Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18805 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Okada, Gen
"In brazil, where covid-19 was discovered in late february 2020, the outbreak has since exploded. Behind this lies a serious socioeconomic problem that has persinted since colonial times."
Tokyo: Center for Asian and Pacific Studies, Seikei University, 2022
915 RAPS 47 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Gde Sugihamretha
"Istilah travel bubble semakin populer dalam membangkitkan kembali ekonomi dunia melalui kerjasama sektor pariwisata yang terpuruk sejak pandemi Covid-19 melanda. Beberapa negara sedang menjajaki travel bubble dengan perkiraan pelaksanaannya yang perlu mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi dan politik. Pro dan kontra terjadi antara pemerintah dengan para ahli sehingga mengulur waktu pelaksanaannya. Indonesia berencana menerapkan travel bubble dengan China, Korea Selatan, Jepang dan Australia, namun menghadapi tantangan karena dalam beberapa minggu terakhir jumlah kasus Covid-19 di Indonesia meningkat tajam. Makalah ini merekomendasikan sejumlah kebijakan. Pertama, agar fokus pada perjalanan wisatawan domestik, karena potensinya yang besar (303,4 juta wisatawan dengan pengeluaran Rp. 291,02 triliun pada tahun 2018). Kedua, membuka kerjasama travel bubble dengan beberapa negara terdekat, menyilakan mereka memilih di antara 13 propinsi di Indonesia yang telah mampu mengendalikan pandemi Covid-19. Saran kebijakan tersebut perlu dilaksanakan dengan pendekatan yang hati-hati dilengkapi persyaratan yang ketat (Indonesia’s Prudent Approach), yang kebijakan turunannya juga disampaikan dalam makalah ini."
Jakarta: Kementerian PPN/Bappenas, 2020
330 BAP 3:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmad Hidayat
"Background: COVID-19 infection is caused by a novel coronavirus. One of the most used strategies that can be used to control the spread of COVID-19 is the 3T (test, trace, and treatment) strategy. This study aimed to evaluate the 3T strategy to control COVID-19 infection in a COVID-19 Referral Hospital in Depok, West Java, Indonesia. Methods: this is a cross-sectional study conducted at the University of Indonesia Hospital. The study was conducted in June 2020 with 742 participants (staff members) using secondary data from polymerase chain reaction (PCR) test results. We presented data in the descriptive form and performed bivariate analysis using the chi-square/Fischer test for categorical data. Results: the PCR test results were positive in 83 (11.1%) participants, with a case-per-tracing ratio of 1:24 and 1:2 in the first and third phases of tracing, respectively. The COVID-19 case graph for the participants decreased along with the implementation of the 3T strategy. The positivity rate in the first phase of tracing was 20% and decreased to 5% in the third phase of tracing. Staff with confirmed positive test results were advised to isolate themselves (hospital or self-isolation). Hospital isolation was found to be associated with the duration of PCR test conversion (p<0.001). Conclusion: the 3T strategy is effective for controlling the spread of COVID-19. The strategy should be implemented simultaneously with other health precautions to reduce the risk of spreading infection."
