Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7341 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New York: Routledge, 2020
305.235 HAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Meigasari
"Salah satu bentuk perkembangan yang menonjol pada masa remaja yaitu terjadinya perubahan-perubahan fisik yang akan mempengaruhi pula perkembangan kehidupan seksualnya. Pada masa ini, remaja biasanya sudah mulai mengenal pacaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku pacaran pada remaja binaan rumah singgah Dilts Foundation dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Desain penelitan ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD). Penelitian dilakukan pada remaja binaan rumah singgah Dilts Foundation, orang tua binaan rumah singgah Dilts Foundation dan Managing Director rumah singgah Dilts Foundation.
Hasil penelitiannya adalah sebagian besar perilaku pacaran pada remaja binaan rumah singgah DF belum menjurus ke arah perilaku pacaran yang berisiko dan faktor lingkungan serta individu mempengaruhi mereka untuk melakukan pacaran.

One of the prominent development in adolescence is physicals changing which is also affect to their sexual development. In this period, adolescent usually knows dating behavior. The objectives of this research is to find out dating behavior in adolescent student of Dilts Foundation shelter and the factors affecting it.
The research used the qualitative method and conducted by In Depth Interview and Focus Group Discussion (FGD). This research were applied to adolescent student, parent of students and Managing Director of Dilts Foundation shelter.
The result shows that most of adolescent student of Dilts Foundation shelter dating behavior not lead yet to risky dating behavior. Environment and individual factors affect to their dating behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Reza Maharani
"Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang menjadi determinan partisipasi sekolah penyandang disabilitas usia 5-18 tahun di Indonesia, menggunakan data Susenas MSBP tahun 2012. Hasil regresi logistik biner menunjukkan bahwa status disabilitas, umur, daerah tempat tinggal, tingkat disabilitas, jenis disabilitas, status kerja kepala rumah tangga dan pendidikan tinggi kepala rumah tangga berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan sekolah anak penyandang disabilitas. Sedangkan jenis kelamin, status kemiskinan, pendidikan rendah kepala rumah tangga dan jumlah anak dalam rumah tangga tidak memiliki pengaruh signifikan. Hasil analisis deskriptif dan inferensial terhadap status disabilitas semakin mempertegas bahwa terdapat perbedaan kesempatan bersekolah antara anak dengan disabilitas dan tanpa disabilitas.

This study aims to find out factors those determine school participation of person with disabilities in Indonesia age between 5-18 years, using the Susenas MSBP 2012 data. The result of binary logistic regression showed that the disability status, age, area of residence, level of disability, type of disability, family head?s working status, and higher education of family head?s significantly influence the tendency school participation of children with disability. Whereas gender, poverty status, lower education of household head and the number of children in the household does not have a significant effect. Result of descriptive and inferential analysis of the disability status emphasized that there is a different school opportunity between children with disabilities and without disabilities.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan
"Akta notaris dapat dibuat dalam bentuk minuta akta dan akta in originali, yang dibuat oleh notaris (akta relass) atau yang dibuat dihadapan notaris (akta partij). Minuta akta adalah asli akta yang ditandatangani oleh para penghadap, saksi akta dan notaris yang disimpan sebagai bagian dari protokol notaris, dan dari minuta akta ini, notaris berwenang untuk mengeluarkan salinan akta, grosse akta atau kutipan akta. Akta in originali adalah asli akta yang diberikan kepada para penghadap dan tidak ada dalam simpanan protokol notaris, sehingga notaris tidak berwenang mengeluarkan salinan akta, groose akta atau kutipan akta dari akta yang diberikan dalam bentuk in originali. Renvoi adalah perubahan terhadap isi akta sebelum akta ditandatangani oleh para penghadap, saksi akta dan notaris, dan perubahan terhadap isi akta dilakukan dengan cara diganti, ditambah, dicoret di bagian sisi kiri akta atau pada bagian akhir akta sebelum penutup akta atau disisipkan pada lembar tambahan, dengan diberi paraf atau tanda pengesahan oleh para penghadap, saksi akta dan notaris. Renvoi yang dilakukan tidak sesuai dengan yang diatur dalam Undang-Undang Jabatan Notaris, terkena sanksi degradasi kekuatan bukti sebagai akta dibawah tangan. Undang-Undang Jabatan Notaris tidak mengatur bagaimana akibat hukum renvoi yang tidak sesuai aturan terhadap isi renvoi itu sendiri dan terhadap perbuatan hukum yang dituangkan dalam isi akta. Dengan menggunakan metode penelitian normatif dan melalui pendekatan deduktif untuk mencari kebenaran kohern terhadap akibat hukum dari renvoi yang melanggar Undang-Undang Jabatan Notaris, akan diperoleh suatu gambaran tentang Cacat yuridis renvoi dan implikasi hukumnya dalam studi kasus.

