Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 220779 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fajar Yudha Sentana
"Makalah ini bertujuan mengurai bagaimana eksklusi dan marginalisasi secara ganda terjadi dalam produksi pengetahuan dan kebijakan food estate di Indonesia, dengan menggunakan teori standpoint feminis sebagai kerangka kerja filosofis. Kebijakan food estate di Indonesia merupakan sebuah kebijakan kontroversial yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan produktivitas pertanian dengan mengembangkan perkebunan berskala besar di kawasan hutan dan lahan gambut. Namun, kebijakan ini dikritik karena mengabaikan suara dan kepentingan masyarakat lokal, terutama perempuan dan masyarakat adat, yang bergantung pada hutan sebagai sumber mata pencaharian dan identitas budaya mereka. Teori standpoint feminis berargumen bahwa pengetahuan bersifat situasional dan parsial, dan bahwa perspektif kelompok-kelompok yang terpinggirkan dapat menawarkan pemahaman yang lebih komprehensif dan kritis terhadap realitas. Melalui teori standpoint feminis, dominasi produksi pengetahuan yang mempengaruhi kebijakan food estate di Indonesia mencoba diurai karena telah menghasilkan masyarakat yang tereksklusi dan termarginalisasi secara ganda. Makalah ini menggunakan refleksi kritis dan metode penelitian filosofis untuk menganalisis masalah dan tantangan aktual, dan untuk mengusulkan suatu bentuk evaluasi kritis non-teknis dalam perumusan dan implementasi kebijakan publik.

This paper aims to unravel how multiple exclusion and marginalization occur in the production of knowledge and food estate policies in Indonesia, using feminist standpoint theory as a philosophical framework. The food estate policy in Indonesia is a controversial policy that aims to improve food security and agricultural productivity by developing large-scale plantations in forest and peatland areas. However, it has been criticized for ignoring the voices and interests of local communities, especially women and indigenous peoples, who depend on forests for their livelihoods and cultural identity. Feminist standpoint theory argues that knowledge is situational and partial, and that the perspectives of marginalized groups can offer a more comprehensive and critical understanding of reality. Through feminist standpoint theory, the dominance of knowledge production that influences food estate policies in Indonesia is unraveled as it has resulted in a doubly excluded and marginalized society. This paper uses critical reflection and philosophical research methods to analyze actual problems and challenges, and to propose a form of non-technical critical evaluation in public policy formulation and implementation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Lidia
"ABSTRAK

Pencegahan kanker dengan cara menghindari konsumsi makanan yang dibakar dan makanan yang mengandung bahan tambahan pada makanan seperti pemanis sintetik, pewarna sintetik, pengawet dan penyedap rasa sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan kota Depok tentang risiko kanker akibat mengonsumsi makanan mengandung karsinogen. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan desain cross-sectional. Jumlah sampel penelitian 100 responden dengan teknik pengambilan sampel proporsional stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan memiliki tingkat pengetahuan tinggi 33%, tingkat pengetahuan sedang 49%, dan tingkat pengetahuan rendah 18%. Disimpulkan bahwa mahasiswa keperawatan memiliki pengetahuan yang cukup tentang karsinogen pada makanan. Pemaparan tingkat pengetahuan perlu dilakukan untuk mengetahui faktor penyebab munculnya perilaku mengonsumsi makanan mengandung karsinogen pada mahasiswa serta penyempurnaan modul mata kuliah ilmu dasar keperawatan.


ABSTRACT

Cancer prevention by avoiding the consumption of food that is burned, additives in foods such as synthetic sweeteners, synthetic dyes, preservatives and flavoring is very important. This study aims to describe the level of knowledge about the nursing students of cancer risk from eating foods containing carcinogens. This research is descriptive quantitative research with cross-sectional design. Total sample of 100 respondents with a sampling technique proportionate stratified random sampling. The results showed that nursing students have a 33% higher level of knowledge, 49% moderate level of knowledge, and 18% lower level of knowledge. It was concluded that nursing students have enough knowledge about carcinogens in food. The exposure level of knowledge needs to be done to determine the causes of the emergence of behavioral eating foods containing carcinogens on the student as well as the improvement of basic science modules nursing courses.

"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chisholm, Roderick M.
London: Prentice Hall International, 1989
121 CHI t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Silvy Devara
"Takako Doi merupakan figur perempuan yang berhasil mendapatkan perhatian khusus di dalam dunia perpolitikan Jepang yang mana kebijakan-kebijakan politiknya sangat berbasis kepada budaya patrilineal dan hierarkisme. Doi berhasil mendapatkan predikat penting dalam dunia politik Jepang dengan memihakkan dirinya di bawah nama Partai Sosial Demokrat Jepang (PSDJ) untuk merealisasikan cita-citanya dalam kebebasan kaum perempuan dan persamaan hak di masyarakat Jepang. Dalam artikel ini penulis akan menganalisa politik-politik feminisme dari Takako Doi ketika ia menjabat sebagai pemimpin Partai Sosial Demokrat Jepang (PSDJ). Dalam hal ini penulis akan menggunakan metodologi penulisan deskriptif untuk mengungkapkan kebijakan-kebijakan politik Partai Sosial Demokrat Jepang (PSDJ) di bawah kepemimpinan Takako Doi. Berdasarkan metode penulisan tersebut, artikel ini akan mengungkapkan lebih jelas lagi mengenai perkembangan Doi sebagai politikus feminisme, isu-isu feminisme yang dikampanyekan serta yang diimpikan oleh Takako Doi dan penerapan kebijakan-kebijakan politik feminisme Doi ke dalam masyarakat Jepang.

