Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53067 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Ayu Harfi Rusanti
"Agama merupakan hal yang penting dalam masyarakat Indonesia. Meskipun berada di ranah privat, namun masyarakat seakan mempunyai kontrol untuk ikut menilai baik-buruk pilihan agama seseorang. Dalam masyarakat yang mayoritas beragama Islam, melakukan konversi ke agama non-Islam berarti sengaja bergabung dengan kelompok minoritas dan siap kehilangan berbagai hak istimewa yang menyertainya. Penelitian ini ingin mengkaji bagaimana pengalaman negosiasi identitas yang dilakukan oleh perempuan milenial yang melakukan konversi dari Islam ke non-Islam. Perempuan seringkali masih dianggap sebagai warga negara kelas kedua, konversi bukan karena faktor pernikahan merupakan keputusan yang cukup berani. Selain itu, generasi milenial merupakan salah satu generasi yang mempopulerkan gerakan hijrah, yaitu kesadaran pentingnya agama dalam kehidupan sehari- hari.. Dengan menggunakan paradigma kontruktivis ini peneliti berusahan untuk mengetahui bagaimana perempuan milenial yang melakukan konversi agama dari Islam ke non-Islam memahami agama sebelum dan sesudah konversi serta bagaimana menegosiasikan identitas merekadalam interaksi sosial.

Religion is important in Indonesian society. Although it is in the private sphere, society seems to have the control to judge whether one's religious choice is good or bad. In a predominantly Muslim society, converting to a non-Islamic religion means deliberately joining a minority group and being ready to lose the privileges that come with it. This study aims to examine how millennial women who convert from Islam to non-Islam experience identity negotiation. Women are often still considered second-class citizens, so converting out of marriage is quite a brave decision. In addition, the millennial generation is one of the generations that popularised the hijrah movement, which is the awareness of the importance of religion in everyday life. By using this constructivist paradigm, researchers seek to find out how millennial women who convert from Islam to non-Islam understand religion before and after conversion and how to negotiate their identity in social interactions."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Through proper engagement, identity-based conflict enhances and develops identity as a vehicle to promote creative collaboration between individuals, the groups they constitute and the systems they forge. This handbook describes the specific model that has been developed as well as various approaches and applications to identity-conflict used throughout the world."
New York: Springer, 2012
e20410693
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Fisher, Roger
New York: Panguin Books, 1991
153.83 FIS g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianti
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang Konsep Diri dan Kebermaknaan Hidup Pelaku Konversi Agama Studi Kasus Komunitas Muslim Tionghoa Masjid Lautze . Hal tentang perpindahan keyakinan merupakan isu sensitif bagi orang-orang Tionghoa yang berpindah keyakinan ke dalam Islam. Pengucilan, intimidasi, dijauhkan dari keluarga besar merupakan problem internal dari perpindahan keyakinan tersebut. Selain problem internal tersebut, konversi agama pada masyarakat Tionghoa memberi dampak perubahan pada aspek psikologis yaitu pada Konsep Diri dan kebermaknaan Hidup. Hal tersebut melatar belakangi penelitian ini yang membahas tentang Konsep Diri dan Kebermaknaan Hidup pelaku konversi agama Studi Kasus muslim Tionghoa masjid Lautze . Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk memberikan gambaran bagaimana Konsep Diri dan Kebermaknaan Hidup muslim Tionghoa masjid Lautze pelaku konversi agama.Hasil penelitian ini memperlihatkan bagaimana konversi agama memberi pengaruh berupa perubahan pada Konsep Diri dan Kebermaknaan Hidup pelaku Konversi agama Studi kasus komunitas Muslim Tionghoa Masjid Lautze .

ABSTRACT
Islam is religion for all of the mankind. This proverb is a proof that Islam has not considered race as a differences. This issue is the basis of the research which discusses about self concept and meaningful of life in Chinese Muslim of Mosque Lautze Community which perform the religion conversion A Case Study of Chinese Muslim Mosque Lautze . The Chinese Muslim up brings more discussion and argumentation among their ethnics including others. By using qualitative descriptive method this research found that religion convention give big impact to the self concept and the meaningful of life. This research will discuss the willingness of Chinese Muslim of Mosque Lautze Community to have positive self concept to become wholehearted muslim. Meanwhile the meaningful of life has been indicated by characteristic changes toward self as well as environment.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christy Tisnawijaya
"Tesis ini membahas transformasi identitas agama yang dilakukan oleh tokoh utama di dalam novel Maryam karya Okky Madasari (2013). Identitas agama dalam novel Maryam yaitu: Ahmadiyah dan Islam (Islam pada umumnya). Pemaknaan identitas agama dalam oposisi biner identitas agama benar dan identitas agama sesat, oleh pemuka agama dan aparatus negara, menyebabkan terjadinya konflik identitas agama. Transformasi identitas agama sebagai strategi bertahan tokoh Maryam dalam konflik identitas agama tersebut, dianalisis dengan berbagai konsep identitas: Hall (1999), Gilroy (1999) dan Woodward (1999).

