Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57447 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Indah Rahmawati
"Hollywood is now starting to present morally gray characters who are neither good nor evil. In this trend, the audience might have difficulty determining the ethical principles of characters as they would commonly perform crimes and justify their crimes as something normal and fair. One of the films that present this is Cruella (2021), which is a remake of Disney classic 101 Dalmanation. This research studies the film Cruella (2021) to understand Estella’s morality, whether she is morally good or evil. The research applies Ayn Rand’s concept of 'virtues of selfishness' to determine Estella’s morality, which believes that humans rationally prioritize their lives as it is their responsibility to do so. It is necessary for their survival responsibility. The research applies textual analysis where I analyzed the dialogue, character's actions, and mise-en-scene elements in the film such as costume and lighting. This research concludes that Estella is a virtuous character, and this contests the popular opinion that views Estella as a villain.

Hollywood is now starting to present morally gray characters who are neither good nor evil. In this trend, the audience might have difficulty determining the ethical principles of characters as they would commonly perform crimes and justify their crimes as something normal and fair. One of the films that present this is Cruella (2021), which is a remake of Disney classic 101 Dalmanation. This research studies the film Cruella (2021) to understand Estella’s morality, whether she is morally good or evil. The research applies Ayn Rand’s concept of 'virtues of selfishness' to determine Estella’s morality, which believes that humans rationally prioritize their lives as it is their responsibility to do so. It is necessary for their survival responsibility. The research applies textual analysis where I analyzed the dialogue, character's actions, and mise-en-scene elements in the film such as costume and lighting. This research concludes that Estella is a virtuous character, and this contests the popular opinion that views Estella as a villain."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lagiman
"Pengambilan bahan skripsi dari Kitab Wedhatama ini tiada lain hanyalah ingin memperdalam ajaran filsafat yang ada dalam kebudayaan Indonesia sendiri, khususnya kebudayaan Jawa. Kitab Wedhatama dapat ditinjau dari berbagai segi dan disiplin ilmu; seperti sejarah, kesusastraan, filologi dan sebagainya. Skripsi ini membatasi diri pada pembahasan ajaran moralnya saja dengan pendekatan filsafat. Wedhatama adalah sebuah karya sastra yang berbentuk syair dalam tembang Macapat. Menurut buku terjemahan Wedhatama terbitan Yayasan Mangadeg Surakarta, bentuk wedhatama itu ada dua naskah yang berbeda jumlah bait-baitnya..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S16190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: J.M. Dent, 1974
822.051 EVE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Melania Shinta Nugraheni
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara motif moral mengikat dan jenjang penafsiran dengan ideologi politik. Penelitian ini menguji dua hipotesis yang berseberangan dalam ideologi politik, bahwa orang-orang dengan ideologi politik yang berbeda memiliki persamaan atau perbedaan mekanisme psikologis antara satu sama lain. Hasil analisis korelasional menunjukkan bahwa setidaknya satu tipe dari dua tipe motif moral mengikat, yaitu keteraturan sosial, berhubungan dengan konservatisme; r 161 = 0,53, p.

The purpose of this study was to investigate the relationship between group binding moralities and construal level with political ideology. This study tested dual hypothesis of political ideology in psychology whether people with different political ideology have similar or different psychological underpinnings from each other. Correlational analysis conducted in this study showed that at least one type of two group binding moralities, social order, is related to conservatism r 161 0,53, p.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, Adrianus Eliasta, 1966-
Bogor: Bypass, 2023
170.83 ADR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Swasti Wurjantoro
"Berdasarkan perkiraan WHO, bahwa di Indonesia terdapat 1,5 juta kasus aborsi per tahunnya dan 2.500 diantaranya berakhir dengan kematian ibu. Aborsi adaiah masalah yang kontroversial disemua bidang ilmu, termasuk etika. Pada skripsi ini diuraikan perbedaan penempatan masalah aborsi pada etika ferninis dan teori-teori etika Iainnya. Perbedaan konsep dasar apa yang membuat penempatan masalah abarsi pada etika feminis berbeda dengan teori-teori etika Iainnya.
Aborsi secara umum dapat diartikan sebagai terhentinyalpenghentian hasil konsepsi sebelum akhir masa alamiah kehamilan. Ada dua jenis aborsi, yaitu: aborsi spontan dan abortus provocatus. Aborsi jenis kedua adalah aborsi yang dipermasalahkan. Di bidang medis, aborsi menjadi konflik antara menyelamatkan kehidupan dan prosedur pengguguran. Di bidang hukum, konflik yang terjadi adalah masalah legalisasi dan hukum-hukum yang mengatur aborsi. Sedangkan di bidang agama, aborsi bertentangan dengan nilai kesucian kehidupan.
