Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134278 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizka Karima
"Umbi porang (Amorphophallus muelleri Blume) mengandung senyawa glukomanan yang berpotensi sebagai bahan pangan fungsional penunjang terapi pada penyakit diabetes melitus tipe 2 (T2DM). Namun, masih diperlukannya optimasi proses dalam pembuatan tepung porang untuk meningkatkan kualitas tepung yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas tepung porang yang memenuhi standar eksport beberapa negara sebagai bahan pangan fungsional. Pembuatan tepung porang dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan uji pendahulan untuk melihat pengaruh variasi perbandingan pelarut, waktu perendaman dan pemanasan. Kemudian dari hasil uji pendahuluan diperoleh hasil bahwa rentang waktu perendaman adalah 1-3 jam, perbandingan pelarut menggunakan penambahan volume etanol sedangkan NaCl dan NaHSO3 dibuat tetap, dan variasi pemanasan tidak dilakukan karena menyebabkan kerusakan produk. Hasil dari penelitian ini diperoleh kondisi optimum untuk meningkatkan kualitas tepung porang adalah pada perendaman secara simultan dengan perbandingan Etanol 50%: NaCl 8%: NaHSO3 2% (4:2:2) selama 2 jam. Pada kondisi optimum tersebut dapat meningkatkan kadar glukomanan dari 59,53 ± 0,02% menjadi 85,55 ± 0,01%, meningkatakn nilai derajat putih dari 74,68 ± 0,31 menjadi 85,45 ± 0,50 dan menurunkan kadar kalsium oksalat dari 17,44 ± 0,57 mg/100g menjadi 2,34 ± 0,31 mg/100g. Hasil evaluasi tepung porang yang dibuat pada kondisi optimum telah memenuhi syarat kualitas standar SNI 7939:2020 (Indonesia), Committee on Food Chemicals Codex, CAS: 37220-17-0 (Amerika), Commission Directive 2001/30/EC: E 425(ii) (Eropa), dan standar NY/T 494-2002 (China). Aktivitas antioksidan dengan metode DPPH pada tepung porang hasil optimasi (IC50 = 35,14 ± 0,43 μg/mL) lebih kuat dibanding tepung porang sebelum optimasi (IC50 = 61,29 ± 0,14 μg/mL). Aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase tepung porang hasil optimasi (IC50 = 60,57 ± 0,72 μg/mL) lebih kuat dibanding tepung poran sebelum optimasi (IC50 = 77,89 ± 0,87 μg/mL). Bedasarkan hasil tersebut metode perendaman secara simultan dengan perbandingan Etanol 50%: NaCl 8%: NaHSO3 2% (4:2:2) selama 2 jam dapat meningkatkan kualitas tepung porang dan dapat digunakan sebagai bahan pangan fungsional.

Porang tubers (Amorphophallus muelleri Blume) contain glucomannan which has the potential to be a functional food to support therapy in type 2 diabetes mellitus (T2DM). However, an optimization process is still needed in making porang flour to improve the quality of the flour. This research aims to improve the quality of porang flour which meets export standards in several countries as a functional food. The making of porang flour was done by carrying out preliminary tests to see the effect of variations in solvent ratio, soaking time, and heating. From the preliminary test, it was found that the immersion time range was 1-3 hours, additional volume of ethanol was used in solvent ratio while NaCl and NaHSO3 were kept constant, and heating variations were not carried out since they caused product damage. The results of this research showed that soaking the flour with a ratio 50% of Ethanol: 8% of NaCl: 2% of NaHSO3 (4:2:2) for 2 hours simultaneously as the optimum condition to improve the quality of the flour. This optimum conditions, increase the glucomannan content from 59.53 ± 0.02% to 85.55 ± 0.01%, increase the white degree value from 74.68 ± 0.31 to 85.45 ± 0.50, and reduce the calcium oxalate from 17.44 ± 0.57 mg/100g to 2.34 ± 0.31 mg/100g. The evaluation results of porang flour made under optimum conditions have passed the standard quality requirements of SNI 7939:2020 (Indonesia), Committee on Food Chemicals Codex, CAS: 37220-17-0 (America), Commission Directive 2001/30/EC: E 425(ii) (Europe), and NY/T 494-2002 (China). The antioxidant activity using the DPPH method in optimized porang flour (IC50 = 35.14 ± 0.43 μg/mL) is stronger than porang flour before optimization (IC50 = 61.29 ± 0.14 μg/mL). The α-glucosidase enzyme inhibitory activity of optimized porang flour (IC50 = 60.57 ± 0.72 μg/mL) is stronger than porang flour before optimization (IC50 = 77.89 ± 0.87 μg/mL). Based on these results, the simultaneous soaking method with a ratio of 50% of Ethanol: 8% of NaCl: 2% of NaHSO3 (4:2:2) for 2 hours can improve the quality of porang flour and can be used as a functional food."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marista Gilang Mauldina
"Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai oleh tingginya kadar gula darah dan telah banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Pengobatan tradisional untuk penyakit diabetes dilakukan menggunakan berbagai macam tanaman obat. Penelitian ini dilakukan untuk menguji adanya aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase pada 15 jenis tanaman yang secara tradisional digunakan sebagai antidiabetes. Pengujian dilakukan secara in vitro terhadap ekstrak etanol tanaman menggunakan enzim α-glukosidase dan substrat P-Nitrofenil-α-D-Glukopiranosida yang menghasilkan produk paranitrofenol. Produk tersebut diukur serapannya menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada λ 400 nm. Parameter adanya aktivitas penghambatan yang dimiliki oleh ekstrak ditunjukan oleh nilai %inhibisi dan IC50. Hasil pengujian aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase menunjukkan bahwa hampir semua ekstrak memiliki aktivitas penghambatan, kecuali buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dan umbi wortel (Daucus carota L.), sedangkan ekstrak yang memiliki daya penghambatan terbaik adalah kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmanii (Nees & T.Nees) Blume) dengan nilai IC50 2,11 μg/mL, diikuti oleh kulit batang jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeel) dengan nilai IC50 3,78 μg/mL, kulit batang bidara laut (Strychnos lucida R.Br.) dengan nilai IC50 5,40 μg/mL, dan bunga cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry) dengan nilai IC50 5,78 μg/mL. Golongan senyawa yang dikandung oleh ekstrak tanaman yang memiliki aktivitas penghambatan yang tinggi adalah glikosida dan tanin.

Diabetes mellitus is a disease with high blood glucose levels, and this is one of the common diseases in Indonesia. A traditional medication for diabetes mellitus did by using the medicinal plants. The aim of this research was to determine an α-glucosidase inhibiting activity from 15 ethanolic extracts of Indonesian medicinal plants that had been used for diabetes mellitus. The method was an in vitro model using α?glucosidase and P-Nitrophenyl-α-D-Glucopyranoside as enzyme and substrate that produced p-nitrophenol. The product was measured by Spectrophotometer UV-Vis at λ 400 nm. The parameters of inhibiting activity were indicated by the values of % inhibition and IC50. The results indicated that almost of the extracts have inhibiting activity, except the Averrhoa bilimbi L. fruits and the Daucus carota L. tubers. The high activities are belong to the cortexes of Cinnamomum burmanii (Nees & T.Nees), Blume, Syzygium cumini L., Strychnos lucida R.Br. and the flowers of Syzygium aromaticum L. with IC50 value of 2.11 μg/mL, 3.78 μg/mL, 5.40 μg/mL, and 5.78 μg/mL. The phytochemical screening indicated that the extracts with high inhibiting activity contain glycosides and tannins as their chemical compounds."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S1475
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dessie Muthia Diredja
"Kepatuhan dalam menjalani terapi antidiabetes oral dibutuhkan untuk keberhasilan pengobatan Diabetes Melitus (DM) tipe 2. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa edukasi kepada pasien adalah dasar untuk mewujudkan kepatuhan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara tingkat pengetahuan tentang terapi antidiabetes oral dengan kepatuhan dalam menjalani terapi pada pasien DM tipe 2. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional/potong lintang dengan mewawancarai responden berdasarkan kuisioner yang disusun. Responden adalah 96 pasien DM tipe 2 di Poliklinik Interna RSU PMI Bogor yang berusia 40 tahun ke atas dan telah menjalani terapi antidiabetes oral sedikitnya selama enam bulan. Informasi yang diperoleh yaitu tentang karakteristik, tingkat pengetahuan dan tingkat kepatuhan pasien DM tipe 2 dalam menjalani terapi antidiabetes oral. Data dianalisis dengan menggunakan metode statistik Kai-kuadrat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang terapi antidiabetes oral dengan kepatuhan dalam menjalani terapi pada pasien DM tipe 2.
