Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7850 dokumen yang sesuai dengan query
cover
T. Listyani R.A
"Penelitian ini merupakan kegiatan survei hidrogeologi dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik geologi airtanah daerah Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kulon Progo, tentang pola aliran airtanah maupun kualitas air di daerah tersebut. Daerah penelitian bagian utara termasuk dalam wilayah non CAT Kubah Kubah Progo, sedangkan bagian selatan termasuk dalam CAT Wates. Metode penelitian berupa survei hidrogeologi lapangan, untuk memperoleh data geologi maupun airtanah. Analisis pola aliran dan kualitas airtanah dilakukan berdasarkan data muka airtanah dan nilai pH, TDS serta EC. Airtanah dapat diperoleh dari mataair maupun sumur gali, dengan muka airtanah yang relatif dangkal. Pola aliran airtanah pada umumnya ke selatan, dengan batas cekungan bertipe H4/H5. Kualitas airtanah cukup baik, dengan nilai pH 6,2 -7; TDS 191 – 558 ppm, dan EC berkisar 279-783 µS/cm."
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2020
620 JIA XII:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raditya Mahendra Putra
"Daerah penelitian berada pada daerah Mangkauk, Kalimantan Selatan, Indonesia dan terletak pada Formasi Tanjung Cekungan Barito. Area penelitian memiliki luas sebesar 4,92 km2 . Tersebar 32 data titik bor pada daerah penelitian dan menunjukkan orientasi strike dengan arah Timur Laut – Barat Daya (NE - SW) yang didukung oleh pengukuran orientasi perlapisan secara langsung dilapangan didapatkan nilai Strike & Dip N 225°E / 25°. Kondisi Geologi daerah penelitian tergolong kedalam kondisi geologi sederhana dikarenakan daerah penelitian tidak dipengaruhi oleh struktur geologi. Kemudian lapisan batu bara pada kelompok ini memiliki karakteristik yang relatif landai, menerus secara lateral sampai ribuan meter hanya saja memiliki beberapa percabangan (B1, B2, B3, C1, C2, & D1) dan memiliki ketebalan yang bervariasi. Jarak acuan titik pengamatan dengan jarak estimasi terukur x ≤ 500 m, tertunjuk 500 m ≤ x ≤ 1.000 m dan tereka dengan jarak 1000 m ≤ x ≤ 1500 m menurut SNI-5015 (2019). Seam yang dilakukan pengestimasian yaitu Seam C1, C2, & D1 karena seam lain tidak memiliki data kualitas batu bara. Berdasarkan hasil akumulasi jumlah estimasi sumber daya batu bara yang terdeposit pada daerah penelitian yaitu estimasi terukur dengan jumlah 9.318.280,95 ton, estimasi tertunjuk dengan jumlah 3.846.800,86 ton, dan estimasi tereka dengan jumlah 567.529,04 ton.

