Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 219679 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jessy Rosinta
"Skripsi ini membahas bagaimana model perhitungan yang tepat dapat diterapkan dalam sistem informasi untuk menentukan kuantitas pembelian persediaan yang optimal pada industri makanan dan minuman. Penelitian disusun dengan pendekatan kuantitatif di mana dilakukan perumusan untuk menghitung kuantitas pesanan persediaan berdasarkan estimasi penjualan (diproyeksikan dari data penjualan historis), data produk, data persediaan, dan data proporsi bahan baku sebagai input pengolahan data. Dari hasil penelitian diperoleh model perhitungan yang dikembangkan dalam sistem informasi manajemen persediaan. Dengan menggunakan metode ini maka akan terjadi efisiensi biaya pengiriman.

This thesis discusses how appropriate calculation models can be applied in information systems to determine the optimal quantity of inventory purchases in the food and beverage industry. The research was prepared using a quantitative approach where a formulation was carried out to calculate the order quantity based on sales estimates (projected from historical sales data), product data, inventory data, and raw material proportion data as data processing input. From the research results, a calculation model was obtained which was developed in the inventory management information system. By using this method there will be efficiency in shipping costs."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Jessy Rosinta
"Skripsi ini membahas bagaimana model perhitungan yang tepat dapat diterapkan dalam sistem informasi untuk menentukan kuantitas pembelian persediaan yang optimal pada industri makanan dan minuman. Penelitian disusun dengan pendekatan kuantitatif di mana dilakukan perumusan untuk menghitung kuantitas pesanan persediaan berdasarkan estimasi penjualan (diproyeksikan dari data penjualan historis), data produk, data persediaan, dan data proporsi bahan baku sebagai input pengolahan data. Dari hasil penelitian diperoleh model perhitungan yang dikembangkan dalam sistem informasi manajemen persediaan. Dengan menggunakan metode ini maka akan terjadi efisiensi biaya pengiriman.

This thesis discusses how appropriate calculation models can be applied in information systems to determine the optimal quantity of inventory purchases in the food and beverage industry. The research was prepared using a quantitative approach where a formulation was carried out to calculate the order quantity based on sales estimates (projected from historical sales data), product data, inventory data, and raw material proportion data as data processing input. From the research results, a calculation model was obtained which was developed in the inventory management information system. By using this method there will be efficiency in shipping costs."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joanna Maria Loretta
"Sektor makanan dan minuman di Indonesia merupakan sector yang diprioritaskan dan merupakan sebuah prioritas untuk mengadopsi teknologi industri 4.0 yang telah ditetapkan pada kebijakan nasional berjudul Making Indonesia 4.0. Menjadikan sektor makanan dan minuman di Indonesia sebagai sebuah prioritas disebabkan dari besarnya kontribusi, yang dimana mendominasi kontribusi untuk sektor non-migas sebesar 34,33% di tahun 2018 dan meningkat secara terus menerus. Pemerintah Indonesia telah merancang strategi untuk mengembangkan pengadopsian teknologi di manufaktur untuk emningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian Indonesia. Namun, perlu dilakukan riset lebih dalam untuk mengetahui kebijakan mana yang berkontribusi secara efektif terhadap peningkatan intensi pengadopsian teknologi industry 4.0. Penelitian in menggunakan pendekatan system dinamis. Temuan dari penelitian ini adalah pemerintah harus berfokus pada meningkatkan nilai Gross Expenditure on Research and Development.