Adherence to antidiabetic oral therapy to be required for successful treatment of type 2 Diabetes Mellitus. Studies have shown that education is a cornerstone for establishing adherence. Therefore, the aim of this study is to carry out the correlation between level of knowledge about antidiabetic oral therapy and level of adherence to antidiabetic oral therapy in pasients with type 2 Diabetes Mellitus. This research used cross-sectional study design with interview respondents based on questionaire. Respondents were ninety-six type 2 Diabetes Mellitus at the interna clinic of RSU PMI Bogor at age more than 40 years and have been carrying out antidiabetic oral therapy at last six months. Informations which were gotten characteristic, level of knowledge about antidiabetic oral therapy and level of adherence. Data was analyzed by using Chi-Square statistic method. The result showed that there was significant correlation between level of knowledge about antidiabetic oral therapy and level of adherence to antidiabetic oral therapy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32292
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Digdho Nugroho
"Pengetahuan dan pemahaman dari pasien-pasien Diabetes Melitus (DM) tipe 2 tentang penyakit dan pengobatannya adalah faktor penting untuk mempengaruhi kepatuhan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa edukasi kepada pasien adalah dasar untuk mewujudkan kepatuhan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara tingkat pengetahuan tentang terapi antidiabetes oral dengan kepatuhan dalam menjalani terapi pada pasien DM tipe 2. Penelitian ini menggunakan desain crosssectional/ potong lintang dengan mewawancarai responden berdasarkan kuisioner yang disusun. Responden adalah 96 pasien DM tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam RSCM Jakarta yang berusia 40 tahun ke atas dan telah menjalani terapi antidiabetes oral sedikitnya selama tiga bulan. Informasi yang diperoleh yaitu tentang karakteristik, tingkat pengetahuan dan tingkat kepatuhan pasien DM tipe 2 dalam menjalani terapi antidiabetes oral. Data dianalisis dengan menggunakan metode statistik Kai-kuadrat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang terapi antidiabetes oral dengan kepatuhan dalam menjalani terapi pada pasien DM tipe 2.
Knowledge and comprehension of patients with type 2 Diabetes Mellitus about their disease and treatment are important factor to influence adherence. Whereas, adherence to antidiabetic oral therapy to be required for successful treatment of type 2 Diabetes Mellitus. Studies have shown that education is a cornerstone for establishing adherence. Therefore, the aim of this study is to carry out the correlation between level of knowledge about antidiabetic oral therapy and level of adherence to antidiabetic oral therapy in pasients with type 2 Diabetes Mellitus. This research used cross-sectional study design with interview respondents based on questionaire. Respondents were ninety-six type 2 Diabetes Mellitus at the interna clinic of RSCM Jakarta at age more than 40 years and have been carrying out antidiabetic oral therapy at last three months. Informations which were gotten characteristic, level of knowledge about antidiabetic oral therapy and level of adherence. Data was analyzed by using Chi-Square statistic method. The result showed that there was significant correlation between level of knowledge about antidiabetic oral therapy and level of adherence to antidiabetic oral therapy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32694
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handono Fatkhur Rahman
"Efikasi diri dan kepatuhan merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan kualitas hidup pasien DM tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat efikasi diri dan kepatuhan dengan kualitas hidup pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di Rumah Sakit di Jakarta.
Desain dalam penelitian ini adalah cross sectional, dengan jumlah sampel 125 pasien DM tipe 2. Alat ukur yang digunakan adalah Diabetes Management Self-Efficacy (DMSES), the Diabetes Activities Questionare (TDAQ), dan Diabetes Quality Of Life (DQOL).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri (0,0005), dan kepatuhan (0,0005) berhubungan secara signifikan dengan kualitas hidup dengan variabel yang paling dominan adalah kepatuhan.
Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa variabel efikasi diri, kepatuhan, tingkat pendidikan, dan depresi menentukan kualitas hidup pasien DM. Perlunya dikembangkan pengkajian dan intervensi keperawatan yang berfokus pada efikasi diri dan kepatuhan pasien DM tipe 2.

Self-efficacy and adherence are important factor in improving the quality of life of patients with type 2 diabetes. This study aimed to determine the relationship between self-efficacy and adherence to the quality of life of patients with type 2 diabetes mellitus in an outpatient unit of a Hospital in Jakarta.
