Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171355 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Della Anggraeni
"Emas merupakan komoditas logam yang dibutuhkan berbagai sektor industri, sehingga permintaan produksinya kian meningkat. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan produksi emas di pertambangan terbuka adalah faktor keselamatan. Faktor keselamatan erat kaitannya dengan masalah kestabilan lereng, di mana keadaan lereng yang tidak stabil berpotensi mengakibatkan keruntuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas massa batuan, tipe keruntuhan, dan kondisi kestabilan lereng pada setiap lereng tunggal di lokasi penelitian. Penelitian ini dimulai dengan pengambilan data yang meliputi orientasi bidang diskontinuitas, geometri lereng, sampel batuan, pengujian kuat tekan batuan, dan data sekunder lainnya. Data tersebut kemudian diintegrasikan dan diolah untuk mengetahui nilai kualitas massa batuan, analisis kinematika, dan analisis kestabilan lereng. Pengolahan data kestabilan lereng mengacu pada kerentanan lereng terhadap keruntuhan non-circular dilakukan melalui simulasi perangkat lunak Swedge, dan RocPlane. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas massa batuan di daerah penelitian termasuk ke dalam kelas II (good rock). Tipe keruntuhan non-circular yang didapatkan melalui analisis kinematika menunjukkan bahwa keruntuhan baji berpotensi terjadi pada setiap lereng tunggal di lokasi penelitian. Potensi keruntuhan planar juga ditemukan pada lereng tunggal 2. Kestabilan lereng daerah penelitian menunjukkan kondisi stabil dan aman, dimana nilai faktor keamanan yang didapatkan bernilai lebih dari 1,3 (FK>1,3).

Gold is a metal commodity that is needed by various industrial sectors, so demand for its production is increasing. One factor that needs to be considered when implementing gold production in open-pit mining is the safety factor. The safety factor is closely related to the problem of slope stability, where an unstable slope has the potential to cause collapse. The aim of this research is to determine the quality of the rock mass, type of failure, and slope stability conditions on each single slope at the research location. This research began with data collection which included discontinuity plane orientation, slope geometry, rock samples, rock compressive strength testing, and other secondary data. The data is then integrated and processed to determine rock mass quality values, kinematic analysis and slope stability analysis. Processing of slope stability data which refers to the vulnerability of slopes to non-circular failure is carried out through Swedge and RocPlane software simulations. The analysis results show that the quality of the rock mass in the research area is included in class II (good rock). The non-circular failure type obtained through kinematic analysis shows that wedge failure has the potential to occur on every single slope at the research location. The potential for planar collapse was also found on single slope 2. The stability of the slope in the research area showed a stable and safe condition, where the safety factor value obtained was more than 1.3 (FK>1.3)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexandria Dwiartha
"Perencanaan desain dari suatu lereng tambang umumnya dihadapi oleh berbagai permasalahan seperti ketidakpastian pada data sifat fisik dan mekanik batuan untuk melakukan analisis kestabilan lereng. Metode probabilistik menawarkan cara yang lebih sistematis dalam menangani ketidakpastian tersebut juga sebagai preferensi untuk mengetahui informasi probabilitas kelongsoran (PK) dengan pendekatan nilai faktor keamanan (FK). Perhitungan probabilitas kelongsoran dilakukan dengan pengolahan data statistika deskriptif dan pencocokan jenis distribusi (goodness of fit test) menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan Uji Akaike Information Criterion (AIC). Hasil pengolahan data statistika deskriptif dan pencocokan jenis distribusi digunakan sebagai parameter masukan pada software Slide 6.0 dalam menghitung probabilitas kelongsoran lereng. Analisis kelongsoran dilakukan pada penampang geometri lereng hasil penarikan cross section pada desain Life of Mine PIT batubara dengan kondisi statis dan dinamis menggunakan pembebanan seismik 0,225g. Metode Bishop dan Janbu digunakan dalam mengidentifikasi probabilitas kelongsoran dengan jenis longsoran busur. Hasil analisis kelongsoran yang diperoleh, model lereng A–A’ memiliki geometri yang aman, sedangkan model lereng B–B’ memiliki geometri yang tidak aman dengan nilai FK statis <1,3; FK dinamis <1,1; dan PK >5%. Sehingga, dilakukan rekonstruksi ulang dengan melandaikan sudut kemiringan lereng keseluruhan dari 44° menjadi 26° pada model lereng B–B’. Setelah dilakukan rekonstruksi nilai FK statis; PK statis; FK dinamis; PK dinamis dari model lereng akhir secara berurutan, pada model lereng A–A’ 4,169; 0%; 2,840, 0% menggunakan metode Bishop dan 4,002; 0%; 2,666; 0% menggunakan metode Janbu. Model lereng B–B’ 1,749; 0%; 1,154; 0,3% menggunakan metode Bishop dan 1,756; 0%; 1,138; 0,8% menggunakan metode Janbu.

