Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173812 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ardo Ramdhani
"

Penelitian ini bertujuan untuk mengonfirmasi keterkaitan obesitas akibat diet tinggi lemak serta fruktosa dan pemberian ekstrak etanol C. asiatica (CA) terhadap kemunculan depression-like behavior. Parameter penelitian meliputi kadar IL-6 hipokampus sebagai penanda neuroinflamasi, kadar BDNF, serta protein sinaptik PSD-95 dan SYN1 pada region of interest (ROI) hipokampus, yaitu CA1, CA2, dan DG. Evaluasi tingkah laku dilakukan dengan instrumen Open Field Test (OFT), Elevated Plus Maze (EPM), dan Forced Swim Test (FST). Tikus Sprague-Dawley jantan dibagi menjadi empat kelompok dengan kombinasi DTLF dan pemberian CA. DTLF berkontribusi dengan sangat signifikan (p < 0,0001) terhadap perbedaan kadar IL-6 antar kelompok, namun tidak dengan pemberian CA. Neuroinflamasi tidak terbukti dan pemberian CA cenderung tidak memperbaiki kondisi tersebut. Efek negatif obesitas akibat DTLF ditunjukkan pada rendahnya kadar BDNF kelompok obesitas (p < 0,0001), dimana kelompok tersebut juga cenderung memiliki PSD-95 dan SYN1 yang lebih rendah pada sebagian besar ROI hipokampus. Perbedaan PSD-95 paling signifikan ditemukan pada area dentate gyrus (p < 0,0001). Pemberian CA cenderung memperbaiki kadar BDNF, SYN1 pada seluruh ROI, serta PSD-95 hanya pada area CA1 dan CA2. Depression-like behavior secara deskriptif muncul akibat obesitas akibat DTLF pada seluruh uji, dan pemberian CA cenderung memperbaikinya yang dibuktikan pada instrumen OFT dan EPM.


This study aims to confirm the relationship between obesity caused by a high-fat and fructose diet and the administration of C. asiatica (CA) ethanol extract to the emergence of depression-like behaviour. The research parameters included hippocampal IL-6 levels as a marker of neuroinflammation, BDNF levels, and synaptic proteins PSD-95 and SYN1 in the region of interest (ROI) of the hippocampus, namely CA1, CA2, and DG. Behavioural evaluation was conducted using the Open Field Test (OFT), Elevated Plus Maze (EPM), and Forced Swim Test (FST) instruments. Male Sprague-Dawley rats were divided into four groups with combined DTLF and CA administration. DTLF contributed significantly (p < 0.0001) to the difference in IL-6 levels between groups, but not CA administration. Neuroinflammation was not evident and CA administration tended not to improve the condition. The negative effect of obesity due to DTLF was shown in the low BDNF levels of the obese group (p < 0.0001), which also tended to have lower PSD-95 and SYN1 in most hippocampal ROIs. The most significant difference in PSD-95 was found in the dentate gyrus area (p < 0.0001). CA administration tended to improve the levels of BDNF, SYN1 in all ROIs, and PSD-95 only in the CA1 and CA2 areas. Depression-like behaviour descriptively appeared due to obesity caused by DTLF in all tests, and CA administration tended to improve it as evidenced in the OFT and EPM instruments.

