Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127308 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratu Raira Azzahra Pinasty
"Rumah sakit menghadapi kompleksitas dalam operasional sehari-hari, di mana semua elemen, mulai dari pengunjung hingga pegawai, saling berinteraksi pada proses pemberian pelayanan. Untuk menjaga keselamatan seluruh elemen rumah sakit, perlu dibangun kesadaran budaya keselamatan yang terintegrasi. Rumah Sakit XYZ telah mengembangkan pengukuran budaya keselamatan terintegrasi yang dinamakan Integrated Safety Culture in Hospital Assessment. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang budaya keselamatan terintegrasi serta perkembangannya di RS XYZ dari tahun 2021 hingga 2023. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross-sectional, dengan menggunakan data sekunder hasil survei berulang selama tiga tahun dengan jumlah sampel berturut-turut 419 (tahun 2021), 305 (tahun 2022), dan 418 (tahun 2023) responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Rumah Sakit XYZ telah mencapai tingkat budaya keselamatan terintegrasi yang baik, di mana sebagian besar dimensi budaya keselamatan berada pada "Level 4- Proaktif" dan sebagian lainnya pada "Level 5- Progresif". Terdapat peningkatan capaian budaya keselamatan pasien dari waktu ke waktu untuk semua dimensi, kecuali dimensi komitmen manajemen dan komunikasi efektif dan umpan balik yang mengalami penurunan atau stagnansi. Ditemukan perbedaan yang bermakna secara statistic dalam tingkat kematangan budaya keselamatan terintegrasi pada variabel jenis kelamin. Namun, perbedaan tersebut tidak bermakna variabel usia, pendidikan, masa kerja, dan unit kerja dengan tingkat kematangan budaya keselamatan terintegrasi.

Hospitals face complexity in their day-to-day operations, where all elements, from visitors to employees, interact in the process of providing care services. To ensure the safety of all hospital elements, it is necessary to cultivate an awareness of integrated safety culture. The XYZ Hospital has developed a measurement of integrated safety culture called the Integrated Safety Culture in Hospital Assessment. This study aims to provide an overview of the integrated safety culture and its development at XYZ Hospital from 2021 to 2023. The study adopts a quantitative approach with a cross-sectional study design, utilizing secondary data from repeated surveys over three years with successive sample sizes of 419 (2021), 305 (2022), and 418 (2023) respondents. The findings of this research indicate that the XYZ Hospital has achieved a good level of integrated safety culture, with most dimensions of safety culture at "Level 4-Proactive" and some at "Level 5-Progressive". There has been an improvement in patient safety culture over time for all dimensions, except for management commitment and effective communication/feedback, which have experienced decline or stagnation. Significant differences were found in the level of integrated safety culture maturity based on gender. However, there were no significant differences in age, education, length of employment, and work unit regarding integrated safety culture maturity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Yasmi
"Insiden Keselamatan Pasien ( IKP ) di RSKBP berkisar antara 0,31% sampai dengan 3,01% dengan angka kematian 2,22%.IKP di RSKBP dinilai masih under reporting karena kebanyakan IKP tidak dilaporkan.Membangun budaya keselamatan pasien merupakan elemen penting untuk meningkatkan keselamatan pasien dan kualitas pelayanan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budaya keselamatan pasien dan faktor-faktor yang berhubungan dengan budaya keselamatan pasien di RSKBP tahun 2015. Penelitian dilakukan bulan Maret sd April 2015, dengan sampel 115 responden. Desain penelitian explanatory sequential.
Analisa data dilakukan dengan regresi logistic.Penelitian menunjukan budaya keselamatan pasien di RSKBP masih kurang. Faktor-faktor yang berhubungan dengan budaya keselamatan pasien di RSKBP adalah umpan balik laporan insiden ( p=0,021 α=0,05, OR= 15,516 ) budaya tidak menyalahkan ( p=0,019 α=0,05, OR= 14,396 ) dan budaya belajar ( p=0,006 α=0,05, OR= 0,096 ).Disarankan agar RSKBP dapat memperbaiki budaya keselamatan pasien dengan upaya yang komprehensif dan terstruktur.

