Ditemukan 197259 dokumen yang sesuai dengan query
Anindyo Satrio Dwiputra
"Bencana alam, wabah, dan bencana karena ulah manusia menjadi risiko yang dihadapi oleh umat manusia di dunia. Dalam memitigasi bencana, komunikasi adalah anasir penting yang dapat menentukan keberhasilan atau pun kegagalan. Tulisan ini bertujuan menggali komunikasi risiko, krisis, dan darurat yang dilakukan oleh badan tingkat nasional dalam kurun waktu terjadinya Pandemi Covid-19. Tulisan mengambil CERC
Model yang disusun oleh USA CDC sebagai kerangka acuan analisis. Data yang akan dianalisis adalah unggahan akun Instagram resmi Gugus Tugas Penanganan COVID-19 (@lawancovid_id) selaku lembaga yang menangani bencana berupa wabah yang disebabkan oleh tersebarnya Virus SARS-CoV2 di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan metode analisis isi manual deskriptif pada 121 unggahan. Hasil penelitian kali ini adalah ditemukannya praktik yang memadai dan konsisten dalam komunikasi risiko dan pengurangan ketidakpastian namun minim praktik komunikasi krisis dan peningkatan kemampuan diri publik yang tergambar dari unggahan.
Natural disasters, pandemics, and human-caused catastrophes have become many risks that mankind must face around the world. In disaster mitigation, communication is indispensable that could determine success and failure. This research aims to give a picture of how a national-level body and task force (namely, “Satgas COVID-19”) conduct their risk and crisis communication activities. This writing will take CERC Framework by USA CDC as a framework for data analysis. This study analyzed 121 posts issued in Satgas’ official Instagram account @lawancovid19_id and see their congruency in relation to several concepts stated and explained in the framework. A manual content analysis had found that Satgas COVID-19’ communication materials complied with two major aspects namely risk communication and uncertainty reduction. However, this study found a minuscule amount of practice of crisis communication and promotion of self-efficacy. This research will contribute insight into how authorities manage their public communication in times of crisis."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Upik Sarjiati
"Penduduk di negara maju maupun di negara berkembang sering menghadapi idiosyncratic dan aggregate risk. Letusan Gunung Merapi yang terletak di di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Oktober dan November 2010 menyebabkan 196 orang meninggal dunia, dan 2.586 rumah rusak. Studi ini bertujuan untuk mengkaji dampak letusan Gunung Merapi terhadap kehidupan masyarakat desa, menganalisis karakteristik sosial ekonomi rumah tangga, dan menginvestigasi coping strategy rumah tangga dalam menghadapi bencana erupsi pada jangka pendek (tiga bulan setelah erupsi), dan jangka panjang (enam bulan setelah erupsi) melalui mekanisme formal dan informal. Studi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatf. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mewawancarai kepala desa, penduduk desa dan NGO serta mendistribusikan 188 kuesioner kepada rumah tangga di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman dengan metode purposive sampling dan clustering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bantuan melalui mekanisme informal seperti bantuan yang berasal dari keluarga inti dan besar, teman dan tetangga, serta bantuan melalui mekanisme formal seperti bantuan yang berasal dari partai, NGO, perusahaan dan pemerintah penting pada pasca bencana. Bantuan yang berasal dari institusi informal diperoleh rumah tangga segera setelah terjadi bencana. Dalam jangka panjang, bantuan pemerintah lebih penting sebagai salah satu coping strategy rumah tangga karena keterbatasan jumlah sumber bantuan lainnya.