Jakarta: University of Indonesia. Faculty of Medicine, 2020
610 UI-IJIM 52:3 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nidya Eka Putri
"Keterlibatan masyarakat menjadi salah satu kunci penting penanganan masalah kesehatan masyarakat, khususnya saat pandemi. Besarnya upaya yang dilakukan oleh pemerintah perlu diimbangi dengan partisipasi aktif masyarakat dalam respon krisis penanganan pandemi COVID-19 agar tertangani dengan cepat. Praktik baik di beberapa negara dengan kesadaran masyarakat tinggi guna terlibat aktif dalam mendukung penanganan COVID-19, tingkat keberhasilan mengatasi dampak COVID-19 cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara dengan warga yang terbilang cukup pasif atau bahkan tidak mau terlibat sama sekali (apatis). Pemerintah memiliki keterbatasan yaitu tidak mampu menjangkau seluruh komponen kehidupan masyarakat. Dengan demikian, keterlibatan dan partisipasi masyarakat akan memudahkan tugas pemerintah dalam menjalankan kebijakan yang telah dibuat. Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode cross sectional untuk menilai korelasi antara kinerja kader Surveilans Berbasis Masyarakat (SBM) dengan variabel independen yang dilakukan di 11 Puskesmas di Kota Depok. Guna memperkaya hasil pembahasan dan implementasi peran instansi terkait, peneliti menambahkan informasi yang bersumber dari wawancara mendalam pada informan kunci. Hasil menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan penemuan dan pelaporan COVID 19 secara dini oleh kader, antara lain status pernikahan (p value = 0,0001), lama waktu menjadi kader (p value = 0,038), status pelatihan (p value = 0,002), dan perilaku professional p value = 0,033). Selain itu, faktor-faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja kader dalam penemuan dan pelaporan COVID 19 secara dini ialah status pernikahan setelah dikontrol oleh variabel lain. Variabel confounding dalam penelitian ini ialah lama menjadi kader. Status pernikahan memiliki OR 15,34 artinya status menikah meningkatkan 15 kali kinerja kader dalam penemuan dan pelaporan COVID-19 secara dini (95%CI=1,9-118,8) setelah dikontrol oleh variabel lain dengan p-value 0,009. Selanjutnya adanya pelatihan surveilans berbasis masyarakat meningkatkan 3 kali kinerja kader dalam penemuan dan pelaporan COVID-19 secara dini (95%CI=1,3-5,05). Namun, jika dilihat dari p value, maka status pelatihan mendapatkan angka yang paling kecil yakni 0,006, sehingga dapat dikatakan bahwa pelatihan menjadi variabel paling berpengaruh pada kinerja kader SBM dalam penemuan dan pelaporan kasus COVID-19 di Kota Depok.

Community involvement is one of the important keys to handling public health problems, especially during a pandemic. The magnitude of the efforts made by the government needs to be balanced with the active participation of the community in the crisis response to the handling of the COVID-19 pandemic so that it can be handled quickly. Good practice in several countries with high public awareness to be actively involved in supporting the handling of COVID-19, the success rate in overcoming the impact of COVID-19 is quite high when compared to countries with citizens who are quite passive or even do not want to be involved at all (apathetic). The government has limitations, namely not being able to reach all components of people's lives. Thus, community involvement and participation will facilitate the government's task in carrying out the policies that have been made. The design of this study was quantitative with a cross sectional method to assess the correlation between the performance of Community-Based Surveillance (SBM) cadres and independent variables conducted at 11 Puskesmas in Depok City. In order to enrich the results of the discussion and implementation of the role of relevant agencies, the researcher added information sourced from in-depth interviews with key informants. The results showed that variables related to the early detection and reporting of COVID 19 by cadres, including marital status (p value = 0.0001), length of time being a cadre (p value = 0.038), training status (p value = 0.002), and professional behavior p value = 0.033). In addition, the most dominant factors influencing the performance of cadres in the early detection and reporting of COVID-19 is marital status after being controlled by other variables. The confounding variable in this study is the length of time being a cadre. Marital status had an OR of 15.34, meaning that marital status increased 15 times the performance of cadres in early detection and reporting of COVID-19 (95%CI=1.9-118.8) after being controlled by other variables with a p-value of 0.009. Furthermore, community-based surveillance training increased cadres' performance 3 times in early detection and reporting of COVID-19 (95%CI=1.3-5.05). However, when viewed from the p value, the training status gets the smallest number, namely 0.006, so it can be said that training is the most influential variable on the performance of SBM cadres in finding and reporting COVID-19 cases in Depok City."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anansya Ralia
"Industri pariwisata merupakan salah satu industri yang terdampak dari Pandemi COVID-19 yang ditunjukkan dengan adanya penurunan dratis dari wisatawan mancanegara pada tahun 2020 dari tahun 2019. Pemerintah berusaha untuk menghidupkan Kembali industri pariwisata. Salah satu alternatifnya adalah dengan penggunaan Influencer dimana menurut penelitian sebelumnya, Christou (2015) opini dari Influencer dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan dala berwisata. Penelitian ini menggunakan interaktivitas Influencer sebagai fitur unik dari Influencer dan bertujuan untuk menganalisa bagaimana followers menjadi loyal terhadap Influencer. Terdapat 225 responden yang berpartisipasi dalam menguji model penelitian ini. Responden diminta untuk menjawab pertanyaan survei berdasarkan persepsi mereka tentang travel influencer yang diikuti di Instagram. Hubungan antar variabel diuji melalui structural equation modelling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaktivitas yang dilakukan oleh travel influencer berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas melalui emotional attachment. Hasil penelitian ini juga ditujukkan untuk dapat berkontribusi terhadap literatur yang terkait dengan influencer sebagai sebuah brand. Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pelaku industri pariwisata seperti Destination Managing Organization (DMO), Travel Agencies, ataupun Hotel dalam merancang strategi pemasaran yang melibatkan travel influencer.