Adverse even ( AE ) in RSKBP ranged from 0.31% to 3.01% with a mortality rate of 2.22%.AE in RSKBP still considered under-reporting because most AE not reported. Building a culture of patient safety is an important element to improve patient safety and quality. This research aims to know the culture of patient safety and the factors related to the patient safety culture in RSKBP 2015. The study was conducted in March to April 2015, with a sample of 115 respondents It is Sequential explanatory research design.
The data analysis with regression logistic. Patient safety culture in RSKBP still lacking. Factors related to the patient safety culture in RSKBP feedback is incident report (p = 0.021 α = 0.05, OR = 15.516) culture is not to blame (p = 0.019 α = 0.05, OR = 14.396) and a learning culture (p = 0.006 α = 0.05, OR = 0.096) .RSKBP sugest to improve patient safety culture with a comprehensive and structured efforts.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Annisa Nuraeni
"Penelitian ini membahas tentang analisis budaya keselamatan pasien di Instalasi Rawat Inap RS AZRA Bogor Tahun 2018. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran budaya keselamatan pasien di Instalasi Rawat Inap RS AZRA Bogor menggunakan kuesioner AHRQ Assosiations of Health Care Quality. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survei dan pendekatan cross sectional dengan jumlah sample 75 perawat rawat inap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Instalasi Rawat Inap RS AZRA Bogor memiliki budaya keselamatan baik sebesar 37,3 yang artinya budaya keselamatan ini termasuk kategori budaya keselamatan kurang. Peneliti menyarankan agar SDM RS AZRA Bogor memperhatikan kembali staffing dengan cara mengurangi tugas non core job-nya.

This study discuss the analysis of patient safety culture at Inpatient of AZRA Bogor Hospital in 2018. The purpose of this study is to get a description of the patient 39 s safety culture at Inpatient of AZRA Bogor Hospital using AHRQ Assosiations of Health Care Quality questionare. The method of this researching using quantitative with survey and cross sectional approach with total sample of 75 nurses.
The result showed Inpatient had a good patient safety culture of 37,3. It means this safety culture belongs to less safety culture category. This research recommends that the AZRA Bogor Hospital pay attention to staffing by reducing its non core job task.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wice Purwani Suci
"Budaya keselamatan pasien merupakan pondasi utama dalam pelaksanaan keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan champion keselamatan pasien terhadap penerapan budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Haji Jakarta.
Metode penelitian ini menggunakan pre-experiment design: pretest-posttest without control group design, sampel yang digunakan 81 perawat. Data analisis dengan menggunakan Mc Nemar.
Hasil menunjukkan terdapat peningkatan persentasi penerapan budaya keselamatan pasien setelah program pemberdayaan champion keselamatan pasien dengan pengaruh yang tidak bermakna secara statistik (p= 0,451; CI= 0.084-0.928).
Penelitian ini merekomendasikan perlunya pengembangan champion keselamatan pasien dengan memperhatikan kriteria kelayakan sebagai champion keselamatan pasien serta membangun program pemberdayaan champion keselamatan pasien berkelanjutan sesuai kebutuhan rumah sakit.

The culture of patient safety is the main foundation in the implementation of patient safety. This study aimed to determine the influence of the patient safety champion empowerment on the application of patient safety culture in Jakarta Hajj Hospital.
This research method used pre-experimental design: pretest-posttest without control group design, the sample was 81 nurses. Data were analyzed using Mc Nemar test.
The results showed there was an increase in the percentage of the implementation of a patient safety culture after the program of patient safety champions empowerment had been implemented, which was not statistically significant (p = 0.451; CI = 0084-0928).
It is recommended to develop the patient safety champions by taking into account the eligibility criteria as a patient safety champion and to build a sustainable program of patient safety champion empowerment that suitable to the needs of the hospital.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42490
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avicena Muhammad Iqbal
"Keselamatan pasien merupakan salah satu faktor penting di dalam pelaksanaan rumah sakit. Tujuan penelitian ini untuk melihat kesiapan penerapan keselamatan pasien di RSIA Assalam. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Metode survey dilakukan secara total sampling terhadap 59 pegawai, dan wawancara mendalam terhadap 5 informan. Hasil survey menunjukkan RSIA Assalam membudaya sedang dalam keselamatan pasien.
Dari hasil analisis menunjukkan belum siapnya RSIA Assalam dalam menerapkan budaya keselamatan pasien. Penelitian merekomendasikan penyusunan standar prosedur operasional tentang keselamatan pasien, meningkatkan jumlah pelaporan kejadian dan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada seluruh pegawai tentang keselamatan pasien.