This study was a cross-sectional, with sample of 125 patients with type 2 diabetes mellitus. The Diabetes Management Self- Efficacy (DMSES), the Diabetes Activities Questionare (TDAQ), and the Diabetes Quality of Life (DQOL) were employed as instruments.
The results showed that selfefficacy (0.0005), and adherence (0.0005) were significantly associated with quality of life and the most dominant variable is adherence.
Multivariate test results indicate that the variable self-efficacy, adherence, education level, and depression determines quality of life of diabetic patients. This study suggestsis the need fornursing assessment and interventions that focus on the self-efficacy and adherence diabetes mellitus patient.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42400
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yona Kurnia Sari
"ABSTRAK
Diabetes merupakan salah satu masalah kesehatan yang tinggi di daerah perkotaan. Banyak faktor yang mempengaruhi tingginya masalah ini diperkotaan. Salah satunya yaitu akibat gaya hidup seperti pola makan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan. Karya ilmiah akhir Ners ini bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga yang diberikan kepada keluarga Bapak S khususnya ibu W yang mengalami masalah ketidakefektifan manajemen kesehatan: DM di RW 02 Curug, Cimanggis. Asuhan keperawatan keluarga diberikan selama 7 minggu dengan intervensi unggulan yaitu aktivitas fisik. Hasil evaluasinya menunjukan bahwa kadar gula darah puasa ibu W menurun dari 230mg/dL menjadi 166mg/dL diminggu terakhir intervensi. Hal ini menunjukan bahwa aktivitas fisik yang dilakukan efektif dalam menurunkan kadar gula. Sehingga nantinya dalam menangani masalah DM dikomunitas, dapat diberikan intervensi aktivitas fisik selama 7 minggu.

ABSTRACT
Diabetes is one of the highest health problem in urban areas. Many Factors can influence the high level of this problem in urban areas. One of them is due to lifestyle such as unhealthy diet and lack of physical activity. This final scientific nurse paper aim to provide an overview of the implementation to Mr. S family especially to Ms. W who have problems ineffectiveness of health management Diabetes in RW 02 Curug, Cimanggis. Family nursing care is given for 7 weeks with superior intervention of physical activity. The results, fasting blood sugar level of Ms. W is decrease from 230mg dL to 166mg dL. This show that physical activity is effectively in decrease blood sugar level. Physical activity for 7 weeks can be applied as intervention to treat diabetes melitus in community."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Rani Ayu Rohana
"Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang dalam 20 tahun terakhir ini terus menunjukkan angka kejadian yang meningkat. Prevalensi Diabetes Melitus di Puskesmas Ratu Jaya juga masih mengalami peningkatan yaitu sebanyak 1378 pada tahun 2022 menjadi 1571 kasus pada tahun 2023. Kejadian diabetes dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko yang dapat diubah seperti pola makan yang tidak sehat, kebiasaan merokok, obesitas, penggunaan alkohol, aktivitas fisik kurang dan faktor risiko yang tidak dapat diubah yaitu usia, jenis kelamin dan riwayat keluarga yang menderita diabetes. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan perilaku aktivitas fisik dengan kejadian diabetes melitus di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ratu Jaya Tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain studi (cross-sectional) dengan data sekunder dari hasil skrining faktor risiko PTM dan didapatkan sampel sebanyak 5435 responden. Analisis data yang dilakukan terdiri dari analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji chi-square (CI 95%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 190 (3,5%) responden diabetes dan 1207 (22,2%) responden yang kurang beraktivitas fisik. Terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku aktivitas fisik (p=0,011; OR=1,52 (95% CI 1,11-2,09) dengan kejadian diabetes melitus. Oleh karena itu perlu meningkatkan peran masyarakat dalam pengaplikasian perilaku hidup sehat guna mencegah dan mengendalikan perilaku aktivitas fisik dan penyakit diabetes melitus.

