Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54135 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luthfina Saraswati Adania
"Majalah Dabiq sebagai salah satu corong media propaganda ISIS diisi oleh berbagai konten propaganda baik berupa gambar maupun tulisan yang melukiskan ISIS sebagai pahlawan. Dalam kurun masa terbitnya yang singkat, Dabiq mencapai jangkauan yang luas karena telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan disebarkan lewat internet. Riset ini bermaksud menambah studi mengenai teks-teks naratif dalam artikel Dabiq. Dengan pendekatan kualitatif, studi kepustakaan, dan metode penelusuran teks, tesis ini mengupas salah satu jenis artikel dalam Dabiq, yaitu artikel yang memuat profil martir ISIS yang tewas dalam pertempuran. Analisis tematik deduktif digunakan untuk melihat tema-tema hero's journey dalam dua belas artikel tentang anggota ISIS yang tewas, dan menempatkannya dalam konteks fandom sesuai dengan teori peperangan naratif. Temuan riset ini adalah banyaknya kemiripan antara isi artikel dengan tema-tema hero's journey dimaksudkan supaya pembaca dapat merasa beresonansi dengan pengalaman si anggota ISIS yang dituliskan sebagai seorang pahlawan sehingga beralih mendukung ideologi ISIS dengan harapan bahwa dirinya juga dapat meraih keagungan dan kejayaan yang serupa. Riset ini ditutup dengan saran untuk melakukan kontranarasi. Langkah awal yang dapat dilakukan pada seseorang yang teradikalisasi adalah menemukan pada tahapan hero's journey apa ia saat ini, lalu memutuskan pendekatan deradikalisasi yang cocok untuknya.

Dabiq magazine as one of the media mouthpieces of ISIS propaganda is filled with various propaganda content in the form of both images and writings that painted ISIS as heroes. Within a short period of publication, Dabiq has achieved a wide reach as it has been translated into various languages and distributed via the internet. This research aims to add to the study of narrative texts in Dabiq articles. Using a qualitative approach, literature research, and textual analysis methods, this thesis examines one type of article in Dabiq, which features profiles of ISIS martyrs who died in battle. Deductive thematic analysis is used to find the hero's journey themes in twelve articles about deceased ISIS members, and place them in the context of fandom according to narrative warfare theory. The finding of this research is that the many similarities between the content of the articles and the hero's journey themes are intended to allow readers to resonate with the experience of the ISIS members who were written as heroes, and thus to support the ideology of ISIS in the hope that they too can achieve similar greatness and glory. The research concludes with a suggestion for counter-narratives. The first step that can be taken for someone who is radicalized is to find out what stage of the hero's journey they were currently in, and then decide which deradicalization approach is suitable for them."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ronald, D. A. B.
London: an imprint of Bloomsbury Publishing Plc, 2015
359.320 94 RON y
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Imas Uliyah
"Teks Sie Jin Kwie yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah teks drama Sie Jin Kwie yang dibuat oleh Nano Riantiarno berdasarkan novel Sie Jin Kwie Ceng Tang (Sie Jin Kwie Berperang ke Timur) karya Tio Keng Jian & Lok Dan Chung yang diterjemahkan oleh Marcus, A.S. pada tahun 1993. Penelitian ini akan membahas (1) bagaimana struktur naratif (sintaksis dan semantis) teks drama Sie Jin Kwie, (2) bagaimana konstruksi pahlawan yang ditampilkan melalui tokoh Sie Jin Kwie. Hasil Kajian semiotik ini berupa skema aktan yang memperlihatkan Sie Jin Kwie sebagai tokoh yang berperan sebagai subyek. Aktan yang berperan sebagai pendukung adalah Raja Liesibin yang melihat Sie Jin Kwie dalam mimpi sebagai pahlawan. Adapun aktan yang menjadi penghambat adalah Lietocong-Thiosukwie dan Jenderal Kaesobun. Konstruksi pahlawan yang dibangun untuk cerita kepahlawanan Sie Jin Kwie tidak hanya dibangun oleh sifat-sifat alami yang ada dalam dirinya, tetapi juga dibangun oleh bantuan dari tokoh-tokoh lain di luar dirinya (baik tokoh manusia maupun tokoh gaib dewa-dewi).

