik dan benar, tetapi salah satu urgensi yang dapat menjadi titik kritis penentuan mutu dan efektivitas vaksin yaitu perlakuan selama proses pengelolaan. PBF berperan penting dalam mengelola vaksin mulai dari penerimaan, penyimpanan hingga pendistribusian vaksin ke berbagai fasilitas kesehatan. Sebelum vaksin didistribusikan, vaksin akan melalui proses penyimpanan pada alat berupa chiller. Selama proses penyimpanan, perlu dilakukan pemantauan suhu vaksin secara berkala. Pemantauan suhu secara berkala berkaitan erat dengan alat yang digunakan selama proses penyimpanan vaksin yaitu chiller. Penggunaan chiller sebagai alat penyimpanan vaksin harus melalui tahap validasi sesuai persyaratan yang telah ditetapkan yaitu dapat mempertahankan suhu penyimpanan antara 2-8°C. Hal ini bertujuan sebagai acuan standar operasional selama proses penyimpanan vaksin berlangsung. Melalui tugas khusus ini dapat diketahui bahwa chiller yang digunakan selama proses penyimpanan produk vaksin di PT. Kimia Farma Trading & Distribution Cabang Jakarta 1 telah valid dan mampu mempertahankan kestabilan suhu pada rentang 2-8°C selama jangka waktu ± 20 jam bahkan lebih apabila chiller dalam kondisi dinyalakan.

Vaccines are biological elements that have special characteristics and are sensitive to temperature, vaccines are prone to decreasing quality and effectiveness when exposed to temperatures that do not match the required storage temperature characteristics. Efforts to maintain vaccine quality and effectiveness are not solely determined by how vaccines are produced properly and correctly, but one of the urgency that can become a critical point in determining vaccine quality and effectiveness, namely treatment during the management process. PBF plays an important role in managing vaccines from receipt, storage to distribution of vaccines to various health facilities. Before the vaccine is distributed, the vaccine will go through a storage process in a chiller. During the storage process, it is necessary to periodically monitor the temperature of the vaccine. Periodic temperature monitoring is closely related to the equipment used during the vaccine storage process, namely the chiller. The use of a chiller as a vaccine storage device must go through a validation stage according to predetermined requirements, namely being able to maintain a storage temperature between 2-8°C. This is intended as a reference for operational standards during the vaccine storage process. Through this special assignment, it can be seen that the chiller used during the process of storing vaccine products at PT. Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta Branch 1 is valid and able to maintain temperature stability in the range of 2-8°C for a period of ± 20 hours or more if the chiller is turned on."
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Putri Miftahul Jannah
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) memiliki peran dalam melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Sebagai tempat pelayanan apoteker, PBF merupakan salah satu bagian terpenting dari proses dispensing ini sehingga PBF harus mengikuti kaidah Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) untuk dapat memenuhi kriteria di atas. CDOB adalah cara distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan obat yang bertujuan memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/ penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya. CDOB merupakan standar yang sangat penting dalam upaya menjaga mutu dan keutuhan pemberian obat di setiap mata rantai distribusi. Salah satu dalam menjaga mutu obat adalah dengan melihat bagaimana sistem transportasi atau pengiriman terutama cold chain produk yang membutuhkan cara khusus agar produk tetap dapat digunakan ketika sampai tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pengirimanan atau transportasi cold chain product sesuai standar CDOB. Penelitian ini dilaksanakan dengan studi observasional atau pengamatan langsung pada PT. Kimia Farma Perdagangan & Distribusi Cabang 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengiriman Cold Chain Product telah sesuai dengan standar CDOB namun masih terdapat 2 temuan oleh BPOM mengenai waktu penerimaan Cold Chain Product dan belum dilakukan validasi pengiriman untuk kemasan Sterofom.