People in the developed and developed countries often face idiosyncratic risk and aggregate risk. In October and November, 2010, the Mt. Merapi located in Sleman Regency, Yogyakarta Province, Indonesia erupted that caused 196 people dead, and 2,586 houses damaged. This paper aims to assess the impact of Mt. Merapi eruption on rural household livelihood, to examine socio-economic characteristics of households, and to investigate the coping strategies of the households against the eruption in the short term (three month after eruption), and in the long term (six month after eruption) through formal and informal mechanisms. This study use quantitative and qualitative method. Using purposive sampling and clustering, the data was collected by distributing 188 questionnaires from the households in Cangkringan Districts, Sleman Regency, and interviewing local leader, villager, and non-government organization. The findings are assistances from informal institution such as from nuclear and extended families, friends and neighbors, and formal institutions such as from party, non-government organization, company and government are important in the post disaster. Assistances from informal institutions were got by the households immediately after disaster. In the long term, assistances from government became more important as households’ coping strategies because amount of other assistances were limited."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Aurum Wahyu Putri
"Latar Belakang: Kerusakan yang parah pada korban bencana alam kerap ditemukan pada bencana alam yang masif, sehingga mempersulit proses identifikasi. Determinasi jenis kelamin merupakan prioritas utama dalam proses identifikasi karena dapat menunjang estimasi usia dan ras. Salah satu metode determinasi jenis kelamin adalah dengan pengukuran dimensi dan volume sinus frontalis dan sinus maksilaris. Sinus merupakan kavitas udara yang berada di dalam tulang tengkorak. Sinus frontalis berada di dalam tulang frontalis, sedangkan sinus maksilaris berada di dalam tulang maksilaris. Kedua sinus ini bersifat unik antar jenis kelamin, sehingga umum digunakan untuk determinasi jenis kelamin. Tujuan: Mengetahui perbedaan akurasi sinus frontalis dan sinus maksilaris untuk determinasi jenis kelamin. Metode: Pencarian dilakukan melalui electronic database seperti PubMed, EBSCO, Scopus, Science direct, dan ProQuest. Pencarian menggunakan panduan Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analysis (PRISMA). Hasil: Pencarian menghasilkan 1318 studi dimana 32 studi memenuhi kriteria untuk diinklusikan. Dari hasil systematic review dan meta-analisis didapatkan sinus maksilaris lebih akurat daripada sinus frontalis untuk menentukan jenis kelamin. Selain itu, ukuran dimensi dan volume pada sinus frontalis maupun sinus maksilaris lebih besar pada laki-laki dibandingkan perempuan. Kesimpulan: Sinus frontalis dan sinus maksilaris dapat digunakan untuk determinasi jenis kelamin dengan akurasi yang lebih tinggi pada sinus maksilaris.
Background: Severe damage to victims of natural disasters is often found in massive natural disasters, which complicates the aid process. Gender determination is a top priority in the assistance process because it can support age and race determination. One method of determining sex is by measuring the dimensions and volume of the frontal and maxillary sinuses. Sinuses are air cavities within the skull. The frontal sinus is inside the frontal bone while the maxillary sinus is inside the maxillary bone. These two sinuses are unique between gender and are therefore commonly used for sex determination. Objective: To know the differences in the accuracy of the frontal and maxillary sinuses for determining gender. Methods: Searches were conducted through electronic databases such as PubMed, EBSCO, Scopus, Science direct, and ProQuest. The search used the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA) guide. Results: The search returned 1318 studies of which 32 were eligible to be included in the studies. From the results of a systematic review and meta-analysis, it was found that the maxillary sinus is more accurate to determine sex. Dimensions and volume are found larger in males. Conclusion: The maxillary sinus can determine sex more accurately than the frontal sinus. "
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Stella Leonardo
"Penelitian ini mengkaji bagaimana bencana alam mempengaruhi ekspor APEC termasuk bagaimana kualitas kelembagaan (efektivitas pemerintah) berperan dalam kinerja ekspor setelah bencana alam melanda perekonomian APEC. Meskipun berbagai literatur telah mengidentifikasi isu-isu ini secara terpisah, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji isu-isu tersebut secara keseluruhan dengan mengeksplorasi hubungan antara ekspor, bencana alam dan kualitas kelembagaan. Analisis dalam tulisan ini didasarkan pada teori model gravitasi dengan menggunakan data ekspor, bencana alam dan indeks efektivitas pemerintah tahun 2003-2022. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa bencana alam mempunyai hubungan negatif dengan kinerja ekspor dari APEC, baik pada saat bencana alam terjadi maupun pada tahun berikutnya. Dengan memiliki indeks efektivitas pemerintah di atas rata-rata APEC telah secara positif menangkal dampak negatif yang disebabkan oleh bencana alam, terutama ketika bencana dahsyat menimpa perekonomian tersebut. Hasil dari penelitian ini sangat relevan bagi perekonomian APEC yang rentan terhadap bencana alam, namun mereka tetap memerlukan pertumbuhan ekonomi terutama dari ekspor.