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Ariani
"Obesitas adalah sebuah kondisi yang dapat menimbulkan masalah kesehatan pada berbagai organ. Pada kondisi obesitas, terjadi pelepasan sitokin proinflamasi secara sistemik sehingga dapat menimbulkan inflamasi pada organ-organ, termasuk otak. Penggunaan bahan alam yang memiliki khasiat antiinflamasi dapat bermanfaat bagi individu dengan obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek ekstrak etanol C. asiatica terhadap tikus obesitas yang diinduksi dengan diet tinggi lemak. Penelitian ini menggunakan 24 tikus galur Wistar yang dibagi menjadi 4 kelompok: kelompok Kontrol yang diberikan pakan standar; kelompok HFD yang diberikan pakan tinggi lemak; kelompok HFD+CA200 yang diberikan pakan tinggi lemak selama 12 minggu kemudian diberikan ekstrak C. asiatica 200 mg/kg; dan kelompok HFD+CA300 yang diberikan pakan tinggi lemak selama 12 minggu kemudian diberikan ekstrak C. asiatica 300 mg/kg. Kemampuan memori spasial diukur dengan uji Y-maze pada awal, minggu ke-12, dan minggu ke-17. Pada akhir penelitian, hipokampus diambil untuk analisis GFAP dan BDNF. Pada penelitian ini juga dilakukan uji in silico dengan penambatan molekuler untuk mengetahui interaksi zat aktif C. asiatica terhadap protein TrkB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok tikus yang mengalami obesitas memiliki kemampuan spasial yang lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol (nilai p 0,006). Pemberian ekstrak etanol C. asiatica selama 5 minggu memperbaiki gangguan memori spasial pada kelompok HFD+CA300 (nilai p 0,01). Uji in silico menunjukkan bahwa komponen C. asiatica asiatic acid dan castilliferol dapat berinteraksi dengan protein TrkB. Pemberian C. asiatica berpotensi untuk memperbaiki memori spasial pada obesitas.

Obesity is a condition that can lead to problems in several organs. Systemic release of proinflammatory cytokines occurs in obese condition causing inflammation in many organs including brain. The use of natural compound with anti-inflammatory properties could benefit for obese individuals. This study aims to analyze the effect of C. asiatica extract on affected obese rats induced by a high-fat diet. We use 24 Wistar rats divided into four groups: control group given standard chow; HFD group given high fat diet; HFD+CA 200 group given high fat diet for 12 weeks then treated with C. asiatica 200 mg/kg, and HFD+CA300 given high fat diet for 12 weeks then treated with C. asiatica 300 mg/kg. Spatial memory ability was assessed using a Y maze at baseline, 12 weeks, and 17 weeks. At the end of this study, hippocampal tissue is taken and analyzed for GFAP and BDNF. In silico study with molecular docking was performed to figure out the interaction between C. asiatica compounds and TrkB. This study shows that obese rats have lower spatial memory ability than non-obese mice (p value 0,006). Treatment with C. asiatica ethanol extract for 5 weeks alleviates the impairment in HFD+CA300 group (p value 0,01). In silico test show that the C. asiatica components asiatic acid and castilliferol can interact with TrkB protein. Administration of C. asiatica extract has the potential to improve memory condition in obesity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivelino Dewanto Cittra
"Latar Belakang Jumlah penduduk dengan obesitas semakin meningkat setiap tahunnya di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Obesitas dikaitkan dengan banyak gangguan kesehatan seperti inflamasi, gangguan metabolik, jantung dan menimbulkan stres oksidatif. Karbonil merupakan salah satu penanda biologis yang digunakan untuk mengukur tingkat stres oksidatif. Ketumbar diduga memiliki efek antioksidan dan berpotensi menjadi terapi dalam stres oksidatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak ketumbar (Coriandrum sativum L.) terhadap kadar karbonilasi protein pada jaringan jantung tikus Rattus norvegicus dengan obesitas. Metode Studi ini merupakan studi eksperimental. Tikus wistar diberikan pakan tinggi lemak selama 12 minggu pertama. Selanjutnya tikus diberikan 100 mg/kgBB ketumbar 12 minggu berikutnya. Jaringan jantung tikus diambil dan dihomogenasi. Pengukuran karbonil menggunakan reagen 2,4-dinitrofenilhidrazin dan dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 390 nm. Data kemudian dianalisis dengan IBM SPSS dengan nilai acuan p=0,05. Hasil Terdapat peningkatan tidak signifikan (p>0,999) kadar karbonil pada kelompok diet normal dengan ketumbar dibanding kelompok kontrol. Terdapat penurunan tidak signifikan (p>0,999) kadar karbonil pada kelompok diet tinggi lemak dengan ketumbar dibandingkan kelompok diet tinggi lemak. Penurunan signifikan (p=0,009) tampak pada kadar karbonil kelompok diet tinggi lemak dengan ketumbar dibandingkan kelompok diet normal dengan ketumbar. Kesimpulan Pemberian ketumbar tidak memberikan perbedaan signifikan pada kadar karbonilasi protein baik pada kondisi diet normal maupun diet tinggi lemak. Diet tinggi lemak mungkin mampu meningkatkan efektivitas kerja ketumbar sebagai antioksidan.

