Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36319 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Acyuta Wifaaq Nibroos
"Amerika Serikat dan akumulasi power adalah selayaknya dua saudara kembar yang tak terpisahkan. Salah satu manifestasinya adalah pada bentuk penggunaan soft power yang terdefinisikan sebagai upaya untuk memberikan pengaruh terhadap pihak lain agar menghasilkan suatu realitas yang sesuai dengan kepentingan nasional AS, melalui atraksi dan bukan koersi ataupun payment, salah satunya dengan instrumen diplomasi publik. Diplomasi ini ditujukan untuk memberikan kesepahaman bersama terhadap publik dengan kepentingan-kepentingan nasional AS di dalamnya sehingga AS mendapatkan legitimasi atas kepentingannya. Hollywood adalah satu yang terbaik dari sekian jawaban untuk mengatasi kegusaran AS dalam melaksanakan diplomasi publiknya. Dari sekian banyak kepentingan di antara keduanya, AS dan Hollywood kemudian menemukan nexus kepentingan bersama yang mampu terakomodasi pada rentetan diplomasi publik AS ini. Tulisan ini akan menganalisis 34 literatur teoritis dan empiris berkenaan relasi AS dengan Hollywood yang kemudian diklasifikasikan menggunakan metode tipologi dimensi diplomasi publik; development of lasting relationship, issue management, dan strategic communication dari Mark Leonard dengan disertai penjelasan konseptual pada awal penjelasan. Dengan adanya manajerial isu kepentingan AS melalui Hollywood, komunikasi strategis AS dalam film-film Hollywood, hingga relasi kompleksitas kelembagaan AS dan Hollywood yang meliputi kerja sama melalui OWI, USIA, DoD, CIA, hingga DOS, diplomasi publik AS melalui Hollywood merupakan bahasan dengan variabel yang menggurita. Dalam tulisan ini ditemukan jika kompleksitas hubungan antara AS-Hollywood menghasilkan sebuah argumen jika diplomasi publik dapat terjadi secara natural maupun struktural, selama terdapat komunikasi strategis yang tersampaikan.

The United States and the accumulation of power are like two inseparable twin brothers. Its manifestations is in the form of the use of soft power, which is defined as an effort to influence other parties to produce a reality that is in accordance with US national interests, through attraction rather than coercion or payment, which is the instrument of public diplomacy. This diplomacy is intended to provide a common understanding between international public with US national interests in it so that the US could gains legitimacy for its interests. Hollywood is one of the best answers to overcome US frustration in carrying out its public diplomacy. From the many interests between these two, US and Hollywood find a nexus of common interests that can be accommodated in this series of US public diplomacy. This thesis will analize 34 literatures, both the empirics and teoretics, about the relation between US and Hollywood that will be classified by tipology methods within three public diplomacy dimension of Mark Leonard; development of lasting relationship, issue management, and strategic communication, with additional the conceptualization of public diplomacy. The managerial issues of US interests through Hollywood, US strategic communication in Hollywood films, to the complex institutional relationship between the US and Hollywood which includes cooperation through OWI, USIA, DoD, CIA, and DOS, US public diplomacy through Hollywood is a great discussion with many variables. We found that the complex nexus of US-Hollywood generate a discourse that US public diplomacy through Hollywood could be occurred both natural nor structural as long as the strategic communication stands there."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yayat Hendayana
"Tesis @America sebagai Diplomasi Publik Amerika Serikat di Indonesia ini membahas interpretasi pemerintah Amerika Serikat terhadap pemuda Indonesia yang dilembagakan melalui pendirian @america di Pacific Place dan media sosial. Penelitian ini adalah kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa @america ditargetkan pada pemuda Indonesia karena pemuda Indonesia memiliki posisi yang penting dan strategis bagi kepentingan Amerika Serikat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa program dan acara di @america masuk kategori information framework, bukan relational framework.

