Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147920 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Siddiq
"Cerita atau dongeng semestinya berada pada posisi pertama dalam mendidik etika kepada anak. Mereka cenderung menyukai dan menikmatinya, baik dari segi ide,imajinasi, maupun peristiwa-peristiwanya. Jika hal ini dapat dilakukan dengan baik, cerita akan menjadi bagian dari seniyang disukai anak-anak, bahkan orang dewasa. Dalam hal pendidikan anak, khususnya tentang bercerita, penting bagi orang tua dan guru untuk memilih cerita dan cara penyampaian kepada anak-anak secara tepat. Perkembangan teknologi masa kini tentu dapat mendukung cara penyampaian cerita agar lebih menarik lagi bagi anak. Penelitian yang menggunakan pendekatan paradigma kualitatif dengan metode telaah pustaka (literature study) ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang bagaimana memilih cerita, dan bagaimana cara menyampaikannya pada anak dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Berdasarkan kajianini, dapat diketahui bahwa pemanfaatan TIK dalam mendukung penyampaian cerita sekurangnya memiliki dua aspek, yaitu efekvisual dan efek audio. Oleh karena itu, pencerita hendaknya dapat mempelajari bagaimana merancang dan memanfaatkan TIK tersebut secara optimal untuk menyampaikan cerita."
Jakarta: Pusat Data dan Teknologi Informasi, 2020
371 TEKNODIK 24:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kulsum Nur Hayati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemanfaatan media audio Gelaria dalam menstimulasi kemampuan seni dan fisik motorik anak usia dini. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan teknik survey
di 8 propinsi, yaitu: DIY, Sulawesi Barat, NTT, Jawa Barat, Bengkulu, Jawa Timur, Banten, dan Kalimantan Selatan. Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 24 guru dan 80 anak didik. Judul media audio Gelaria yang digunakan dalam pembelajaran yaitu Angsa. Teknik pengumpulan data dengan observasi
pemanfaatan model, kuesioner tentang pemanfaatan Gelaria untuk pendidik PAUD, dan lembar pengamatan surveyor. Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk menafsirkan data tentang ketercapaian tujuan pengembangan model. Hasil penelitian menunjukkan: 1) siswa dapat menyanyikan lagu sesuai nada dan irama musik dengan baik (85%); dan 2) siswa dapat melakukan gerakan sesuai lirik lagu dan irama musik dengan baik (85%). Gerakan yang dilakukan beragam, mulai dari menggerakkan kepala sampai menggerakkan kaki. Hasil penelitian juga menunjukkan jenis-jenis gerakan yang siswa mengalami kesulitan dalam melakukannya. Berdasar hasil penelitian saran yang perlu ditindaklanjuti yaitu Gelaria perlu dikembangkan lebih lanjut dengan jenis gerakan yang lebih bervariasi dan simpel serta lagu yang mudah dihafalkan oleh anak usia dini. Gelaria perlu dikembangkan lebih lanjut agar kemampuan fisik motorik anak dapat distimulasi dengan tepat dan membantu guru yang kesulitan dalam menumbuhkembangkan fisik motorik anak."
Jakarta: PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, 2016
371 TEKNODIK 20:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rayhan Kusuma Wardhana
"Apapun bentuknya, seni adalah sesuatu yang disukai banyak orang, bisa berupa lukisan, musik, menari, dll. Alasan mengapa seni dicintai oleh banyak orang adalah karena seni dapat diekspresikan dalam bentuk apa saja suasana, mulai dari ceria, sedih, dan marah, tidak ada suasana khusus yang tercipta seni, salah satunya adalah seni lukis yang dapat mengungkapkan semua perasaan dan emosi kita. Lembur, Perkembangan teknologi juga berdampak positif bagi perkembangan seni lukis. Ray & Art adalah merek global yang menjual dua jenis lukisan, yaitu lukisan buatan tangan dibuat di atas kanvas dan lukisan digital yang dibuat dengan aplikasi komputer seperti Photoshop atau Corel. Selain menjual lukisan, Ray & Art juga menyediakan masterclass untuk umum tentang cara melukis membuat lukisan bagus di atas kanvas atau secara digital menggunakan aplikasi komputer. Alasan mengapa Ray & Art juga menjual lukisan dalam bentuk digital dikarenakan maraknya perkembangan teknologi, terutama teknologi layar yang membuat gambar terlihat sangat nyata dan tajam. Munculnya perkembangan aset digital seperti NFT juga membuat seni digital bisa dijual dengan harga fantastis harga.