Introduction
The number of people with obesity is increasing every year throughout the world, including Indonesia. Obesity is associated with many health disorders such as inflammation, metabolic disorders, heart disease and oxidative stress. Carbonyl is a biomarker of oxidative stress. Coriander (Coriandrum sativum L.) is thought to have antioxidant effects and potentially therapeutic to oxidative stress. This study aims to determine the effect of administering coriander extract on protein carbonylation levels in the heart tissue of obese rats.
Method
This study was an experimental study. Wistar rats were given a high-fat diet for the first 12 weeks. Next, rats were given 100 mg/kgBW of coriander for the next 12 weeks. Rat heart tissue was acquired and homogenized. Carbonyl were measured with 2,4-dinitrophenylhydrazine reagent and read on a spectrophotometer at a wavelength of 390 nm. The data was then analyzed using IBM SPSS using p=0.05.
Results
Carbonyl levels increased non-significantly (p>0.999) in the normal diet group fed with coriander compared to the control group. Carbonyl levels decreased non-significantly (p>0.999) in the high-fat diet group fed with coriander compared to the high-fat diet group. A significant decrease (p=0.009) was seen in the carbonyl levels of the high fat diet group fed with coriander compared to the normal diet group fed with coriander.
Conclusion
Coriander consumption did not make a significant difference in protein carbonylation levels either under normal diet or high fat diet conditions. A high-fat diet might increase the effectiveness of coriander as an antioxidant.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nada Ariqa
"Prevalensi obesitas pada remaja usia 16-18 tahun di Indonesia terus meningkat dalam lima tahun terakhir, begitu pula dengan prevalensi depresi pada remaja. Remaja rentan mengalami ketidakstabilan psikologis sehingga rentan mengalami depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara depresi dengan obesitas pada remaja usia 16 - 18 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan data sekunder yaitu Riskesdas 2018. Sampel penelitian ini adalah remaja usia 16 - 18 tahun di Indonesia yang menjadi sampel Riskesdas sebanyak 43010 remaja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 4,3% remaja mengalami obesitas. Depresi secara signifikan berhubungan dengan obesitas (p = 0,009). Hasil analisis multivariat menunjukkan remaja yang depresi 1,28 kali (95% CI; 1,068 – 1,535) lebih memungkinkan untuk menjadi obesitas setelah mengontrol konsumsi makanan manis, minuman manis, makanan berlemak, makanan instan, konsumsi sayur, aktivitas fisik, status merokok, dan konsumsi alkohol. Disimpulkan terdapat hubungan antara depresi dengan obesitas pada remaja usia 16-18 tahun di Indonesia.