Research area is located in the Mangkauk area, South Kalimantan, Indonesia and is located in the Tanjung Formation of the Barito Basin. The research area has an area of 4.92 km2. There are 32 data points of drill points in the study area and show a kick beam in the direction of Northeast - Southwest (NE - SW) which was recorded by direct measurements of the layering emission in the field which obtained a Strike & Dip N value of 225°E / 25°. The geological conditions of the study area are classified into simple geological conditions because the study area is not influenced by geological structures. Then the coal seams in this group have the characteristics of being relatively sloping, continuing laterally for thousands of meters but having several branches (B1, B2, B3, C1, C2, & D1) and having varying thicknesses. The reference distance of the observation point with the estimated distance is measured x ≤ 500 m, indicated 500 m ≤ x ≤ 1,000 m and inferred with a distance of 1000 m ≤ x ≤ 1500 m according to SNI-5015 (2019). The seams that were estimated were Seams C1, C2, & D1 because the other seams did not have data on coal quality. Based on the accumulated estimates of the amount of coal resources deposited in the study area, namely measured estimates of 9,318,280.95 tonnes, indicated estimates of 3,846,800.86 tonnes, and inferred estimates of 567,529.04 tonnes."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berlin: Springer, 2009
551.49 GRO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jimmy
"Gunung Jambu merupakan sebuah bukit karbonat terisolir. Keunikan dari bukit ini ialah pada kondisi geologinya, di mana batugamping tersingkap secara masif. Bukit ini termasuk pada Anggota Batugamping Formasi Bojongmanik yang memiliki umur Miosen dengan komposisi litologi berupa batugamping. Bukit ini terletak pada Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan mikrofasies, zona fasies, serta tipe dan kualitas porositas pada sayatan tipis batugamping di daerah penelitian. Metode yang digunakan berupa analisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan data sayatan petrografi untuk mengetahui tekstur, kandungan fosil, serta porositas. Berdasarkan analisis mikrofasies pada daerah penelitian, ditemukan 5 tipe mikrofasies standar yang berbeda berdasarkan Flugel (2010), yaitu SMF 5, SMF 7, SMF 8, SMF 10, dan SMF 12. Setelah tipe mikrofasies diketahui, didapatkan 4 tipe zona fasies berdasarkan model Wilson (1975), yaitu FZ 2 deep shelf, FZ 4 slope, FZ 5 platform margin reefs, dan FZ 7 open marine. Terdapat 5 jenis porositas yang berkembang, yaitu vug, moldic, intraparticle, fracture, dan fenestral dengan nilai porositas berkisar antara 0 hingga 22% yang dihitung menggunakan rumus berdasarkan data grid point counting. Dari nilai porositas tersebut dapat diketahui batuan pada daerah penelitian terdapat kualitas porositas negligible hingga good, sehingga disimpulkan bahwa zona fasies mungkin memiliki hubungan terhadap kualitas batugamping tertentu.

Mount Jambu is an isolated carbonate hill. The uniqueness of this hill is in its geological conditions where the limestone is exposed massively. This hill belongs to the Limestone Member of the Bojongmanik Formation which has a Miocene age with a lithological composition of limestone. This hill is located in Leuwisadeng District, Bogor Regency, West Java. This study aims to determine the microfacies, facies zones, and the type and quality of porosity in thin sections of limestone in the study area. The method used is in the form of qualitative and quantitative analysis using petrographic incision data to determine texture, fossil content, and porosity. Based on microfacies analysis in the study area, 5 different types of standard microfacies were found according to Flugel (2010), namely SMF 5, SMF 7, SMF 8, SMF 10, and SMF 12. After the microfacies type was known, 4 types of facies zones were obtained based on the Wilson model. (1975), namely FZ 2 deep shelf, FZ 4 slope, FZ 5 platform margin reefs, and FZ 7 open marine. There are 5 types of porosity that develop, namely vug, moldic, intraparticle, fracture, and fenestral with porosity values ​​ranging from 0 to 22% calculated using a formula based on grid point counting data. From the porosity value, it can be seen that the rock in the study area has a negligible to good porosity quality, so it can be concluded that the facies zone may have a relationship with certain limestone qualities."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Wira Perdana Hia
"Kawasan Gunung Endut memiliki manifestasi panas bumi yang potensial dan
pengembangannya sedang dalam tahap eksplorasi. Oleh sebab itu diperlukan data geologi teknik sebagai parameter yang digunakan untuk melakukan analisis kelayakan daerah penelitian dalam pembangunan infrastruktur wellpad. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kondisi geomorfologi, karakteristik geologi teknik tanah dan batuan,
serta analisis kelayakan daerah penelitian. Dalam tahapan penelitian ini dilakukan pemetaan geologi teknik untuk mengidentifikasi dan mengamati parameter geologi teknik yang meliputi deskripsi geologi teknik batuan dan tanah, aspek morfogenesa yang bekerja, tingkat pelapukan, kekuatan batuan, dan bidang diskontinuitas pada batuan.