Pada teori-teori etika, masalah aborsi ditempatkan sebagai masalah manusia secara umum. Adanya hukum moral yang absolut dan universal membuat aborsi merupakan suatu perbuatan yang tidak boleh dilakukan, apapun alasannya. Walaupun tidak semua teori etika absolut dan universal, tetapi pertimbangan yang dipergunakan tidak didasarkan pada kebutuhan dan kepentingan perempuan serta tidak memberi pilihan kepada perempuan atas tubuhnya.
Masalah aborsi adalah masalah yang memerlukan suatu pembahasan yang memperhatikan hal-hal partikular yang terdapat pada suatu keputusan apakah akan melakukan aborsi ataupun tidak. - Sangat panting untuk memperhatikan dan memahami permasalahan aborsi secara menyeluruh karena setiap kasusnya berbeda-beda, karenanya tidak bisa diselesaikan secara umum. Etika feminis adalah etika dengan konsep dasar yang mengutamakan care, love, connections, dan relationship.
Etika feminis tidak melegalisasi aborsi melainkan memperhatikan keinginan, kebutuhan, dan kepentingan orang per orang sehingga etika feminis menganalisa masalah aborsi sebagai masalah perempuan dan memberinya pilihan atas tubuhnya. Namun etika feminis tetap menghargai janin tetapi dengan status moral yang relasional karena keberadaan janin yang unik dan terikat pada orang lain sebagai penunjang hidupnya. Oleh karena itu penempatan masalah aborsi pada etika feminis berbeda dari teori-teori etika.
Hasil dari analisa penempatan masalah aborsi pada etika feminis diharapkan dapat menghasilkan suatu pemikiran yang baik sesuai tujuan etika feminis, yaitu membuat dunia lebih baik dan untuk menggugah kesadaran untuk membuat dunia menjadi Iebih baik. Walaupun demikian, mengakhiri proses tumbuh kembang janin mungkin saja salah, tetapi perempuan yang memiliki hak untuk memutuskan pilihannya. Tidak ada seorang perempuan pun yang menginginkan aborsi hanya karena ia memang suka melakukannya. Perempuan melakukan aborsi karena ia benar-benar membutuhkannya, sebagai sebuah jalan untuk mempertahankan dan menyelematkan dirinya, hidupnya, serta kehidupannya."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
S15978
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Implementing a modern governance requires application on the principles of good governance in all aspects of state living. It involves transparanceis, law enforcement and public accountability that have been the spirit in governance implementation by involving all actors inside and outside of governance. The awareness to realize good governance is badly decided by state the implementers at central and local level . Therefore, they should have ethics code as the basis to work attempted to apply and realize good governance. In such a way , good governance not only as a formal effort, but also to colorize each governanve activity."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Artikel ini membincangkan pertimbangan etika semasa penyelidikan kualitatif mengenai amalan keibubapaan dalam kalangan penduduk tempatan di Kualan Trengganu. Perbincangan ini mengkhususkan kepada kupasan secara kritis prinsip-prinsip yang membimbing penyelidik dalam membuat keputusan beretika semasa menjalankan penyelidikan. Seramai sepuluh keluarga dengan empat orang ahli daripada setiap keluarga terlibat dalam kajian ini, iaitu bapa, ibu dan dua orang anak. Dengan kata lain, kajian ini melibatkan seramai 40 orang peserta kajian. Pengalaman mengenai amalan keibubapaan yang dilalui dikumpulkan melalui temu bual dan pemerhatian. Enam prinsip etika iaitu autonomi, beneficence atau kemurahan hati, non-maleficence atau bukan berbuat jahat, keadilan, kesetiaan dan self-interest atau kepentingan diri menjadi asas dalam pertimbangan yang dilakukan. Keutamaan penyelidikan adalah tidak ingin mendatangkan kemudaratan kepada peserta kajian. Setiap ahli keluarga mempunyai kebebasan untuk membuat pilihan dan tindakan. Mereka menerima maklumat mengenai kajian ini serta cara pengumpulan data sebelum membuat keputusan mengenai penglibatan dalam kajian ini. Persetujuan bermaklum dijalankan bersama setiap ahli keluarga sebelum memulakan temu bual. Kedua-dua pihak, iaitu penyelidik dan peserta kajian, sedar mengenai tujuan dan tanggungjawab masing-masing semasa kajian dijalankan."