The design planning of a mine slope is generally faced with various problems such as uncertainty in the physical and mechanical properties of rocks to do slope stability analysis. The probabilistic method offers a more systematic way of dealing with this uncertainty as well as a preference for obtaining information on the probability of failure (PF) using the factor of safety (FS) approach. The calculation of the probability of failure is carried out by processing descriptive statistical data and goodness of fit test using the Kolmogorov-Smirnov (K-S) method and the Akaike Information Criterion (AIC) test. The results of processing descriptive statistical data and matching distribution types are used as input parameters in the Slide 6.0 software to calculate slope probability of failure. Slide analysis was carried out on the geometric cross-section of the slope from Life of Mine PIT coal design with static and dynamic conditions using a seismic loading of 0,225g. The Bishop and Janbu methods are used in identifying the probability of a landslide with the type of circular slide. The results of the slide analysis obtained show that the A–A' slope model has a safe geometry, while the B–B' slope model has an unsafe geometry with a static FS value of <1.3; Dynamic FS <1.1; and PF >5%. Thus, a renovation was carried out by sloping the overall slope angle from 44° to 26° on the B–B' slope model. After reconstructing static FS; static PF; dynamic FS; dynamic PF values from the final slope model sequentially, on slope model A–A' 4,169; 0%; 2,840, 0% using the Bishop method and 4,002; 0%; 2,666, 0% using the Janbu method. Slope model B–B' 1,749; 0%; 1,154; 0,3% using the Bishop method and 1,756; 0%; 1,138; 0,8% using the Janbu method."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Nur Fitriana
"Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor merupakan salah satu desa yang rawan longsor. Upaya pencegahan longsor telah dilakukan dengan memasang tiang pancang namun tidak efisien dalam mencegah terjadinya longsor. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi kondisi geomorfologi, geologi teknik, karakteristik massa batuan dan tanah, kondisi kestabilan lereng, potensi longsor, penyebab longsor dan rencana penguatan lereng yang tepat. Metode yang digunakan meliputi pemetaan geomorfologi dan geologi teknik, scanline, uji sifat fisik dan mekanika tanah, analisis kinematik, Rock Mass Rating (RMR), Slope Mass Rating (SMR) dan analisis kesetimbangan batas menggunakan metode Morgenstern – Price. Hasil pemetaan geomorfologi menunjukkan daerah penelitian terdiri dari Satuan Dataran Rendah Pedalaman Vulkanik Agak Landai dan Satuan Perbukitan Rendah Vulkanik Curam. Geologi teknik terdiri dari Satuan Pasir dan Satuan Andesit. Karakteristik massa batuan menunjukkan nilai RMR 79 (Kelas II) hingga 87 (Kelas I). Perhitungan SMR menunjukkan rentang nilai 41 (leren stabil sebagian) – 79,25 (lereng stabil). Analisis kesetimbangan batas menunjukkan bahwa lereng 5 dalam kondisi kritis dengan nilai FK 1,131. Ketidakstabilan lereng disebabkan oleh kehadiran bidang diskontinuitas pada massa batuan dan geometri lereng. Lereng lainnya seperti Lereng 3 dengan FK 3,117, Lereng 4 dengan FK 1,751 dan Lereng 6 dengan FK 2,063 tergolong lereng yang stabil. Berdasarkan nilai SMR, saran penguatan lereng batuan yang dapat dilakukan berupa pembuatan paritan pada kaki lereng dan pemasangan jala kawat, jangkar kabel baja, beton semprot atau pembuatan paritan pada kaki lereng dan beton gigi, titik baut batuan. Sedangkan penguatan lereng tanah dapat dilakukan dengan mengubahan geometri lereng dan mengendalikan air permukaan.

