Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85169 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Fitria
"Pemerintah berusaha mengendalikan laju alih fungsi lahan sawah, serta melindungi dan mengembangkan lahan pertanian sawah yang potensial untuk menghasilkan kebutuhan pangan penduduk nasional secara konsisten dan berkelanjutan. Berubahnya kondisi lahan pertanian akibat gempabumi membuat terjadinya proses alih fungsi lahan yang dapat menjadi ancaman baik bagi petani, lingkungan fisik, ekonomi, serta lingkungan sosial di tempat tersebut. Salah satu upaya untuk mengetahui dan mengendalikan terjadinya alih fungsi lahan sawah adalah dengan cara mengetahui tren perubahan tutupan lahan serta memprediksi model tutupan lahan di masa yang akan datang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perubahan tutupan lahan di Kecamatan Cugenang tahun 2008-2023, mengetahui perubahan lahan sawah sebelum dan sesudah terjadi gempa, serta memodelkan lahan sawah berkelanjutan pada tahun 2031 di Kecamatan Cugenang.  Model prediksi tutupan lahan di Kecamatan Cugenang yang merupakan area rawan bencana gempabumi dibuat dengan menggunakan metode Cellular Automata-Markov Chain. Klasifikasi tutupan lahan tahun 2008, 2013, 2018, 2022, dan 2023, dilakukan dengan menggunakan metode Machine Learning menggunakan algoritma random forest pada platform Google Earth engine. Model tutupan lahan sawah tahun 2031 diperoleh dari transisi perubahan tutupan lahan tahun 2018, dan 2023 dengan nilai validasi Kappa 0,79 dan 0,78. Kriteria penentuan lahan sawah berkelanjutan menggunakan data curah hujan, intensitas penanaman, serta produktivitas. Lahan sawah yang berada di zona terlarang memiliki luasan 42,83 Ha, luas lahan sawah di zona terbatas adalah 640,67 Ha.  Area lahan sawah yang tidak termasuk ke dalam zona terlarang dan terbatas merupaka area lahan sawah dengan zona bersyarat.

The government is trying to control the rate of conversion of rice fields, as well as protect and develop rice fields that have the potential to consistently and sustainably produce the food needs of the national population. Changes in the condition of agricultural land due to earthquakes cause a process of land conversion which can be a threat to farmers, the physical, economic and social environment in that place. One effort to find out and control the occurrence of changes in the function of paddy fields is by knowing trends in changes in land use and predicting land use models in the future. The aim of this research is to determine changes in land cover in Cugenang District in 2008-2023, to determine changes in rice fields before and after the earthquake, and to model sustainable rice fields in 2031 in Cugenang District. The land use prediction model in Cugenang District, which is an area prone to earthquake disasters, was created using the Cellular Automata-Markov Chain method. Land use classification for 2008, 2013, 2018, 2022 and 2023 was carried out using the Machine Learning method using the random forest algorithm on the Google Earth engine platform. The 2031 rice field land use model was obtained from the transition of land use changes in 2018 and 2023 with Kappa validation values of 0.79 and 0.78. The criteria for determining sustainable rice fields use rainfall data, planting intensity and productivity. The area of rice fields in the restricted zone is 42.83 Ha, the area of rice fields in the restricted zone is 640.67 Ha. Areas of rice fields that are not included in prohibited and restricted zones are areas of rice fields with conditional zones."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belfa Elysha Putri
"Berbagai permasalahan sedang dihadapi oleh masyarakat Indonesia terutama permasalahan dalam bidang pertanian, dimana laju permintaan akan hasil pertanian yang lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan produksi pertanian. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang mengalami fenomena sulit dalam sektor pertanian. Permasalahan tersebut dapat dilihat dari luas lahan pertanian padi di Kabupaten Cianjur yang terus mengalami penurunan. Oleh karena itu, perlu adanya survei sebagai tolak ukur pertanian keberlanjutan di Kabupaten Cianjur. Dengan menggunakan metode Multidimensional Scaling (MDS) berdasarkan wilayah kesesuaian, dapat diketahui indeks keberlanjutan lahan pertanian padi di Kecamatan Cugenang. Penelitian ini menggunakan indikator berupa dimensi ekologi, dimensi sosial, dan dimensi ekonomi untuk mengukur indeks keberlanjutan lahan pertanian. Penelitian ini menggunakan 34 sampel data dengan melakukan wawancara terhadap responden yakni petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecamatan Cugenang berada pada status sangat berkelanjutan pada dimensi ekologi dengan indeks sebesar 76,02. Dimensi ekonomi dan dimensi sosial termasuk dalam status cukup berkelanjutan dengan indeks sebesar 52,85 dan 55,03.