This thesis presents the transformation of religious identity performed by the main character in Okky Madasari?s work, Maryam (2013). Religious identities discussed in the novel namely: Ahmadiyah and Islam (Islam in general). Religious leaders and state apparatuses classify religious identities into righteous identity as opposed to deviant identity; such binary opposition leads to conflicts. Transformation of religious identity performed by Maryam as her strategy to survive in the conflicts is discussed with various identity concepts: Hall (1999), Gilroy (1999) and Woodward (1999).
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
T44247
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herriot, Peter
Hove, East Sussex : Routledge, 2007
306.6 HER r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nasir
"ldentitas agama dan militanisme dalam karya saslra telah lama muncul,
yaitu sejak tahun l940-an, tidak hanya di Timur tengah , tetapi juga di Asia
selatan. Mereka umumnya mengangkat pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
dengan identitas agama. Berdasarkan pengamatan bahwa identitas agama
bukanlah sesuatu yang esensial dan fundamental, namun sesuatu yang tidak
esensial. Penulis mencoba melihat problema identitas agama dan militanisme
dalam novel Train to Pakistan dan Laffa, Penulis melakukan analisa terhadap
tokoh, konflik, latar, sudut pandang dan nada untuk membcrikan gambaran hal-hal
yang berhubungan dengan konsep idcntitas agama dan militanisme.
Train to Pakistan menyorot seorang pemuda Pakistan yang pemah
mengecap pendidikan di Barat dan menetap di India. Iqbal merupakan lokoh yang
menjalankan misi organisasi BIP di Mano Majra sebagai daerah konflik. Ia
bergelimang dengan problema identitas agama untuk menoapai tujuannya,
meskipun gagal. Dalam novel yang sama seorang tokoh yang bemama Jugga
mengalami konflik yang sama, tetapi deugan cara yang berbeda. Ia berpisah
dengan kekasihnya Noora karena konflik agama. Kckasihnya beragama Islam
scdangkan dirinya Sikh. Pada hal bagi mereka berdua agama bukanlah
penghambat dalam membina tali kasih, temyata agama dapat memisahkan
mereka. 'I`okoh yang lain adalah Malli, seorang pencuri kelas kakap, yang
mengaku sebagai sikh deng n tujuan untuk menindas, merampas, dan membunuh
umat Islam. Ia sclalu terlibat dalam bcrbagai konflik, bail: dengan temannya
maupun dengan orang Iain.
Identitas agama dalam Lajja sama problemanya dengan Train to Pakistan.
Novel tersebut mengangkat stereotip Islam yang tidak toleran dan bnital yang
ditunjukkan dengan perilaku militan oleh tokoh-tokoh dalam novel. Mesldpun
demikian, stercotip tersebut tidak ada relevansinya dengan kehidupan umat yang
scbenarnya. -
Problema identitas agama dan militanisme dipresentasikan dalam kedua
novel penuh dcngan kesulitan. Konflik diantara tokoh-tokoh menunjukkan bahwa
perjuangan mereka untuk mcmbentuk identitas tidak pemah tetap, selalu berubah~
ubah. Karcna posisi mereka berubah akibat pengaruh politilc.
Pengarang tersirat dalam kedua novel sangat perhatian terhadap isu
idcntitas agama karena pemikiran mereka tentang identitas tersebut sangat erat
kaitannya dcngan pluralisme agama dibandingkan dengan singularitas. Mereka
mcnyarankan agar idcntitas agama tidak dipermasalahkan dalam kehidupan
bemegaia dan bermasyarakat, khususnya di Pakistan dan Bangladesh.

Abstract
Religious identity and militanism in litarary work has been coming up
since 1940s, was not only in the Midle East, but also in the South Asia. Most of
them explore questions of religious identity and militanism. Based on the
observation that religious identity is not an essential and fundamental, but it is anti
essential. The present writer tries to focus on religious identity and militanism in
Train to Pakistan and Lalja. The writer carries out an analysis of character,
conflict, setting, point of view and tone to give a description of the matter which
is related to the concepts of religious identity and militanism.