Cipinang Village, Rumpin District, Bogor Regency is one of the villages that are prone to landslides. Prevention efforts by installing piles are inefficient in preventing landslides. This study aims to obtain information on geomorphology and engineering geological conditions, characteristics of rock and soil masses, slope stability conditions, landslide potential, landslide causes, and appropriate slope strengthening plans applied in the research area. The methods used include geomorphological mapping, engineering geological mapping, scanline, soil physical and mechanical properties tests, kinematic analysis, Rock Mass Rating (RMR), Slope Mass Rating (SMR), and limit equilibrium analysis using the Morgenstern – Price method. The results of geomorphological mapping divide the study area into the Somewhat Gentle Volcanic Inland Lowland Unit and the Steep Volcanic Low Hill Unit. The engineering geological units of the research area divide into Sand Units and Andesite Units. Rock mass identification results show that value of RMR is 79 (Class II) - 83 (Class I). SMR calculations show a range of values of 41 (partially stable slope) – 74 (stable slope). The limit equilibrium analysis showed that Slope 5 in critical condition with an FK value of 1,131. This slope instability is caused by the presence of discontinuity of rock mass and the geometry of the slopes. The other slopes such as Slope 3 with an FK value of 3,117, Slope 4 with an FK value of 1,751, and Slope 6 with an FK value of 2,063 are classified as stable slopes. Based on the SMR value obtained, suggestions for strengthening rock slopes that can be done are the manufacture of trenches at the foot of the slope and wire mesh, the manufacture of steel cable anchors, the manufacture of spray concrete, or the manufacture of trenches on the foot of the slope and the concrete of the teeth, the manufacture of rock bolt points. Meanwhile, soil slope strengthening can be done by changing the geometry of the slope and controlling surface water."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rayhan Nauval Narawangsa
"Analisis kestabilan lereng merupakan faktor penting dalam kegiatan eksploitasi batu bara agar segala aktivitasnya dapat berjalan secara aman. Analisis ini dilakukan untuk mencegah terjadinya longsor pada lereng. Terdapat beberapa tipe potensi longsor. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi terhadap tipe potensi longsor yang mungkin terjadi di daerah penelitian. Lokasi penelitian merupakan kawasan tambang terbuka batu bara yang dimiliki oleh PT Adaro Indonesia di Cekungan Barito, Kalimantan Selatan. Dalam penelitian yang dilakukan, digunakan dua metode yaitu kesetimbangan batas dan Continuous Slope Mass Rating (CSMR). Analisis kesetimbangan batas digunakan untuk mengidentifikasi potensi longsor busur. Sedangkan CSMR digunakan untuk identifikasi potensi longsor planar, membaji, dan guling. Kedua metode ini dinilai dapat melengkapi satu dengan yang lainnya. Analisis kestabilan lereng dilakukan pada area di sekitar garis penampang A dan B. Metode kesetimbangan batas menunjukkan bahwa daerah disekitar kedua penampang memiliki Faktor Keamanan (FK) yang tergolong stabil. Penampang A memiliki FK 1,542 dan penampang B memiliki FK 1,732. Analisis CSMR pada penampang A dan B memiliki nilai minimum 41,32 dan maksimum 62,71. Nilai ini termasuk kedalam kelas II dan III. Kedua kelas ini mengindikasikan terdapatnya potensi longsor pada daerah penelitian. Berdasarkan kedua metode yang digunakan, dapat disimpulkan bahwa tipe potensi longsor yang mungkin terjadi pada daerah penelitian adalah longsoran membaji.