Various problems are being faced by the Indonesian people, especially problems in the field of weapons, where the level of demand will produce agriculture that is faster than the growth in weapons production. Cianjur Regency is one of the regencies in Indonesia which is experiencing a difficult phenomenon in the agricultural sector. This problem can be seen from the area of rice farming land in Cianjur Regency which continues to decrease. Therefore, it is necessary to have a survey as a benchmark for sustainability in Cianjur Regency. By using the Multidimensional Scaling (MDS) method based on regional suitability, it is possible to determine the sustainability index of rice farming land in Cugenang District. This study uses indicators in the form of ecological dimensions, social dimensions, and economic dimensions to measure the agricultural land involvement index. This study used 34 data samples by conducting interviews with respondents, namely farmers. The results showed that Cugenang District was in a very sustainable status on the ecological dimension with an index of 76.02. The economic dimension and social dimension are included in the fairly sustainable status with an index of 52.85 and 55.03."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Sekar Arum Gitarianti
"Cianjur yang merupakan daerah rawan gempa dibuktikan dengan berbagai kejadian gempa yang telah terjadi sebelumnya dan adanya gempabumi yang terjadi pada 21 November 2022, dengan kekuatan gempa sebesar 5,6 magnitudo. Meskipun tergolong gempa yang berkekuatan kecil, posisi gempa yang dangkal di daratan menyebabkan kerusakan parah di berbagai wilayah termasuk di Kecamatan Cugenang. Berdasarkan kondisi geografis serta dampak gempa yang ditimbulkan cukup parah dirasakan oleh masyarakat, membuat masyarakat harus dapat mengembangkan kemampuan untuk bertahan pada situasi bencana dengan melakukan bentuk-bentuk adaptasi. Dalam melakukan adaptasi terhadap perubahan lingkungan yang tiba-tiba seperti terjadinya bencana, peran modal sosial menjadi sangat penting bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui modal sosial masyarakat pada wilayah terdampak gempabumi dan keterkaitan antara modal sosial dengan adaptasi masyarakat pasca bencana gempabumi di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini merupakan analisis deskriptif kualitatif serta analisis spasial untuk mengetahui keterikatan antara modal sosial dengan bentuk adaptasi masyarakat pasca gempabumi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal sosial yang terbentuk di wilayah dengan tingkat keparahan yang tinggi berupa modal sosial bonding sedangkan dua wilayah lainnya yaitu wilayah dengan tingkat keparahan sedang dan rendah memiliki modal sosial bridging. Selain itu, terdapat hubungan antara modal sosial dengan bentuk adaptasi masyarakat di tiga wilayah dengan keparahan gempa yang berbeda. Modal sosial terbukti berpengaruh pada bentuk adaptasi dan membantu dalam mempercepat proses adaptasi sehingga diperlukan dalam menghadapi berbagai permasalahan pasca bencana.