ABSTRACT
The prevalence of obesity among adolescence in Indonesia has increased in the last five years, as well as the prevalence of depression. Adolescences are prone to experiencing psychological imbalance so they are prone to depression. The aim of this study is to analyze the association between depression and obesity among 16-18 years old adolescences in Indonesia. This study used a cross-sectional design and used secondary data from Riskesdas 2018. The sample in this study is 16-18 years old adolescences who were taken as the sample of Riskesdas 2018. The study shows that 4,3% of adolescences are obese. Depression is significantly associated with obesity (p=0,009) and depressed adolescences are 1,28 times (95%CI;1,068–1,535) more likely to become obese after controlled by consumption of sugary food, sweetened beverages, fatty food, instant food, consumption of vegetable, physical activity, smoking habit, and alcohol consumption. To conclude, there is an association between depression and obesity among 16-18 years old adolescences in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsya Larasati
"Hingga saat ini stigma negatif dari masyarakat masih melekat pada kaum homoseksual. Faktor sosial ini bisa berdampak pada timbulnya depresi pada homoseksual. Di sisi lain, dukungan sosial dari orang-orang di lingkungannya dapat berperan dalam menurunkan resiko mengalami depresi bagi homoseksual. Untuk mengetahui apakah memang seorang homoseksual dengan tingkat gejala depresi yang rendah memiliki dukungan sosial yang tinggi, peneliti mengangkat permasalahan tersebut di dalam penelitian ini. Pengukuran persepsi terhadap dukungan sosial menggunakan alat ukur social provision scale (Cutrona & Russell, 1975) dan pengukuran depresi menggunakan alat ukur Beck depression inventory (Beck dkk., 1971). Partisipan penelitian berjumlah 125 homoseksual yang berusia 20 ? 40 tahun dan berdomisili di kota-kota di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara persepsi terhadap dukungan sosial dan depresi pada homoseksual (r = - 0.502; p < 0.01). Artinya, semakin tinggi persepsi terhadap dukungan sosial seseorang, maka semakin rendah gejala depresi yang dialaminya. Selain itu, didapatkan hasil perbedaan mean persepsi terhadap dukungan sosial dan depresi yang signifikan yang dikaitkan dengan orientasi homoseksual dan status hubungan romantis. Dengan kata lain, kelompok partisipan lesbian dan partisipan yang berpacaran memiliki nilai mean persepsi terhadap dukungan sosial yang lebih tinggi secara signifikan, sedangkan partisipan gay dan partisipan yang tidak berpacaran memiliki nilai mean depresi yang lebih tinggi secara signifikan. Namun, tidak terdapat perbedaan mean persepsi terhadap dukungan sosial dan depresi yang signifikan yang dikaitkan dengan keikutsertaan dalam komunitas LGBT. Untuk penelitian selanjutnya yang serupa disarankan menggunakan dimensi-dimensi persepsi terhadap dukungan sosial agar dapat diketahui secara spesifik dimensi mana yang paling dibutuhkan partisipan.

Nowadays, the negative community stigmas are still inherent to homosexuals. These social factors can have an impact on the incidence of depression in a homosexual. On the other hand, social support of people in their environment can play a role in lowering the risk of experiencing depression for homosexuals. To find out if indeed a homosexual with a low level of depression symptoms has high socials support, researchers raised these problems in this research. This Perceived social support measurement using gauge Social Provision Scale (Cutrona & Russell, 1975) and depression measurement using gauge Beck Depression Inventory (Beck et al., 1971). Research participants totaled 125 homosexuals aged 20-40 years and domiciled in cities in Java and outside Java.
The results of this research show there are significant negative relationship between perceived social support and depression in homosexuals (r =-0.502; p < 0.01). This means the higher of perceived social support, the lower the symptoms of depression of homosexuals. In addition, the obtained results mean difference of perception of social support and depression are significantly associated with homosexual orientation and romantic relationship status. In other words, the lesbian participants and participants who are dating have a mean value of the perception of social support was significantly higher, whereas participants who are not gay and dating participants had a mean depression is significantly higher. However, there are no mean differences in perceptions of social support and depression are significantly associated with participation in the LGBT community. For further research are advised to use the similar dimensions to perceptions of social support in order to be known specifically where the dimension is most needed participants.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anyelir Nielya Mutiara Putri
"Pendahuluan: Penyakit ginjal diabetikum PGD merupakan komplikasi diabetes dan etiologi utama dari penyakit ginjal kronis PGK . Konsumsi diet yang tinggi akan fruktosa dan kolesterol dapat berujung pada PGD. Obat yang menjadi lini pertamanya adalah penghambat sistem renin-angiotensin-aldosteron RAA , seperti kaptopril. Diperlukan agen yang dapat membantu penanganan PGD dengan menargetkan jalur patofisiologis lainnya. Beberapa studi telah menunjukkan potensi efek renoprotektif dari Acalypha indica AI , sehingga dapat menjadi alternatif penanganan PGD.