Slope stability analysis is a very important aspect that keeps mining activities proceed safely. This analysis is done to prevent slope failure. There are several kinds of slope failure. The purpose of this study is to determine some types of slope failure that are possibly occured on observation area. This area refers to an open-pit coal mine of PT Adaro Indonesia which is located on Barito Basin, South Kalimantan. This study is being held using Limit Equilibrium Method (LEM) and Continuous Slope Mass Rating (CSMR). LEM is used to determine the potential circular failure. While CSMR is used for planar, wedge, or toppling failures. The two methods are considered to be complementing each other. Slope analysis is being held on the area around line section A and B. LEM analysis shows that the two line section have stable safety factors (FS). Which is 1.542 for line section A and 1.732 for line section B. CSMR analysis at all the benches of line section A and B shows value of 41.32 to 62.71. These results are classified to class II and III. The two classes indicate that there are some failure potential that is likely to occur. Based on the two methods, it could be concluded that the type of failure that is possibly occured in observation area is wedge failure."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhianaufal
"Daerah penelitian adalah tambang batubara terbuka yang berlokasi di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Berdasarkan geologi regional dari daerah penelitian termasuk dalam Formasi Lati, terdiri dari interlaminated antara batu pasir kuarsa, batu lempung, batulanau dan batubara. Penelitian geologi dan hidrogeologi pada stabilitas lereng penting di daerah penelitian untuk memaksimalkan sumber daya batubara di penambangan batubara terbuka. Dalam analisis stabilitas lereng di daerah penelitian, parameter air tanah penting untuk dipertimbangkan, karena peningkatan tekanan air pori dapat digunakan pada tanah longsor. Metode penelitian yang dilakukan adalah survei lapangan untuk mengambil data ketinggian tanah dari sumur pemantauan yang kemudian menjadi kontur permukaan udara tanah. Kemudian pengujian litologi dilakukan dari masing-masing sumur untuk mendapatkan deskripsi litologi litologi bawah permukaan. Setelah itu, teknik pemodelan penampang geologi dilakukan dengan menggunakan data ini dan desain LoM. Nilai FK (Safety Factor) kemudian dihitung dari penampang teknik geologis dengan menggunakan metode kesetimbangan batas. Persamaan regresi nilai FK dan ketinggian permukaan tanah akan diketahui. Hasil persamaan regresi untuk mengkonfirmasi penurunan air tanah menggunakan metode lubang pembuangan terkait dengan nilai tambah FK, untuk desain lereng yang belum mencapai kondisi aman, diperlukan metode lubang drainase untuk menurunkan permukaan tanah ke ketinggian tertentu untuk mendapatkan desain lereng yang aman di geotech (FK ≥ 1.3) metode yang dipilih karena tidak mungkin melakukan reprofiling di lereng lowwall.

The research area is an open-pit coal mine located in East Kalimantan Province, Indonesia. Based on the regional geology of the study area included in the Lati Formation, it consists of interlaminated between quartz sandstone, clay stone, siltstone and coal. Geological and hydrogeological research on slope stability is important in the study area to maximize coal resources in open coal mining. In the analysis of slope stability in the study area, groundwater parameters are important to consider, because increased pore pressures can be used in landslides. The research method carried out was a field survey to retrieve land height data from monitoring wells which then became ground surface contours. Then lithology testing is carried out from each well to get a description of lithology subsurface lithology. After that, the geological cross-sectional modeling technique is carried out using this data and the LoM design. The FK (Safety Factor) value is then calculated from a cross section of geological techniques using the boundary equilibrium method. The regression equation for FK values ​​and land surface height will be known. The results of the regression equation to confirm the decrease in groundwater using the drain hole method related to the added value of FK, for slope design that has not yet reached a safe condition, a drainage hole method is needed to lower the ground surface to a certain height to get a safe slope design in geotech (FK ≥ 1.3 ) the method chosen because it is not possible to do reprofiling on lowwall slopes.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rafi Burhani