Pharmaceutical Wholesalers (PBF) have a role in procuring, storing, and distributing drugs and/or medicinal ingredients in large quantities by the provisions of statutory regulations. As a pharmacist service location, PBF is one of the most important parts of the dispensing process so PBF must follow the rules of Good Medicine Distribution Methods (CDOB) to be able to meet the above criteria. CDOB is a method of distributing/distributing drugs and/or medicinal substances that aims to ensure quality along the distribution/distribution route according to the requirements and intended use. CDOB is a very important standard in efforts to maintain the quality and integrity of drug administration at every link of the distribution chain. One way to maintain the quality of medicines is to look at the transportation or delivery system, especially the product cold chain, which requires special methods so that the product can still be used when it reaches its destination. This research aims to find out how the cold chain product delivery or transportation process is according to CDOB standards. This research was carried out using an observational study or direct observation at PT. Kimia Farma Trading & Distribution Branch 2. The research results show that the Cold Chain Product delivery system is by CDOB standards but there are still 2 findings by BPOM regarding the time of receiving the Cold Chain Product and delivery validation has not been carried out for Styrofoam packaging.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Shafira Apriyani
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) memiliki peran yang sangat penting dalam menangani, menyimpan, dan mendistribusikan suatu obat, terutama pada pendistribusian produk rantai dingin atau cold chain product (CCP). Salah satu contoh dari produk CCP adalah vaksin. Rantai dingin (cold chain) merupakan sistem yang digunakan untuk menyimpan vaksin dalam kondisi baik dimulai dari pabrik pembuat vaksin sampai pada unit pelayanan vaksin. Peralatan rantai dingin berfungsi untuk menjaga kualitas vaksin tetap baik sejak diterima sampai dengan sasaran. Tugas khusus ini akan melakukan pengamatan mempertahankan integritas rantai dingin untuk memastikan bahwa produk diangkut dan disimpan sesuai dengan kisaran suhu yang disarankan yaitu 2 – 8? hingga ke sasaran. Validasi pengiriman telah dilakukan dengan menggunakan ice water pack 5 (lima) buah, untuk periode waktu pengiriman 5 jam. Waktu pengiriman ditentukan dalam 5 jam adalah sebagai asumsi jarak terjauh yang ditempuh oleh pihak distributor dalam wilayah Kimia Farma Trading and Distribution Jakarta 3. Dalam proses validasi pengiriman ini dilakukan untuk pengiriman Cold Chain Produk dengan aturan suhu penyimpanan 2 – 8 0C. Pemantauan suhu menggunakan Thermometer data logger yang terkalibrasi dan diletakkan diatas cool box. Berdasarkan hasil pengamatan, validasi pengiriman CCP sesuai dengan suhu yang disyaratkan, yaitu dalam rentang 2 – 8 ?. Berdasarkan data yang didapatkan 5 jam ditemukan suhu paling tinggi atau kenaikan suhu paling tinggi dalam rentang 5 jam waktu validasi, terjadi pada pukul 15.04.09 WIB. Untuk hasil pengamatan suhu hari pertama diperoleh rata-rata suhu penyimpanan yaitu 4,7 0C. Untuk hasil pengamatan suhu hari kedua diperoleh rata-rata suhu penyimpanan yaitu 4,63 ?. Untuk hasil pengamatan suhu hari ketiga diperoleh rata-rata suhu penyimpanan yaitu 4,74 ?. Suhu rata-rata mengalami kenaikan seiring berjalannya waktu.