Doi Takako is a female figure who managed to get special attention in the world of Japanese politics where Japan?s political policies based on the culture which is tremendously patriarchal and hierarchical. Doi successfully achieved important predicate in the world of Japanese politics with incorporate herself under the Social Democratic Party of Japan (SDPJ) to objectify her ideals of freedom and equality of women in Japanese society. In this article, the author will analyze the feminist politics of Doi Takako when she served as leader of the Social Democratic Party of Japan (SDPJ). In this case, the author will use the methodology of descriptive writing to express political SDPJ under the leadership of Doi Takako. Based on that method, this article will reveal more details on the development of Doi as a feminist poltician, the feminist issues which she has campaigned and envisioned, also implementation of Doi?s feminist politics policies towards Japanese society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Faradisa Azharini
"Struktur organisasi pada newsroom tradisional bersifat hierarkis dengan arus informasi dan komunikasi satu arah, dari atas ke bawah. Ini berubah seiring diterapkannya sistem konvergensi di perusahaan media sehingga struktur menjadi lebih fleksibel. Namun adopsi nilai-nilai struktur tradisional masih bisa dirasakan. Struktur hierarkis tersebut berpotensi membatasi keberagaman suara dan timbulnya kesenjangan antara jurnalis laki-laki dan jurnalis perempuan, baik pekerjaan maupun kesejahteraan. Berlandaskan gagasan-gagasan dari teori feminisme, ada alternatif-alternatif lain yang dapat diterapkan pada struktur newsroom. Melalui studi literatur, ditemukan bahwa di beberapa negara banyak perempuan yang belum mendapatkan kesempatan yang sama dengan laki-laki, sementara di beberapa negara lainnya perempuan sudah mendapatkan hak yang sama. Dilihat dari pemanfaatan teknologinya, pelaksanaan sistem konvergensi sudah dilakukan oleh beberapa perusahaan media di Indonesia, termasuk media bidang jurnalistik. Newsroom sudah dalam format yang lebih fleksibel dan terkonvergensi. Namun solusi yang berdasarkan teori-teori feminis belum bisa diaplikasikan sepenuhnya di Indonesia. Dilihat dari struktur organisasi dan peran yang diemban masing-masing aktor dalam newsroom, belum terbentuk struktur yang bersifat egaliter antara laki-laki dan perempuan.