"Dalam desain geometri tambang terbuka salah satu yang perlu diperhatikan adalah geometri lereng. Dalam analisis LEM, tingkat kestabilan geometri lereng dinyatakan dalam nilai Faktor Keamanan (FK). Nilai tersebut didapat berdasarkan perbandingan antara gaya penggerak penyebab lereng bergeser, dengan gaya penahan yang membuat lereng tetap stabil. Konfigurasi geometri lereng bertujuan untuk memberikan konfigurasi penggalian yang optimal, baik dalam konteks keselamatan operasional maupun keuntungan finansial. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan kajian kestabilan lereng pada desain awal penambangan PT X. Analisis dilakukan dengan mempertimbangn beban kegempaan pada daerah telitian. Analisis dilakukan pada dua line section yang mencakup 4 segmen lereng, yatu Selatan, Utara, Barat dan Timur. Hasil analisis pada kedua line section menunjukkan bahwa keempat segmen lereng dalam kondisi Failure, yaitu Section A-A’ sisi Selatan FK 0.856, Section A-A’ sisi Utara FK 0.874, Section B-B’ sisi Barat FK 0.604, dan Section B-B’ sisi Timur FK 0.962. Rekomendasi desain menunjukkan nilai factor kemana yang stabil yaitu Section A-A’ sisi Selatan FK 1.153, Section A-A’ sisi Utara FK 1.192, Section B-B’ sisi Barat FK 1.55, dan Section B-B’ sisi Timur FK 1.152

In the design of open-pit mine geometry, one thing that needs to be considered is the slope geometry. In LEM analysis, the level of slope geometric stability is expressed in the Safety Factor (FK) value. This value is obtained based on a comparison between the driving force that causes the slope to shift, and the resisting force that keeps the slope stable. The slope geometric configuration aims to provide an optimal excavation configuration, both in the context of operational safety and financial benefits. Therefore, in this research, a slope stability study was carried out in the initial mining design of PT X. The analysis is carried out by considering the seismic load in the study area. The analysis was carried out on two line sections covering 4 slope segments, namely South, North, West and East. The results of the analysis on both line sections show that the four slope segments are in Failure condition, namely Section A-A' on the South side FK 0.856, Section A-A' on the North side FK 0.874, Section B-B' on the West side FK 0.604, and Section B- B' East side FK 0.962. Design recommendations indicate which factor values are stable, namely Section A-A' South side FK 1.153, Section A-A' North side."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Ariqho Bani
"PT. Berau Coal merupakan salah satu perusahaan batubara yang ada di Kalimtantan Timur yang saat ini sedang melakukan pembukaan lahan baru untuk dilakukan kegiatan pertambangan. Yang erat kaitannya dengan risiko kecelekaaan yang sangat tinggi (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2018) sehingga diperlukan langkah-langkah untuk mencegah kecelakaan kerja, salah satunya adalah melakukan kajian analisis kestabilan lereng. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungan MAT dengan FK dari lereng dan memberikan desain lereng stabil dan optimum dengan nilai FK > 1,3. Indikator tingkat kestabilan lereng biasa dinyatakan dalam Faktor Keamanan (FK) dan terdapat beberapa metode perhitugan yang umum digunakan seperti Janbu simplified, Bishop Simplified dan Morgenstern-Price untuk mengetahui tingkat keamanan lereng. Data yang digunakan merupakan data sekunder yaitu enam lubang bor geologi teknik, data muka air tanah, sifat fisik dan mekanik batuan dan pemodelan batubara yang diolah menggunakan aplikasi Minescape dan Rocscience Slide. Hasil dari perhitungan FK ditampilkan dalam dua penampang yaitu penampang A – A’ yang memiliki FK sebesar 1,674 dan penampang B – B’ yang memiliki FK 1,373 untuk kondisi paling pesimis. Kemudian pada kedua penampang tersebut memiliki hubungan antara penurunan muka air tanah (MAT) dan FK dimana setiap penurunan MAT dalam interval 0,5 meter maka FK akan meningkat sekitar 1,8%. Rekomendasi desain penggalian disesuaikan dengan desain lereng akhir dimana memiliki memiliki lebar bench sebesar 5 meter dan tinggi lereng tunggal sebesar 11 meter dengan sudut lereng tunggal sebesar 650. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kedua penampang memiliki FK yang relatif aman (FK> 1,3), terdapat pengaruh MAT terhadap besaran FK dan desain lereng penggalian yang direkomendasikan disesuaikan dengan desain lereng akhir.