Dilakukan juga pengolahan data digital untuk analisis aspek geomorfologi dan uji mekanika tanah untuk mengetahui karakteristik tanah. Selain parameter geomorfologi dan geologi teknik batuan dan tanah, dalam analisis kelayakan dilakukan juga identifikasi kesesuaian lahan dalam aspek aksesibilitas jalan dan konektivitas dengan sumber air.
Berdasarkan analisis kondisi geomorfologi, didapatkan dua satuan yang terdiri dari Satuan Perbukitan Vulkanik Sangat Landai-Agak Curam dan Satuan Perbukitan Vulkanik Agak Curam-Sangat Curam. Ditinjau dari karakteristik geologi teknik, diperoleh 4 satuan
yang terdiri dari Satuan Andesit Lapuk Rendah (ALR), Satuan Tuf Lapuk Kuat (TLK),
Satuan Endapan Koluvium (EK), Satuan Tanah Pasir Gradasi Baik (SW). Akses jalan berjarak sekitar 300 meter dari daerah penelitian, sedangkan untuk sumber air dapat diperoleh dari sungai yang berada di dalam daerah penelitian. Berdasarkan integrasi data
geomorfologi, karakteristik geologi teknik, dan kesesuaian lahan, daerah penelitian dinyatakan kurang layak untuk pembangunan wellpad panas bumi.

The Mount Endut area has potential geothermal manifestations and its development
is in the exploration stage. Therefore , engineering geological data is needed as a
parameter used to analyze the feasibility of the research area in the wellpad. The purpose
of this study is to determine the geomorphological conditions, geological characteristics
of soil and rock engineering, and analysis of the feasibility of the research area. In this
research stage, engineering geological mapping is carried out to identify and observe
technical geological parameters which include descriptions of rock and soil engineering
geology, working morphological aspects, weathering levels, rock strength, and
discontinuity areas in rocks. Digital data processing is also carried out for analysis of
geomorphological aspects and soil mechanics tests to determine soil characteristics. In
addition to the geomorphological and engineering geology parameters of rock and soil,
the feasibility analysis also identifies land suitability in terms of road accessibility and
connectivity with water sources. Based on the analysis of geomorphological conditions,
two units were obtained consisting of a Very Sloping-Slightly Steep Volcanic Hills Unit
and a Slightly Steep-Very Steep Volcanic Hills Unit. In terms of technical geological
characteristics, 4 units were obtained consisting of Slightly Weathered Andesite Unit
(SWA), Strongly Weathered Tuff Unit (SWT), Coluvium Deposits Unit (CD), Well
Gradient Sand Soil Unit (SW). Road access is about 300 meters from the research area,
while water sources can be obtained from rivers located within the research area. Based
on the integration of geomorphological data, characteristics of engineering geology, and
land suitability, the research area was declared unfit for geothermal wellpad.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kezialie
"Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang menyumbang kebutuhan batubara negara dalam jumlah yang cukup besar. Formasi Muara Enim merupakan salah satu cekungan di Sumatera Selatan yang menghasilkan sumberdaya batubara. Salah satu metode untuk menghitung estimasi sumberdaya batubara yaitu menggunakan metode pemodelan geologi 3 dimensi (3D Geological Modelling) untuk membentuk model struktur geologi dan bagaimana bentuk dan volume seam batubara itu terlihat. Untuk perhitungan volume sumberdaya batubara dapat dilakukan dengan metode circular yang kemudian mengacu kepada prinsip SNI 5012:2011, berdasarkan kondisi geologi pada daerah penelitian. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah Model seam batubara menunjukkan luas area 617.859,514 m2 dengan strike/dip N317°E/10°, dan ketebalan rata-rata batubara sebesar 3.7 meter dari seluruh titik bor. Berdasarkan model yang dihasilkan dan pembuatan subcrop, persebaran batubara di daerah penelitian memiliki orientasi Timur Laut – Barat Daya. Estimasi sumber daya batubara dari model seam batubara mencapai 16211.03 ton. Sementara itu, metode circular menghasilkan tonase batubara sebanyak 8492.97 ton untuk sumber daya terukur, 4904.15 ton untuk sumber daya tertunjuk, dan 2813.91 ton untuk sumber daya tereka dalam IUP daerah penelitian.