Traditional newsroom have a hierarchical structure with one-way communication; top to down. The structure then became more flexible as media industries applied the convergence system on their newsroom. However, those traditional values can still be seen. Hierarchical structure can make limitation of diversity of voices also a gap between men and women journalists, both on works and prosperity. Based on feminist theories, there are alternative structures that can support women in media industries. In some countries, women journalists have got the same rights as men journalists but not in some other countries. From the usage of technology, media industries in Indonesia have changed their system into convergence system. Literature study on this paper found that the solutions given by the feminist theories can not be applied yet in Indonesia. Egalitarian structure between men and women journalists has not been established."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dicker, Georges
New York: Oxford University Press , 2004
121 DIC k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Haidar Bagir
"ABSTRAK
Minat penulis terhadap persoalan ini sesungguhnya bukan baru
saja terbentuk. Sejak Iebih dari lima tahun yang Ialu, penulis bersama
beberapa rekan telah mendirikan Pusat Pengembangan Tasawuf Positif
llMaN. Sejak pertama kali dicanangkan, pusat ini memang memfokuskan
perhatian pada pengembangan tasawuf-mistisisme Islam-yang di
samping tidak antiaktivitas-duniawi, juga bersifat rasional dan memiliki
apresiasi terhadap sains. Pelekatan kata ?positif" sebagai ajektif bagi kata
?tasawuf" memang dimaksudkan untuk menekankan aspek-aspek tersebut
di atas seraya membedakannya dengan jenis tasawuf yang secara negatif
menyangkai rasionalitas dan sains. Dalam rangka itu, tugas penulisan
disertasi, sebagai persyaratan untuk meraih gelar doktor ini, penulis
anggap sebagai wahana yang tepat untuk mengembangkan minat penulis
itu ke tataran ilmiah yang Iebih tinggi.
Minat penulis juga didorong oleh kenyataan, sejauh pengetahuan
penulis, bahwa selama ini belum ada studi khusus mengenai masalah ini,
khususnya yang terkait dengan (perbandingan antara) pemikiran Mulia
Shadra dan Heidegger yang menjadi fokus disertasi ini. Kalaupun selama
ini sudah ada studi yang membandingkan antara pemikiran Mulia Shadra
dan Heidegger, kesemuanya berfokus pada pembandingan aspek
ontologis kedua filosof. Lebih dari itu, pemikiran Heidegger yang disoroti
pun terbatas pada Heidegger awal. Fokus disertasi ini pada gagasan
Heidegger tentang berpikir (thinking)-yang menandai pemikiran
Heidegger Ianjut-ini kiranya sekaligus dapat mengkaji apa yang disebut-
sebut sebagai ?pembelokan" (tuming)? yang disebut-sebut telah terjadi dalam pemikiran tokoh ini di masa-masa yang Iebih belakangan dalam
hidupnya.
Rumusan Masalah
Disertasi ini secara khusus akan menyoroti persoalan pengalaman mistis
dilihat dari sudut pandang epistemologi Mulia Shadra untuk kemudian
dibandingkan dengan hal yang sama dalam gagasan Heidegger tentang
berpikir (denken).
Seperti akan diungkapkan dalam subbab konsep-konsep dasar di
bawah ini, ada cukup bahan yang menunjukkan betapa pemikiran Mulia
Shadra dan Heidegger, yang terpisah oleh dua budaya yang berbeda dan
masa yang merentang sepanjang lebih dari tiga abad itu, terdapat cukup
butir-butir mendasar yang bisa diperbandingkan. Selain dari ontologi
keduanya yang sama-sama memajukan kajian atas ada (being atau
wujud) sebagai poros filsafat, dalam aspek epistemologi pun tergambar
jelas adanya kesejajaran-kesejajaran mendasar. Yakni, sifatnya yang
bukan saja mentransendensikan pendekatan diskursif-analitis, melainkan
malah mengandalkan pada metode iluminatif, kalau tak malah
sepenuhnya mistis. Facia Mulia Shadra, hal ini mengambil bentuk teorinya
tentang pengetahuan presensial, sedangkan pada Heidegger pada gagasannya tentang berpikir (denken) yang memujikan pemahaman
poetik.
Beberapa pertanyaan kunci yang hendak dijawab dalam penelitian
disertasi ini adalah:
1. Mungkinkah menjelaskan pengalaman mistis, yang biasanya
dianggap tidak terperikan, melalui bahasa dan aturan-aturan berpikir yang
bisa diverifikasi secara publik, khususnya dalam kerangka epistemologi
Mulia Shadra dan gagasan Heidegger tentang berpikir; dan, jika bisa,
seperti apa bentuknya?
2. Adakah kemungkinan bagi alternatif metode perolehan
pengetahuan yang bersifat mistis?
3. Adakah sifat-sifat atau unsur-unsur mistis dalam pemikiran
Heidegger, khususnya yang kemudian?
4. Apa sajakah kesejalanan-kesejalanan dan perbedaan-perbedaan
antara epistemologi mistis Mulla Shadra dan gagasan Heidegger tentang
berpikir?
Tujuan Penelitian
1. Melanjutkan kajian intelektual tentang hakikat pengalaman mistis yang, betapapun juga, dirasakan masih sangat kurang-sekaligus
mengkaji kemungkinan alternatif metode perolehan pengetahuan
(knowledge acquisition) yang bersifat mistis, melalui penelitian atas
epistemologi Mulia Shadra dan gagasan Heidegger tentang berpikir.
2. Menggali Iebih jauh sifat mistis pemikiran Heidegger.
3. Mencari titik-titik kesejalanan dan juga perbedaan antara epistemologi
mistis Mulia Shadra dan gagasan Heidegger tentang berpikir.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memperkaya upaya-upaya dialog antara pamikiran Barat dan Timur,
khususnya islam.
2. Mendukung upaya pengembangan spiritualisme atau mistisisme
yang menghargai rasionalitas dan, dengan demikian, membantu
mencegah penyalahgunaannya oleh para pseudomistik untuk
membodohi masyarakat yang mengikutinya.
3. Khusus dalam hubungannya dengan kajian atas gagasan Heidegger
tentang berpikir yang bersifat poetik, memperkaya bahan-bahan bagi
analisis Iiterer (kesusastraan) terhadap karya-karya sastra-baik
yang nyata-nyata mengambil bentuk puisi maupun prosa-yang
menggunakan bahasa-bahasa yang benar-benar bersifat poetik-
imajinatif dan nonproposisional, yang menandai banyak di antara
karya-karya sastra modern dan pascamodern."
2004
D650
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keraf, Alexander Sonny
Yogyakarta: Kanisius, 2001
121 SON i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta : Genta Publishing, 2018
121 ETO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Akhyar Yusuf
Bogor : Akademia, 2004
101 LUB s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>