Thesis @America as the United States Public Diplomacy in Indonesia discusses the interpretation of the United States government of the Indonesian youth which was then institutionalized through the establishment of @ America in Pacific Place and social media. This investigation is a qualitative study with descriptive design. The result shows that @america is targeted at the Indonesian youth since Indonesian youth has important and strategic position in relation to American national interests. The results of the study also show that the programs and events at @america can be categorized as an information framework, not a relational framework."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Zulaeda
"Penelitian ini membahas tentang diplomasi budaya KRI Dewaruci di Amerika Serikat melalui pelayaran keliling dunia pada tahun 2012. Kegiatan ini bertujuan untuk memenuhi berbagai undangan kehadiran KRI Dewaruci dari berbagai negara yang diterima oleh Angkatan Laut Indonesia. Khususnya, KRI Dewaruci diundang oleh Amerika Serikat untuk hadir dalam acara Operation Sail tahun 2012. Sebagai respons, kebijakan diambil untuk melaksanakan pelayaran kedua mengelilingi dunia KRI Dewaruci dengan nama “Kartika Jala Krida.” Dalam pelaksanaannya, misi diplomasi budaya juga diimplementasikan yang sejalan dengan tugas eksklusif TNI Angkatan Laut, yaitu diplomasi maritim. KRI Dewaruci menggunakan unsur budaya sebagai bentuk upaya soft diplomacy dari pemerintah Indonesia terhadap Amerika Serikat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah, yang terdiri dari heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Penulis menggunakan berbagai jenis sumber yang mencakup wawancara, arsip TNI AL, surat kabar sezaman, buku, dan artikel jurnal yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan kesuksesan pelaksanaan pelayaran melalui pengaruh diplomasi budaya KRI Dewaruci di Amerika Serikat dengan berbagai upaya yang telah diperjuangkan untuk menanamkan dan meningkatkan citra positif Indonesia di mata dunia khususnya di negara maju, seperti Amerika Serikat

This research discusses the cultural diplomacy of KRI Dewaruci in the United States through a round-the-world cruise in 2012. This activity aims to fulfill various invitations to attend KRI Dewaruci from various countries through the Indonesian Navy. In particular, KRI Dewaruci was invited by the United States to attend the Operation Sail event in 2012. In response, a policy was adopted to carry out KRI Dewaruci's second circumnavigation of the globe under the name "Kartika Jala Krida." In its implementation, a cultural diplomacy mission was also implemented which is in line with the exclusive duties of the Navy, namely maritime diplomacy. KRI Dewaruci uses cultural elements as a form of soft diplomacy efforts from the Indonesian government towards the United States. The research method used is the historical method, which consists of heuristics, verification, interpretation, and historiography. The author uses various types of sources that include interviews, Navy archives, contemporaneous newspapers, books, and relevant journal articles. The results showed the successful implementation of the voyage through the influence of KRI Dewaruci's cultural diplomacy in the United States with various efforts that have been fought to instill and improve Indonesia's positive image in the eyes of the world, especially in developed countries, such as the United States."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tasker, Yvonne, 1964-
""Provides a timely and richly revealing portrait of a powerful cinematic genre that has increasingly come to dominate the American cinematic landscape"--"
Chichester, West Sussex: Wiley Balckwell, 2015
791.436 TAS h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Budi Pambagyo
"Program pendidikan internasional adalah sebuah alat diplomasi publik yang sejatinya memiliki posisi penting bagi suatu negara (terlebih negara adidaya) dalam rangka memperluas kepentingan nasional mereka. Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu negara adidaya yang mengendalikan dan mengoptimalkan program pendidikan internasional baik yang bersifat satu arah ataupun dua arah sebagai alat diplomasi dalam waktu yang cukup lama dimulai dari Fulbright (1946); KL-YES (2002); hingga YSEALI (2013). Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat tahun 2016 secara tidak langsung mengancam berbagai kebijakan luar negeri Pemerintah AS terdahulu yang dinilai tidak sejalan dengan prinsip kebijakan ‘Make America Great Again’ dan ‘America First’ seperti Program YSEALI yang mana hanya bersifat satu arah dan cenderung tidak mendahulukan kemajuan kualitas pemuda AS; tidak sesuai dengan pengajuan untuk mengurangi dana program pendidikan internasional dalam anggaran fiskal tahun 2018 yang disampaikan oleh Donald Trump; serta sifatnya yang serupa dengan Program Inisiatif Let Girls Learn milik Michelle Obama yang diberhentikan kemudian. Oleh karena itu, penelitian ini berupaya untuk membahas mengenai peranan politik birokrasi yang melatarbelakangi keberlanjutan program diplomasi publik AS konteks pendidikan YSEALI dibawah Pemerintahan Trump. Adapun konsep dan teori yang memandu penelitian ini yakni konsep ‘diplomasi publik’ milik Joseph S. Nye, Jr. dan teori ‘model pengambilan keputusan politik birokrasi’ milik Graham T. Allison yang mana dikemas dalam metodologi penelitian bersifat kualitatif dengan jenis penelitian eksplanatif. Penelitian ini beranggapan bahwa faktor politik birokrasi disamping Donald Trump berperan penting dalam keberlanjutan YSEALI sebagaimana faktor tersebut tetap melihat YSEALI sebagai salah satu agenda kebijakan luar negeri AS dalam sektor diplomasi publik konteks pendidikan yang penting dalam mencapai kepentingan nasional AS.