Train to Pakistan focused on a Pakistanise young man who is westem
educated and lived in India. Iqbal is a prominent figure who carried out his BJP
organization mission in the conflicted area, namely Mano Majra. He is involved
with religious identity in order to get his aim, yet it is fail. ln the same novel
another figure named Jugga had the same problem, but in di&`erent way. He is a
part from his girl friend, Noora, because of religion conflicts. His girl ti'iend's
identity is Islam and he is Sikh. For both of them, religion is not a barrier or an
obstacle in loving each other. Another tigure is Malli, he is a dacoit and claims
that his religion is Sikh, in order to be able to oppress the muslim, to loot and to
kill them freely. He is always involved with conflicts between his friends and
other believers.
Religious identity in Lajja is as problematic as in Train to Pakistan. It
supports the stereotype that Islam is intolerant and brutal as shown by the
militanism attitudes of the characters in the novel. Yet, this stereotype is not
relevance to the real life of ummat.
The problems of religious identity and militanism represented in both
novels are complicated. Conflicts between characters show that their struggle to
construct religious identity is not perfect, but alwayas changes. These changes are
caused by their political will and situation.
The implied authors of the two novels are concemed with issues of
religious identity and their rethinking of term redefines it in tenns of religious
pluralism rather than singularity. They suggest that religious identity is not
questioned in the state life and in corelation with one-another, especially in
Pakistan and Bangladesh."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
T5287
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Santoso Tamsir
"ABSTRAK
Efek pengambilan citra biner (binary image) menggunakan kamera level abu (grey level) dengan pencahayaan satu arah mempunyai kelemahan pada data citra yang diterima. Untuk mengatasi kelemahan tersebut telah umum digunakan minimum-maximum filter.
Metode lain yang dijabarkan pada penelitian ini merupakan perbaikan dari metode minimum-maximum filter. Metoda tersebut disebut metoda diferensial.
Metoda diferensial pada dasarnya hanya menggeser data citra satu pixel ke arah tertentu, kemudian didiferensiasikan (dikurangkan). Dari hasil pengurangan tersebut diperoleh titik-titik ekstrim yang merupakan titik-titik tepi benda pada citra biner. Titik-titik ekstrim tersebut dimanfaatkan untuk menormalisir data citra yang tidak sempurna tersebut.
Perbedaan mendasar antara metoda diferensial dengan metode minimum-maximum filter adalah pada kecepatan proses dari metoda diferensial. Hal tersebut disebabkan lebih sedikitnya pengulangan data yang diproses."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Sjarief
"ABSTRAK
lsyu yang menyertai pembicaraan mengenai agama pada abad keduapuluh ini adalah
adanya kebangkitan agama-agama besar seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha, di
berbagai penjuru dunia. Hal ini tengah hangat dibicarakan oleh para pakar ilmu
sosial yang diantaranya ditulis oleh futurolog John Naissbitt dan Patricia Aburdene
(1987) dalam bukunya yang terkenal Megatrends 2000. Dikatakannya bahwa di
penghujung abad kedua puluh dan di awal milenium ketiga agama-agama besar
dunia masih berdiri dengan tegak sejak ribuan tahun lalu, dan bahkan para
penganutnya mendirikan bermacam-macam institusi keagamaan yang memiliki
struktur yang mapan. (Naisbitt & Aburdene, l990). Sosiolog Richard Schaffer
(1994) juga menyatakan bahwa agama-agama besar pada era modem telah
terbentuk dalam beberapa kelompok keagamaan baru (seperti , sekte atau aliran)
yang mempunyai organisasi, dan merupakan denominasi (turunan) dari agama
induknya sebagai cara mereka untuk lebih menjamin kesinambungan ajaran maupun
untuk perekrutan penganut baru.
Suatu fenomena yang menyertai pencarian spiritual manusia dan kebangkitan
agama-agama dunia ini, diantaranya adalah dengan adanya fenomena konversi
agama atau biasa juga dikenal dengan perpindahan agama. Dari adanya tren tentang
kebangkitan agama itu, telah menarik perhatian para pakar studi agama untuk
menelaah proses-proses yang terjadi dalam konversi agama (Rambo, 1993). Selain
tentang prosesnya, yang menarik dari konversi agama ini adalah bahwa menurut
Paloutzian (1996), kebanyakan usia individu yang melakukan konversi agama
adalah pada usia remaja hingga dewasa muda. Rambo (1993) juga menyatakan
bahwa di Amerika Serikat dan Eropa Barat, kelompok-kelompok keagamaan telah
menarik sekitar ribuan pengikut baru dari golongan usia muda, baik lelaki maupun
wanita.