This paper examines how natural disasters affect exports of APEC economies including how institutional quality (government effectiveness) plays a role on the export flows after natural disasters hit the economies. While various literatures have identified these issues separately, this research would like to fill this gap by exploring the linkages between exports, natural disasters and institutional quality. The analysis in this paper is based on the gravity model theory which used exports, natural disasters and the government effectiveness index data from 2003-2022. Overall, the results show that natural disasters have a negative association with the export flows from APEC both at the time when natural disasters hit and at the following year. Having the government effectiveness index is above the APEC’s average has positively counteracted the negative effect caused by natural disasters, particularly when the devastating catastrophe hits the economies. The findings in this paper are relevant for APEC economies that are prone to experience natural disasters, but they need economic growth particularly from exports."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Chichester : J. Wiley, 1994
711 ENV
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Lathif Prasetyo
"Perkembangan pemanfaatan gas alam sebagai sumber energi semakin meningkat dengan dorongan bauran energi nasional di indonesia. Pemanfaatan proyek gas alam sebagi energi listrik di indonesia skala besar sudah dimulai dan diimplementasikan. Pengemmbangan pembangkit gas skala kecil saat ini sudah mulai disusun kajian-kajian proyek namun belum ada yang terealisasi. Faktor penting dalam pengembangan LNG skala kecil adalah transportasi laut yang layak sebagai upaya hilirisasi agar gas dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan gas pada daerah-daerah direa timur indonesia. Penulisan ini bertujuan untuk mempertajam kajian transportasi gas alam mengunakan SLNGC dengan melakukan optimasi agar kajian yang dilakukan dapat meningkatkan kelayakan proyek SLNGC. Dengan mengambil studi kasus pengankutan gas di wilayh timur indonesia diharapkan penelitian ini mendapatkan hasil bahwa SLNGC layak untuk direalisasikan dari berbagai aspek kajian. Peneletian ini juga menjelaskan konsep desain kapal yang layak untuk digunakan seperti apa. Dari hasil kajian yang sudah diteliti mendadpatkan bahwa optimasi dapat berdampak cukup signifikan dan berkontriburi banyak dalam meningkatkan kelayakan investasi SLNGC pada studi kasus yang dikaji.
The development of the use of natural gas as an energy source is increasing with the encouragement of the national energy mix in Indonesia. Utilization of natural gas projects as electrical energy in Indonesia on a large scale has been started and implemented. At present, the development of small-scale gas plants has begun to be compiled, but project studies have not yet been realized. An important factor in developing small-scale LNG is creating proper sea transportation as a downstream fleet so that gas can be utilized for gas fulfillment in areas in eastern Indonesia. This writing aims to sharpen the study of natural gas transportation using SLNGC by optimizing so that the studies carried out can increase the feasibility of the SLNGC project by taking a case study of gas transportation in eastern Indonesia, it is hoped that this research will get results that SLNGC is feasible to be realized from various aspects of the study. This research also explains what ship design concepts are suitable for use. From the results of the studies that have been researched, it is found that hull optimization can have a significant impact and contribute a lot in increasing the feasibility of SLNGC investments in the case studies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Fiqi Giffari
"Adsorbed natural gas ANG adalah teknologi penyimpanan gas bumi yang, berpotensi untuk menjadi teknologi pengangkutan darat dengan skala kecil dan menengah. Oleh karenanya dilakukanlah penelitian ini untuk mengetahui kelayakan teknologi ANG dalam memanfaatkan gas suar bakar yang pada umumnya memiliki volume kecil dan menengah ke sektor pengguna di sekitar sumber gas suar bakar. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah simulasi pemodelan proses, simulasi pemodelan keekonomian dan optimalisasi kelayakan proyek dengan variabel yang dioptimalisasi antara lain : harga jual ANG, harga gas suar bakar, dan presentase pembiayaan biaya capital oleh pemerintah. Hasil simulasi proses menghasilkan produk ANG dengan rentang 0,32 ndash; 2,97 mmscfd. Sedangkan hasil simulasi kekeonomian menghasilkan interest rate of return IRR dibawah 10 . Namun dengan optimalisasi kelayakan dapat dihasilkan IRR hingga diatas 20.