Food and beverage is a priority sector in Indonesia, and it is a priority to adopt industry 4.0 technology under the national policy roadmap titled Making Indonesia 4.0. The decision to prioritize technology adoption for food and beverage manufacturers comes from the contribution number, which steadily dominate the national GDP in the manufacturing sector by 34,33% in 2018 and continuously increasing. The Indonesian government has designed a development strategy for the industry through Making Indonesia 4.0 to foster growth in the manufacturing sector and enhance its contribution to the Indonesian economy. However, the extent to which these policies can effectively increase the intention to adopt industry 4.0 technology remains a subject of further investigation. This research uses system dynamics to investigate current policies’ effectiveness in accelerating technology adoption in the Indonesian food and beverage manufacturing industry. The findings demonstrate that the government should focus on increasing the Gross Expenditure on Research and Development funding rate. Moreover, the additional policies should address the government’s support for technology investment for food and beverage manufacturing companies, as the result indicates these factors impactfully increase the intention to adopt Industry 4.0 technology. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anom Bayontha Kusuma Widjaja Adhi
"Dari laporan UNCTAD tahun 2019, Statista tahun 2023 dan McKinsey tahun 2018 menyoroti dampak ekonomi yang signifikan dari transaksi B2B dalam skala global, serta menunjukkan bahwa B2B memainkan peran yang lebih penting dalam lanskap ekonomi dan bisnis secara keseluruhan. dengan dukungan teknologi informasi (TI), transaksi B2B telah menjadi tulang punggung rantai pasokan, memungkinkan pergerakan barang, layanan, dan sumber daya yang efisien antar bisnis. Dengan memfasilitasi transaksi antara pemasok, produsen, grosir, distributor, dan pengecer, B2B membantu mengoptimalkan operasi rantai pasokan dan meminimalkan inefisiensi. Transaksi B2B berbasis teknologi informasi dapat membantu mengembangkan hubungan jangka panjang dan kemitraan antar bisnis. Dengan melakukan studi pada perusahaan layanan makanan dan minuman di Indonesia, penelitian ini akan memperkaya pemahaman kita tentang pentingnya mekanisme tata kelola untuk membantu perusahaan jasa makanan dalam mengelola dan mempertahankan hubungan dengan pemasok mereka dengan membangun rutinitas untuk memastikan tata kelola kemitraan yang baik. Penelitian ini juga akan menunjukkan kontribusi penting dari kemajuan teknologi informasi yang cepat dan kontrol perusahaan yang terbatas pada sumber daya yang diperlukan terhadap tata kelola kemitraan yang baik. Selain itu juga menjelaskan bagaimana ketergantungan perusahaan pada pemasok mereka untuk input, bahan, komponen, atau layanan penting menentukan seberapa luas kapabilitas adopsi teknologi informasi yang harus dikembangkan oleh perusahaan. Studi ini menjelaskan peran lingkungan pasar yang lebih kompetitif dalam batasan pada kontrol perusahaan terhadap sumber daya yang diperlukan. Penelitian ini juga melihat seberapa pentingnya kapabilitas adopsi teknologi informasi bagi perusahaan layanan makanan dalam upaya mereka untuk mengembangkan pertukaran dan interaksi yang diatur dengan baik dengan para pemasok mereka.