Whatever its form, art is something that many people like, can be painting, music, dance, etc. The reason why art is loved by many people is that art can be expressed in any atmosphere, ranging from cheerful, sad, and angry, there is no special atmosphere in creating art, one of which is painting that can express all of our feelings and emotions. Over time, technological developments also have a positive impact on the development of painting. Ray & Art is a global brand that sells two kinds of painting, handmade painting that?s made on canvas and digital painting that?s created with computer apps like Photoshop or Corel. In addition to selling paintings, Ray & Art also provide a masterclass for public on how to make great paintings on canvas or digitally using computer apps. The reason why Ray & Art also sells painting in digital form is due to the proliferation of technological developments, especially screen technology that makes images look very real and sharp. The emergence of the development of digital assets such as NFT also makes digital arts able to be sold at fantastic prices."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yadi Purwanto
"The Qur'an is a holly book (kitabullah) revealed to Prpphet Muhammad. One of all qur'an functions is as a guide or guidance for makind, which details God's other holly books. (Qur'an: 2:185). One form of al - qur'an guidance is about art. Al-Qur'an globally discusses art, whether painting art, painting and other art. One of allah's natures is Al-Jamil (the most bautiful) and He loves beauty. Islam as Din (religion) which the Qur'an generatedhighly appreciate the art, gave a stimulus for art work in accordance with the laws of Allah and the guidance of the Prophet SAW."
Bandung: ITB (Institut Teknologi Bandung), 2010
495 JUSOS 9:19 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Th.Esti Wuryansari
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2017
700 EST k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dahlia Khoirun Nisa
"Doubleness dalam interior membuat manusia mengalaminya secara ruang dan gambaran. Ketika ruang dan gambarannya berbeda, manusia merasa unfamiliar. Situasi ini dimanfaatkan untuk membuat doubling antara ruang yang dipersepsikan dan gambaran dalam pikiran manusia sehingga memunculkan celah diantara keduanya. Affective dan spatial doubling yang terjadi membuat familiar sehingga menjadi strange. Hal ini sejalan dengan konsep familiar strange yang dengan sengaja membuat sesuatu terasa familiar sekaligus unfamiliar dengan cara dan konteks yang unfamiliar. Ide familiar strange ini digunakan untuk mengubah keseharian interior domestik—yang dianggap biasa dan diabaikan—menjadi lebih menarik melalui perspektif yang berbeda. Terdapat mekanisme yang ditemukan untuk memicu terbentuknya doubling, yaitu disassemble, contradiction, dan overlap. Mekanisme ini digunakan untuk mencari familiar strange yang terjadi dalam sebuah interior domestik melalui studi kasus. Studi kasus ini dilakukan dengan berfokus pada perubahan yang terjadi pada keseharian sebelum, saat dan setelah mudik. Perubahan jejak yang terjadi membuat penghuni merasa unfamiliar, memunculkan familiar strange. Setelah beberapa waktu, familiar strange diterima dan menjadi familiar yang baru. Namun, beberapa familiar strange juga menghilang ketika pemicu terjadinya doubling juga menghilang.

The doubleness of the interior makes human experience it as space and image. When space and its image are different, humans feel the unfamiliarity. This situation is used to create doubling between the perceived space and the image in the human mind, so a gap shows up because of slippage between image and space. Through affective dan spatial doubling that happens, the familiar can become strange. It is in line with the familiar strange concept, in which to make something feel familiar and unfamiliar in an unfamiliar way and context. This familiar strange idea is used to change the everyday domestic interiors—things that are considered banal and overlooked—to become more interesting through a different perspective. There are mechanisms found to trigger the formation of doubling, namely disassemble, contradiction, and overlap. This mechanism is used to find the familiar strange that occurs in a domestic interior through a case study. The case study was conducted by focusing on changes that occur in the everyday of before, during and after mudik. Changes in the trace that occur make residents feel unfamiliar, emerging the familiar strange. After a while, the familiar strange is accepted and becomes a new familiar. However, some familiar strange also disappear as the trigger for the doubling appearance disappears.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Dwi Irmawati
"Wayang kulit purwa merupakan produk budaya Jawa yang mengandung tontonan, tuntunan, dan tatanan. Lakon pada pertunjukan wayang kulit purwa terbagi dalam lima zaman, yakni mitos awal zaman, Lokapala, Arjunasasrabahu, Ramayana, dan Mahabharata. Lakon Dumadine Sanjata Cakra termasuk ke dalam mitos awal zaman. Pada pertunjukkan wayang kulit purwa selalu menyajikan pertarungan antara keutamaan dan keangkaramurkaan. Penyebab pertarungan keduanya ialah berhubungan dengan perebutan harta, tahta, dan wanita. Dalam lakon Dumadine Sanjata Cakra dikandung etika kekuasaan. Penelitian ini membahas etika kekuasaan melalui deskripsi pertarungankeutamaan dengan keangkaramurkaan, mitos dan kekuasaan, dan simbol dan kekuasaan  dalam lakon Dumadine Senjata Cakra. Untuk menjawab permasalahan, penelitian ini menerapkan metode deskriptif kualitatif dari Creswell (2010), transkripsi lisan ke tulis, kerangka konseptual etika kekuasaan dari Franz Magnis Duseno (1984), kerangka konseptual mitos dari Van Peursen (1989), dan kerangka teori simbol dari Turner dalam Disesrtasi Woro Aryandini (1998). Penelitian ini menyajikan hasil pembahasan yang signifikan bahwa etika kekuasaan melalui kajian tentang senjata cakra mampu memberikan pedoman dan tuntunan spiritual bagi masyarakat. Etika kekuasaan dikonstruksi melalui pertarungan kekuatan keutamaan dengan keangkaramurkaan, mitos, dan simbol. Senjata Cakra sebagai manifestasi dari spiritualitas kekuasaan manusia memberikan motivasi terhadap keberlangsungan keharmonisan dan keselarasan alam semesta.