The tourism industry is one of the affected industries which showed by a drastic decline foreign tourist in 2019 to 2020 due to pandemic of COVID-19. The government of Indonesia still figuring an alternative to revive the affected tourism industries. One the option is to use Influencers where according to prior research Christou (2015) opinions from Influencers could increase tourist trust in traveling. This study use Influencer Anteractivity as a unique feature of the influencer and this research aims to examine how followers become loyal to social media influencers. A total of 225 respondents was conducted to estimate the conceptual model. Participants were asked to respond to the survey questions based on their perceptions of travel influencer they follow and pop up first on their mind in Instagram. The relationships among variables were tested via structural equation modelling. Results show that Influencer Interactivity positively impacts Loyalty through Emotional Attachment. Also, this study expected to contribute to both the human brands and the influencer marketing literature by proposing a model to understand how the brand equity of the influencer brand is formed. Furthermore, this study is expected will be useful for tourism industry players such as Destination Managing Organizations (DMO), Travel Agencies, or Hotels in designing marketing strategies that engage with travel influencers."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Wiji Purwanto
"Penyediaan akses air bersih/air minum adalah urusan pemerintahan yang konkuren dan bersifat wajib. Pemenuhan air bersih dilakukan dengan pendekatan yang berbasis masyarakat atau mandiri dan berbasis lembaga melalui badan usaha milik daerah (BUMD) di bidang air minum. Adanya wabah Covid-19 telah mempengaruhi segala sektor kehidupan masyarakat. Namun, secara spesifik dampak Covid-19 di sektor air bersih nasional belum nyata terlihat. Sehingga belum nyata pengaruhnya terhadap upaya pemenuhan akses universal air minum aman tahun 2030, sebagai tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB) akses air minum. Adanya krisis ini justru menjadi peluang untuk lebih mengedepankan air bersih sebagai sektor yang perlu menjadi prioritas karena perannya sebagai garda terdepan dalam mencegah penyebaran Covid-19. Krisis Covid-19 diharapkan dapat mendorong peningkatan anggaran di sektor ini sekaligus penataan kembali pada kelembagaan sektor air bersih. Banyaknya pemangku kepentingan di sektor air bersih membutuhkan adanya leadership yang mumpuni, juga perlu adanya otoritas yang menjadi leading institution di sektor air bersih."
Jakarta: Badan Perencanaan PembangunaN Nasional (BAPPENAS), 2020
330 JPP 4:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alma Rizkia Shania Muhamad
"Ketahanan pangan merupakan kondisi ketika semua orang, setiap saat, memiliki akses fisik, sosial, dan ekonomi ke pangan yang cukup, aman, dan bergizi yang memenuhi preferensi makanan dan kebutuhan makanan untuk hidup yang aktif dan sehat. Munculnya pandemi COVID-19 merupakan ancaman bagi ketahanan pangan rumah tangga karena kebijakan pembatasan sosial, penurunan pendapatan dan kehilangan pekerjaaan yang dapat mempengaruhi daya beli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan ketahanan pangan rumah tangga selama pandemi COVID-19 di DKI Jakarta Tahun 2020. Penelitian cross-sectional ini menggunakan data sekunder dari penelitian yang berjudul “Situasi Ketahanan Pangan Keluarga dan Coping Mechanism dalam Kondisi Pandemi COVID-19 di Wilayah Urban dan Semi Urban Tahun 2020”. Sampel penelitian ini adalah 258 rumah tangga di DKI Jakarta. Analisis data univariat dan bivariat berupa uji Chi Square dan uji Regresi Logistik Ganda dilakukan menggunakan perangkat lunak SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan 68.2% rumah tangga di DKI Jakarta mengalami rawan pangan. Hasil analisis bivariat menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan suami, pendapatan istri, pendidikan suami, pendidikan istri dan jumlah orang berpendidikan tinggi dengan ketahanan pangan rumah tangga selama pandemi COVID-19. Faktor dominan ketahanan pangan rumah tangga selama pandemi COVID-19 di DKI Jakarta tahun 2020 adalah pendapatan suami (OR = 3,688) setelah dikontrol oleh variabel pendapatan istri selama pandemi dan pendidikan istri sebagai variabel perancu.