UNCTAD's 2019, Statista’s 2023 and McKinsey's 2018 reports highlight the significant economic impact of B2B transactions on a global scale and show that B2B is playing a more important role in the overall economic and business landscape. With the support of information technology (IT), B2B transactions have become the backbone of supply chains, enabling the efficient movement of goods, services, and resources between businesses. By facilitating transactions between suppliers, manufacturers, wholesalers, distributors, and retailers, B2B helps optimize supply chain operations and minimize inefficiencies. Information technology-based B2B transactions can help develop long-term relationships and partnerships between businesses. By conducting a study on food service companies in Indonesia, this research will enrich our understanding of the importance of governance mechanisms to help foodservice companies manage and sustain relationships with their suppliers by establishing routines to ensure good partnership governance. It will also show the important contribution of rapid advances in information technology and firms' limited control over the resources required for good partnership governance. It also explains how firms' dependence on their suppliers for critical inputs, materials, components or services determines how extensive information technology adoption capabilities firms should develop. This study explains the role of a more competitive market environment in the constraints on firms' control over necessary resources. The research also looks at how important information technology adoption capabilities are to foodservice companies in their efforts to develop well-regulated exchanges and interactions with their suppliers.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ashania Rahmadhani
"Transformasi yang besar dalam industri automasi telah memasuki fase baru yang dikenal sebagai era Industri 4.0. Fenomena perkembangan teknologi secara besar pada era industri ke-4 ini telah mendesak negara-negara di dunia untuk mengambil langkah dalam merevitalisasi teknologi pada industri penopang pertumbuhan ekonomi negaranya, khususnya industri manufaktur, agar dapat merasakan manfaat-manfaat yang dijanjikan oleh penggunaan teknologi industri 4.0 tersebut dalam kurun waktu panjang. Sebagai negara berkembang yang sedang berupaya untuk mengoptimalkan kinerja dan potensi dari sektor manufaktur nya, Indonesia pada tahun 2018 meluncurkan sebuah peta jalan implementasi industri 4.0 pada lima sektor unggulannya yang berjudul Making Indonesia 4.0. Industri makanan dan minuman sebagai kontributor PDB terbesar dari industri manufaktur non-migas ini merupakan industri penopang dari perekonomian Indonesia dan dipilih sebagai industri prioritas dalam pengimplementasian peta jalan industri 4.0 di Indonesia. Dalam upaya mempercepat implementasi, pemerintah menyusun beberapa kebijakan yang diharapkan dapat mengakselerasi tingkat adopsi teknologi pada industri yang telah dipilih termasuk industri makanan dan minuman. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari kebijakan-kebijakan pemerintah terhadap adopsi teknologi industri 4.0 pada sektor makanan dan minuman menggunakan pendekatan sistem dinamis. Hasil akhir dari penelitian ini berupa model konseptual yang menggambarkan interaksi antarvariabel dalam percepatan adopsi teknologi industri 4.0 pada industri ini.

The great transformation in industrial automation has entered a new phase known as the Industrial 4.0. The phenomenon of major technological developments in industry 4.0 has triggered countries in the world to take steps in revitalizing their nation-wide industrial technology in order to reap the benefits from Industry 4.0. As a developing country which is trying to optimize the performance and potential of its manufacturing sector, Indonesia launched a national roadmap for implementing industry 4.0 in its five leading sectors entitled Making Indonesia 4.0. The food and beverage industry, as the largest GDP contributor of the non-oil and gas manufacturing industry, was chosen as the priority industry in implementing 4.0 industrial roadmap in Indonesia. To accelerate the implementation, the government has developed a number of policies that are expected to accelerate the level of technology adoption in selected industries including the food and beverage industry. This paper aims to analyse the impact of industrial policies toward industry 4.0 implementation in food and beverage industry in Indonesia by using system dynamics approach. The output of this research is a conceptual model representing variable interactions that hasten technologies 4.0 adoption in this industry."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christin Arauna Hulu
"Perkembangan pesat dalam teknologi digital telah membawa fenomena baru revolusi industri, yang umumnya disebut oleh Industry 4.0. Revolusi ini memperkenalkan kita dengan teknologi modern yang mendukung konektivitas seluruh komponen dalam industri. Namun, konektivitas bukan satu-satunya keuntungan yang akan bertujuan untuk mendukung keberlanjutan dalam industri. UNIDO telah menetapkan relevansi Industri 4.0 dan keberlanjutan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan global nomor 7 dan 9 bahwa pengembangan industri digital akan mendukung pertumbuhan energi berkelanjutan industri, termasuk efisiensi energi. Oleh karena itu, implikasinya pasti akan mempengaruhi setiap negara dengan signifikansi yang berbeda, termasuk Indonesia sebagai salah satu negara industri yang sedang berkembang. Menanggapi hal itu, Indonesia saat ini telah merumuskan inisiatif peta jalan untuk memasuki era Industri 4.0, Making Indonesia 4.0. Merintis penelitian akademisi Industri 4.0 di Indonesia, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari pengembangan dan implementasi teknologi Industri 4.0 berdasarkan konsep pada roadmap terhadap efisiensi energi di Indonesia. Output dari penelitian ini adalah berbentuk analisis kebijakan dalam berbagai skenario untuk mencapai efisiensi energi dari adopsi teknologi Industri 4.0, berdasarkan pengembangan model Sistem Dinamis.