Wayang kulit purwa is a Javanese cultural product that contains spectacle, guidance and order. The plays in the Purwa shadow puppet show are divided into five eras, namely the myth of the beginning of the era, Lokapala, Arjunasasrabahu, Ramayana, and Mahabharata. Dumadine Sanjata Cakra’s play is included in the myth of the beginning of time. Purwa shadow puppet shows always present a battle between virtue and cruelty. The cause of the fight between the two is related to the struggle for wealth, throne and women. In Dumadine Sanjata Cakra's play, the ethics of power is contained. This research discusses the ethics of power through descriptions of the struggle between virtue and wrath, myth and power, and symbols and power in Dumadine's play Weapon Cakra. To answer the problem, this research applies Creswell's(2010) qualitative descriptive method, oral to written transcription, the power ethics conceptual framework of Franz Magnis Suseno (1984), Van Peursen's conceptual framework of myth (1998), and Turner's symbol theory framework in a Dissertasion byWoro Aryandini (1998). This research presents significant discussion results that the ethics of power through the study of chakra weapons are able to provide spiritual guidance and guidance for society. The ethic of power is constructed through a struggle between the power of primacy and terror, myth and symbols. Chakra weapons as a manifestation of the spirituality of human power provide motivation for the continued harmony and harmony of the universe."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Departemen Kebudayaan Pariwisata, 2003
792.598 SEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Astrianto Adianggoro
"Karya seni merupakan sebuah fenomena sosial yang keberadaannya dapat dijumpai daiam kehidupan sehari-hari. Sebagai subjek yang berkesadaran, manusia harus kritis terhadap fenomena-fenomena yang melingkupinya. Mengapa sebuah predikat karya seni dapat ditempelkan kepada objek tertentu yang membuatnya menjadi lama sekali berbeda dengan objek-objek biasa? Hal ini merupakan pertanyaan yang sangat mendasar yang berusaha untuk dijawab oleh para filsuf. Penulisan ini mencoba untuk mengangkat sebuah usaha untuk menjawab pertanyaan tersebut. Sebuah usaha untuk mendefinisikan seni. Berawal dari sebuah kritik, dan pada akhirnya sampai pada sebuah formulasi dari definisi seni. Arthur Danto merupakan filsuf yang menjadi fokus dalam penulisan skripsi ini. Usahanya dalam membuat sebuah definisi berawal dari kritiknya terhadap Wittgenstein. Wittgenstein memang lebih akrab dibicarakan dalam ruang lingkup filsafat bahasa, namun pemikirannya berimplikasi juga terhadap pembicaraan etika dan estetika. Dalam analisis bahasanya, Wittgenstein mencoba untuk ikut dalam praktik bahasa itu sendiri. Ternyata, sesuatu yang menjadi menarik baginya adalah adanya kebudayaan yang selalu melekat dalam diri tiap-tiap individu dalam berbahasa. Dengan adanya latar belakang kebudayaan ini, bagi Wittgenstein, bahasa menjadi plural sifatnya dan tidak bisa berada dibawah sebuah teori yang tunggal. Begitu juga dengan seni, seni menjadi tidak bisa didefinisikan. Tetapi, bila masing-masing kebudayaan memiliki pengertiannya masing_masing tentang apa itu seni, bukankah artinya mereka telah membuat sebuah pembedaan antara karya seni (artwork) dan benda belaka (mere thing)? Dari sini, Arthur Danto melihat sebuah benang merah tentang perbedaan yang akan dirnunculkan antara karya seni (artwork) dan benda belaka (mere thing). Sebuah pintu masuk yang dipilih oleh Danto untuk memulai pendefinisian seni dan sebagai kritik terhadap pemikiran Wittgenstein."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S15995
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddie Karsito
Jakarta: Ufuk Press, 2008
R 700.92 KAR b
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>