Food security is a condition when all people, at all times, have physical, social and economic access to sufficient, safe and nutritious food that meets food preferences and dietary needs for an active and healthy life. The emergence of the COVID-19 pandemic is a threat to household food security due to social restriction policies, declining in incomes and job losses that can affect purchasing power. This study aimed to determine the dominant factors of household food security during the COVID-19 pandemic in DKI Jakarta 2020. This cross-sectional study used secondary data from research entitled Situation of Family Food Security and Coping Mechanisms in COVID-19 Pandemic Situation in Urban and Semi-Urban Areas. The sample of this study was 258 households in DKI Jakarta. Data were analyzed using chi-square test and binary logistic regression. This research revealed that 68,2% of households experienced food insecure. The result of bivariate analysis revealed that husband’s income, wife’s income, husband’s education, wife’s education and number of high educated people had significant relationship to household food security during COVID-19 pandemic. Dominant factor of household food security during COVID-19 pandemic in DKI Jakarta in 2020 was husband’s income (OR = 3,688) after being controlled by wife’s income during pandemic and wife’s education as confounding variable."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahardhika Annisa Tuzzuhro
"Keluarga yang berasal dari status sosial ekonomi menengah ke bawah cenderung kurang
memiliki pemahaman pengasuhan yang positif sehingga berisiko menghambat pencapaian
perkembangan anak, khususnya pada periode kritis usia anak 3-5 tahun. Diperlukan
intervensi untuk meningkatkan pemahaman pengasuhan positif, salah satunya dengan
psikoedukasi. Studi ini bertujuan untuk melihat efektivitas psikoedukasi sebagai metode
intervensi dalam meningkatkan pemahaman pengasuhan positif. Desain penelitian yang
digunakan adalah one group pretest-posttest design. Subjek penelitian adalah 14 orang ibu
berlatar belakang sosial ekonomi menengah ke bawah. Psikoedukasi dilakukan selama tiga
sesi secara daring. Pengukuran pemahaman mengenai pengasuhan positif dilakukan
sebanyak tiga kali, yakni sebelum psikoedukasi, segera setelah psikoedukasi selesai dan 10
hari setelah intervensi. Analisis menggunakan Wilcoxon Signed-Rank Test menunjukkan
adanya perbedaan skor yang signifikan antara sebelum dan sesudah psikoedukasi diberikan
(p < 0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat peningkatan pemahaman mengenai
pengasuhan positif yang dimiliki oleh ibu setelah mengikuti psikoedukasi. Sementara itu,
terdapat penurunan pemahaman ibu setelah 10 hari dilakukan intervensi. Penelitian ini
terbatas hanya pada ranah kognitif saja, disarankan agar dapat ditingkatkan ke ranah afektif
hingga psikomotor.