Rapid development in digital technology has brought a new phenomenon of industrial revolution, generally called by Industry 4.0. This revolution introduces us with modern technologies which support the connectivity of the entire components within the industries. However, connectivity is not the only advantage that will follow ndash the concerns aim to support sustainability in industry. The United Nation Industrial Development Organization has set the relevancy of Industry 4.0 and sustainability in the global Sustainable Development Goals number 7 and 9 that digital industrial development will support the growth of industry sustainable energy, including energy efficiency. Therefore, the implication will surely be affecting every country with different significance, including one of the emerging industry country, Indonesia. In response to that, Indonesia is currently framing the roadmap to enter Industry 4.0 era, Making Indonesia 4.0. Pioneering the academia research of Industry 4.0 in Indonesia, this research aims to figure out the impact of Industry 4.0 technology development and implementation based on the concept on the roadmap to the acceleration of sustainable energy in Indonesia using System Dynamics model. The output of this research is in a form of policy analysis within different scenarios to achieve energy efficiency from Industry 4.0 technology adoption."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ichsan
"Industri 4.0 adalah koneksi digital baru yang mengoptimalkan nilai secara keseluruhan dalam sistem produksi manufaktur. Sistem produksi saat ini sering didasarkan pada pendekatan peningkatan berkelanjutan (continuous improvement) dari manajemen lean. Peluang baru muncul dengan menerapkan Industri 4.0. Transformasi digital menuju pabrik yang terhubung dan terintegrasi menyebabkan perubahan besar pada industri mulai dari pengembangan sistem fisik cyber hingga penerapannya dalam seluruh sistem produksi. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan alat tingkat kesiapan teknologi untuk pabrik makanan dan minuman dan kerangka kerja untuk mengimplementasikan transformasi digital menuju Industri 4.0. Metode Technology Organizational Environment (TOE) digunakan. Selanjutnya, untuk mengukur tingkat kesiapan teknologi dari produsen makanan dan minuman di Indonesia, Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) diperbarui agar sesuai dengan praktik umum dalam mengembangkan atau menerapkan teknologi baru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling utama dalam rangka implementasi industri 4.0 adalah faktor finansial, di mana nilai investasi yang dibutuhkan untuk melakukan implementasi industri 4.0 cukup besar. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa secara garis besar, perusahaan manufaktur makanan dan minuman di Jabodetabek masih berada pada level 1 dalam tingkat kesiapan teknologi, di mana level 1 merupakan level formulasi konsep dari industri 4.0 itu sendiri.

Industry 4.0 leads new digital connections to optimize the whole value stream in the manufacturing production systems. Current production systems are often based on the continuous improvement approach of lean management. New opportunities arise by implementing Industry 4.0. The digital transformation towards smart connected factories causes enormous changes in mechanical engineering industry starting from the development of cyber physical systems up to their application in the whole production systems. This research aims to present a technology readiness level tool for food and beverage manufactures and the framework to implement digital transformation towards Industry 4.0. Technology Organizational Environment (TOE) method is used. Furthermore, in order to measure technology readiness level of food and beverage manufacturers in Jabodetabek, Technology Readiness Level (TRL) was regenerated which align with common practice in developing or implementing new technologies. The results showed that the most important factor in implementing industry 4.0 was financial factors, where the investment needed to implement industry 4.0 was quite large. The results also show that in broad outline, food and beverage manufacturer companies in Jabodetabek are still at level 1 in technological readiness level, where level 1 is the level of concept formulation for industry 4.0 itself."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Fatin
"Penelitian ini merupakan studi kasus pada perusahaan yang merupakan produsen makanan dan minuman dengan skala multinasional sehingga memiliki risiko biaya selisih kurs yang berasal dari translasi mata uang asing akibat dari transaksi bisnis menggunakan mata uang asing. Selisih biaya kurs yang muncul perlu dialokasikan hingga tingkat produk agar PT X dapat menghitung biaya produksi yang sesuai sehingga menghasilkan harga produk dengan akurat dan andal. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini deskriptif analisis dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil dari penelitian adalah menganalisis dasar alokasi yang tepat dengan menggunakan metode ABC untuk mengalokasikan biaya selisih kurs pada akun PRO dan menganalisis dampak penggunaan dasar alokasi terhadap biaya produksi sehingga menghasilkan pengambilan keputusan yang akurat dan andal.

