Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167113 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stefanus Pandu Dhirabrata
"Pandemi berpengaruh besar terhadap kehidupan, terutama perilaku berkendara di Indonesia. Dengan berakhirnya peraturan pembatasan sosial akibat pandemi, penulis hendak membandingkan perilaku berkendara mobil pada pengendara dewasa muda (18-25 tahun) di kawasan jabodetabek pada saat dan setelah pandemi. Pengendara dewasa muda dipilih karena lebih rentan melakukan perilaku berkendara berisiko. Penelitian ini membandingkan persepsi terhadap kondisi lalu lintas, persepsi risiko, perilaku berkendara berisiko pengendara, dan perilaku berkendara berisiko pengendara lain saat dan setelah pandemi. Partisipan penelitian (N=100) mengisi kuesioner mengenai persepsi dan perilaku berkendara saat dan setelah pandemi. Berdasarkan hasil kuesioner, pengendara mempersepsikan kondisi lalu lintas lebih buruk setelah pandemi. Hasil data menunjukkan pengendara mempersepsikan risiko lebih tinggi, melaporkan lebih sering melakukan perilaku berkendara berisiko, dan melihat lebih banyak pengendara lain yang melakukan perilaku berkendara berisiko setelah pandemi. Berdasarkan hasil penelitian, sebaiknya dilakukan upaya dalam meningkatkan kondisi lalu lintas dengan pengembangan moda transportasi umum.

Pandemic has a big impact on our society, especially to driving behaviors in Indonesia. With the pandemic social distancing comes to an end, researcher intend to compare driving behaviors on young adult (18-25 years old) car drivers in jabodetabek region during and after pandemic. Young adult drivers are chosen since they’re more vulnerable to risky driving behavior. This research compares perception to traffic conditions, risk perception, drivers risky driving behavior, and other drivers risky driving behavior during and after pandemic. Each participants (N=100) fill in a questionnaire about driver perception and driving behaviour during and after pandemic. Research results shows drivers perceive worse traffic conditions after pandemic. Research also shows that drivers perceive higher risk, report more risky driving behaviours, and seen more risky driving behaviours on other drivers after pandemic. Research suggests there need to be efforts done to improve traffic conditions with further development of public transportation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzaky Muhammad Daris
"Penelitian sebelumnya telah menemukan adanya perbedaan persepsi terhadap kondisi lalu lintas dan perilaku berkendara pada saat sebelum pandemi dan saat pandemi berlangsung. Sayangnya penelitian yang membandingkan persepsi resiko dan perilaku berkendara pada masa pandemi dan setelah pandemi masih sedikit dilakukan khususnya di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan persepsi terhadap kondisi lalu lintas, persepsi risiko, perilaku berkendara berisiko pengendara, serta perilaku berkendara berisiko pengendara lain antara saat dan setelah pandemi pada pengemudi taksi online. Partisipan penelitian ini adalah pengemudi taksi online (N=95) yang berdomisili di Jabodetabek. Berdasarkan hasil analisis  paired samples t-test ditemukan tidak terdapat perbedaan persepsi terhadap kondisi lalu lintas saat dan setelah pandemi. Meskipun begitu, pada persepsi risiko, perilaku berkendara berisiko pengendara dan perilaku berisiko pengendara lain terdapat perbedaan antara saat dan setelah pandemi dimana setelah pandemi ketiga variabel tersebut mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian ini, pihak berwenang perlu untuk lebih memperhatikan perilaku berkendara berisiko khususnya perusahaan yang menaungi pengemudi taksi online agar keselamatan bersama di jalan dapat terwujud dan khususnya penumpang mendapatkan pelayanan yang memuaskan.