Cianjur, which is an earthquake-prone area is proven by various earthquakes that have occurred before and the earthquake that occurred on November 21, 2022, with an earthquake strength of 5.6 magnitude. Even though it was classified as a small-magnitude earthquake, the shallow position of the earthquake on land caused severe damage in various areas including in Cugenang District. Based on geographical conditions and the impact of the earthquake that was quite severe felt by the community, the community must be able to develop the ability to survive in disaster situations by carrying out forms of adaptation. In adapting to sudden environmental changes such as disasters, social capital is essential for the community. This study aims to determine the social capital of the community in earthquake-affected areas and the link between social capital and post-earthquake community adaptation in Cugenang District, Cianjur Regency. The analysis used in this study is a qualitative descriptive analysis and spatial analysis to determine the attachment between social capital and the forms of post-earthquake community adaptation. The results of this study indicate that the social capital formed in areas with a high level of severity is in the form of bonding social capital, while the other two regions, namely areas with moderate and low severity levels, have bridging social capital. In addition, there is a relationship between social capital and forms of community adaptation in three regions with different earthquake severity. Social capital has been proven to affect forms of adaptation and helps accelerate the adaptation process so that it is needed in dealing with various post-disaster problems.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elok Lestari Paramita
"Kawasan permukiman yang dibangun perlu diminimalkan di kawasan rawan bencana untuk menghindari resiko tinggi terhadap bencana. Pada Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur telah terjadi gempabumi pada 21 November 2022. Bencana gempabumi dapat menghasilkan dampak sekunder lainya seperti longsor. Bencana gempabumi dan dampak sekunder lainnya seperti longsor dapat berdampak pada perubahan lahan permukiman dan kesesuaian permukiman. Gempabumi dengan sumber patahan Cugenang menjadi parameter baru dalam aspek kesesuaian permukiman, dimana sebelumnya tidak ada faktor bahaya gempabumi pada wilayah patahan tersebut. Penelitian ini bertujuan menganalisis perubahan lahan permukiman sebelum dan setelah gempabumi di Kecamatan Cugenang. Serta menganalisis perubahan spasial tutupan lahan permukiman tahun 2008, 2013, 2018, 2022 serta prediksi di tahun 2031. Lalu mensintesa kesesuaian lahan permukiman pasca gempabumi sehubungan lahan permukiman prediksi pada tahun 2031 di Kecamatan Cugenang. Klasifikasi peta tututupan lahan untuk melihat perubahan tahun 2008, 2013, 2018, 2022 dan 2023 menggunakan platform GEE dengan metode klasifikasi terbimbing Random Forest. OA pada klasifikasi tutupan lahan untuk tahun 2008-2023 di atas 90%. Prediksi tutupan lahan dibuat menggunakan metode CAMC. Pada proses pengolahan pemodelan prediksi, didapatkan Kappa 85% untuk tutupan lahan 2018 simulasi dan aktual dan Kappa 88% untuk tutupan lahan 2023 simulasi dan aktual. Driving factor yang digunakan untuk pemodelan prediksi yaitu variabel jarak dari jalan, jarak dari sungai, jarak dari POI dan lereng. Peta kesesuaian permukiman dibuat dengan variabel jarak dari sungai, jarak dari jalan, lereng, jenis tanah, kawasan potensi longsor, dan peta bahaya gempabumi. Untuk constraint dalam pengolahan kesesuaian lahan menggunakan zona terlarang dari peta bahaya gempabumi, sempadan sungai dan kawasan fungsi lindung. Untuk menghasilkan peta kawasan potensi longsor dilakukan pengolahan menggunakan metode indeks storie. Permukiman tahun 2023 dan 2031 di seluruh desa masih ada permukiman yang masuk di wilayah sangat tidak sesuai dan juga kurang sesuai. Tutupan lahan permukiman sebelum dan setelah gempa Cugenang, yaitu tutupan lahan tahun 2022 dan tahun 2023 terjadi peningkatan sebesar 43,863 hektar, atau sebesar 7,011%. lahan terbangun/permukiman mengalami peningkatan dari tahun 2008 hingga 2023, sehingga prediksi di tahun 2031 juga mengalami peningkatan pada lahan terbangun/permukiman. Wilayah kesesuaian permukiman dengan 5 variabel terhadap wilayah kesesuaian dengan 6 variabel yang menggunakan variabel zona bahaya gempabumi terlihat terdapat perbedaan. Wilayah kesesuaian permukiman dengan variabel gempabumi mengalami kenaikan persentase pada wilayah N (Tidak Sesuai) dan S2 (Cukup Sesuai), serta terjadi penurunan pada S1 (Sangat Sesuai) dan S3 (Sesuai Marjinal). Hal itupun selaras dengan lahan permukiman di tahun 2023 dan 2031 terhadap wilayah kesesuaian permukiman.