Adsorbed natural gas ANG is a natural gas storage technology, which potential to be small and medium natural gas transportation technology. Therefore, this study was undertaken to determine the feasibility of ANG technology in the use of gas flaring which generally has a small and medium volume to consument around the source of gas flaring. The method used in this research is the process simulation modeling, economic simulation modeling and optimization of project feasibility with variables include ANG selling price, fuel flare gas price, and percentage of financing of capital cost by the government. The result of process simulation yield ANG product with range 0,32 2,97 mmscfd. While the economic simulation results generate interest rate of return IRR below 10 . However, by optimizing the feasibility, IRR can generate up to over 20 ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48785
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Happy Indah Nurlita Goeritman
"Tesis ini membahas faktor budaya yang digunakan dalam konstruksi pesan risiko yang dibangun oleh pemerintah melalui Satgas Penanganan COVID-19. Faktor budaya perlu dipertimbangkan dalam proses pembentukan pesan karena memengaruhi bentuk dan penerimaan pesan risiko di masyarakat. Tujuan penelitian adalah memahami konstruksi pesan risiko dengan memahami proses pembentukan pesan yang dilakukan Satgas Penanganan COVID-19 dan memeriksa faktor budaya yang digunakan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan strategi konstruktivis. Data penelitian ini adalah hasil wawancara terhadap aktor utama pembuat pesan risiko dalam organisasi Satgas Penanganan COVID-19 yakni juru bicara dan ketua tim komunikasi publik. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa faktor budaya lebih terlihat dalam konstruksi pesan risiko untuk mempersuasi publik, sementara pesan krisis lebih mengutamakan pembingkaian informasi untuk membangun optimisme publik. Faktor budaya yang teridentifikasi yakni aspek agama, nilai, bahasa, kesamaan identitas dan sosio-ekonomi. Namun faktor budaya belum dilibatkan dalam proses pembentukan pesan kunci, melainkan digunakan untuk mengembangkan pesan risiko yang berdampak pada bentuk pesan agar sesuai preferensi budaya di masyarakat. Fokus komunikasi Satgas Penanganan COVID-19 juga berbeda tergantung pada situasi perkembangan krisis meski pada akhirnya penyampaian pesan risiko menjadi arus utama pemerintah di masa krisis.
The focus of this study is to discuss the cultural factors used in the construction of risk messages built by the government through the COVID-19 Task Force. Cultural factor is necessary to be considered in crafting message process because it affects the message form and its acceptance in society. The purpose of this research is to understand the construction of risk messages by understanding the message crafting process carried out by COVID-19 Task Force and examining how the cultural factors being used. This research is qualitative research with a constructivist strategy. The data are collected from the interviews of the main actors who have role of crafting risk messages in the COVID-19 Task Force, namely the spokespersons and head of the public communication team. The results concluded that cultural factors are more visible in the construction of risk messages to persuade public, while crisis messages prioritize framing information to gain public optimism. Cultural factors identified are aspects of religion, local values, language, identity similarity, and socio-economic. However, cultural factors have not been involved in the process of crafting key messages, but are used to develop risk messages to other forms to suit the cultural preferences in society. The communication focus of the COVID-19 Task Force also different depending on the development of crisis situation, although in the end the delivery of risk messages has become the government’s main stream during the crisis."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Erny Sholihah
"Berbagai orang dengan latar belakang pendidikan yang berbeda pada akhirnya harus menghadapi beragam jenis aktivitas komunikasi dalam pekerjaannya. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku komunikasi seseorang adalah tingkat kecemasan komunikasi. Kecemasan komunikasi pada pekerja menarik untuk diteliti karena tidak saja hanya berdampak pada karir seseorang tetapi juga pada kinerja organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan komunikasi pada pekerja lulusan Komunikasi dan non-Komunikasi di Indonesia. Penelitian dilatarbelakangi oleh hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan adanya faktor biologis dan non-biologis yang membedakan tingkat CA pekerja, diantaranya frekuensi presentasi, lama bekerja, usia, dan pengalaman memimpin tim. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode survey dengan instrumen kuesioner Personal Report Communication Apprehension (PRCA-24). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang berlatar belakang pendidikan jurusan Komunikasi memiliki tingkat CA yang lebih rendah daripada pekerja yang berlatar belakang pendidikan jurusan non-Komunikasi. Namun, selain faktor latar belakang pendidikan, terdapat faktor lainnya juga yang dapat membedakan tingkat CA antara para pekerja, yaitu frekuensi presentasi, lama bekerja, usia, dan pengalaman memimpin tim.
