Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5137 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah ini ditulis pada tahun 1778 (tahun Jawa) oleh 2 orang yang berbeda terlihat dari h. 1-22, 265-276 dan h.23-264"
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
GS 25-CP.2
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi ringkasan naskah milik Moens, tanpa identifikasi lebih jauh. Isinya teks Serat Lokapala, yaitu cerita peperangan Arjunasasrabahu dengan Dasamuka, tetapi diawali dengan silsilah raja-raja Jawa, baik pangiwa maupun panengen. Versi Lokapala yang dimuat dalam naskah ini sama dengan edisi Sindusastran yang berulangkali diterbitkan. Lihat Pratelan I: 475-481 untuk daftar pupuhnya; bandingkan dengan Behrend 1990: 224-226 untuk keterangan umum tentang seluruh korpus Arjunawijaya-Arjunasasrabahu-Lokapala, termasuk referensi penerbitan dan lain-lain. Ringkasan ini disusun sekitar tahun 1930, di Yogyakarta."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.30-L 23.08
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berisi perpaduan antara dua teks, yaitu Lokapala dan Serat Rama. Bagian Lokapala mirip dengan versi Arjunasasrabahu yang termuat pada MSB/L.40, yaitu karangan M.Ng. Gandasudira. Walaupun mirip, ada perbedaan beberapa pupuh, sehingga kedua teks ini dianggap dua redaksL Kemiripan terlihat pada pupuh 1-91 FSUI/CP.31 hampir semuanya terdapat dalam pupuh 1-96 pada MSB/L.40, tetapi berbeda dengan MSB/L.49. Naskah FSUI/CP.31 ini jauh lebih lengkap, seluruhnya 192 pupuh. Teks Arjunasasrabahu yang mendahului kisah Rama, disusun menyambung secara langsung dengan Serat Rama tersebut. Hal yang sama dapat dilihat pada naskah MSB/L.34, L.35, dan L.41. Lihat Behrend 1990:224-239 tentang berbagai versi cerita Arjunawijaya-Arjunasasrabahu- Lokapala yang ada. Daftar pupuh: (1) asmarandana; (2) sinom; (3) dhandhanggula; (4) durma; (5) asmarandana; (6) durma; (7) pangkur; (8) asmarandana; (9) pangkur; (10) sinom; (11) asmarandana; (12) pangkur; (13) sinom; (14) dhandhanggula; (15) durma; (16) pangkur; (17) dhandhanggula; (18) pangkur; (19) durma; (20) asmarandana; (21) durma; (22) pangkur; (23) sinom; (24) dhandhanggula; (25) durma; (26) asmarandana; (27) pangkur; (28) durma; (29) sinom; (30) asmarandana; (31) kinanthi; (32) dhandhanggula; (33) durma; (34) girisa; (35) sinom; (36) durma; (37) maskumambang; (38) pangkur; (39) asmarandana; (40) durma; (41) pangkur; (42) dhandhanggula; (43) maskumambang; (44) kinanthi; (45) sinom; (46) kinanthi; (47) mijil; (48) asmarandana; (49) pangkur; (50) durma; (51) pangkur; (52) dhandhanggula; (53) durma; (54) pangkur; (55) sinom; (56) dhandhanggula; (57) sinom; (58) kinanthi; (59) mijil; (60) asmarandana; (61) dhandhanggula; (62) sinom; (63) kinanthi; (64) dhandhanggula; (65) pangkur; (66) asmarandana; (67) pangkur; (68) sinom; (69) asmarandana; (70) pangkur; (71) durma; (72) pangkur; (73) durma; (74) pangkur; (75) sinom; (76) durma; (77) pangkur; (78) dhandhanggula; (79) kinanthi; (80) durma; (81) pangkur; (82) durma; (83) sinom; (84) dhandhanggula; (85) asmarandana; (86) sinom; (87) mijil; (88) dhandhanggula; (89) kinanthi; (90) pangkur; (91) sinom; (92) asmarandana; (93) durma; (94) dhandhanggula; (95) pangkur; (96) pucung; (97) megatruh; (98) sinom; (99) asmarandana; (100) dhandhanggula; (101) pangkur; (102) asmarandana; (103) sinom; (114) mijil; (105) dhandhanggula; (106) maskumambang; (107) durma; (108) pangkur; (109) asmarandana; (110) durma; (111) kinanthi; (112) mijil; (113) sinom; (114) dhandhanggula; (115) pangkur; (116) sinom; (117) kinanthi; (118) asmarandana; (119) pangkur; (120) asmarandana; (121) sinom; (122) dhandhanggula; (123) kinanthi; (124) mijil; (125) pangkur; (126) durma; (127) sinom; (128) maskumambang; (129) pangkur; (130) mijil; (131) dhandhanggula; (132) pangkur; (133) dhandhanggula; (134) asmarandana; (135) sinom; (136) dhandhanggula; (137) pangkur; (138) sinom; (139) dhandhanggula; (140) kinanthi; (141) asmarandana; (142) mijil; (143) pangkur; (144) sinom; (145) dhandhanggula; (146) pangkur; (147) durma; (148) asmarandana; (149) pangkur; (150) sinom; (151) dhandhanggula; (152) pangkur; (153) maskumambang; (154) durma; (155) sinom; (156) pangkur; (157) durma; (158) asmarandana; (159) sinom; (160) pangkur; (161) durma; (162) pangkur; (163) sinom; (164) durma; (165) dhandhanggula; (166) kinanthi; (167) sinom; (168) pangkur; (169) maskumambang; (170) durma; (171) pangkur; (172) durma; (173) dhandhanggula; (174) sinom; (175) maskumambang; (176) pangkur; (177) mijil; (178) megatruh; (179) dhandhanggula; (180) sinom; (181) kinanthi; (182) asmarandana; (183) sinom; (184) pangkur; (185) dhandhanggula; (186) mijil; (187) asmarandana; (188) sinom; (189) dhandhanggula; (190) pangkur; (191) durma; (192) sinom. Sayangnya, naskah FSUI/CI.31 ini telah hilang dari koleksi FSUI. Akan tetapi isinya masih dapat diketahui dari ringkasannya yang dibnat oleh Mandrasastra pada tahun 1930. Menurut kolofon penutup, naskah asli selesai disalin (atau teks selesai ditulis?) pada hari Senin Legi, 14 Sawal, Je 1806 (22 Oktober 1877), oleh Kyahi Bekel Malang Prawira, di Yogyakarta."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.31-NR 82
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks Lokapala yang dipadu dengan sejarah pakem wayang purwa. Dari kolofonnya teks ini merupakan versi Sindusastra yang ditulis tahun 1829. Diawali dengan sejarah pangiwa dan panengen, penggambaran kerajaan Lokapala. Dilanjutkan dengan pertempuran antara raja-raja Maespati dengan Rahwana. Raja-raja Maespati banyak yang tewas menyebabkan Raja Maespati marah kemudian bertiwikrama berubah menjadi raksasa bernama Arjunasasrabahu, lalu pertempuran Arjunasasrabahu dengan Rahwana. Pada bagian akhir pertempuran Subali dengan Sugriwa yang dimenangkan oleh Subali. Pengarangnya adalah R. Ng. Sindusastra, tahun 1757. Daftar pupuh sebagai berikut: 1. Dandanggula; 2. Sinom; 3. Dandanggula; 4. Kinanti; 5. Asmaradana; 6. Pangkur; 7. Dandanggula; 8. Asmaradana; 9. Kinanti; 10. Sinom; 11. Dandanggula; 12. Durma; 13. Asmaradana; 14. Durma; 15. Pangkur; 16. Asmaradana; 17. Pangkur; 18. Sinom; 19. Asmaradana; 20. Pangkur; 21. Sinom; 22. Dandanggula; 23. Durma; 24. Pangkur; 25. Dandanggula; 26. Pangkur; 27. Durma; 28. Asmaradana; 29. Durma; 30. Sinom; 31. Pangkur; 32. Dandanggula; 33. Asmaradana; 34. Durma; 35. Pangkur; 36. Dandanggula; 37. Durma; 38. Asmaradana; 39. Pangkur; 40. Durma; 41. Dandanggula; 42. Durma; 43. Pangkur; 44. Sinom; 45. Sinom; 46. Durma; 47. Pangkur; 48. Asmaradana; 49. Durma; 50. Pangkur."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.8-KS 91
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ngabehi Sindusastra