Diabetes mellitus is a non-communicable disease that has shown an increasing incidence rate over the past 20 years. The prevalence of Diabetes Mellitus at the Ratu Jaya Public Health Center has also increased from 1378 cases in 2022 to 1571 cases in 2023. The occurrence of diabetes is influenced by various modifiable risk factors such as unhealthy eating patterns, smoking habits, obesity, alcohol use, and physical inactivity, as well as non-modifiable risk factors such as age, gender, and family history of diabetes. The purpose of this study is to examine the relationship between physical activity behavior and the incidence of diabetes mellitus in the working area of UPTD Ratu Jaya Public Health Center in 2023. This study uses a cross-sectional design with secondary data from the results of NCD risk factor screening, and a sample of 5435 respondents was obtained. Data analysis consists of univariate and bivariate analyses using the chi-square test (CI 95%). The results of the study showed that 190 (3.5%) respondents had diabetes and 1207 (22.2%) respondents were physically inactive. There is a significant relationship between physical activity behavior (p=0.011; OR=1.52 (95% CI 1.11-2.09)) and the incidence of diabetes mellitus. Therefore, it is necessary to enhance community involvement in the application of healthy living behaviors to prevent and control physical inactivity and diabetes mellitus.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masitha Nisa Noorrahma
"Diabetes melitus ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi normal (hiperglikemia) sebagai akibat dari tubuh yang kekurangan insulin relatif maupun absolut. Enzim α-glukosidase menghidrolisis karbohidrat menjadi glukosa. Pada pasien diabetes, penghambatan terhadap enzim α-glukosidase menyebabkan peghambatan terhadap absorbsi glukosa dan menurunkan hiperglikemia.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase dari beberapa tanaman obat yang digunakan di Indonesia. Serbuk simplisia diekstrak dengan cara refluks menggunakan pelarut etanol 80%. Aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase dilakukan dengan mengukur serapannya secara spektrofotometri. Akarbose digunakan sebagai standar. Penghambatan enzim α-glukosidase paling besar ditunjukkan pada ekstrak biji Swietenia mahagoni dengan nilai IC50 7,03 ppm diikuti oleh ekstrak daun Anacardium occidentale, biji Luffa cylindrical, umbi Dioscorea hispida, daun Blumea balsamifera, daun Catharanthus roseus, Allium cepa, daun Physalis angulata, herba Ocinum americanum dan daun Tectona grandis dengan nilai IC50 9,11 ppm; 17,46 ppm; 26,05 ppm; 28,01 ppm; 36,08 ppm; 50,58 ppm; 55,89 ppm; 80,78 ppm; dan 87,38 ppm. Ekstrak biji Swietenia mahagoni menunjukkan aktivitas penghambatan kompetitif. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan semua ekstrak mengandung saponin dan glikosida.

Diabetes mellitus is characterized by exceed blood sugar level to normal (hyperglycemia) caused by a relative or absolute deficiency in insulin. α-Glucosidase hydrolyzes carbohydrates into glucose. In diabetic patients, inhibition of this enzymes causes the restraint of glucose absorption and decreases the postprandial hyperglycemia.
The purpose of this research was to evaluate the inhibitory activity of α-glucosidase in some medicinal plants used as antidiabetic in Indonesia. Crude drug powder was extracted by reflux using 80% ethanol. Inhibitory activity of α-glucosidase was evaluated by measuring the absorbance with spectrophotometry. Acarbose used as a standard. The biggest inhibitory activity of α-glucosidase demonstrated in Swietenia mahagoni seed extract with IC50 value of 7.03 ppm followed by Anacardium occidentale leaf, Luffa cylindrical seed, Dioscorea hispida root, Blumea balsamifera leaf, Catharanthus roseus leaf, Allium cepa, Physalis angulata leaf, Ocinum americanum leaf, and Tectona grandis leaf extracts with IC50 value of 9.11 ppm, 17.46 ppm, 26.05 ppm, 28.01 ppm, 36.08 ppm, 50.58 ppm, 55.89 ppm, 80.78 ppm, and 87.38 ppm. Swietenia mahagoni seed extract shown to be a competitive inhibitor. The result of phytochemical screening showed that all of the extracts contain saponin and glycoside."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S867
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Ramdanis
"Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia. Tujuan utama terapi penyakit ini adalah mengontrol kadar gula darah. Salah satu terapi yang digunakan adalah penghambat ⍺-glukosidase yang dapat mengurangi hiperglikemia postprandial dengan menghambat pencernaan karbohidrat menjadi monosakarida di usus halus. Kemampuan kapang endofit untuk menghasilkan senyawa bioaktif yang sama dengan tanaman inangnya merupakan sumber yang potensial untuk mendapatkan senyawa penghambat ⍺-glukosidase.