Metode: Sebanyak 32 ekor tikus Sprague-Dawley dibagi ke dalam enam kelompok, dengan empat yang mendapatkan diet tinggi fruktosa dan kolesterol DTFK dan dua mendapatkan diet normal selama tujuh minggu. Selama empat minggu berikutnya tiga kelompok DTFK mendapatkan terapi dengan AI 250 mg/kgBB , kaptopril 2,5 mg/kgBB , dan kombinasi keduanya, sementara satu kelompok diet normal diterapi dengan AI. Dilakukan pengukuran kadar ureum dan kreatinin serum dari sampel darah yang diperoleh sebelum minggu ke-7 dan sesudah terapi diberikan minggu ke-11.
Hasil: Pada kelompok normal, pemberian AI dapat menurunkan kadar ureum dan kreatinin serum, meskipun tidak berbeda secara signifikan dengan kontrol normal. Pada kelompok DTFK, monoterapi AI dan kaptopril dapat menurunkan kadar ureum serum jika dibandingkan dengan kontrol negatif, namun tidak berbeda secara signifikan. Sementara itu, kadar keratinin serum kedua kelompok tersebut mengalami penurunan. Terapi kombinasi ditemukan menimbulkan peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum yang berbeda secara signifikan dengan kelompok kaptopril dan kedua kelompok normal. Ini dapat mengindikasikan potensi interaksi antagonistik antara AI dan kaptopril.
Kesimpulan: Pemberian AI secara tunggal cenderung memberikan efek protektif terhadap ginjal, meskipun tidak signifikan secara statistik. Terdapat potensi interaksi antagonistik antara AI dengan kaptopril, yang dapat berdampak negatif bagi ginjal. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji efek renoprotektif dari AI dan potensi interaksi antagonistiknya dengan kaptopril.

Introduction Diabetic kidney disease DKD is a complication of diabetes and main etiology of chronic kidney disease CKD . Consumption of diets with high fructose and cholesterol content may lead to the development of DKD. Drugs that inhibit the rennin angiotensine aldosterone RAA system, such as captopril, are the first line treatment for the disease. Studies have shown that Acalypha indica AI has a potential renoprotective effect, thus it may become an alternative treatment for DKD.
Method Thirty two Sprague Dawley rats are divided into six groups, with four groups receiving high fructose and high cholesterol diet HF CD and two groups receiving normal diet for seven weeks. After that, for another four weeks, three groups with HF CD received treatment with AI 250 mg kgBW , captopril 2,5 mg kgBW , and both, while one group with normal diet received treatment with AI. Serum urea and creatinine levels from blood samples collected before week 7 and after the therapy was given week 11 were measured.
Results In the normal group, AI therapy decreases serum urea and creatinine levels, but the difference is not stastically significant. In the HF CD group, AI and captopril monotherapy is shown to decrease serum urea and creatinine levels compared to negative control group, though not statistically significant. Meanwhile, the serum creatinine levels of the two groups decrease. Combination therapy group is found to elevate serum urea and creatinine levels. The elevation of serum urea level is significantly different with captopril group and the two normal groups. This may indicate potential antagonistic interaction between AI and captopril.
Conclusion AI as a monotherapy has a tendency to give protective effect to the kidney, though is not statistically significant. This study has also shown antagonistic interaction between AI and captopril, which may have negative effects toward the kidney. Another study should be conducted to learn more about the renoprotective effect of AI and its potential antagonistic interaction with captopril."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surbakti, Caren Andika
"ABSTRAK
Makanan modern di dunia saat ini banyak menggunakan pemanis dengan kadar fruktosa tinggi disertai makanan tinggi lemak yang meningkatkan resiko sindrom metabolik dan dapat menyebabkan perlemakan organ seperti ginjal. Ekstrak dari tanaman Acalypha indica Linn AI disinyalir memiliki efek protektif terhadap kerusakan jaringan pada perlemakan organ seperti hati. Penelitian ini bertujuan menguji efek protektif ekstrak AI pada perlemakan ginjal dengan hewan coba tikus. Tikus Sprague-Dawley dibagi secara acak ke dalam lima kelompok. Semua kelompok kecuali kelompok normal diinduksi dengan diet tinggi fruktosa dan lemak selama 4 minggu yang kemudian diberikan perlakuan berupa akuades, obat standar gemfibrosil G , ekstrak AI, dan kombinasi G AI pada masing-masing kelompok selama 4 minggu. Variabel yang diukur adalah keliling glomerulus, keliling tubulus, dan diameter tubulus pada ginjal. Perbedaan bermakna p < 0,05 hanya ditemukan pada variabel keliling tubulus antara kelompok tikus dengan terapi ekstrak AI dan kelompok kontrol negatif. Perbedaan yang tidak bermakna antara kelompok normal dan kontrol negatif menandakan gagalnya induksi perlemakan pada organ ginjal yang mungkin disebabkan duraksi induksi terlalu singkat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kombinasi ekstrak AI dan G tidak menunjukkan efek protektif terhadap perlemakan ginjal pada tikus.