Families in middle-to-low socioeconomic status tend to have less comprehension about
positive parenting, which may hinder child optimal development, especially in critical
age i.e. 3 to 5 year old. Psychoeducation is one of interventions which is needed to
improve comprehension of positive parenting to children. This study aims to find the
effectiveness of psychoeducation in improving comprehension of positive parenting. This
study design is one group pretest-posttest design. Subjects of this study are 14 mothers
with middle-to-low socioeconomic status background. The psychoeducation was held for
three sessions through video conference. The data were collected 3 times, before the
intervention, immediately after the intervention, and 2 weeks after the intervention. Data
analysis using Wilcoxon Signed-Rank Test shows significant score difference between
before and after psychoeducation was provided (p < 0,05). This indicates increasing score
of positive parenting related understanding in mothers after attending the
psychoeducation. However, there was derivation score of mothers' comprehension in 10
days after the intervention. This study limited to cognitive area, next can be elevated into
affective or psychomotor area.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gadang Ryan Dewantoro
"Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium yang
dapat menyebabkan gejala seperti batuk, nafas pendek, nyeri dada, hemoptosis,
penurunan berat badan, keringat malam, dan kelelahan. Penyakit ini menyerang
0,4% populasi di Indonesia. Keterlambatan diagnosis berhubungan langsung
terhadap penyebaran dan komplikasi pasien. Penelitian ini berupaya untuk
menemukan hubungan antara tingkat sosioekonomi dengan keterlambatan
diagnosis pasien tuberkulosis di Jakarta Timur mewakili daerah urban dan
Tasikmalaya mewakili daerah rural. Penelitian ini menggunakan studi potong
Iintang dengan jumlah sampel Jakarta Timur sebanyak 103 dan Tasikrnalaya
sebanyak 93. Data didapatkan melalui wawancara dan rekam medis pasien. Pada
penelitian ini, ditemukan perbedaan yang signifikan pada tingkat sosioekonomi
antara Jakarta Timur dan Tasikrnalaya. Perbedaan tersebut terdiri dari perbedaan
pendidikan, penghasilan, pekerjaan, dan kepemilikan asuransi. Penelitian ini juga menemukan perbedaan yang signifikan pada keterlambatan diagnosis antara Jakarta Timur dan Tasikrnalaya. Perbedaan ini dapat ditemui baik pada keterlambatan diagnosis oleh tenaga kesehatan ataupun keterlambatan diagnosis oleh pasien. Pada penelitian ini, tidak didapatkan perbedaan signiftkan antara keterlambatan diagnosis dengan sosioekonomi."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70310
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Yundiarto
"Pendahuluan : Data Riskesdas menunjukkan bahwa prevalensi anak gemuk usia sekolah dasar di Jakarta mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari tahun 2010 (12,8%) hingga tahun 2013 (30,1%) dimana termasuk didalamnya 14% yang sudah tergolong obesitas. Status sosioekonomi orang tua dapat mempengaruhi faktor lingkungan (seperti pola makan, aktivitas fisik, dan perilaku sedentari) yang dapat menjadi penyebab obesitas pada anak.
Metode : Penelitian dilakukan pada 63 anak di SDN 01 Menteng Jakarta Pusat dengan metode cross-sectional untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara status sosioekonomi orang tua dengan obesitas pada anak.
Hasil : Hasil penelitian menujukkan secara keseluruhan 23,18% anak mengalami obesitas. Berdasarkan data status sosioekonomi orang tua, didapatkan bahwa 38,1% anak memiliki orang tua dengan status sosioekonomi yang tinggi. Analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara status sosioekonomi orang tua dengan obesitas pada anak (p-value < 0,05).
Diskusi : Status sosioekonomi orang tua berhubungan dengan perilaku sedentari dan pola makan anak sehingga mempengaruhi status obesitas pada anak.

Introduction : Riskesdas shows that the prevalence of overweight and obese in primary school age children had been increasing significantly from 2010 (12.8%) until 2013 (30.1%). Out of 30.1% of children weighed above standard in 2013, 14% had been classified as obese. Parent?s socioeconomic status might affect environmental factors (i.e. diet, physical activity, and sedentary behavior) that cause childhood obesity.
Method : This research was conducted on 63 students in SDN 01 Menteng, Central Jakarta, with cross-sectional method to determine the association between parent?s socioeconomic status and childhood obesity.
Result : The result showed that the prevalence of obese children was 23.18.%. Based on parent socioeconomic status data, the prevalence of children with high parent?s socioeconomic status was 38.1%. The analysis showed that there was significant association between parent?s socioeconomic status with childhood obesity (p-value < 0.05).
Discussion : Parent's socioeconomic status associated with sedentary behaviour and diet of their child that determine childhood obesity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>