Notarial deed can be made in the form of minutes of the deed and the deed in originali, which is made by a notary (deed relass) or made before a notary (deed Partij). Minuta original deed deed is signed by the party, witnesses and a notary deed that is stored as part of the protocol notary, and of the minutes of this deed, the notary is authorized to issue a copy of the deed, grosse deed or deed quote. Deed in originali original deed is given to the party and nothing in savings notary protocol, so that the notary is not authorized to make copies of the deed, deed or quote groose deed of certificates issued in the form in originali. Renvoi is a change to the contents of the deed before the deed was signed by the party, witnesses and a notary deed, and changes to the contents of the deed is done in a way to be replaced, added, dropped on the left side at the end of the deed or deed before closing deed or pasted on an additional sheet, with given initial or sign endorsement by the party, witnesses and a notary deed. Renvoi who do not comply with that stipulated in the Law Notary, degradation sanctioned strength of the evidence as a deed under the hand. Notary Act does not regulate how renvoi legal consequences that do not conform to the rules of the content of renvoi itself and against legal actions as outlined in the contents of the deed. By using normative research methods and through deductive approach to the search for truth kohern against the legal consequences of renvoi in violation of the Law Notary, will obtain an overview of the Disability renvoi juridical and legal implications in the case study."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T42850
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyu Wijayanti
"Merujuk hasil Convention on the Right of Person with Disability, Pemerintah Indonesia kemudian menerapkan kebijakan afirmatif bagi penyandang disabilitas dalam bidang ketenagakerjaan, melalui pemberlakuan sistem kuota. Namun demikian kinerja kebijakaan afirmatif ini belum menunjukan hasil yang menggembirakan. Hal tersebut mengindikasikan adanya masalah dalam implementasinya. Penelitian ini ditujukan untuk mengenali variable-variabel yang mempengaruhi implementasi kebijakan afirmatif tersebut. Adapun lokus penelitian ini adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta). Data penelitian dikumpulkan melalui telaah dokumen dan wawancara mendalam terhadap 13 orang narasumber kunci yang berasal dari penyandang disabiliitas, apparat pemerintah, dan stakeholder lainnya. Data penelitian kemudian diolah berdasarkan prosedur analisis kualitatif. Adapun temuan dari penelitian ini adalah bahwa implementasi kebijakan afirmatif bagi penyandang disabilitas dalam bidang ketenagakerjaan di Provinsi DKI Jakarta, Indonesia belum efektif. Tingkat implementability kebijakan afirmatif tersebut dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang sebagian dapat dijelaskan berdasarkan konsep grindle. Di luar konsep grindle, ditemukan bahwa faktor budaya, basis data, penegakan hukum dan kepatuhan terhadap hukum adalah faktor-faktor penting yang mempengaruhi implementasi kebijakan afirmatif tersebut.