ABSTRAK
Modern foods these days often use high fructose sweetener and contain high level of fat which increase risk of metabolic syndrome and cause fat accumulation in organs such as kidney. An extract of Acalypha indica Linn AI was known to have protective effect against cell destruction on organs with fat accumulation such as liver. This research aimed to examine the protective effect of extract from Acalypha indica Linn on rats with fatty kidney. Male Sprague Dawley rats were randomized into five groups. All groups except normal groups were induced with high fructose and fat diets for 4 weeks and then were given aquades, standard medication gemfibrozil G , extract from AI, and combination of both G AI for another 4 weeks according to the group. Variables measured are glomerulus circumference, tubules circumference, and tubules diameter of kidney. Significant difference p 0.05 was found only in tubules circumference between group treated with AI and negative control group. Unsignificant difference between negative control and normal group indicate failure of fatty kidney induction probably caused by duration of induction that was too short. This research concludes that combination of AI and G does not show any protective effect on rat rsquo s fatty kidney."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pandangan masyarakat tentang epilepsi makin
dipertajam dengan penyebaran informasi melalui media cetak
dan elektronik yang membahas penyebab dan penanggulangan
epielpsi. Epilepsi yang sudah dikenal ribuan tahun yang
lalu hingga kini masih merupakan masalah baik dari segi
kedokteran maupun sosial.
Kerusakan pada otak manusia meyebabkan timbulnya
gangguan psikologis pada penderita. Beberapa peneliti
mengkaitkan epilepsi dengan depresi. Dikatakan bahwa
penderita epilepsi mempunyai resiko yang tinggi menjadi
depresi karena kemungkinan besar disebabkan oleh tekanan
psikososial.
Tekanan psikosial ini muncul dengan adanya beberapa
masalah yang dihadapi penderita dalam menempuh kehidupan
sehari-hari. Kegagalan-kegagalan yang dijumpai akan
mempengaruhi harapan mereka terhadap masa yang akan
datang. Learned Helplessness Model of Depression mencoba
memerangkan mengapa dalam menghadapi kegagalan seseorang
bisa bersikap optimis dan yang lainnya menjadi pesimis.
Selanjutnya, sikap pesimisme akan menyebabkan individu
mengalami depresi. Perasaan ini menyebabkan individu
tenggelam dalam dukanya sehingga tidak mampu tampil
maksimal dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitasnya menurun
dan tidak percaya diri. Kondisi ini akan mempengaruhi pencapaian tugas perkembangan pada tahap dewasa muda
dengan penekanan pada segi sosial.
Untuk melihat masalah-masalah yang dihadapi penderita
epilepsi serta melihat dinamika timbulnya kecenderungan
depresi pada mereka, dilakukan studi kasus terhadap 2
subyek penelitian. Hasil yang diperoleh melalui proses
wawancara, dianalisis dengan teknik template matching.