The text of the Sie Jin Kwie wich become object of this research is Sie Jin Kwie drama text by N. Riantiarno based on the novel Sie Jin Kwie Ceng Tang (Sie Jin Kwie Fought to The East) by Tio Keng Jian & Lok Dan Chung that translated by Marcus, A.S. in 1993. This research will explore: (1) how narrative structure (syntax and semantics) of Sie Jin Kwie drama text; (2) how the construction of the hero is shown through the character Sie Jin Kwie. These findings semantics was actant scheme which will be shown by Sie Jin Kwie who acted as a subject. The enabling actant was the King Liesibin who met Sie Jin Kwie as a hero in his dream. Where as, the enhibiting actants were Lietocong-Thiosukwie and General Kaesobun. The construction of the hero in a story of heroism is not only built by the properties of natural that exists in himself, but also built by the aid of others there out of itself (both human and supernatural figures of deities)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T38915
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Combs, James E.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994
303.3 COM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sunu Wasono
"Pokok persoalan tesis ini adalah penggunaan teknik propaganda dalam sejumlah cerpen pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Sebanyak 49 cerpen yang termuat dalam majalah Djawa Baroe dan Pandji Poestaka telah dijadikan bahan kajian. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan penggunaan berbagai teknik propaganda dalam sejumlah cerpen tersebut.
Pendudukan Jepang atas Indonesia selama tiga setengah tahun (Maret 1942--Agustrus 1945) telah membawa pengaruh dan perubahan besar dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dalam bidang sastra, khususnya, kehadiran Jepang dengan segala kebijakannya telah mendorong lahirnya sejumlah karya yang khas, dalam arti berbeda bila dibandingkan dengan karya-karya sebelum maupun sesudah pendudukan Jepang. Oleh pemerintah pendudukan Jepang, sastra diperlakukan sebagai alat propaganda. Para sastrawan pada waktu itu dikumpulkan dalam suatu badan yang diberi nama Keimin Bunka Shidosho. Kepada mereka didektekan agar sastrawan menciptakan karya-karya yang sesuai dengan keadaan pada masa itu yang kalau dikaji ternyata karya-karya tersebut tidak lebih dari sekadar propaganda. Maka lahirlah sejumlah karya yang secara stilistik-retorik memperlihatkan penggunaan berbagai teknik propaganda.
Penelitian menunjukk bahwa sekurang-kurangnya ada 5 jenis teknik propaganda yang dipakai sastrawan dalam menulis cerpen pada majalah Djawa Baroe dan Pandji Poestaka pada masa itu.. Kelima teknik tersebut adalah (I) umpatan name-calling), (2) sebutan muluk-muluk (glittering generalities), (3) ikut-ikutan (bandwagon), (4) pujian (argumentum ad populism), dan (5) pura-pura arang kecil (plain folks appeal).
Melalui penyeleksian bahan untuk kajian pokok persoalan ini telah ditemukan sebanyak 20 cerpen yang sama sekali tidak menyinggung soal Jepang atau keadaan pada saat itu, dan oleh karena itu, karya-karya tersebut juga tidak memperlihatkan ciri adanya penggunaan teknik propaganda di dalamnya. Dengan kata lain, ada sejumlah karya pada masa pendudukan Jepang yang tidak menunjukkan ciri atau tanda bahwa karya itu ditulis berdasarkan kebijakan yang diterapkan Jepang, padahal selama ini tersebar luas suatu asumsi bahwa sensor Jepang pada waktu itu sangat ketat.