Penelitian sebelumnya telah menemukan adanya perbedaan persepsi terhadap kondisi lalu lintas dan perilaku berkendara pada saat sebelum pandemi dan saat pandemi berlangsung. Sayangnya penelitian yang membandingkan persepsi resiko dan perilaku berkendara pada masa pandemi dan setelah pandemi masih sedikit dilakukan khususnya di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan persepsi terhadap kondisi lalu lintas, persepsi risiko, perilaku berkendara berisiko pengendara, serta perilaku berkendara berisiko pengendara lain antara saat dan setelah pandemi pada pengemudi taksi online. Partisipan penelitian ini adalah pengemudi taksi online (N=95) yang berdomisili di Jabodetabek. Berdasarkan hasil analisis paired samples t-test ditemukan tidak terdapat perbedaan persepsi terhadap kondisi lalu lintas saat dan setelah pandemi. Meskipun begitu, pada persepsi risiko, perilaku berkendara berisiko pengendara dan perilaku berisiko pengendara lain terdapat perbedaan antara saat dan setelah pandemi dimana setelah pandemi ketiga variabel tersebut mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian ini, pihak berwenang perlu untuk lebih memperhatikan perilaku berkendara berisiko khususnya perusahaan yang menaungi pengemudi taksi online agar keselamatan bersama di jalan dapat terwujud dan khususnya penumpang mendapatkan pelayanan yang memuaskan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emmanuel Wullur
"Beberapa penelitian di dalam maupun luar Indonesia sudah menemukan adanya perbedaan perilaku berkendara antara masa sebelum pandemi dan saat pandemi. Namun, studi yang membandingkan perilaku berkendara masa pandemi dan masa setelah pandemi masih minim dan baru dilakukan di luar negeri. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan persepsi terhadap kondisi lalu lintas, persepsi risiko, perilaku berkendara berisiko pengendara, serta perilaku berkendara berisiko pengendara lain antara masa saat dan setelah pandemi pada pengendara sepeda motor usia dewasa muda. Partisipan pada penelitian (n=111) berdomisili di jabodetabek dan setiap variabel diukur dengan kuesioner self-report. Hasil paired samples t-test menunjukkan bahwa persepsi risiko dan perilaku berkendara berisiko pengendara lain mengalami peningkatan setelah pandemi, sementara persepsi terhadap kondisi lalu lintas menjadi lebih negatif. Namun, tidak ditemukan perubahan perilaku berkendara berisiko pengendara setelah pandemi. Implikasinya, adaptasi pengelolaan lalu lintas setelah pandemi sebaiknya difokuskan pada peningkatan kualitas jalan ketimbang pada penindakkan terhadap perilaku berisiko di jalan.

Several studies conducted within and outside of Indonesia have found differences in driving behavior between the pre-pandemic and during pandemic periods. However, studies comparing driving behavior during and after the pandemic are still lacking and have only been conducted abroad. This study aims to compare perceptions of traffic conditions, risk perception, risky driving behavior of riders, and risky driving behavior of other drivers between the time of and after the pandemic in young adult motorcyclists. Participants in the study (n = 111) were domiciled in Jabodetabek and each variable was measured using a self-report questionnaire. The results of the paired samples t-test show that other drivers' perceptions of risk and risky driving behavior have increased after the pandemic, while perceptions of traffic conditions have become more negative. However, no change in risky driving behavior was found after the pandemic. The implication is that post-pandemic traffic management adaptations should be focused on improving road quality rather than on taking action against risky behavior on the road."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Jemima Netanya
"Sepeda motor menjadi salah satu moda transportasi terpopuler di Indonesia karena berbagai kelebihannya. Namun, kelebihan ini diikuti oleh peningkatan pelanggaran lalu lintas, salah satunya perilaku melawan arah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan yang lebih konsisten antara variabel Planned Behavior, yaitu sikap, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku, yang selama ini telah banyak diteliti dan variabel kewajiban moral dengan perilaku melawan arah. Studi korelasional dilakukan terhadap 151 pengendara motor berusia 18-64 tahun, berdomisili di Jabodetabek, memiliki SIM C aktif, dan pernah melawan arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap dan kewajiban moral berhubungan secara signifikan dengan perilaku melawan arah. Di antara kedua variabel, kewajiban moral berhubungan lebih konsisten dengan perilaku melawan arah dibandingkan sikap. Implikasi dari hasil temuan ini adalah diperlukan upaya yang serius dan konsisten dari aparat penegak hukum untuk menggalakkan sanksi dalam menertibkan perilaku melawan arah pada pengendara sepeda motor.