"Teks ini karangan R. Ng. Sindusastra 1831, diawali dengan sejarah raja-raja di Surakarta, kemudian dilanjutkan dengan cerita tentang tiga kerajaan, yaitu Lokapala, Ayodya, dan Alengka. Menceritakan peperangan Prabu Dasamuka dengan ketiga kerajaan tersebut sampai dengan bertahtanya Prabu Dasarata di Ayodya. Asal koleksi R. Tanojo."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
CW.4-KT 29
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ngabehi Sindusastra
"Buku ini terdiri atas dua teks, yaitu Serat Lokapala dan Serat Jiljalaha. Serat Lokapala diawali dengan cerita mengenai sejarah di tanah Jawa dan Arab, mulai dari Nabi Adam hingga Paku Buwana VII. Serat Jiljalaha menjelaskan mengenai nasihat seseorang kepada orang lain, namun harus diperhatikan/diteliti apakah nasihat tersebut merupakan nasihat yang sebaiknya diikuti atau nasihat yang harus dihindari."
Yogyakarta: H. Buning, [Date of publication not identified]
BKL.1053-SJ 72
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berisi cerita peperangan antara Arung Bondan dengan prabu Suwelacala, kisah peperangan antara Jenggala dengan Bugis, cerita tentang Siyungwanara/Kamandaka, cerita Menakjingga, cerita Wali Sanga/kerajaan Demak, kisah Jaka Tingkir, penobatan Hardikusuma (?) menjadi Raja Majapait dengan gelar Brawijaya. Teks diakhiri dengan kisah Ratu Kalinyamat. Keterangan penyalinan naskah ini tidak diketemukan dalam teks. Pigeaud membeli naskah ini dari Anerang Kusuma pada 17 Mei 1930 di Surakarta. Naskah telah pula dibuatkan ringkasan dalam bentuk cuptikan pada awal."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.181-NR 79
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks sejarah legendaris berjudul Serat Ajisaka. Secara garis besar berisi cerita peperangan antara Prabu Dewatacengkar melawan Ajisaka (di sini Aji Isaka). Setelah menang, Aji Isaka menggantikan Dewatacengkar menjadi raja di Medhang Kamulan yang kemudian diganti dengan nama Purwacarita dan bergelar Prabu Widayaka. Pada bagian awal berisi kisah tentang kesenangan Prabu Dewatacengkar memakan daging manusia, kisah tentang pertempuran Prabu Dewatacengkar dengan kedua adiknya, Prabu Dewata Pamunah dari Madura dan Prabu Dewata Agung dari Bali, disusul cerita tentang Prabu Anglingdriya setelah bedhah Pengging, yang berputra dua orang dari Dewi Sinta yaitu Jaka Pekik (Suwelacala) dan Jaka Raras (Jaka Pandaya). Cerita berakhir dengan kisah Raden Daneswara (anak Dewatacengkar) yang berniat untuk bertapa setelah kekalahannya dari Aji Isaka. Pada h.i terdapat keterangan bahwa naskah yang semula milik G.B.R.Ay. Kusumadilaga dibeli oleh Pigeaud dari R. Tanaya di Yogyakarta pada 18 Juni 1938. Naskah pernah dibuat ringkasannya oleh Mandrasastra pada Oktober 1938. Ringkasan tersebut dimikrofilm bersama naskah aslinya. Melihat bentuk tulisannya, naskah ini kemungkinan disalin oleh dua orang (?) sebab mulai h.145 tulisan berubah dari yang semula agak gemuk dan tebal menjadi ramping dan tipis. Walaupun keterangan penyalinan tidak ditemukan, namun berdasarkan jenis kertas serta gaya tulisannya, maka dapat diperkirakan bahwa naskah ini disalin sekitar awal abad ke-20, mungkin di Surakarta. Keterangan selanjutnya dapat dilihat pada: SMP/MN. 180-183, 187, 529.12; MSB/L.286, P.93, S.2, S.15-18, S.20, S.25-26, S.31; Pratelan II: 90; Vreede 1892: 17, 375-376; Juynboll I: 30; Pigeaud 1970: 165-166."