Hasil penelitian Rambo tentang proses konversi agama ini telah dihimpun dalam
buku yang berjudul Understanding Religious Conversion. Dalam buku tersebut
Rambo (1993) mancoba memberikan pemahaman tidak hanya faktor psikologis
yang menyertai proses konversi agama pada individu, tetapi juga mencoba untuk
mengaitkan serta mengeksplorasi konteks dimana perubahan itu terjadi. Hubungan sosial, dan lingkungan tempat dimana potential convert (individu yang melakukan
konversi) berada, adalah hal-hal yang mempengaruhi dan juga dipengaruhi oleh
proses konversi agama yang terjadi. Oleh karena itu menurut Rambo, konversi
dilihat sebagai proses yang kompleks, bertahap dan membutuhkan waktu.
Dari perspektif yang holistik ini, Rambo telah menghasilkan suatu model proses
konversi yang dinamakannya systemic stage model (model tahapan sistemik), dan
terbagi dalam tujuh tahap, yaitu : context, crisis, quest, interaction, encounter,
commitment, dan consequences.
Dari kerangka teori systemic stage model tentang proses konversi agama yang
diungkapkan oleh Rambo (1993), penulis ingin melihat apakah tahapan proses
konversi ini juga berlaku pula pada konversi agama dalam agama Islam dan Kristen,
pada individu usia dewasa yang penulis temui.
Sehubungan dengan hal itu, maka pendekatan penelitian konversi agama dalam
agama Kristen dan Islam, pada individu usia dewasa muda, cocok dengan
menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis, yaitu pendekatan penelitian
yang lebih berusaha untuk mengungkapkan makna, definisi maupun deskripsi dari
berbagai kejadian bagi individu yang mengalaminya.
Dari pendekatan kualitatif ini, tipe penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian
ini adalah tipe penelitian studi kasus yang berusaha untuk mengungkap berbagai
keunikan dari suatu kasus secara menyeluruh dan mendetail, dan bukan bertujuan
untuk membuat peramalan atau pun pembuktian. Alat pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian studi kasus ini adalah dengan melakukan wawancara
mendalam terhadap subyek yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sehingga
penelitian ini menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif dari data
transkrip wawancara. (Poerwandari, 1998).
Dari penelitian tentang proses konversi agama terhadap empat subyek ini, secara
umum penulis mengambil kesimpulan bahwa memang kerangka teori konversi
agama yang dikemukakan oleh Rambo (1993), berlaku pula pada konversi agama
keempat individu tersebut. Walaupun begitu, tidak semua tahap atau proses konversi
agama yang dikemukakan Rambo (1993) dalam teorinya, terjadi pada subyek yang
diteliti. Dan juga lebih jauh lagi, bahwa tahapan konversi yang ada pada teori
Rambo tidak persis sama tata urutan maupun detailnya dengan tahap konversi yang
dilalui oleh subyek penelitian tersebut.
Penelitian lanjutan maupun penyempurnaan-penyempurnaan pada penelitian
sejenis, dibutuhkan untuk dapat memberikan gambaran yang lebih dalam mengenai
fenomena konversi agama ini. Metodologi penelitian maupun kerangka teori yang
dipakai dalam meneliti femonena konversi agama ini, adalah hal-hal yang menurut
peneliti paiing signifikan untuk dapat menguak fenomena ini dengan lebih
sempurna dan obyektif.

"
2000
S2984
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Irfan
"Tesis ini untuk mengetahui gambaran kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual pelaku konversi agama yang berusia dewasa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara mendalam. Subjek penelitian berjumlah lima orang muallaf yang berusia dewasa dan berdomisili di Jakarta. Hasil penelitian menggambarkan bahwa muallaf mampu merasakan, memahami dengan efektif, menerapkan kepekaan emosi sebagai sumber energi positif, sehingga seseorang mampu memahami perasaan diri sendiri dan mampu memahami perasaan orang lain, selain itu muallaf mampu menggerakkan prinsip hidup atau esensi yang menembus kehidupan dan mengekspresikan prinsip hidup tersebut dalam hubungan dengan diri sendiri, orang lain, alam dan Tuhan. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual muallaf lebih baik dari pada sebelum mereka menjadi muallaf.

This thesis to purpose the description of the emotional intelligence and spiritual intelligence perpetrators of religious conversion aged adults. This research uses qualitative research methods with types of case studies. Data collection using in depth interviews and observations. The subject of the study amounted to five reverts that are mature and domiciled in Jakarta. Results of the study illustrate that reverts are able to feel, understand, apply the effective sensitivity of the emotions as a source of positive energy, so that one is able to understand the feelings of my self and being able to understand the feelings of others, besides able to move reverts live principle or essence that permeates life and express these principles in relationship with your self, others, nature and God. From the results of the study it can be concluded that the emotional intelligence and spiritual intelligence converts better than before they become converts.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>