Settlement areas that are built need to be minimized in disaster-prone areas to avoid high risk of disasters. In Cugenang Sub-district, Cianjur Regency, an earthquake occurred on November 21, 2022. Earthquake disasters can lead to other secondary impacts such as landslides. Earthquake disasters and other secondary impacts such as landslides can have an impact on changes in settlement land and settlement suitability. The earthquake with the origin of the Cugenang fault becomes a new parameter in the aspect of settlement suitability, where previously there was no earthquake hazard factor in the fault area. This research aims to analyze changes in settlement areas before and after the earthquake in Cugenang Sub-district. As well as analyzing spatial changes in residential land cover in 2008, 2013, 2018, 2022 and predictions in 2031. Then synthesize the suitability of post-earthquake settlement areas in relation to the predicted settlement areas in 2031 in Cugenang Sub-district. Classification of land cover maps to identify changes in 2008, 2013, 2018, 2022 and 2023 using the GEE platform with the Random Forest supervised classification method. OA on land cover classification for 2008 - 2023 is above 90%. Land cover predictions were made using the CAMC method. In the prediction modeling processing, 85% Kappa was obtained for 2018 simulated and actual land cover and 88% Kappa for 2023 simulated and actual land cover. Driving factors used for prediction modeling are variables of distance from road, distance from river, distance from POI and slope. Settlement suitability map is made with variables of distance from river, distance from road, slope, soil type, landslide potential area, and earthquake hazard map. For constraint in land suitability utilizes, forbidden zone from earthquake hazard map, river border and protected function area. To produce a map of potential landslide areas, processing is done using the storie index method. Settlements in 2023 and 2031 in all villages still have settlements that are included in very unsuitable areas and also less suitable. Settlement land cover before and after the Cugenang earthquake, namely land cover in 2022 and 2023 increased by 43.863 hectares, or by 7.011%. Built-up land/settlement increased from 2008 to 2023, so the prediction in 2031 also increased in built-up land/settlement. The area of suitability of settlements with 5 variables compared to the area of suitability with 6 variables using the earthquake hazard zone variable shows a difference. The area of settlement suitability with the earthquake variable increased in percentage in areas N (Unsuitable) and S2 (Moderately Suitable), and decreased in S1 (Very Suitable) and S3 (Marginally Suitable). This is in line with the settlement land in 2023 and 2031 towards the area of settlement suitability."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Ellandini
"Adanya pertumbuhan penduduk menyebabkan permintaan terhadap lahan semakin tinggi. Ketersediaan lahan bersifat terbatas sehingga terjadi persaingan penggunaan lahan antara lahan pertanian dan non pertanian. Hal ini terjadi di Kecamatan Cugenang, di mana luas lahan pertanian sawah terus mengalami penurunan. Sehingga perlu dilakukan kajian penilaian ekonomi yang dihasilkan lahan pertanian sawah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variasi nilai ekonomi lahan pertanian sawah dan menganalisis keterkaitan nilai ekonomi lahan pertanian sawah dengan karakteristik lokasi di Kecamatan Cugenang. Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan uji statistik analysis of variance (ANOVA) dan korelasi pearson. Analisis yang digunakan yaitu analisis keruangan dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai ekonomi lahan sawah berbeda pada wilayah ketinggian yang berbeda. Nilai ekonomi lahan pertanian sawah pada ketinggian < 600 m memiliki nilai yang lebih tinggi, yaitu sebesar Rp2.982/m². Karakteristik lokasi yang memiliki hubungan dengan nilai ekonomi lahan pertanian sawah yaitu jarak dari pusat kota dan jarak dari pasar. Jarak dari pasar memiliki hubungan linier, sementara jarak dari pusat kota memiliki hubungan berbanding terbalik. Secara keseluruhan, lokasi fisik dari lahan pertanian sawah memiliki hubungan yang lebih signifikan dibandingkan dengan lokasi ekonomi karena tingkat produktivitas pada lahan pertanian sawah lebih dipengaruhi oleh lokasi fisik daripada lokasi ekonomi.