Referring to the results of the Convention on the Right of Persons with Disability, the Government of Indonesia then implemented an affirmative policy for persons with disabilities in the field of employment, through the implementation of a quota system. However, the performance of this affirmative policy has not shown encouraging results. This indicates a problem in its implementation. This study aims to recognize the variables that influence the implementation of the affirmative policy. The locus of this research is the Special Capital Province of Jakarta (DKI Jakarta). Research data were collected through document review and in-depth interviews with 13 key informants from persons with disabilities, government officials, and other stakeholders. The research data is then processed based on a qualitative analysis procedure. The findings of this study are that the implementation of affirmative policies for persons with disabilities in the field of employment in DKI Jakarta Province, Indonesia has not been effective. The level of implementation of affirmative policies is influenced by a number of factors which can be partly explained based on the grindle concept. Beyond the grindle concept, it was found that cultural factors, databases, law enforcement and compliance with the law are important factors that influence the implementation of the affirmative policies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Margaretha
"Pandemi COVID-19 (Coronavirus Disease) yang keberadaannya pertama kali teridentifikasi pada akhir tahun 2019, telah menjadi masalah kemanusiaan secara global. Peningkatan jumlah kasus COVID-19 terjadi dalam waktu singkat dan membutuhkan penanganan segera. Virus ini dengan mudah menyebar dan menginfeksi siapapun tanpa pandang usia, jenis kelamin, dan status sosial, termasuk penyandang disabilitas. Berdasarkan data secara global pada tahun 2019, diperkirakan 15% dari populasi dunia memiliki disabilitas. Penyandang disabilitas lebih cenderung memiliki kesehatan yang buruk. Situasi pandemi COVID-19 menjadi kekhawatiran khususnya pada disabilitas yang tinggal dalam ruangan terbatas, padat penghuni, tempat tertutup dan keterbatasan lain dalam panti. Penelitian dilakukan untuk menganalisis implementasi kebijakan pencegahan COVID-19 di Panti Sosial Khusus Disabilitas Wilayah Provinsi DKI Jakarta. Peneliti menganalisis proses implementasi kebijakan menggunakan model Edward III, dari aspek: Komunikasi; Sumber Daya; Disposisi; dan Struktur Organisasi. Temuan penelitian ini adalah bahwa Kebijakan pencegahan COVID19 yang tertuang pada Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Sosial telah dapat disosialisasikan dan dikoordinasikan dengan baik di setiap panti. Aturan dalam bentuk perundang-undangan tidak ditemukan. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan kebijakan pencegahan COVID-19 di Panti Sosial Khusus Disabilitas Provinsi DKI Jakarta sudah baik. Namun dalam penanganannya memiliki tantangan tersendiri karena kondisi disabilitas WBS yang memiliki tingkat keparahan disabilitas berbeda-beda sehingga sulit untuk disiplin karena keterbatasan yang mereka miliki. WBS Penyandang Disabilitas mental dan intelektual sulit untuk disiplin dalam menggunakan masker, komunikasi secara personal dan peringatan yang dilakukan secara berulang menjadi solusi penerapan kepatuhan protokol Kesehatan. Rekomendasi lain adalah bahwa Penanganan COVID-19 harus dilakukan dengan kerja sama lintas sektor.

The Pandemic COVID-19 (Coronavirus Disease) which was firstly identified in the late 2019, has become humans’ problem globally. The rapid increase in the number of COVID-19 cases occurred requires immediate treatment. This virus easily spreads and infects anyone regardless of age, gender, and social status, including people with disabilities. Based on global data of 2019, it is estimated that 15% of the world's population has a disability. People with disabilities are more likely to have poor health. The situation of the COVID-19 pandemic is a concern, especially for people with disabilities who live in densely populated areas, in limited living space, closed places, and other residential limitations. The study was conducted to analyze the implementation of COVID-19 prevention policies at Social Institutions for People with Disabilities in the area of DKI Jakarta Province. The researchers analyzed the policy implementation process using the Edward III model, from 4 aspects namely communication; resources; disposition; and organizational structure. The COVID-19 prevention policy contained in the Circular issued by the Head of the Social Service can be properly socialized and coordinated in each nursing home. Rules in the form of legislation were not found. The results showed that the overall implementation of the COVID-19 prevention policy at the Social Institutions for Disabilities in DKI Jakarta Province was good. However, in handling it, it has its own challenges because residents of those institutions who have disabilities (WBS) have different levels of disability, making it difficult to discipline them because of their limitations. It is difficult to discipline WBS with mental and intellectual disabilities to use masks. It was found that personal communication and repeated warnings are solutions for implementing Health protocol. The handling of COVID-19 is carried out with cross-sectoral cooperation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kumalasari
"[ABSTRAK
Keterbatasan kognitif dan bahasa yang dialami penyandang Down syndrome membuat kemampuan personal safety menjadi isu yang penting dalam kaitannya dengan seksualitas remaja Down syndrome (Van Dyke, McBrien & Sherbondy,1995). Penelitian ini ditujukan untuk
membuktikan apakah program Behavioral Skills Training efektif meningkatkan kemampuan personal safety pada remaja penyandang Down syndrome dengan taraf tuna grahita ringan. Kemampuan personal safety yang ditingkatkan adalah kemampuan mengenali kewajaran sentuhan dan empat kemampuan perlindungan diri yang terdiri dari kemampuan menolak, kemampuan menjauhkan diri, kemampuan memberi tahu orang lain dan kemampuan melaporkan
situasi sentuhan tidak wajar yang dialaminya. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain subjek tunggal pada remaja Down syndrome dengan taraf tuna grahita ringan. Program diberikan selama tiga hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program BST efektif meningkatkan
kemampuan personal safety subjek dengan capaian 97% dari skor maksimum. Subjek dapat menguasai kemampuan mengenali sentuhan wajar dan tidak wajar, kemampuan menolak, kemampuan menjauhkan diri dan memberi tahu orang lain sebesar 100%. Pada kemampuan
melaporkan, subjek mencapai tingkat penguasaan sebesar 83%. Untuk meningkatkan efektivitas program, dapat dilakukan in situ training, pemberian training for trainers bagi instruktur program, dan penguatan setelah program intervensi selesai.