PT. Berau Coal is one of the coal mining companies located in East Kalimantan, which is currently opening up new land for mining activities. This is closely related to the high risk of accidents (Ministry of Energy and Mineral Resources, 2018), hence the need for measures to prevent work accidents, one of which is conducting slope stability analysis studies. The objective of this research is to find the correlation between decrease of Groundwater Level and the Factor of Safety (FS) of slopes and provide stable and optimal slope designs with FS values greater than 1.3. The common indicator of slope stability is expressed in the Factor of Safety (FS), and there are several calculation methods commonly used, such as Janbu simplified, Bishop simplified, and Morgenstern-Price, to determine the slope's safety level. The data used in this research are secondary data, including six geological technical drilling holes, groundwater level data, physical and mechanical properties of rocks, and coal modeling processed using Minescape and Rocscience Slide applications. The results of the FS calculation are presented in two cross-sections, namely cross-section A - A' with an FS of 1.674 and cross-section B - B' with an FS of 1.373 for the most pessimistic condition. In both cross-sections, there is a relationship between between decrease of Groundwater Level and FS, where each 1-meter decrease of Groundwater Level increase results in around 1.8% increase in FS. The recommended excavation design is adjusted to the final slope design, which includes a bench width of 5 meters and a single slope height of 11 meters with a slope angle of 650. From this research, it can be concluded that both cross-sections have relatively safe FS values (FS > 1.3), there is an influence of lowering the Groundwater Level on FS magnitude, and the recommended excavation slope design should be adjusted to the final slope design."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Anisha Utari
"Dalam perencanaan tambang terbuka, memastikan stabilitas lereng dan memitigasi risiko tanah longsor merupakan pertimbangan penting, terutama di daerah dengan kerentanan tinggi terhadap bahaya tersebut seperti Kabupaten Kolaka di Provinsi Sulawesi Tenggara. Faktor keamanan (FK) lereng berfungsi sebagai parameter kritis dalam penilaian ini, dan penentuannya biasanya dicapai melalui analisis stabilitas lereng. Pendekatan analisis 2D tradisional sering mengabaikan faktor-faktor berpengaruh tertentu, seperti gaya penahan sisi normal dan horizontal di sepanjang massa geser. Oleh karena itu, penelitian ini melakukan analisis 3D untuk memberikan gambaran perilaku dan stabilitas lereng yang lebih akurat. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dampak geometri lereng terhadap stabilitas dengan membandingkan nilai FK yang diperoleh dari analisis 2D dan 3D. Selain itu, ia berusaha untuk merekomendasikan konfigurasi geometri lereng yang optimal di bawah kondisi statis dan dinamis untuk tambang lubang terbuka nikel laterit. Kondisi ini dipertimbangkan karena aktivitas seismik terkini di wilayah tersebut dan frekuensi historis gempa bumi di Provinsi Sulawesi Tenggara. Metodologi yang digunakan melibatkan metode kesetimbangan batas dengan menggunakan prinsip Bishop (1955) dan kriteria kegagalan Mohr-Coulomb. Analisis berfokus pada lereng tunggal mengalami kondisi statis dan dinamis. Hasil menunjukkan bahwa material limonit dan saprolit menunjukkan nilai FK yang stabil pada kisaran ketinggian 4 hingga 6 meter dan sudut kemiringan berkisar antara 50° hingga 80°. Sebaliknya, material batuan dasar menunjukkan nilai FK tinggi secara konsisten dan stabilitas relatif di berbagai variasi geometris. Studi lebih lanjut membagi area desain pit menjadi dua bagian, yaitu Penampang A dan Penampang B. Penampang A dicirikan oleh desain lereng yang stabil, sedangkan satu lereng di Penampang B menunjukkan indikasi ketidakstabilan. Berdasarkan analisis, desain geometri lereng yang direkomendasikan untuk stabilitas optimal memerlukan pengurangan sudut lereng secara keseluruhan.