Patient safety is one of the important factors in the implementation of the hospital. The purpose of this study to look at the implementation of patient safety preparedness in Assalam RSIA. The research was conducted using quantitative research and qualitative research. Methods of sampling survey conducted to 59 employees total, and depth interviews with 5 informants. The survey shows RSIA Assalam being entrenched in patient safety.
From the analysis of the readiness of the application of patient safety culture in hospitals shows RSIA Assalam unprepared to implement patient safety culture. Study recommends the creation of standard operating procedures on patient safety, increase the number of reporting events and providing education and training to all employees about patient safety.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okti Eko Nurati
"Latar belakang: Budaya keselamatan pasien terbukti merupakan faktor penting dalam keselamatan pasien di pelayanan kesehatan. Kerja sama tim perawat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kerja sama tim perawat dengan budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta.
Metode: penelitian kuantitatif cross sectional dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner Hospital Survey on Patient Safety Culture (HSOPSC) dan The Nursing Teamwork Survey (NTS) pada 160 orang perawat di unit rawat inap, rawat jalan dan kamar bedah.
Hasil: penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 57,5% perawat memiliki persepsi positif mengenai budaya keselamatan pasien dan sebanyak 51,3% perawat memiliki persepsi baik mengenai kerja sama tim. Terdapat hubungan kerja sama tim perawat dengan budaya keselamatan pasien (p value: 0,001) yang berbeda pada tiap strata pendidikan. Perawat berpendidikan sarjana/ ners dengan kerjasama baik berpeluang 10,28 kali lebih besar dalam budaya positif setelah dikontrol variabel usia, masa kerja dan pelatihan.
Kesimpulan: kerjasama tim yang baik pada perawat terbukti memiliki keterkaitan dengan peningkatan perilaku budaya keselamatan pasien.

Background: patient safety culture is an important aspect for quality in the healthcare setting. Nursing teamwork is one of the affecting factor of patient safety culture.
Purpose: this study aims to determine the relationship between nursing teamwork and patient safety culture at National Brain Centre Hospital.
Methods: a qualitative cross sectional survey used questionairre of Hospital Survey on Patient Safety Culture (HSOPSC) and The Nursing Teamwork Survey (NTS) were conducted. A total of 160 nurses working at inpatient, outpatient and operating room participated in the study.
Results: this research showed 57,5% of nurses have positive perception on patient safety culture while 51,3% of nurses have an adequat perception on teamwork. There was a significant correlation between teamwork and patient safety culture (p value: 0,001) in each education grade. Bachelor of Nursing Science (BSN) graduate nurses have 10,28 times of positive perception on patient safety culture.
Conclution: adequate teamwork associated with patient safety culture improvement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50094
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezi Nizma Revinisya
"Patient Safety Leadership Walkrounds telah banyak digunakan di organisasi pelayanan kesehatan di negara Barat untuk meningkatkan keselamatan pasien. Strategi ini merupakan strategi yang efektif dalam melibatkan kepemimpinan, mengidentifikasi isu keselamatan, dan mendukung budaya keselamatan pasien. Akan tetapi, di Asia, termasuk Indonesia, penerapan Patient Safety Leadership Walkrounds ini masih dinilai sangat kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Patient Safety Leadership Walkrounds terhadap budaya keselamatan pasien di RSPAD Gatot Soebroto. Penelitian ini merupakkan penelitian kuantitatif dengan metode survei dan pendekatan cross sectional.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 82,7 tenaga keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSPAD Gatot Soebroto telah memiliki persepsi yang baik terhadap budaya keselamatan pasien. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel intensitas paparan walkrounds dengan budaya keselamatan pasien. Namun, tidak ada hubungan yang signifikan antara keterbukaan komunikasi dalam walkrounds dan komitmen pemimpin dalam walkrounds terhadap budaya keselamatan pasien dikarenakan ketidaktepatan dalam pelaksanaan walkrounds. Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar pelaksanaan walkrounds dilakukan sesuai dengan teori yang ada untuk mencapai budaya keselamatan pasien yang baik.

Patient Safety Leadership Walkrounds have been widely used in Western Country rsquo s healthcare organizations to improve patient safety. This strategy appears to be an effective strategy for engaging leadership, identifying safety issues, and supporting a culture of patient safety. However, in Asia, including Indonesia, the implementation of Patient Safety Leadership Walkrounds is still lacking. This study aims to determine the association between Patient Safety Leadership Walkrounds and patient safety culture at RSPAD Gatot Soebroto. This study is a quantitative research using cross sectional approach and survey method.
The result showed that 82,7 of nursing staff at inpatient installation of RSPAD Gatot Soebroto have a good perception towards the patient safety culture. There is a significant relationship between intensity of exposure to walkrounds with patient safety culture. However, there is no significant relationship between communication openness in walkrounds and commitment leadership in walkrounds towards patient safety culture due to inaccuracy in the implementation of walkrounds. Therefore, it is recommended that the implementation of walkrounds is done in accordance with existing theories to achieve a better patient safety culture.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marta Hendry
"Tesis ini membahas mengenai sejauh mana budaya keselamatan pasien pada residen. Desain penelitian cross sectional dengan analisis mixed method. Subjek penelitian seluruh residen dengan instrumen kuisioner HSOPS. Hasil penelitian menyimpulkan dimensi budaya keselamatan pasien yang paling rendah adalah dimensi respon tidak menghukum terhadap kesalahan (18%). 12 dimensi keselamatan pasien tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin dan tingkat kelas residen (p> 0,05), tetapi sebagian besar dipengaruhi oleh asal departemen.