The population growth causes the demand for land to increase. The availability of land is limited so that there is competition for land use between agricultural and non-agricultural land. This happened in Cugenang District, where the area of ​​paddy fields continued to decrease. So it is necessary to study the economic evaluation produced by paddy fields. This study aims to analyze the variation of the economic value of paddy fields and to analyze the relationship between the economic values ​​of paddy fields and the characteristics of the location in Cugenang District. The method used is a quantitative method with statistical analysis of variance (ANOVA) and Pearson correlation. The analysis used is spatial and descriptive analysis. The results showed that the economic value of paddy fields was different at different elevation areas. The economic value of paddy fields at an elevation of < 600 m has a higher value, which is IDR 2,982/m². Location characteristics that have a relationship with the economic value of paddy fields are the distance from the city center and the distance from the market. The distance from the market has a linear relationship, while the distance from the city center has an inverse relationship. Overall, the physical location of paddy fields has a more significant relationship than economic location because the level of productivity in paddy fields is more influenced by physical location than economic location."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shelin Asmarani
"Tanah merupakan faktor terpenting dalam pertanian yang memiliki kemampuan sebagai media pertumbuhan tanaman. Kemampuan tanah berhubungan erat dengan kesuburan tanah yang menggambarkan produktivitas tanah dalam menghasilkan produksi pertanian yang optimal. Kecamatan Cugenang berada di Kabupaten Cianjur yang memiliki hasil pertanian tanaman pangan yang melimpah, selain itu di Kecamatan Cugenang juga terjadi perubahan penggunaan lahan serta bencana yang dapat mengakibatkan menurunnya kemampuan tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan dan menganalisis kemampuan tanah dan pengelolaan lahan pertanian padi sawah serta menganalisis hubungan antara keduanya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan analisis spasial, statistik, dan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan sampel tanah, wawancara petani, serta data sekunder yang bersumber dari instansi terkait. Data yang terkumpul akan diolah dengan uji statistik dan teknologi geospasial menggunakan ArcGIS 10.8 untuk memvisualisasikan kemampuan tanah dan pengelolaan lahan sawah secara geografis. Hasil analisis spasial dengan menggunakan teknik overlay menunjukkan bahwa mayoritas lahan sawah di Kecamatan Cugenang dominan oleh tingkat kemampuan tanah sedang dan rendah, sedangkan lahan sawah dengan kemampuan tinggi berada di wilayah dataran tinggi Kecamatan Cugenang. Pengelolaan lahan sawah di Kecamatan Cugenang diklasifikasikan menjadi dua, yaitu menggunakan dua metode berupa konservasi vegetatif dan pemupukan serta tiga metode berupa konservasi vegetatif, mekanik, dan pemupukan. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kemampuan tanah dengan pengelolaan lahan.

Soil as a medium for plant growth is the most important factor in agriculture. Soil capability is closely related to soil fertility which describes soil productivity in producing optimal agricultural production. Cugenang District is located in Cianjur Regency, which has abundant rice crops. Cugenang District also experiences changes in land use and disasters that can decrease the land's ability. This study aims to map and analyze the capability of the soil and land management of paddy fields and the relationship between the two. This quantitative research uses spatial, statistical, and descriptive analysis. Data were collected by observation, soil sampling, interviews, and secondary data sourced from related institutions. The collected data will be processed using statistical tests and geospatial technology using ArcGIS 10.8 to visualize soil capability and land management of paddy fields geographically. The weighted overlay technique's spatial analysis results show that most paddy fields have medium and low soil capability. Meanwhile, high soil capability for paddy fields is mostly found in high areas of Cugenang District. The land management of paddy fields is classified into two combinations. The first combination is between vegetative conservation and fertilization. The second combination is between vegetative conservation, mechanics conservation, and fertilization. Statistical test using chi-square shows a strong relationship between soil capability and land management."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Ayu Miranti