This research is a case study of a company that is a multinational food and beverage producer, so it has a risk of foreign exchange costs originating from foreign currency translation as a result of business transactions using foreign currencies. The difference in exchange costs that arise needs to be allocated to the product level so that PT X can calculate the appropriate production costs so as to produce product prices accurately and reliably. The approach used in this study is a descriptive analysis using qualitative methods. The result of this research is to analyze the appropriate allocation basis using the ABC method to allocate foreign exchange costs to PRO accounts and analyze the impact of using the allocation basis on production costs so as to produce accurate and reliable decision-making."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chita Dwi Lestari
"Penelitian ini berfokus pada prosedur internal PT X dalam rangka melakukan manajemen persediaan yang baik dan memenuhi seluruh permintaan pelanggan. Untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu kepuasan pelanggan, tidak jarang PT X tidak menghitung efisiensi dari metode pembelian yang selama ini digunakan, efektivitas dari persediaan yang ada, dan rasio likuiditas yang tergambar dari laporan keuangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan perhitungan antara metode pembelian yang selama ini digunakan dan implementasi dari metode economic order quantity. Sumber data yang diperoleh adalah berdasarkan data internal dan dokumen-dokumen perusahaan.

This research focuses on PT X internal procedure to have a good inventory management and meet all customer needs. In order to accomplish company goal which is customer satisfaction, PT X often does not count efficiency of its purchase system, the effectiveness of inventory hold, and liquidity ratio that captured in its financial statement. The purpose of this study is to have a comparative calculation between current purchase method and implementation of economic order quantity method. The data collected from company internal data and documentation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nazwirman
"Investasi pasar modal memberikan earning yang lebih tinggi dibandingkan dengan menyimpan uang di bank misalnya dalam bentuk deposito yang rata-rata hanya 6 persen pertahun. Namun demikian investor harus juga jeli dalam menganalisis dalam pembelian sahamnya. Dengan menggunakan salah satu teknik analisis saham metode Price Earning Ratio (PER), maka investor akan mudah mendapatkan mengenai saham mana yang harus mereka beli. Metode Price Earning Ratio dalam menganalisis saham perusahaan industri makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia
menggunakan tiga alternatif (k*= 11%, k*=16%, dan k*=21%). Dari 15 perusahaan yang listing hanya ada 6 perusahaan yang konsisten memberikan deviden kepada investornya setiap tahun. Saham perusahaan yang layak dibeli hanya saham satu perusahaan karena pada tiga alternatif tersebut PER < PER* yang berarti tingkat earning dari saham tersebut lebih tinggi dari 11%, 16% atau 21 % dan harga dari saham tersebut murah. Saham perusahaan yang lain tidak layak dibeli ada 5 perusahaan, tetapi layak untuk dijual oleh investor, karena pada tiga alternatif tersebut PER > PER* yang berarti tingkat keuntungan dari saham tersebut lebih kecil dari 11%, 16% atau 21%.

Abstract
Stock exchange investment gives return more than saving money in bank. For instance, in form of a deposit with average of 6 % per annum. But investor must be analyze carefully in buying shares.
Using one analytical share techniques, the price earning ratio (PER) method. Investor will easily know which share they should buy. Price earning ratio method in analyzing the share of food and beverage company in Indonesian stock exchange use three alternative
(k*= 11%, k*=16% and k*=21%). From 15 company on listing, only 6 companies give dividend to investor every year.
Company share to buy only one share company, because for three alternative PER < PER* so the return from the share
to more than 11%, 6% or 21% and price from the share is cheap. There are share 5 companies that are not good to buy,
but good to sell to investor, because three alternative PER>PER* meaning advantage from share smaller than 11%, 6% or 21%."
Bina Sarana Informatika, 2008
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>