All people with a different educational background will eventually face various types of communication activities in their work. One of the factors that influence individual communication behavior is the level of communication apprehension. Communication apprehension in worker is interesting to study because it is not only affects individual careers but also on organizational performance. This study aims to determine the differences in the level of communication apprehension among Communication and non-Communication graduate workers in Indonesia. This research is motivated by the results of previous studies which show the existence of biological and non-biological factors that influence the CA level of workers, including the frequency of presentation, length of work, age, and experience leading the team. This quantitative research uses a survey method with the Personal Report Communication Apprehension (PRCA-24) questionnaire instrument. The results showed that workers with educational background majoring in Communication had a lower level of CA than workers with educational background majoring in non-Communication. However, apart from educational background factors, there are other factors that can make a difference of CA level between workers, as has been proven in previous studies, namely the frequency of presentation, length of work, age, and experience of leading the team."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Achmad Sigit Syarifuddin
"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan komunikasi risiko mengenai informasi yang dikeluarkan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) di Instagram @lawancovid19_id. Penelitian ini menggunakan pendekatan positivistik. Metode penelitian dilakukan dengan kuantitatif melalui analisis isi media sosial (Instagram). Penelitian ini mengidentifikasi pola karakteristik pesan, keterlibatan pengguna (user engagement
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan komunikasi risiko mengenai informasi yang dikeluarkan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) di Instagram @lawancovid19_id. Penelitian ini menggunakan pendekatan positivistik. Metode penelitian dilakukan dengan kuantitatif melalui analisis isi media sosial (Instagram). Penelitian ini mengidentifikasi pola karakteristik pesan, keterlibatan pengguna (user engagement) pada tahapan krisis prodromal, akut, kronis. Penelitian mendeskripsikan karakteristik pesan, user engagement pada tiap tahapan krisis. Unggahan KPCPEN memiliki karakteristik pesan berupa 1. Tujuan konten; Pengumuman Resmi, Kampanye Kesehatan, Informasi Seputar Vaksin, Agenda Penanggulangan. 2. Orientasi Pesan; Netral, Positif, Negatif. 3. Elemen Pesan; Gambar dan Video. Setiap tahapan krisis menunjukkan adanya perkembangan user engagement dalam bentuk suka dan komentar pada unggahan. Pada kondisi krisis gelombang kedua COVID-19, KPCPEN mengimplementasikan respons komunikasi risiko pada karakteristik pesan untuk mendorong dan menjembatani informasi dengan tujuan konten bersifat informasi seputar vaksin, pengumuman resi dan kampanye kesehatan dan agenda penanggulangan. Secara keseluruhan, KPCPEN dan akun instagram @lawancovid19_id sudah menjalankan komunikasi risiko dengan baik.
This study aims to describe risk communication regarding information issued by the Committee for Handling COVID-19 and National Economic Recovery (KPCPEN) on Instagram @lawancovid19_id. This study uses a positivistic approach. The research method was carried out with a quantitative method through content analysis on social media (Instagram). This study identified patterns of message characteristics, user engagement at the stages of prodromal, acute, chronic crises. The research describes the characteristics of the message, user engagement at each crisis stage. KPCPEN post have message characteristics in the form of 1. Purpose of content; Official Announcements, Health Campaigns, Information Regarding Vaccines, Response Agenda. 2. Message Orientation; Neutral, Positive, Negative. 3. Message Elements; Pictures and Videos. Each crisis stage shows a development in user engagement in the form of likes and comments on uploads. In the crisis condition of the second wave of COVID-19, KPCPEN implemented a risk communication response on message characteristics to encourage and bridge information with the aim of informational content about vaccines, announcements of receipts and health campaigns and prevention agendas. Overall, KPCPEN and the Instagram account @lawancovid19_id have carried out risk communication well."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library