Tujuan penelitian ini diantaranya adalah untuk memperoleh isolat kapang endofit dari biji mahoni (Swietenia macrophylla King), mengetahui efek penghambatan hasil fermentasi isolat terhadap aktivitas ⍺-glukosidase, dan mengetahui golongan senyawa dari ekstrak paling aktif. Enam kapang endofit berhasil diisolasi. Setiap isolat difermentasi dalam kultur cair berisi media Potato Dextrose Broth dan yeast extract selama 7 hari, kemudian diekstraksi dengan etil asetat dan metanol. Ekstrak kemudian diuji efek penghambatannya terhadap aktivitas ⍺-glukosidase dengan menggunakan metode spektrofotometri dan diukur dengan microplate reader. Ekstrak paling aktif diuji dengan Kromatografi Lapis Tipis. Lima ekstrak etil asetat menunjukkan aktivitas lebih baik dibandingkan dengan akarbose dengan nilai IC50 terkecil 73,64 μg/mL. Ekstrak paling aktif menunjukkan penghambatan kompetitif. Berdasarkan penapisan kimia, ekstrak ini mengandung flavonoid.

Diabetes mellitus is a metabolic syndrome characterized by hyperglycemia. The major goal in the treatment of this disease is to achieve normoglycemia. One of medication used is ⍺-glucosidase inhibitor that could reduce postprandial hyperglycemia with delay of digestion of carbohydrate to monosaccharides in the small intestine. The ability of endophytic fungi to produce similar bioactive compounds to its host plant is potential source to get ⍺-glucosidase inhibitory compounds.
This research was aimed to isolate the endophytic fungi from Swietenia macrophylla King seeds, to evaluate the inhibitory activity of ⍺-glucosidase from fermentation culture of its isolate, and to know the chemical compounds from the most active extract. Six endophytic fungi were isolated. Each isolate was fermented in submerged culture with Potato Dextrose Broth and yeast extract medium for 7 days, then extracted with ethyl acetate and methanol. ⍺-Glucosidase inhibitory activity of those extract was assayed by spectrophotometric method using microplate reader. The most active extract was tested by Thin Layer Chromatography (TLC). Five ethyl acetate extracts showed better activity than acarbose with smallest IC50 values was 73.64 μg/mL. The most active extract showed competitive inhibition. This extract contained flavonoids."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42750
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Martina
"Diabetes Melitus adalah salah satu penyakit kronis yang sering dialami oleh lanjut usia. Berbagai intervensi keperawatan yang dapat diberikan pada lansia dengan diabetes melitus salah satunya adalah terapi kelompok suportif dan pendidikan kesehatan. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh terapi kelompok suportif dan pendidikan kesehatan terhadap kualitas hidup lansia yang mengalami diabetes melitus. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental. Responden penelitian terdiri 39 lansia mendapat terapi kelompok suportif dan pendidikan kesehatan dan 39 mendapat pendidikan kesehatan. Alat ukur yang digunakan kuesioner WHOQOL-Bref. Analisis menggunakan uji Paired t-test dan Independent t-test.
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan signifikan kualitas hidup dimensi fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan sebelum dan setelah mendapat terapi kelompok suportif dan pendidikan kesehatan (p value <0,05). Penelitian ini diharapkan menggunakan terapi kelompok suportif sebagai terapi lanjutan dalam praktik keperawatan jiwa sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup lansia yang mengalami diabetes melitus.

Diabetes mellitus was one of the chronic diseases that are often experienced by the elderly. One of the nursing interventions that can be given to elderly with diabetes mellitus was supportive group therapy and health education. The purpose of this research was to determined the influence of supportive group therapy and health education to the quality of life of elderly with diabetes mellitus. The design of this research was using quasi experimental. The subjects of this research was consisted 39 elderly group who received both of the supportive therapy and the health education and 39 elderly who received only health education. Instruments were measured by WHOQOL-Bref. Data were analyzed using paired t-test and independent t-test.
The results of this research depicted that there were differences significantly in quality of life both physical, psychological, social relationships and environment before and after the group received supportive therapy and health education (p value <0,05). The findings of research was expected to used group therapy as a continued therapy in advanced practice psychiatric nursing as an effort to improve the quality of life on the elderly with diabetes mellitus.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36104
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>