Penelitian studi kasus memberikan hasil yang unik,
karena akan terlihat perbedaan untuk tiap individu. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada tujuh masalah
yang dihadapi subyek. Selain itu, dengan memperhatikan
bagaimana subyek menjelaskan kegagalan yang selama ini
mereka jumpai, diketahui bahwa subyek 1 lebih sering
menggunakan gaya penjelasan personalization-internal dan
permanence-permanen, sementara subyek 2 menggunakan gaya
penjelasan personalization-eksternal dan permanence-
temporer. Dengan gaya penjelasan tersebut, terlihat bahwa
pada akhirnya subyek 1 memiliki kecenderungan menjadi
depresi sementara Subyek 2 tidak. Namun demikian, hasil
yang diperoleh tidak begitu saja dapat digeneralisasi
untuk populasi penderita epilepsi dewasa muda pada
umumnya."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Asiah
"Tujuan : Mengetahui pengaruh diet rendah kalori seimbang terhadap resting energy expenditure (REE), respiratory quotient (RQ) dan profil lipid serum untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas penderita obesitas.
Tempat : Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta
Bahan dan cara : Penelitian merupakan suatu eksperimental pra dan pasca pemberian diet rendah kalori seimbang 1000 Kkal dengan komposisi 55 % karbohidrat, 20 % protein dan 25 % lemak selama 14 hari terhadap 38 subjek perempuan obes (19-55 tahun) yang telah memenuhi kriteria penerimaan dan penolakan. Data yang dikumpulkan meliputi data karakteristik sosial demografi, data asupan energi dan makronutrien, antropometri, REE, RQ, kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL dan kolesterol HDL serum.
Hasil : Setelah pemberian diet 1000 kkal selama 14 hari pada perempuan obes terjadi penurunan bermakna dari berat badan sebesar 2,64% (p= 0,001), penurunan IMT 2,77% (p= 0,001), penurunan persentase massa lemak tubuh 1,44% (p= 0,001), peningkatan persentase massa bebas lemak 1,36% (p= 0,001), penurunan rasio Lpi-Lpa 2,5% (p= 0,001), penurunan tidak bermakna dari REE 4,41% (p= 0,071), penurunan bermakna dari RQ 4,78% (p= 0,036), penurunan kolesterol total 6,67% (p= 0,001), penurunan trigliserida 22,92% (p= 0,001), penurunan kolesterol LDL 4,22% (p 0,027) dan penurunan kolesterol HDL serum 5,54% (p= 0,004).
Simpulan : Pemberian diet rendah kalori seimbang sebesar 1000 Kkal/hari selama 14 hari terbukti dapat menurunkan secara bermakna berat badan, IMT, persentase massa lemak, meningkatkan persentase massa bebas lemak, menurunkan rasio Lpi-Lpa, RQ, kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL dan kolesterol HDL serum, tetapi tidak menurunkan secara bermakna REE pada perempuan obes.

Objective : To identify the effect of balanced low calorie diet on REE, RQ and serum lipid profile of obese women in reducing morbidity and modality of obese people.
Place : Sumber Waras Hospital, Jakarta.
Materials and Methods : The study was an experimental, pre and post balanced low calorie diet (1000 Kcals/day, 55% carbohydrate, 20% protein and 25% fat) for 14 days. Thirty eight obese women, 19.-55 years old had been selected as subjects according to inclusion and exclusion criteria The data that had been collected were social and demographic characteristics, the energy and macronutrient intake, anthropometric, REE, RQ, level of total serum cholesterol, triglyceride, LDL cholesterol and HDL cholesterol.
Results : After 14 days balanced low calorie diet , there were significant reduction of body weight 2,64% (p= 0,001), body mass index 2,77% (p= 0,001), percentage of fat mass 1,44% (p= 0,001), increarnent percentage of fat free mass 1,36% (p= 0,001), reduction of waist to hip ratio 2,5% (p= 0,001), insignificant reduction of REE 4,41% (p= 0,071), significant reduction of RQ 4,78% (p= 0,036), level of total serum cholesterol 6,67% (p= 0,001), triglyceride 22,92% (p= 0,001), LDL cholesterol 4,22% (p= 0,027) and HDL cholesterol 5,54% (p= 0,004).
Conclusion : Balanced low calorie diet was had been shown to reduce body weight, body mass index, percentage of fat mass, to increase percentage of fat free mass, to reduce waist to hip ratio, RQ, level of total serum cholesterol, triglyceride, LDL cholesterol and HDL cholesterol of obese women significantly, but didn't reduce REE significantly.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T11311
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Santosa S
1983
S2195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>