Fokus penelitian ini memang tertuju pada soal penggunaan teknik propaganda dalam sejumlah cerpen yang muncul dalam kedua majalah tersebut. Namun, terdapatnya sejumlah cerpen yang ternyata tidak berupa karya propanda itu kiranya telah mendedahkan fakta baru akan pentingnya meninjau kembali anggapan-anggapan selama ini mengenai sastra Indonesia di masa Jepang yang nyaris menjadi semacam aksioma yang tak terbantahkan. Apa yang dilakukan dalam penelitian ini kiranya dapat membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut tentang sastra Indonesia pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Paling tidak, penelitian ini telah menyisakan sebuah rasa keingintahuan (misalnya: adakah selain kelima teknik tersebut digunakan teknik lain dalam karya-karya yang belum dibahas dalam penelitian ini; adakah karya-karya lain selain yang disebut dalam penelitian ini yang juga memperlihatkan ketiadaan nada propaganda di dalamnya; dan lain-lain pertanyaan lagi) yang perlu ditindaklanjuti dengan penelitian yang lebih mendalam dari penelitian ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ashanti Widyana
"Penelitian ini membahas mengenai penggambaran sosok kepahlawanan Kim Il Sung muda sebagai pendiri Korea Utara melalui cerpen berjudul Gaeseon yang ditulis oleh Han Sul Ya dan dipublikasikan pada tahun 1948. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan penggambaran sosok Kim Il Sung muda sebagai ?pahlawan? baru untuk masyarakat Korea sejak ia kembali ke Pyeongyang setelah dua puluh tahun berlalu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan struktural untuk menganalisis unsur intrinsik cerpen Gaeseon dan teori fenomena pengkultusan individu untuk menjelaskan istilah-istilah kepahlawanan yang digunakan Han Sul Ya untuk menggambarkan kepahlawanan Kim Il Sung. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa cerpen Gaeseon merupakan cerpen propaganda untuk membangun citra Kim Il Sung di mata masyarakat Korea yang pada saat itu belum begitu mengenal sosoknya. Cerpen ini menggambarkan sosok Kim Il Sung sebagai pahlawan sekaligus pemimpin baru dengan begitu positif baik dari segi fisik, sifat, maupun pemikirannya tentang pembangunan negara.

This research analyzes the depiction of young Kim Il Sung?s heroic image as the founder of North Korea in a short-novel entitled Gaeseon written by North Korean writer, Han Sul Ya, in 1948. The purpose of this research is to describe the depiction of young Kim Il Sung?s image as a ?new hero? for Korean citizens since his homecoming to Pyeongyang after twenty years had passed. The method used in this thesis is qualitative-method with structural approach to analyze the intrinsic structures of Gaeseon and the theory of cult of personality?s phenomenon to describe the terms used by Han Sul Ya to depict the heroic image of Kim Il Sung. The result of the research is Gaeseon is used as a media of propaganda to build the heroic image of Kim Il Sung in front of Korean citizens which didn?t really know him very well around 1945?1950. This short-novel also describes Kim Il Sung as a ?hero? and a ?new leader? in a positive way from all aspects such as physical appeareance, characters, behavior, and his ideas about country development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yundi Fitrah
"ABSTRAK
Pada masa pemerintahan Jepang masalah penulisan karya sastra khususnya penulisan cerpen mendapat tempat yang istimewa dikalangan pemerintah. Pemerintah Jepang mendirikan Keimin Bunka Shidosho (Kantor Pusat Kebudayaan) sebagai wadah menyampaikan karya sastra bagi seniman. Selain itu wadah ini juga menerbitkan beberapa majalah, yang salah satu majalah penting pada masa itu adalah Djawa Baroe. Sebab banyak menyajikan berita propaganda politik Jepang, yang terutama terdapat dalam karya sastra.
Penelitian yang dilakukan terhadap karya sastra khususnya cerpen-cerpen dalam majalah Djawa Baroe, ditemukan tujuh jenis tema propaganda. (1) Tema kecintaan terhadap laut terdapat dalam cerpen "Lajar Poetih", "Darah Laoet", "Aroes Mengalir". (2) Tema anti Belanda terdapat dalam cerpen "Hamid, Pahlawan Perkoempoelan Anti A.V.C. (Di Ba-. wah Bayangan Djembatan)", dan "Kardjo Pandai Besi". (3) Tema Konflik jiwa dalam menghadapi keadaan yang baru terdapat dalam cerpen "Radio Masyarakat", dan "Pemuda Pantjaroba". (4) Tema kesesatan akibat cinta terhadap Barat terdapat dalam cerpen "Setinggi-tinggi Terbang Bangau", dan "Pamankoe". (5) Tema kecintaan terhadap pemerintah Jepang terdapat dalam cerpen "Tanda Bahagia", dan "Mendjelang Hari Gemilang". (6) Tema menjadi pembela tanah air terdapat dalam cerpen "Panggilan Tanah Air (Tjitra)", "Boekan Karena Akoe", dan "Djiwa Pahlawan". (7) Tema kekacauan keluarga karena sikap suami tidak menabung terdapat dalam cerpen "Tangan Mentjentjang Bahoe Memikoel".