South Sumatra is one of the provinces in Indonesia which contributes quite a large amount to the country's coal needs. The Muara Enim Formation is one of the basins in South Sumatra that produces coal resources. One method for calculating coal resource estimates is using the 3-dimensional geological modeling method (3D Geological Modeling) to create a model of the geological structure and how the shape and volume of the coal seam looks. Calculating the volume of coal resources can be done using the circular method which then refers to the principles of SNI 5012:2011, based on the geological conditions in the research area. The results obtained from this research are that the coal seam model shows an area of 617,859.514 m2 with a strike/dip of N317°E/10°, and an average coal thickness of 3.7 meters from all drill points. Based on the model produced and the subcrop made, the distribution of coal in the research area has a Northeast – Southwest orientation. The estimated coal resources from the coal seam model reached 16211.03 tons. Meanwhile, the circular method produces coal tonnage of 8492.97 tons for measured resources, 4904.15 tons for indicated resources, and 2813.91 tons for inferred resources in the research area of IUP."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Elmo Widi Nugraha
"ABSTRAK
Kawasan Geopark Ciletuh saat ini mulai berkembang menjadi kawasan pariwisata karena dianggap memiliki Geomorfologi amphitheater yang tergolong unik, Jenis batuan yang unik, dan memiliki beberapa jalur patahan. Penelitian ini ingin mengetahui apakah pola penggunaan tanah yang ada di Geopark Ciletuh juga memiliki keunikan tersendiri. Pola penggunaan tanah yang akan dihasilkan merupakan hasil dari analisis overlay penggunaan tanah dengan faktor-faktor yang berpengaruh lalu dikaji secara spasial deskriptif. Pola penggunaan tanah di sekitar Geopark Ciletuh berdasarkan struktur geologinya memiliki tiga jenis pola berdasarkan ketinggian jalur patahan. Berdasarkan litologinya terdapat pola yang cenderung menyebar dan cenderung mengelompok berdasarkan jenis litologi dan jumlah litologi di suatu wilayah.

ABSTRACT
"Ciletuh Geopark region nowdays began to develop into a tourism area because it has"
"an unique Geomorphology feature that shaped like an amphitheater , unique rock type, and has some fault lines. This study investigates whether the existing land use patterns in the Geopark Ciletuh also has its own uniqueness. Land use patterns to be generated is a result of land use that being overlay with factors that influence land use and then analyzed with spatial descriptive. Land use patterns around Geopark Ciletuh based geological structure has three types of patterns based on height of fault lines. Based litologinya there are any patterns that tend to spread out and tend to cluster on the basis of lithology and lithology in a number of"
"regions.""
2016
S64779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Murpadinata
"Kabupaten Cilacap termasuk ke dalam daerah rawan gempa bumi. Pada tanggal 25 Januari 2014 pernah terjadi gempa dengan magnitudo 6,5 di Cilacap. Peristiwa gempa bumi yang terjadi didominasi oleh gempa yang bersumber dari Megathrust selatan Jawa yang dekat dengan Cilacap. Wilayah penelitian, yang berada di Selatan Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap (Desa Ujungmanik, Kubangkangkung, dan Sidaurip), sebagian tersusun atas endapan lempung yang rentan dengan amplifikasi. Adanya kehadiran sesar membuat daerah semakin rawan terhadap gempa bumi. Dengan jumlah penduduk yang cukup banyak dan keterdapatan sarana prasarananya, maka diperlukan analisis tipologi dan kestabilan kawasan rawan gempa bumi sebagai langkah mitigasi. Analisis ini menggunakan empat parameter utama yaitu data litologi batuan, data sesar, data kemiringan lereng, dan data PGA permukaan. Seluruh parameter tersebut dilakukan skoring sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Gempa Bumi. Hasil skoring tiap parameter digabung untuk menghasilkan sebuah peta tipologi dan sebaran kestabilan wilayah kawasan rawan gempa bumi. Hasil penelitian didapat bahwa wilayah penelitian memiliki kestabilan yang stabil, kurang stabil, dan tidak stabil dengan range skor 33-55 dan dibagi menjadi 5 tipe tipologi kawasan rawan bencana gempa bumi yaitu Tipe A, Tipe B, Tipe C, Tipe D, dan Tipe E.