The tesis focus about the patient safety culture among the resident. This is a cross sectional design research with mix method analysis where all the residen of Medical Faculty of Sriwijaya University as the research subject with HSOPS quesionaire as an instrument. The lowest culture dimension is nonpunitive response to errors (18%). The twelve dimension of patient safety did not influenced by the gender and class level of resident (p>0.05), but majority influenced by the departement catagory"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muryhardining Taserina
"Budaya keselamatan pasien menjadi isu penting dalam peningkatan mutu pelayanan dan kepuasan pasien, serta pengurangan beban cost rumah sakit. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran budaya keselamatan pasien di kalangan perawat rawat inap RS Trimitra. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan metode penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen rumah sakit milik AHRQ dan penelitian kualitatif menggunakan instumen observasi.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 4 budaya kategori kuat (supervisor, kerjasama, komunikasi, handsoff dan transisi), 4 budaya kategori sedang (organizational learning, respon non-punitive terhadap kesalahan, staffing, persepsi perawat terkait keselamatan pasien) dan 1 budaya lemah (frekuensi pelaporan insiden). Perilaku perawat yang diamati (ketepatan identifikasi pasien, ketepatan prosedur pemberian obat, dan pencegahan infeksi) menunjukkan sebagian besar perilaku tidak sesuai SPO/standar lain yang berlaku. Berdasarkan teori swiss cheese model, hal ini diakibatkan masih ada celah pada setiap layer pertahanan keselamatan pasien, yang pada satu waktu semua pertahanan dalam kondisi lemah mengakibatkan insiden/perilaku lalai terjadi. Saran perbaikan diperlukan pada setiap dimensi budaya keselamatan pasien.

Patient safety culture is an important issue in improving quality of care and patient satisfaction, as well as a reduction in the cost burden of the hospital. The purpose of this study to get an overview of patient safety culture among inpatient-nurse in Trimitra hospital. This study use a cross-sectional with quantitative descriptive methods and qualitative research. Quantitative research using hospital's instruments by AHRQ and qualitative research using observation instrument.
The results showed there are four strong culture (supervisor, teamwork, communication, handsoff and transitions), four medium culture (organizational learning, response of non-punitive to errors, staffing, nurses' perception related to patient safety), and one weak culture (reporting frequency incident). Nurse behavior observed (the accuracy of patient identification, precision drug delivery procedures, and the prevention of infection) showed that most of the nurse behavior is not appropriate SPO/other applicable standards. Based on the theoretical swiss cheese model, this incident caused by holes on each layer defenses, which at one time, all the defenses in weak condition. Suggested improvements needed in every dimension of patient safety culture.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65228
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sanwia Sumaheny
"Budaya keselamatan pasien (BKP) adalah penerapan sistem asuhan pasien dalam organisasi yang tercermin dalam sikap, perilaku, keterampilan, komunikasi, kepemimpinan, pengetahuan, tanggung jawab, dan nilai yang ada dalam diri petugas kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku organisasi berdasarkan karakteristik individu, kelompok dan organisasi terhadap budaya keselamatan pasien oleh perawat rawat inap di RS Hermina Daan Mogot RSHDM).
Desain penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan responden seluruh (111) perawat pelaksana pada unit rawat inap RSHDM. Data kuesioner dianalisis menggunakan metode univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan karakteristik individu, karakteristik kelompok dan karakteristik organisasi terhadap BKP di RSHDM adalah baik. Hasil BKP perawat pelaksana rawat inap RSHDM menunjukkan nilai baik. Tanggung jawab menjadi satu-satunya variabel yang tidak ada hubungan dengan BKP sedangkan kepemimpinan paling berhubungan dengan BKP.

Patient safety culture (PSC) is the application of patient care systems in the organization which are reflected in the attitudes, behaviors, skills, communication, leadership, knowledge, responsibility, and values that exist in health care workers. This study aims to determine the organizational behavior based on the characteristics of individuals, groups and organizations on patient safety culture by nurses on inpatient units in Hermina Hospital Daan Mogot (HHDM).
The design of this study using cross-sectional method with respondents from all (111) nurses on inpatient units in HHDM. Questionnaire data were analyzed using univariate, bivariate and multivariate analyzes.
The results showed the characteristics of an individual, group characteristics and organizational characteristics of the PSC in HHDM is good. Results PSC inpatient nurses HHDM shows good value. Responsibility to be the only variable that did not match while the leadership were most associated with PSC.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>