The international education program is a public diplomacy tool that actually has an important position for a country (especially superpower country) in order to expand their national interests. The United States (U.S.) has become one of the superpowers that controls and optimizes international education programs, both one-way and two-way as a tool of diplomacy for quite a long time, starting with Fulbright (1946); KL-YES (2002); to YSEALI (2013). The election of Donald Trump as President of the United States in 2016 indirectly threatened various foreign policies of the previous U.S. Government which were deemed not in line with the policy principles of 'Make America Great Again' and 'America First' such as the YSEALI program which was only one-way and tended not to prioritizing the quality advancement of U.S. youth; does not comply with the proposal to reduce international education program funding in the 2018 fiscal year budget submitted by Donald Trump; and similar in nature to Michelle Obama's Let Girls Learn initiative which was terminated later. Therefore, this study seeks to discuss the role of bureaucratic politics which is the background for the continuation of the U.S. public diplomacy program in the educational context of YSEALI under the Trump Administration. The concepts and theories that guide this research are the concept of 'public diplomacy' owned by Joseph S. Nye, Jr. and the theory of 'bureaucratic political decision-making model' owned by Graham T. Allison which is packaged in a qualitative research methodology with an explanatory research type. This research assumes that bureaucratic political factors besides Donald Trump play an important role in the sustainability of YSEALI as these factors still see YSEALI as one of the U.S. foreign policy agendas in the public diplomacy sector in the context of education which is important in achieving U.S. national interests."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adiguna Suwondo
"Diplomasi Publik merupakan upaya suatu negara dalam mempromosikan kesan positif dan membentuk persepektif publik internasional dalam rangka menjalankan kebijakan luar negeri. Pariwisata merupakan aktifitas manusia dalam rangka mengunjungi tempat selain domisilinya dengan motivasi yang beragam serta komoditas yang bersinggungan dengan aspek ekonomi dan budaya. Melalui pengaruh globalisasi yang cukup besar dalam kehidupan terutama pada aspek wisata memberikan tantangan baru berupa pengembangan substansi berbasis kepercayaan agama Islam yang dibawa oleh turis muslim dari seluruh dunia khususnya kepada negara dengan mayoritas non-muslim seperti Jepang. Kyoto sebagai salah satu perfektur yang memiliki karakteristik budaya yang kental bersikap adaptif dalam menanggapi kondisi yang ada dengan mengadakan fasilitas dan layanan ramah muslim. Penelitian ini akan membahas terkait pengadaan musala sebagai tempat beribadah turis muslim di destinasi wisata Kyoto dalam kaitannya dengan usaha diplomasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yaitu memaparkan data terkait lalu menjabarkan fakta yang relevan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat implikasi pada usaha pengadaan ruang ibadah tersebut dengan upaya diplomasi publik Jepang. 