Cilacap Regency is included in an earthquake-prone area. On January 25, 2014, an earthquake with a magnitude of 6.5 occurred in Cilacap. The earthquake events that occurred were dominated by earthquakes originating from Megathrust South Java which is close to Cilacap. The research area in the South of Kawunganten District, Cilacap Regency (Ujungmanik, Kubangkangkung and Sidaurip Villages) is partly composed of clay deposits that are susceptible to amplification. The presence of faults makes the area more vulnerable to earthquakes. With a large population and the availability of infrastructure, typology and stability analysis of earthquake-prone areas is needed as a mitigation measure. This analysis uses four main parameters, rock lithology data, fault data, slope data and surface PGA data. All these parameters are scored in accordance with Minister of Public Works Regulation Number 21 of 2007 concerning Spatial Planning Guidelines in Earthquake Prone Areas. The scoring results for each parameter are combined to produce a typology map and distribution of regional stability in earthquake-prone areas. The research results showed that the research area had stable, less stable and unstable stability range score 33-55 and divided into 5 typological types of earthquake-prone areas, namely Type A, Type B, Type C, Type D, and Type E."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Ramzil Fawwaz
"Studi alterasi dan mineralisasi dilakukan pada daerah Hargotirto, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan untuk menganalisis kondisi geologi daerah penelitian, mengidentifikasi zona persebaran alterasi dan mineralisasi daerah penelitian, dan membuat model konseptual alterasi dan mineralisasi dengan metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode penginderaan jauh menggunakan Principal Component Analysis (PCA) dan Minimum Noise Fraction (MNF), metode geokimia menggunakan X-Ray Diffraction (XRD), dan metode petrografi. Hasil penelitian menunjukkan 3 jenis zona alterasi pada daerah penelitian, yaitu alterasi argilik, alterasi filik, dan alterasi propilitik. Mineralisasi pada daerah penelitian menunjukkan mineralisasi pirit dan kalkopirit yang terbentuk secara menyebar (disseminated) dan pengisian rongga (open space veins). Penentuan zona alterasi dan mineralisasi dilakukan dengan menggabungkan hasil dari analisis penginderaan jauh, analisis geokimia, dan analisis petrografi. Hasil dari gabungan metode tersebut menunjukkan bahwa daerah penelitian termasuk ke dalam tipe sistem epithermal sulfida rendah.

The alteration and mineralization study was carried out in the Hargotirto area, Kokap District, Kulon Progo Regency, Yogyakarta Special Region Province. The study was conducted to analyze the geological conditions of the study area, identify the distribution zone of alteration and mineralization of the study area, and create a conceptual model of alteration and mineralization with the methods used remote sensing methods using Principal Component Analysis (PCA) and Minimum Noise Fraction (MNF), geochemical methods using X-Ray Diffraction (XRD), and petrographic methods. The results showed 3 types of alteration zones in the study area, argillic alteration, philic alteration, and propylitic alteration. Mineralization in the study area shows pyrite and chalcopyrite mineralization which is disseminated and open space veins. The determination of alteration and mineralization zones is carried out by combining the results of remote sensing analysis, geochemical analysis, and petrographic analysis. The results of the combination of these methods indicate that the research area belongs to the type of low sulfide epithermal system."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>