Motorcycles are one of the most popular modes of transportation in Indonesia because of the various benefits. However, these benefits are followed by an increase in traffic violations, one of which is counterflow riding behavior. This study aims to examine the more consistent relationship between the variables in The Theory of Planned Behavior, namely attitude, subjective norm, and perceived behavioral control, which have been extensively researched and the variable of moral obligation with counterflow riding behavior. A correlational study was conducted on 151 motorcyclists aged 18-64, domiciled in Jabodetabek, have an active driver’s license, and have done counterflow riding behavior. The results show that attitude and moral obligation significantly correlate to the counterflow riding behavior. Among the two variables, moral obligation is more consistently correlated with counterflow riding behavior compared to attitude. The implication of these findings is that serious and consistent efforts are needed from law enforcement officials to promote sanctions in curbing counterflow riding behavior of motorcyclists."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mitranti Anindya Ayu
"Prestasi menjadi salah satu isu penting pada remaja. Ayah berperan penting dalam pencapaian prestasi pada anak. Penelitian ini meneliti hubungan antara keterlibatan ayah dengan aspek hope for success (HS) dan fear of failure (FF) dari motivasi berprestasi pada mahasiswa Universitas Indonesia dengan urutan kelahiran sulung. Alat ukur yang digunakan yaitu Reported Father Involvement Scale (RFIS), bagian dari Father Involvement Scale (FIS) yang disusun oleh Finely dan Schwartz (2004) untuk mengukur keterlibatan ayah dan Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R) yang disusun oleh Lang dan Fries (2006) untuk mengukur kedua aspek motivasi berprestasi. Subjek penelitian ini berjumlah 206 orang yang tersebar dari 12 fakultas dan 1 program studi di Universitas Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara keterlibatan ayah dan aspek hope for success (HS) (r=0,086; p>0,05; two tailed) dan fear of failure (FF) (r=-0,064; p>0,05; two tailed) dari motivasi berprestasi pada mahasiswa Universitas Indonesia dengan urutan kelahiran sulung.

Achievement is one important issue in teenagers and father has important role in the life of their children. This study focused on correlation between father involvement with achievement motivation aspects on hope for success (HS) and fear of failure (FF), in Universitas Indonesia firstborns. There are two instruments used, Reported Father Involvement Scale (RFIS), which is part of Father Involvement Scale (FIS) developed by Finely and Schwartz (2004) to measure father involvement, and Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R), developed by Lang and Fries (2006) to measure both achievement motivation aspects. The participants are 206 students from 13 faculties and 1 study program in Universitas Indonesia.
The results shown no significant correlation between father involvement with achievement motivation aspects on hope for success (HS) (r=0,086; p>0,05; two tailed), and there are no significant correlation between father involvement and fear of failure (FF) aspect (r=-0,064; p>0,05; two tailed), in Universitas Indonesia first borns.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasirudin
"Pembinaan yang dilakukan di dalam lembaga pemasyarakatan ialah pembinaan warga binaan pemasyarakatan dilakukan di dalam lingkungan tembok lembaga pemasyarakatan. Sedangkan pembinaan terhadap warga binaan pemasyarakatan yang dilakukan di luar lembaga pemasyarakatan merupakan salah satu tugas pokok Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yang pengelolaannya ditangani oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pemasyarakatan (BAPAS).
Pembinaan di luar lembaga pemasyarakatan secara operasional dilaksanakan oleh Balai Pemasyarakatan dengan Para petugas Pembimbing Kemasyarakatan (PK) sebagai Ujung tombaknya dalam pembuatan laporan penelitian kemasyarakatan (litmas), pembimbingan klien pemasyarakatan
Proses pengembangan sumber daya manusia merupakan starting point dimana organisasi ingin meningkatkan dan mengembangkan kemampuan individu (pegawai) sesuai dengan kebutuhan masa kini maupun masa mendatang.
Penelitian ini mencoba mengkaji sejauh mana kemampuan dan motivasi kerja dari pembimbing kemasyarakatan apakah efektivitas pelaksanaan tugas pembimbing kemasyarakatan pada Balai Pemasyarakatan Jakarta Selatan sudah efektif atau belum
Penelitian yang digunakan di dalam penyusunan tesis ini adalah penelitian terapan, dengan pendekatan survai berdasarkan penelitian asosiatif dengan menggunakan data kuantitatif, alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner (angket) sebagai instrument.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien korelasi ( p hitung ) antara variabel kemampuan dengan variabel efektivitas kerja adalah 0,484, antara variabel motivasi kerja dengan variabel efektivitas kerja 0,210 dan antara variabel kemampuan dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan variabel efektivitas kerja 0,325. Nilai ini dengan berpedoman pada buku Metode Penelitian Administrasi karangan Sugiyono (Sugiyono: 149) mencerminkan bahwa hubungan antara ketiga variabel tersebut adalah sangat rendah.