Public diplomacy is a country's efforts to promote a positive impression and shape the perspective of the international public in the context of carrying out its foreign policy. Tourism is a human activity in order to visit places other than their domicile with various motivations and commodities that intersect with economic and cultural aspects. Through the influence of globalization which is quite large in life, especially in the tourism aspect, it provides new challenges in the form of developing substances based on Islamic religious beliefs brought by Muslim tourists from all over the world, especially to countries with a non-Muslim majority such as Japan. Kyoto as a prefecture that has strong cultural characteristics is adaptive in responding to existing conditions by providing Muslim-friendly facilities and services. This research will discuss the procurement of prayer rooms as places of worship for Muslim tourists in Kyoto tourist destinations in relation to diplomatic efforts. The method used in this study is descriptive qualitative, namely describing related data and then illustrating relevant facts. The results of this study indicate that there are implications for the effort to procure the prayer room with the attempts of Japanese public diplomacy. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmadivanie
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai film-film Hollywood yang telah digunakan sebagai
instrumen pemerintah dalam menyebarkan ide national security state AS sejak tahun
1945. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat eksplanatif.
Departemen Pertahanan sebagai bagian dari pemerintah memiliki peran dalam
menghasilkan citra militer yang baik sebagai identitas geopolitik dan mengeksplorasi
bagaimana praktik tersebut sebagai salah satu aspek penting dalam proses sekuritisasi
AS. Analisis ini melihat bagaimana relasi Pentagon-Hollywood merupakan kunci dari
jaringan Military-Industrial-Media-Entertaiment Network, di mana sebuah film
digunakan sebagai alat untuk perekrutan, hubungan masyarakat militer, dan mungkin
juga membawa beberapa keuntungan komersial. Pentagon menggunakan sebagian
besar film Hollywood untuk mempopulerkan wacana militer, kepahlawanan, dan
kepemimpinan AS.

ABSTRACT
This thesis examines Hollywood movies that have been used by the US government
as an instrument to propagate the dominant idea of U.S. national security state since
1945. This explanative research uses qualitative method. It examines the role that the
U.S. Department of Defense plays in producing popular images of military power and
geopolitical identity and explores how these practices become important aspect of the
process of securitization in the U.S. The analysis looks at how the Pentagon-
Hollywood connection represents a key in the Military-Industrial-Media-Entertaiment
Network, where movies are simultaneously being used as a tools for recruitment,
military public relations, and perhaps also bring in some degree of commercial profit.
Pentagon utilizes the theme of major Hollywood films to popularize discourses of
military superiority, heroism, and American leadership.
"
2016
S64416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achi Sari
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan diplomasi publik Amerika Serikat terhadap Indonesia, melalui studi kasus program pertukaran Sebuah Dialog Agama dan Masyarakat Amerika Serikat dan Indonesia (Religion and Society: A Dialogue U.S. and Indonesia). Penelitian ini menggunakan konsep soft power dari Joseph S. Nye untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu terorisme.
Penelitian ini menemukan bahwa kegiatan diplomasi publik yaitu melalui program pertukaran Sebuah Dialog Agama dan Masyarakat Amerika Serikat dan Indonesia (Religion and Society: A Dialogue U.S. and Indonesia) yang dilaksanakan Amerika Serikat di Indonesia adalah untuk menghambat penyebaran terorisme di Indonesia. Dalam program pertukaran yang dijadikan studi kasus dalam penelitian ini, terdapat tiga sumber soft power yaitu kebudayaan, nilai-nilai politik dan kebijakan luar negeri.

This research is exactly purposed to analyze the implementation of America's public diplomacy to Indonesia through Religion and Society: A Dialogue U.S. and Indonesia case study. In doing analysis, Joseph Nye?s soft power concept is comprehensively employed in this research to answer research question and to put the test of hipothesis.
By analyzing America?s public diplomacy in soft power framework, this research proves that this program is purposed to solve the spread of terrorism in Indonesia through three main source of soft power, namely culture, politics value, and foreign policy."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T27868
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hernanta Ferdien
"Yakyuu atau baseball merupakan olahraga nasional dari Jepang dan Amerika Serikat yang juga mempunyai andil dalam praktek diplomasi di antara kedua negara tersebuut. Selepas Perang Dunia II, Jepang tidak hanya kalah dari sekutu, bahkan negaranya juga dapat dikatakan hancur. Selain itu, dengan kompleksnya isu-isu yang dihadapi dan tantangan oleh langkah diplomasi bagi Jepang setelah takluknya mereka pada Perang Pasifik, memaksa Jepang untuk mencari alternatif baru dalam langkah diplomasinya. Salah satu cara Jepang melakukan diplomasinya adalah menggunakan diplomasi publik melalui diplomasi olahraga yakyuu. Penelitian ini mengangkat masalah bagaimana olahraga yakyuu digunakan Jepang terhadap Amerika menjadi sarana diplomasi kedua negara tersebut pada rentang tahun 1946 hingga 1952. Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan dengan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini mengkaji kejadian yang berhubungan dengan yakyuu yang melibatkan Jepang dan Amerika, tetapi akan lebih condong dalam menganalisis diplomasi Jepang. Temuan yang diperoleh adalah terbuktinya adanya praktek multi-track diplomacy pada diplomasi yakyuu antar Jepang dan Amerika Serikat, membuktikan bahwa praktek diplomasi menggunakan soft-power dengan pemanfaatan jalur-jalur non pemerintah merupakan strategi yang cefektif untuk mencapai tujuan nasional Jepang, juga secara umum untuk membuat perdamaian atau rekonsiliasi pada kasus Jepang dan Amerika Serikat pada 1952.