ABSTRACT
Cognitive and language developmental limitations have made personal safety became an
important sexuality issue for adolescent with Down syndrome (Van Dyke, McBrien & Sherbondy, 1995). The aim of the research was to examine the effectiveness of Behavioral Skills Training program in improving personal safety skills for Down syndrome adolescent with mild intellectual disability. Personal safety defined as an ability to recognize touch appropriateness and four self-protective skills, consisting of refusing; resisting; telling others and reporting about
inappropriate touch she/he experiences. The single subject design was administered in three days. The results show that the program effectively improved subject?s personal safety skills by reaching 97 % of maximum score. Subject was able to master the skills of recognizing, refusing, resisting dan telling others by 100%. On the reporting skill, subject reached mastery level by 83%. To improve the effectiveness of the program, in situ training, training for trainers for instructors program, and providing reinforcement are suggested.;Cognitive and language developmental limitations have made personal safety became an
important sexuality issue for adolescent with Down syndrome (Van Dyke, McBrien &
Sherbondy, 1995). The aim of the research was to examine the effectiveness of Behavioral Skills
Training program in improving personal safety skills for Down syndrome adolescent with mild
intellectual disability. Personal safety defined as an ability to recognize touch appropriateness
and four self-protective skills, consisting of refusing; resisting; telling others and reporting about
inappropriate touch she/he experiences. The single subject design was administered in three
days. The results show that the program effectively improved subject?s personal safety skills by
reaching 97 % of maximum score. Subject was able to master the skills of recognizing, refusing,
resisting dan telling others by 100%. On the reporting skill, subject reached mastery level by
83%. To improve the effectiveness of the program, in situ training, training for trainers for
instructors program, and providing reinforcement are suggested., Cognitive and language developmental limitations have made personal safety became an
important sexuality issue for adolescent with Down syndrome (Van Dyke, McBrien &
Sherbondy, 1995). The aim of the research was to examine the effectiveness of Behavioral Skills
Training program in improving personal safety skills for Down syndrome adolescent with mild
intellectual disability. Personal safety defined as an ability to recognize touch appropriateness
and four self-protective skills, consisting of refusing; resisting; telling others and reporting about
inappropriate touch she/he experiences. The single subject design was administered in three
days. The results show that the program effectively improved subject’s personal safety skills by
reaching 97 % of maximum score. Subject was able to master the skills of recognizing, refusing,
resisting dan telling others by 100%. On the reporting skill, subject reached mastery level by
83%. To improve the effectiveness of the program, in situ training, training for trainers for
instructors program, and providing reinforcement are suggested.]"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T44158
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rila Marita
"ABSTRAK
Untuk meningkatkan kualitas perpustakaan perguruan tinggi yang ramah difabel, pengelola perpustakaan dan pihak universitas perlu memperhatikan persoalan yang terjadi di lapangan. Mulai dari aspek sarana dan prasarana, meningkatkan jenis layanan, dan sumber daya manusianya (pustakawan). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat peran perpustakaan tinggi dalam mendukung pelayanan disabilitas berdasarkan penerapan standar pelayanan yang dikeluarkan oleh IFLA dalam melayani pemustaka tuna rungu di Perpustakaan Universitas Esa Unggul. Penelitian ini menggunakan data hasil pendekatan kualitatif dengan pendekatan metode studi kasus. Adapun kegiatan penelitian dilaksanakan sejak 21 Januari 2019 - 11 Desember 2019. Hasil kajian menunjukkan bahwa belum adanya layanan khusus bagi penyandang disabilitas di Perpustakaan Universitas Esa Unggul bagi mahasiswa disabilitas khususnya tuna rungu. Terdapat beberapa faktor penting yang mempengaruhi penerapan standar IFLA mengenai panduan pelayanan perpustakaan bagi pemustaka tuna rungu, diantaranya pustakawan, layanan, koleksi, dan program pemasaran. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada dasarnya, ke -empat faktor tersebut belum berjalan dengan optimal sehingga menjadi hambatan bagi perpustakaan. Oleh sebab itu, Perpustakaan Universitas Esa Unggul diharapkan perlu untuk menyediakan fasilitas yang adaptif bagi mereka. Demi mewujudkan perpustakaan perguruan tinggi yang ramah difabel, perpustakaan memerlukan kesadaran yang tinggi sebagai wujud tanggung jawab moral lembaga dalam rangka mewujudkan pendidikan yang inklusif. Upaya tersebut merupakan suatu tantangan bagi pengelola perpustakaan dalam mengakomodasi kebutuhan mahasiswa difabel, terutama dalam mendapatkan sumber-sumber informasi, baik secara kuantitas maupun kualitas dengan mahasiswa lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Neysa Azzahra Maheda
"Omotenashi pada masyarakat Jepang merupakan suatu bentuk kebudayaan umum yang banyak ditemukan, terutama pada restoran dan ryokan. Omotenashi sering disebut dengan Hospitality, namun Omotenashi sendiri dapat dipahami sebagai konsep yang memiliki tujuan khusus untuk mencapai kesetaraan dalam tatanan masyarakat. Tulisan ini bertujuan untuk melihat budaya Omotenashi bagi penyandang disabilitas dalam transportasi publik kereta Jepang yang disediakan oleh penyedia jasa yaitu Japan Railways atau JR. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka untuk memperoleh data dan referensi melalui media elektronik yaitu buku, artikel jurnal, situs web, keterangan pers dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan Jepang. Selain sumber yang telah disebutkan, penulis juga mengambil data dari penelitian terdahulu yang berbentuk tesis dan disertasi. Lalu dianalisis dengan konsep Omotenashi dari Hattori (2008), Al-alsheikh (2014) dan Morishita (2021). Analisis yang dilakukan menghasilkan temuan bahwa bentuk Omotenashi dapat mencapai kesetaraan dan keadilan sebagai penumpang penyandang disabilitas di JR.

Omotenashi in Japanese society is a common form of culture, especially in restaurants and ryokan. Omotenashi is often referred to as hospitality, but Omotenashi itself can be understood as a concept that has a specific goal to achieve equality in society. This paper aims to look at the culture of Omotenashi for people with disabilities in Japanese train public transportation provided by the service provider, Japan Railways or JR. The method that will be used in this research is a literature study to obtain data and references through electronic media, namely books, journal articles, websites, press statements in Indonesian, English and Japanese. In addition to the sources mentioned, the author also took data from previous research in the form of theses and dissertations. Then analyzed with the Omotenashi concept from Hattori (2008), Al-alsheikh (2014) and Morishita (2021). The analysis produced findings that the Omotenashi form can achieve equality and justice as a passenger with a disability on JR."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Junita
"Penelitian ini bertujuan mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara strategi coping dan psychological well-being pada orang tua yang memiliki anak tuna ganda usia 6-12 tahun. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengukuran strategi coping menggunakan alat ukur The Way of Coping Checklist (Vitaliano, Russo, Carr, Maluro, & Becker, 1985) dan pengukuran psychological well-being menggunakan alat ukur Ryff?s Psychological Well-Being Scales (Ryff, 1995). Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara strategi coping dan psychological well-being pada orang tua yang memiliki anak tuna ganda usia 6-12 tahun (R = 0.452 ; p = 0.05).

This research was conducted to investigate the correlation between coping strategies and psychological well-being among parents of children with severe disabilities aging 6-12 years old. This study used quantitative method. Coping strategies were measured by The Way of Coping Checklist (Vitaliano, Russo, Carr, Maluro, & Becker, 1985) and psychological well-being was measured using Ryff?s Psychological Well-Being Scales (Ryff, 1995). The result of this study showed that there is a significance correlation between coping strategies and psychological well-being among parents of children with severe disabilities aging 6-12 years old ( R = 0.452 ; p = 0.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>