Dengan demikian perlu adanya pembinaan untuk meningkatkan kemampuan, motivasi kerja guna tercapainya efektivitas kerja, dan seyogyanya dalam penerimaan pegawai harus memperhatikan spesifikasi kebutuhan kejuruan dan jurusan pendidikan yang diperlukan. Selain itu juga sudah saatnya diperlukan iklim kerja yang kompetitif untuk dapat memacu kinerja dari para pembimbing kemasyarakatan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12336
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Supeno
"Balai Latihan Kerja Bandar Lampung dengan program pelatihannya berusaha menjembatani antara lulusan pendidikan formal yang tidak terampil dengan dunia kerja yang mensyaratkan penguasaan suatu keterampilan. Oleh karena itu bidang kejuruannyapun disesuaikan dengan jabatan-jabatan yang ada di dunia kerja. Program pelatihan dikelompokan ke dalam tujuh kejuruan yaitu : Teknologi Mekanik, Listrik, Otomotif, Tata niaga, Bangunan, Pertanian, dan Aneka Kejuruan. Jumlah seluruh sub kejuruan ada 44 sub kejuruan (Lampiran 2), Dalam pelaksanaannya sub kejuruan yang terdapat di kejuruan Teknologi Mekanik, Listrik, Otomotif, dan Tata niaga yang banyak diminati masyarakat, bidang kejuruan yang lain banyak kurang peminat. Oleh karena seringkali anggaran telah tersedia, maka bidang kejuruan yang kurang peminat tersebut dipaksakan untuk terus dibuka. Motivasi siswa dalam memilih bidang kejuruan di BLK belum diketahui, maka tidak bisa diambil kebijakan yang pas untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Penelitian ini berusaha mengungkap factor-faktor yang menjadi motivasi peserta pelatihan dalam memilih bidang kejuruan di BLK. Keberadaan faktor-faktor: kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan afiliasi, kebutuhan penghargaan, kebutuhan kekuasaan, dan kebutuhan aktualisasi diri diduga menjadi motivator dalam memilih bidang kejuruan. Bobot masing-masing indikator dalam mendorong para siswa memilih kejuruan di BLK dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan kebijakan untuk memperbaiki kondisi yang ada selama ini.
Kasus dalam penelitian ini diambil pada bidang kejuruan komputer, mesin bensin, dan las listrik dan seluruh siswa dijadikan informan. Pengumpulan data mempergunakan instrument penelitian yang berbentuk angket dengan jawaban tertutup dan terbuka. Data dianalisa dengan menggunakan tabel silang. Perbedaan jawaban antar bidang kejuruan diuji dengan statistik non parametrik Chi Square, sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa dalam memilih bidang kejuruan pada masing-masing kejuruan ada perbedaan atau tidak ada perbedaan.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa keberadaan factor-faktor : kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan afiliasi, kebutuhan penghargaan, kebutuhan kekuasaan, dan kebutuhan aktualisasi diri peserta pelatihan pada kejuruan komputer, mesin bensin, dan las listrik cukup kuat memotivasi dalam memilih bidang kejuruannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hugua
Jakarta: La Tofi Entrprise Media, 2010
658.314 HUG m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawaty Yusuf
"Hubungan informal dalam dunia perbankan merupakan tujuan organisasi secara keseluruhan dan tujuan para karyawan dengan rekan sekerja dalam suasana yang menyenangkan atau menjatin hubungan persahabatan di dalam maupun di Iuar kantor (Devito, 1996). Kebanyakan hubungan, mungkin semua, berkembang melalul tahapan-tahapan (Knapp, 1984; Wood, 1982). Proses meningkatnya keakraban dalam suatu hubungan yang dikenal dengan penetrasi sosial (Irwin Altman dan Donald Taylor, 1973). Empat tahapan pengembangan suatu hubungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahap orientasi, menuju pertukaran afektif, pertukaran Interaktif dan tahapan pertukaran yang stabil.
Teori reduksi ketidakpastian (Charles R. Berger, 1975) digunakan untuk menerangkan peristiwa-peristiwa yang terjadi selama interaksi awal, yang dipengaruhi oleh faktor demografi, persamaan sistem individual (nilai-nilai yang berada dalam diri manusia) dan persamaan sistem sosiokultural (nilal-nilai yang berada di luar individual) oleh Triandis, 1980. Tahap pertukaran afektif dan interaktif menggunakan teori pertukaran sosial (John Thibaut dan Harold Kelley, 1959) dimana mulai diperhitungkan besarnya perbandingan antara imbalan (reward) dan biaya (cost). Tahap pertukaran stabil (tetap), ditandal oleh derajat keakraban yang tinggi dari para partisipan untuk memprediksikan perilaku pasangannya dan memberikan respon (Budyatna, 1993). Mekanisme interaktif menurut Bochner dan Kelly (1974), mampu menciptakan interaksi bermakna, jujur dan memuaskan.