Pharmaceutical Distributors (PBF) are significant in handling, storing, and distributing a drug, especially in distributing cold chain products or cold chain products (CCP). One example of a CCP product is a vaccine. Cold chain (cold chain) is a system used to store vaccines in good condition, starting from the vaccine manufacturing factory to the vaccine service unit. Cold chain equipment functions to maintain good vaccine quality from the time it is received to the target. This assignment will observe maintaining the integrity of the cold chain to ensure that the product is transported and stored within the recommended temperature range of 2 – 8? to the destination. Delivery validation has been carried out using 5 (five) pieces of ice water packs for a delivery period of 5 hours. The delivery time is determined within 5 hours as the assumption of the furthest distance traveled by the distributor within the Kimia Farma Trading and Distribution Jakarta 3 area. In the delivery validation process, Cold Chain Product shipments are carried out with a storage temperature of 2 – 8 0C. Monitoring temperature using a calibrated thermometer data logger placed on top of the cool box. Based on the observation results, the validation of CCP delivery is in accordance with the required temperature, which is in the range of 2 – 8 ?. Based on the data obtained for 5 hours, it was found that the highest temperature or the highest temperature increase in the 5-hour validation period occurred at 15.04.09 WIB. For the first day, temperature observations obtained an average storage temperature of 4.7 0C. For the results of temperature observations on the second day, the average storage temperature was 4.63 ?. For the results of temperature observations on the third day, the average storage temperature was 4.74 ?. The average temperature increases over time."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Reforma Yunita Masri
"Pedagang Besar Farmasi merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan distribusi merupakan salah satu kegiatan operational PBF. PBF wajib menerapkan prinsip-prinsip Cara Distribusi Obat yang Baik. Pelakasanaan operasional PBF dimulai dengan mengkualifikasikan pemasok untuk pengadaan, selanjutnya barang yang diadakan dilakukan penerimaan, penyimpanan, dan distribusi kepada pelanggan yang memenuhi kualifikasi. Semua proses yang berjalan di KFTD mengikuti standar operasional yang dibuat oleh perusahaan, dan disesuaikan dengan petunjuk pelaksanaan teknis CDOB.

Pharmaceutical Wholesalers are companies in the form of legal entities that have permits to procure, store, distribute medicines and/or medicinal substances in large quantities in accordance with the provisions of statutory regulations. Procurement, receipt, storage and distribution are one of PBF's operational activities. PBF is obliged to apply the principles of Good Medicine Distribution Methods. Implementation of PBF operations begins with qualifying suppliers for procurement, then the goods procured are received, stored and distributed to customers who meet the qualifications. All processes running at KFTD follow operational standards created by the company, and are adapted to GMDM technical implementation instructions."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dezh Nahda Athiyya
"Pemerintah telah membuat suatu peraturan mengenai Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) tahun 2012 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik. PT. Kimia Farma Trading & Distribution merupakan salah satu PBF dibawah naungan BUMN dengan tujuan melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Tugas khusus ini menganalisis hasil dari implementasi cara distribusi obat yang baik terhadap inspeksi diri dan kententuan khusus CCP (Cold Chain Product) di PT. Kimia Farma Trading & Distribution. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode observasional yang bersifat deskriptif dan evaluatif dimana dilakukan analisis kesesuaian dengan CDOB dan evaluasi pada kegiatan yang sedang berjalan dengan metode CAPA (Corrective Action and Preventif Action). Berdasarkan hasil pengamatan implementasi Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) pada inspeksi diri dan ketentuan khusus cold chain product (CCP) diketahui bahwa Kimia Farma Trading & Ditribution Jakarta 2 secara aktual sudah sesuai dan telah menerapkan seluruh aspek CDOB dengan baik.

The government has made a regulation regarding Good Medicine Distribution Methods (CDOB) in 2012 concerning Technical Guidelines for Good Medicine Distribution Methods. PT. Kimia Farma Trading & Distribution is one of the Pharmaceutical Wholesalers under the auspices of BUMN with the aim of procuring, storing, distributing medicines and/or medicinal ingredients in large quantities in accordance with statutory provisions. This task was to analyzes the results of implementing good drug distribution methods regarding selfinspection and special CCP (Cold Chain Product) provisions at PT. Kimia Farma Trading & Distribution. The research was carried out using observational methods which are descriptive and evaluative in nature where an analysis of conformity with CDOB and evaluation of ongoing activities was carried out using the CAPA (Corrective Action and Preventive Action) method. Based on the results of observations of the implementation of Good Medicine Distribution Methods (CDOB) in self-inspection and special cold chain product (CCP) provisions, it is known that Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 is actually in compliance and has implemented all aspects of CDOB well.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>