In planning an open pit mine, ensuring slope stability and mitigating the risk of landslides are crucial considerations, particularly in regions with a high susceptibility to such hazards like Kolaka Regency in Southeast Sulawesi Province. The slope’s safety factor (SF) serves as a critical parameter in this assessment, and its determination is commonly achieved through slope stability analysis. Traditional 2D analysis approaches often overlook certain influential factors, such as normal and horizontal side resisting forces along the sliding mass. Therefore, this study undertakes a 3D analysis to accurately depict slope behavior and stability. This study's primary objective is to evaluate slope geometry's impact paring the SF values derived from 2D and 3D analyses. Furthermore, it recommends optimal slope geometry configurations under static and dynamic conditions for a nickel laterite open pit mine. These conditions are considered due to recent seismic regional seismic activities and the frequency of earthquakes in Southeast Sulawesi Province. The applied methodology involves the limit equilibrium method utilizing Bishop's principle (1955) and the Mohr-Coulomb failure criterion. The analysis focuses on single slopes subjected to static and dynamic conditions. Results indicate that limonite and saprolite materials exhibit stable SF values within the height range of 4 to 6 meters and slope angles ranging from 50° to 80°. Conversely, bedrock material demonstrates consistently high SF values and relative stability across various geometrical variations. The study further divides the pit design area into two sections, Section A and Section B. Section A is characterized by a stable slope design, whereas one slope in Section B exhibits indications of instability. Based on the findings, the recommended slope geometry design for optimal stability entails an overall reduction in slope angle."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deden Muchji Nurdjaman
"Dalam industri pertambangan, studi geologi teknik sangat dibutuhkan karena kegiatan pertambangan melakukan penggalian lereng yang dapat menimbulkan perubahan besar gaya-gaya yang bekerja pada lereng tersebut (Sepriadi & Prastowo, 2019). Daerah penelitian berada di SIR-04 lokasi tambang terbuka PT Stargate Pasific Resources, Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi kestabilan lereng di lokasi penelitian, menganalisis pengaruh fluktuasi Muka Air Tanah (MAT) terhadap kestabilan lereng, dan merekomendasikan desain lereng yang sudah memenuhi kriteria sebagai lereng stabil. Analisis yang digunakan merupakan kesetimbangan batas dengan metode perhitungan Morgenstern-Price dengan bantuan software Slide 6.0. Perhitungan nilai Faktor Kemanan pada lereng A-A’ 0.646 yang menandakan bahwa lereng tersebut tergolong pada lereng tidak stabil. Sehingga dibutuhkan desain optimum lereng yang memiliki FK lebih dari 1.25. Pada lereng B-B’, perhitungan menunjukkan nilai FK nya sebesar 2.280 yang termasuk ke dalam kondisi lereng stabil. Begitu pula dengan lereng C-C’, perhitungan menunjukkan nilai FK nya sebesar 1.730 yang termasuk ke dalam kondisi lereng stabil. Fluktuasi Muka Air Tanah berpengaruh terhadap kestabilan lereng pada SIR-04, Site Molore, PT Stargate Pasific Resources. Ketinggian elevasi Muka Air Tanah berbanding terbalik dengan kestabilan lereng, dimana setiap penurunan MAT sebesar 1 meter, nilai FK bertambah sebesar 0.58%. Desain optimum lereng dibuat dengan sudut lereng keseluruhan 34°, dengan sudut pada lereng tunggal sebesar 60°, tinggi lereng tunggal sebesar 5 meter, serta lebar berm sebesar 4 meter.

In the mining industry, the study of geological engineering is highly essential because mining activities involve excavating slopes that can cause significant changes in the forces acting on those slopes (Sepriadi & Prastowo, 2019). The research area is located at the open-pit mine site of PT Stargate Pacific Resources in Langgikima District, North Konawe Regency, Southeast Sulawesi Province. This study aims to analyze the slope stability conditions at the research site, analyze the influence of groundwater level fluctuations on slope stability, and recommend a slope design that meets the criteria for stability. The analysis used is limit equilibrium with the Morgenstern-Price calculation method using Slide 6.0 software. The calculated Factor of Safety (FS) value for slope A-A' is 0.646, indicating that the slope is classified as unstable. Therefore, an optimal slope design is required with an FS value greater than 1.25. For slope B-B', the calculation shows an FS value of 2.280, indicating stable slope conditions. The same applies to slope C-C', with an FS value of 1.730, indicating stable slope conditions. Fluctuations in groundwater levels have an impact on slope stability at SIR-04, Molore Site, PT Stargate Pacific Resources. The elevation of the groundwater level is inversely proportional to slope stability, where for every 1 meters decrease in Groundwater level, the FS value increases by 0.58%. An optimal slope design is created with a single slope inclination of 60°, a single slope height of 5 meters, and a berm width of 4 meters. Consequently, the overall slope inclination is determined to be 34°."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butar-Butar, Raymondito Sadatigor