Teknik-teknik Propaganda yang digunakan dalam cerpencerpen majalah Djawa Baroe, dalam cerpen "Lajar Poetih", "Darah Laoet", "Aroes Mengalir", "Radio Masjarakat", "Pemoeda Pantjaroba", "Setinggi-tinggi Terbang Bangau", dan "Mendjelang Hari Gemilang" adalah menggunakan teknik propaganda "pembajikan". Cerpen "Hamid, Pahlawan Perkoempulan Anti A.V.C. (Di Bawah Bayangan Djembatan)", "Kardjo Pandai Besi", "Pamankoe", dan "Tanda Bahagia" adalah menggunakan teknik propaganda "cap buruk". Cerpen "Panggilan Tanah Air", "Boekan Karena Akoe", dan "Djiwa Pahlawan adalah menggunakan teknik propaganda "pengumpulan". Cerpen " T angan Mentjentjang Bahoe Memikoel" adalah menggunakan teknik propaganda "mengatur Keadaan".

ABSTRACT
The literary writing was much more stressed on by the government in Japan's colony period. Japan government set up a center for culture, Keimin Bunka Shidosho. It was a place magazines. One of them was called Djawa Baroe. Their magazines generally presented political issues which was a Japan's propaganda. Directly, the literary works that came up at that time were containing a political propaganda.
This research was carried out to discover those issues. It was done on some short stories that taken from Djawa Baroe. It had been found that there were seven types of propagandas theme. (1) Adorn to the sea was found on "Lajar Poetih", "Darah Laoet", and "Aroes Mengalir". (2) Dutch-anti got on "Hamid, Pahlawan Perkoempoelan Anti A.V.C. (Di Bawah Bajangan Djembatan)", and "Kardjo Pandai Besi". (3) Phsycoconflict to cope with a new situation found on "Radio Masjarakat", and "Pemoeda Pantjaroba". (4) Misleading of admiration to Wastern culture was seen on "Setinggi-tinggi Terbang Bangau", and "Pamankoe". (5) Admiration to Japan was got on "Tanda Bahagia", and "Mendjelang Hari Gemilang". (6) Struggle for Independence on "Panggilan Tanah Air (Tjitra)" and "Boekan Karena Akoe". (7) Broken home of husband not to save was seen on "Tangan Mentjentjang Bahoe Memikoel".
Propaganda's technique that used on Djawa Baroe magazine were: "Lajar Poetih", "Darah Laoet", "Aroes Mengalir", "Radio Masjarakat", "Pemoeda Pantjaroba", "Setinggitinggi Terbang Bangau", and "Mendjelang Hari Gemilang" writers used glittering generalities. Mean while, wrirwes in "Hamid, Pahlawan Perkoempoelan Anti A.V.C. (Di Bawah Bajangan Djembatan)", "Kardjo Pandai Besi", "Pamankoe", and "Tanda Bahagia" tended to neme calling. In "Panggilan Tanah Air", "Boekan Karena Akoe", and "Djiwa Pahlawan we found band wagon technique. The Card Stacking technique was used in "Langan Menjentjang Bahoe Memikoel".
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muflihuddaroini
"Status Papua sudah final sebagai bagian dari NKRI, namun kelompok pro-kemerdekaan Papua terus berupaya memisahkan diri dari Indonesia. Gerakan kelompok ini juga terus bertransformasi, dari perjuangan senjata (hard approach) oleh OPM dan faksi-faksi militernya, hingga cara-cara diplomasi (soft approach) dan internasionalisasi isu Papua oleh Benny Wenda dkk. Kelompok ini juga terus menggencarkan propagandanya di media sosial. Menggunakan metodologi kualitatif deskriptif dan dengan dibantu aplikasi analisis media sosial INDIGO, penelitian ini mencoba menjelaskan strategi propaganda kelompok pro-kemerdekaan Papua dalam internasionalisasi isu “Papua Merdeka” di media sosial khususnya Twitter. Menggunakan teori strategi sebagai teori utama dan didukung dengan teori propaganda politik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi kelompok pro-kemerdekaan Papua memiliki tujuan (ends) menarik simpati internasional agar melakukan intervensi sehingga dapat dilakukan referendum, dengan cara (ways) teknik white, grey, dan black propaganda, memanfaatkan beberapa isu mulai dari pelanggaran HAM, eksploitasi alam & kerusakan lingkungan, rasisme & marjinalisasi orang asli Papua untuk menuntut hak menentukan nasib sendiri, melalui sarana (means) media sosial dengan memanfaatkan peran aktivis, jurnalis, akun Free West Papua, dan bot.