"Kecamatan Baki mengalami peningkatan penduduk yang signifikan setiap tahunnya sehingga menyebabkan pembangunan permukiman dan industri selalu meningkat. Kebutuhan akan tempat tinggal yang terus meningkat menjadikan tingkat pengalih fungsian lahan pertanian menjadi permasalahan yang sulit untuk diselesaikan. Berkaitan dengan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis persebaran Lahan Pertanian Sawah Berkelanjutan dan Kecamatan Baki mengalami peningkatan penduduk yang signifikan setiap tahunnya sehingga menyebabkan pembangunan permukiman dan ndustri selalu meningkat. Kebutuhan akan tempat tinggal yang terus meningkat menjadikan tingkat pengalih fungsian lahan pertanian menjadi permasalahan yang sulit untuk diselesaikan. Berkaitan dengan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis persebaran Lahan Pertanian Sawah Berkelanjutan dan memprediksi ketersediaan Lahan Pertanian Sawah Berkelanjutan di
Kecamatan Baki tahun 2031. Metode yang digunakan dalam menentukan persebaran Lahan Pertanian Sawah Berkelanjutan adalah overlay hasil wawancara dengan petani dan dalam memprediksi ketersediaan Lahan Pertanian Sawah Berkelanjutan menggunakan metode Cellular Automata-Markov Chain dengan beberapa faktor yang mendorong terjadinya
perubahan penggunaan lahan sawah. Faktor pendorong dibuat dengan logika fuzzy dengan beberapa variabel yaitu jarak dari jalan, jarak dari pasar, jarak dari sungai, dan jarak dari luas permukiman. Penggunaan lahan diambil dari digitasi citra DigitalGlobe pada tahun 2001, 2011 dan 2019. Hasil fuzzy dari faktor pendorong dan penggunaan lahan digunakan sebagai masukan pada Cellular Automata-Markov Chain. Lahan Pertanian Sawah Berkelanjutan terdapat di sebagian besar lahan sawah Kecamatan Baki dengan lahan cadangannya yang hanya terdapat di lahan sawah Desa Purbayan, sebagian Desa Bakipandeyan dan Desa Jetis. Secara spasial perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Baki terutama di lahan permukiman terus bertambah sedangkan lahan sawah terus berkurang. Rancangan model
yang dibuat mendapatkan nilai sangat baik. Berdasarkan hasil pemodelan penggunaan lahan tahun 2031 diprediksi bahwa Lahan Pertanian Sawah Berkelanjutan dan lahan cadangannya mengalami penurunan yang signifikan terutama di Desa Gentan

Baki District has a significant increase in population every year, causing settlement and industrial development to constantly increase. The increasing need for settlement makes the level of conversion of agricultural land also increased. The purpose of this study is to analyze the distribution of Sustainable Paddy Fields Land and predict the availability of Sustainable Paddy Fields Land in Baki District in 2031. The method used in establish the distribution of Sustainable Paddy Fields Land is overlay the results of interviews with farmers and to predict Sustainable Paddy Fields Land availability using the Cellular Automata-Markov Chain
method with several factors that encourage changes in land use. The driving factor is made with fuzzy logic with several variables, namely distance from the road, distance from the market, distance from the river, and distance from settlements. Land use was obtained from
DigitalGlobe imagery in 2001, 2011 and 2019. Fuzzy results from driving factors and land
use data are used as input to the Cellular Automata-Markov Chain. Sustainable Paddy Fields
Land is found in most of paddy fields in Baki District with its reserve land which only
Purbayan, Bakipandeyan and Jetis paddy fields. Spatially, land use change in Baki District,
settlements land continues to increase while paddy fields continue to decrease. Result of the
model is very good. Based on the model land use in 2031, it is predicted that the Sustainable
Paddy Fields Land and its reserve land have decreased significantly, especially in Gentan
Village.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Salmaningsih Royeza
"ABSTRAK
Kecamatan Pelabuhanratu merupakan wilayah rawan bahaya gempabumi karena
berada pada zona subduksi lempeng dan sesar Cimandiri. Sesar Cimadiri
merupakan sumber gempa utama kejadian gempa yang ada di Pelabuhanratu. Untuk
itu perlu dilakukan penelitian tentang analisis perkembangan karakterisitik
permukiman penduduk pada wilayah rawan gempabumi di Pelabuhanratu.
Berdasarkan hasil pengolahan citra Landsat pada tahun 1989 hingga 2013,
diketahui terjadinya perluasan wilayah pemukiman yang sangat signifikan yaitu
dari 588,125 Ha menjadi 1738 Ha. Analisis arah kecenderungan pemukiman
menggunakan metode trend surface analyst atau analisis menunjukkan
kecenderungan perkembangan pemukiman di Pelabuhanratu mengarah ke wilayah
dengan tingkat rawan gempa tinggi. Karakterisitik pemukiman dilihat dari tiga
aspek yaitu kerapatan bangunan, permanensi bangunan dan pola pemukiman.
Kerapatan bangunan yang tinggi mendominasi wilayah penelitian, baik itu di
wilayah rawan gempa rendah, sedang maupun tinggi. Sedangkan untuk kerapatan
bangunan kelas rendah dan sedang juga tersebar di seluruh kawasan rawan gempa,
namun dengan porsi yang kecil. Untuk aspek permanensi bangunan, sebanyak 80%
pemukiman di wilayah penelitian terdiri dari bangunan permanen yang tersebar di
setiap wilayah rawan gempa, sedangkan sisanya merupakan bangunan non
permanen. Bangunan non permanen pada umumnya berada di dekat pantai. Untuk
pola permukiman, pada wilayah rawan gempa tinggi dan rendah, pola
pemukimannya bersifat tersebar, sedangkan pada wilayah rawan gempa sedang
pola pemukimannya bersifat memusat.