JBSD 1:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ertiniara Novaria Prasanti
"Skripsi ini membahas mengenai pengaruh muatan etika, lingkungan perkuliahan, prestasi akademik, dan kemampuan dosen dalam pendidikan akuntansi terhadap persepsi etika mahasiswa. Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia angkatan 2011 yang sudah mengambil mata kuliah berkaitan dengan etika bisnis. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai data primer. Dari 162 kuesioner yang disebar pada responden, hanya 143 kuesioner yang memenuhi kriteria.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan penggunaan skala likert. Dalam menganalisis variabel, penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan SPSS 17 untuk menganalisis data dalam menentukan hubungan antara variabel dependen dan independen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh muatan etika dan lingkungan perkuliahan tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi etika mahasiswa, dengan nilai signifikan kurang dari 0.05. Sementara prestasi akademik dan kemampuan dosen dalam mengajar berpengaruh signifikan terhadap persepsi etika mahasiswa, dengan nilai signifikan lebih dari 0.05.

This aim of this research is to reveal the influence of the effect of the charge of ethics, the ethical campus environment, student’s achievement, and the competence of lecturer in teaching towards student’s ethical perception. The population in this research is accounting student of faculty of economics and business UI who have taken subjects that related to business ethics. The data were collected from the questionnaire distributed to the respondents as primary data. There were 162 questionnaire given out but only 143 questionnaire which meet the criteria of sampling.
This research use quantitative research methods. This research employs multiple linear regression analysis method using SPSS 17 to analyse data to determine the relationship between variables.
The result shows that the charge of ethics and faculty environment has no significant influence on student's ethics perceptions with less than 0.05 significance tolerance. On the other hand, student's achievement and the competence of lecturer in teaching has significance influence on student’s ethics perception with more than 0.05 significance tolerance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S59990
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Satryo Purwahyudi
"Pengambilan keputusan merupakan bagian dari tindakan manusia yang memiliki berbagai pendekatan dalam pelaksanaannya, termasuk model rasional dan prosedural. Pada dasarnya, setiap pengambilan keputusan, merefleksikan proses kognitif yang kompleks karena adanya dilema atas dua pilihan atau lebih yang dihadapi oleh manusia. Hal ini tercermin dalam banyak cerita rakyat, salah satunya dalam epos Mahabharata yang mengisahkan keputusan tokoh Yudhistira dalam menerima tantangan tokoh Duryudana yang akan menjadi acuan putusan moral dalam pemenuhan kewajibannya. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memberikan keterangan secara deontologi terhadap pilihan Yudhistira tersebut. Penelitian ini menganalisis karakter Yudhistira dalam pemilihan keputusannya dan objek formalnya dalam bidang etika dengan menggunakan metodologi Kepustakaan (library research) melalui pendekatan kualitatif dan teori deontologi oleh Allen Wood sebagai pisau analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan karakter Yudhistira dapat dikatakan sebagai tindakan yang bermoral. Yudhistira menjalankan kewajibannya sebagai seorang kesatria dengan penuh tanggung jawab dan menentukan suatu tindakan berdasarkan kewajiban, Yudhistira menunjukkan predikat-predikat moral yang menjadikannya sebagai pelaksana imperatif kategoris. Kehendak baik yang melekat dalam dirinya, seperti yang didefinisikan oleh Wood, turut memberikan dimensi moral yang kuat pada setiap keputusannya.

Decision-making is part of human action which has various approaches to its implementation, including rational and procedural models. Basically, every decision reflects a complex cognitive process due to the dilemma of two or more choices that human faces. It reflects in many folk tales, one of which is in the Mahabharata epic that tells the story of the character Yudhistira's decision to accept the challenge of Duryudana which will become the reference for moral decisions in fulfilling his obligations. Based on this background, this study aims to review deontological explanation of Yudhistira's choice. This study analyzes Yudhistira's choice of decisions and formal objects in the field of ethics using library research methodology through a qualitative approach and deontological theory by Allen Wood. The results of this study indicates that the actions of Yudhistira can be concluded to be moral actions. Yudhistira carries out his obligations as a knight with full responsibility and determines an action based on obligation. Yudhistira shows moral predicates that make him an implementer of categorical imperatives. His inherent good will, as defined by Wood, also provides a strong moral dimension to every decision he makes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>