Yakyuu and baseball is Japan and United States of America national sport, which plays big role in diplomacy between those two countries. After the Second World War, not only Japan were defeated by the Allied Forces, Japan were destroyed either. Furthermore, more complex the issues that Japan faced, thanks to the World War, forced Japan to look for another alternative diplomacy strategy. One diplomacy strategy that Japan could exploit is the sport diplomacy, which take form in yakyuu. This paper is a literature study with qualitative descriptive analysis method. This paper analyse yakyuu events that involves Japan and America with focus on Japans yakyuu diplomacy. Result of this research is mutli-track diplomacy practices are practiced in yakyuu diplomacy that involves Japan and America, proving soft-power diplomacy that involved non-government is an effective diplomacy strategy to fulfill Japans national goals. Also, multi-track diplomacy is an effective way to create peace, that in this case is reconciliation between Japan and America, in 1952."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dhita Ayomi Purwaningtyas
"Diplomasi publik dan komunitas transnasional yang berhubungan langsung dengan publik internasional tidak bisa dipisahkan. Posisi komunitas transnasional sebagai aktor non-negara sering tidak dianggap dalam sistem negara dan internasional. Penelitian ini membahas kontribusi aktor non-negara dalam diplomasi publik Turki di Indonesia melalui komunitas transnasional Nurcu, pengikut Badiuzzaman Said Nursi. Nurcu di Indonesia diwakili oleh Yayasan Nur Semesta dari kelompok Okuyucular dan Hayrat Foundation dari kelompok Yazicilar. Keberadaan dan aktivitas kedua kelompok dianalisis menggunakan teori transnasionalisme. Sedangkan teori diplomasi publik digunakan untuk menunjukkan pengaruh keduanya di kalangan publik Indonesia.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukang dengan menggunakan observasi, wawancara, dan snowball sampling. Penelitian ini menyimpulkan bahwa aktivitas dua kelompok ini bukan hanya dalam bidang dakwah, namun juga transformasi nilai melalui budaya, akademik, dan sosial. Berdasarkan studi lapangan yang dilakukan di wilayah Jakarta dan sekitarnya, publik Indonesia tertarik dengan Risalah Nur dan Said Nursi berdasarkan faktor branding Turki yang disematkan, faktor tradisi, faktor akademis dan faktor teologis.

Public diplomacy and the transnational community that deals directly with the international public could not be separated. The role of the transnational community as a non-state actor is often not considered by the state and the international system. This study discusses the contribution of non-state actors in Turkish public diplomacy in Indonesia through the transnational community Nurcu, followers of Badiuzzaman Said Nursi. The Nur Semesta Foundation represented Nurcu in Indonesia from the Reader group (Okuyucular) and the Hayrat Foundation from the Writer group (Yazıcılar). The existence and activities of the two groups were analyzed using the theory of transnationalism, whereas their influences toward Indonesian public are analyzed using public diplomacy theory.
This type of research is a case study with a qualitative approach. So the data collection of this research use observations, interviews, and snowball sampling. Finally, this research concludes that the activities of these two groups are not merely in the field of da'wah, but also the transformation of values through cultural, academic, and social aspects. Based on field studies conducted in Jakarta and surrounding areas, the Indonesian public is interested in the Risale-i Nur and Said Nursi based on embedded Turkish branding factors, academic factors, and theological factors.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T54798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>