ABSTRACT
Subdistrict Pelabuhanratu is an earthquake hazard-prone areas because they are on
the subduction zone plate and Cimandiri fault. Cimadiri fault is a source of major
earthquakes in Pelabuhanratu. It is necessary to do a research of the development
and the settlements characteristis in earthquake-prone areas in Pelabuhanratu.
Based on the results of the processing Landsat imagery in 1989 to 2013, known to
the expansion of residential areas is very significant, from 588.125 ha to 1738 ha.
Analysis of the tendency towards settlement using trend surface analysis showed a
trend analyst or residential developments in Pelabuhanratu leads to an area with a
high level of earthquake-prone. Characteristic settlement seen from three aspects:
building density, the permanence of the building and settlement patterns. High
building density dominated the area of research, both in the earthquake-prone
region of low, medium or high. As for the density of low and medium grade
buildings also scattered throughout the earthquake-prone region, but small portions.
For permanence aspect of the building, as much as 80% of the homes in the study
area consists of permanent buildings scattered in every region prone to earthquakes,
while the rest are non-permanent buildings. Non-permanent buildings are generally
located near the coast. For the settlement patterns, in earthquake-prone regions of
high and low, scattered nature of settlement patterns, while the earthquake-prone
region were settlements patterns are converging."
2015
S60896
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nastiti Arjuwanti
"Perkembangan suatu wilayah terjadi dikarenakan pengaruh dari beberapa faktor, diantaranya kondisi geografis, ketersediaan sarana dan prasarana, demografi penduduk, jarak dengan pusat kota, aksesibilitas, kondisi iklim, dan sumber daya alam (Supriyatin, 2020). Proses pembangunan perkembangan wilayah sangat berkaitan dengan urbanisasi, seiring dengan pertambahan penduduk, kebutuhan lahan terus meningkat, pro ses pembangunan tersebut akan mempengaruhi wilayah terdekatnya yang biasa bercirikan pedesaan (Kurnianingsih, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola keruangan dari karakteristik wilayah yang terbentuk di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur dan keterkaitannya dengan nilai ekonomi pertanian lahan kering. Sehingga digunakan 5 (lima) variabel, yakni hutan, lahan pertanian, lahan terbangun, ketinggian, dan nilai ekonomi lahan. Penelitian dilakukan secara kuantitatif menggunakan 35 sampel d ata dengan melakukan wawancara terhadap responden yakni petani dan validasi lapangan. Digunakan sistem grid dengan luas 200 × 200 meter atau terdapat 2.049 grid untuk mengidentifikasi karakteristik wilayah. Pola keruangan karakteristik wilayah ditinjau berdasarkan ketinggian dan uji anova digunakan untuk mengidentifikasi kerterkaitan dari karakteristik wilayah dengan nilai ekonomi lahan kering. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kecamatan Cugenang memiliki pola keruangan berdasarkan karakteristik wilayah yang semakin tinggi tingkat urbannya maka semakin rendah wilayah ketinggiannya dan pada keterkaitan antara karakteristik wilayah dan nilai ekonomi lahan kering pertanian menunjukan perbedaan rata-rata nilai ekonomi lahan kering pada ketiga tingkat karakteristik wilayah.

The development of an area occurs due to the influence of several factors, including geographical conditions, availability of facilities and infrastructure, population demographics, distance from the city center, accessibility, climatic conditions, and natural resources (Supriyatin, 2020). The development process of regional development is closely related to urbanization, along with population growth, the need for land continues to increase, and the development process will affect the nearest area which is usually characterized as rural areas (Kurnianingsih, 2013). This study aims to identify the spatial pattern of regional characteristic formed in Cugenang District, Cianjur Regency, and its relationship to the economic value of dryland agriculture. 5 (five) variables are used, namely forest, agricultural land, built-up land, altitude, and the economic value of the land. The research was conducted quantitatively using 35 data samples by conducting interviews with respondents, namely farmers and field validation. A grid system with an area of 200 × 200 meters is used, so it makes 2,049 grids to identify the level of urban area. The spatial pattern of regional characteristic is reviewed based on altitude and the ANOVA test is used to identify the relationship between urban areas and the economic value of dryland. The results showed that the District of Cugenang has a spatial pattern of regional characteristic where the higher the level of urban area the lower the altitude area will be, and the relationship between the level of regional characteristic and the economic value of dryland agriculture shows the difference in the average economic value of dryland at the three levels of regional characteristic."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>