"Tanah longsor merupakan bencana yang sangat berpotensi di Kabupaten Cianjur karena selama periode 2012 – 2022 terdapat 194 catatan kejadian tanah longsor yang terjadi di wilayah tersebut. Pada 21 November 2022, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang mengalami bencana tanah longsor setelah gempa bumi dengan kekuatan 5,6 SR. Penelitian dilakukan di lokasi kejadian tanah longsor, tepatnya di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang. Penelitian dilakukan dengan tujuan menganalisis kondisi kestabilan lereng dan menganalisis pengaruh gempa bumi terhadap kestabilan lereng di lokasi penelitian. Penelitian ini membutuhkan data berupa berat volume tanah, ukuran butir tanah, batas plastis tanah, batas cair tanah, sudut geser dalam tanah, kohesi tanah, muka air tanah, dan nilai peak ground acceleration. Metode kesetimbangan batas Morgenstern-Price, Bishop, dan Janbu digunakan guna mendapatkan variasi nilai faktor keamanan dalam kestabilan lereng. Analisis regresi linier dimanfaatkan untuk menentukan kuat atau tidaknya hubungan gempa bumi terhadap nilai faktor keamanan pada lereng. Nilai faktor keamanan statis pada Lereng Cijedil menggunakan metode Morgenstern-Price, Bishop, dan Janbu secara berturut – turut, yaitu 1.297 (stabil), 1.304 (stabil), dan 1.280 (stabil), sedangkan pada Lereng Shinta, yaitu 1.428 (stabil), 1.43 (stabil), dan 1.324 (stabil). Nilai faktor keamanan dinamis pada Lereng Cijedil dengan ketiga metode yang sama, yaitu 0.589 (tidak stabil), 0.596 (tidak stabil), dan 0.570 (tidak stabil), sedangkan pada Lereng Shinta, yaitu 0.599 (tidak stabil), 0.602 (tidak stabil), dan 0.584 (tidak stabil). Pengaruh gempa bumi terhadap kestabilan lereng diketahui melalui simulasi kenaikkan gempa bumi dalam bentuk koefisien seismik horizontal sebesar 0.05 sebanyak 20 kali. Berdasarkan analisis regresi linier sederhana, analisis koefisien korelasi, dan analisis koefisien determinasi di kedua lereng penelitian, nilai koefisien seismik horizontal memiliki hubungan dan pengaruh yang kuat terhadap nilai faktor keamanan pada kedua lereng daerah penelitian.

Landslides are a significant potential disaster in Cianjur Regency, as there have been 194 recorded landslide incidents in the area from 2012 to 2022. On November 21, 2022, Cijedil Village in Cugenang Sub-district experienced a landslide following a 5.6 magnitude earthquake. A study was conducted at the landslide site, specifically in Cijedil Village, Cugenang Sub-district, aiming to analyze the stability conditions of the slopes and the impact of earthquakes on slope stability at the research location. This study required data on soil bulk density, soil grain size, soil plastic limit, soil liquid limit, soil internal friction angle, soil cohesion, groundwater level, and peak ground acceleration. The limit equilibrium methods of Morgenstern-Price, Bishop, and Janbu were used to obtain varying safety factor values for slope stability. Linear regression analysis was utilized to determine the strength of the relationship between earthquakes and the safety factor values of the slopes. The static safety factor values for the Cijedil Slope using the Morgenstern-Price, Bishop, and Janbu methods were 1.297 (stable), 1.304 (stable), and 1.280 (stable), respectively, while for the Shinta Slope, they were 1.428 (stable), 1.43 (stable), and 1.324 (stable). The dynamic safety factor values for the Cijedil Slope using the same three methods were 0.589 (unstable), 0.596 (unstable), and 0.570 (unstable), while for the Shinta Slope, they were 0.599 (unstable), 0.602 (unstable), and 0.584 (unstable). The impact of the earthquake on slope stability was determined through a simulation of increased earthquake activity in the form of a horizontal seismic coefficient of 0.05 applied 20 times. Based on simple linear regression analysis, correlation coefficient analysis, and determination coefficient analysis for both research slopes, the horizontal seismic coefficient has a strong relationship and influence on the safety factor values of both research slopes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>