Papua's status is final as part of the Unitary State of the Republic of Indonesia, but Papuan pro-independence groups continue to try to separate themselves from Indonesia. The movement of this group has also continued to transform, from the armed struggle (hard approach) by OPM, to the ways of diplomacy (soft approach) and the internationalization of the Papua issue by Benny Wenda et al. This group also continues to intensify its propaganda on social media. Using a descriptive qualitative methodology, this study attempts to explain the strategies of Papuan pro-independence groups in campaigning for the issue of "Freedom Papua" on social media, especially Twitter. Using strategy theory as the main theory and supported by political propaganda theory. The results of the research show that the strategy of the Papuan pro-independence group has the aim (ends) of attracting international sympathy to intervene so that a referendum can be carried out, by ways of white, gray and black propaganda techniques, utilizing several issues ranging from human rights violations, natural exploitation & environmental damage, racism & marginalization of indigenous Papuans to demand the right to self-determination, through social media means by utilizing the roles of activists, journalists, Free West Papua accounts, and bots."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Santoso Sastropoetro
Bandung: Alumni, 1991
303.375 SAN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Masmuhah
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai strategi intervensi militer asing melawan Islamic State of Iraq and Syria ISIS di Irak dan Suriah sejak tahun 2014 sampai 2017. Kerangka pemikiran yang digunakan untuk menjelaskan tema di atas adalah konsep intervensi militer, perang asimetris dan kemunduran organisasi terorisme. Analisa tesis ini akan diarahkan untuk menjawab pertanyaan strategi  intervensi militer apa yang dilakukan oleh pihak asing seperti koalisi AS, Rusia, Iran, dan negara diluar Irak dan Suriah. Penelitian ini menggunakan studi pustaka dan wawancara. Dari data tersebut ditemukan bahwa, kekuatan ISIS berasal dari strategi konvensional dan asimetris untuk memperluas dan mempertahankan kekuasaannya. Kekuatan ISIS ini membuat pemerintah Irak dan Suriah meminta intervensi asing untuk melawan gerakan terorisme ini. Terdapat dua strategi intervensi militer yang digunakan dalam upaya ini, yaitu strategi diplomatik dan strategi militer.  Melalui metode kualitatif yang menggunakan berbagai sumber yang relevan, tesis ini membangun argumen bahwa intervensi militer yang dilakukan oleh pihak asing merupakan langkah strategis dalam upaya menghancurkan ISIS serta kembali menstabilkan kondisi keamanan Irak dan Suriah. Hal ini dibuktikan dengan berkurangnya wilayah yang dikuasai ISIS, jumlah pasukan, serta kondisi fiskal hingga akhir 2017.

ABSTRACT
This study discusses the strategy of foreign military intervention against the Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) in Iraq and Syria from 2014 to 2017. The concept of  military intervention, asymmetric warfare and declining of terrorist organizations are used to explain the effect of military intervention to the decline of ISIS. The analysis of this thesis will be directed to explain military intervention strategies which were conducted foreign parties such as the US, Russia, Iran and other countries outside Iraq and Syria. This study uses literature and interviews method. The author found that the power of ISIS is originated from conventional and asymmetrical strategies to expand and maintain its power. The power of ISIS has made the Iraqi and Syrian governments ask foreign intervention to fight this terrorism movement. There are two military intervention strategies used in this effort, diplomatic and military strategy. From various relevant sources with qualitative methods, this thesis builds the argument that military intervention which was carried out by foreign parties is a strategic step in efforts to destroy ISIS an stabilize the security in Iraq and Syria. This is proven by the reduction of ISIS-controlled areas, number of troops, and fiscal conditions until the end of 2017."
2019
T54421
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>