[S.l.] : [S.n.], [date of publication not identified]
SJ.1-NR 318
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini, yang berasal dari Pesisir Cirebon, ditulis dengan bentuk huruf yang sangat khas, sehingga pantas jika diteliti lebih jauh demi kepenti'ngan studi paleografi Jawa. Naskah berisi sebuah versi Serat Bratayuda yang jauh berbeda dengan redaksi Yasadipura yang disunting oleh Cohen Stuart (1860). Teks terdiri atas 25 pupuh, sebagai benkut: (1) megatruh; (2) asmarandana; (3) durma; (4) sinom; (5) pangkur; (6) pucung; (7) kinanthi; (8) mijil; (9) dhandhanggula; (10) asmarandana; 11) durma; (12) sinom; (13) pangkur; (14) asmarandana; (15) kinanthi; (16) pucung; (17) dhandhanggula; (18) durma; (19) sinom; (20) asmarandana; (21) mijil; (22) durma; (23) sinom; (24) dhandhanggula; (25) asmarandana. Secara singkat, isi teks ini dapat dipaparkan sebagai berikut: Prabu Darmaputra dibantu oleh para raja pergi menuju Tegal Kuru. Dewi Kunti menengok putra-putranya ke Tegal Kuru disertai Yamawidura. Yamawidura kembali lagi ke Astina melaporkan kesiapan para Pandawa. Raden Arjuna ingin membatalkan perang melawan Kurawa, namun Kresna tidak menyetujuinya. Peperangan kemudian dimulai: Wirasangka, Utara terbunuh oleh Raja Mandraka dan Durna. Rukmarata bunuh oleh Seta. Seta terbunuh oleh Bhisma. Irawan terbunuh oleh Bhisma, dangkan Bhisma terbunuh oleh Srikandi. Bogadenta, senapati Astina, terbunuh oleh Arjuna. Kemudian Abimanyu berhasil membunuh Lesana Mandrakumara. Abimanyu juga terbunuh oleh para Kurawa. Gardapati di pihak Kurawa terbunuh sh Arjuna. Wreksasaya juga terbunuh oleh Werkudara. Arjuna kemudian berniat smbunuh Sindurja. Burisrawa, senapati Astina terbunuh oleh Setyaki dan Sindurja terbunuh oleh Arjuna. Werkudara kemudian berhasil membunuh Partipeja, Anggajaksa, dan Sarabasata. Dilanjutkan Gatutkaca berhasil membunuh Lembusana, Kalasrenggi, dan Kalagawira, namun ia pun terbunuh oleh Karna Raja Awangga. Ringkasan ini dibuat berdasarkan uittreksel Mandrasastra yang dibuat pada tahun 1938, tersimpan bersama naskah asli."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.9-NR 310
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi catatan tentang teks Serat Panji Jayakusuma yang termuat pada naskah KBG 46. Catatan meliputi cuplikan awal dan akhir teks, daftar pupuh, catatan umum, serta ringkasan alur cerita pupuh per pupuh. Catatan dibuat oleh R.Ng. Poerbatjaraka (atau stafnya) di Batavia. Naskah diterima oleh Pigeaud pada bulan Maret 1931. Walaupun oleh Pigeaud dan Poerbatjaraka dikatakan bahwa cerita Panji ini berasal dari Jawa Timur, mengingat naskah babon dari Cirebon, maka lebih besar kemungkinan teks ini merupakan versi Cirebonan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.35-L 5.02
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>