Efektivitas komunikasi dan hubungan informal bergantung sebagian besar pada keakuratan karyawan dalam persepsi antarpribadi dengan menerapkan strategi perolehan informasi untuk mengurangi ketidakpastian selama hubungan terbentuk dan berkembang. Berger dan Calabrese (1975) menawarkan strategi pasif, aktif, Interaktif dan pengungkapan diri (self disclosure) oleh Sidney Jourard (1971).
Konflik yang dialami karyawan pribumi dan nonpribumi Cina terhadap pembentukan hubungan informal yang stabil, dapat dikatakan sebagai suatu pertanda adanya stabilitas dalam hubungan (Coser, 1956). Terbentuknya hubungan informal pada akhirnya ikut mempengaruhi motivasi kerja karyawan pribumi dan nonpribumi Cina. Teori Frederick Herzberg (1950) mengenal motivasi kerja menunjukkan bahwa hubungan informal antar karyawan terbentuk karena faktor hygiene dan faktor motivator.
Penelitian yang menggunakan perspektif humanistik fenomenologis ini, merupakan penelitian kualitatif (non-positivistik interpretatif) dimana pendekatan diarahkan pada latar belakang kehidupan individu secara holistik (utuh). Data yang digunakan bersifat deskriptif, dikumpulkan dari hasil pengamatan dan wawancara secara mendalam terhadap tujuh pasang karyawan pribumi dan nonpribumi Cina sebagai subjek dengan menggunakan tehnik bola salju (snow-ball). Tipe penelitian yang digunakan adalah studi kasus hubungan informal karyawan pribumi dan nonpribumi keturunan Cna yang bekerja di BCA, BII dan Bank Danamon."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T10391
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beti Nurbaiti
"Sumberdaya manusia adalah modal yang berharga bagi suatu perusahaan atau organisasi. Jatuh bangunnya suatu perusahaan, sangat tergantung dari kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan Jaya pikir dan kreatifitas karyawannya untuk bersaing di pasar global. Agar dapat menjadi produsen yang dapat memenuhi kepuasan pelangga, mutlak bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan kinerjanya, dimana hal tersebut dipengaruhi oleh motivasi kerja karyawannya.
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan penerapan gaya kepemimpinan yang signifikan pada karyawan di semua tingkat manajemen pads setiap divisi atau unit kerja Perusahaan Farmasi "I" clan Perusahaan Farmasi "Y". Teori gaya kepemimpinan yang digunakan pads penelitian ini ialah kepemimpinan situasional (situational leadership) yang dikemukakan oleh Paul Hersey dan Kennneth Blanchard, terdiri dari empat gaya kepemimpinan yakni : "telling", "selling', "participating" dan "delegating" . Penerapan masing-masing tipe gaya kepemimpinan tersebut tergantung pads tingkat kematangan karyawannya. Selain itu, tujuan selanjutnya dari penelitian ini ialah mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan diantara penerapan gaya kepemimpinan yang ada dengan motivasi kerja karyawan pada semua tingkat manajemen di setiap divisi atau unit kerja. Motivasi karyawan diteliti dengan mengacu pada teori motivasi Dua Faktor Herzberg, yang membedakan motivasi ke dalam dua faktor, yaitu Faktor ekstrinsik diantaranya meliputi prosedur perusahaan, mutu supervisi dan mutu hubungan personal; serta hider intrlnsik diantaranya meliputi prestasi, pengakuan, tanggung jawab, pekerjaan itu sendiri, dan kernungkinan untuk berkembang bagi karyawannya
Teknik pengukuran variabel yang digunakan adalah penyebaran angket atau kuesioner yang terlebih dahulu clilakukan pengujian tingkat validitas dan reliabilitasnya, didukung oleh data dari hasiI wawancara dan data dokumentasi karyawan di masing-masing perusahaan. Analisa uji validitas angket tersebut menggunakan Product Moment Correlation Pearson , sedangkan untuk uji reliabilitas menggunakan Split Half Method dengan bantuan program statistik SPSS 6.0 for windows.
Data penelitian yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan uji statistik nonparametrik, karena data yang didapat merupakan pengukuran respon kualitatif dengan nilai-nilai suatu skala ordinal, dimana masing-masing jawaban angket diberikan peringkat menurut suatu urutan tertentu.
Metoda Chi-Square digunakan untuk menguji hipotesa penelitian mengenai perbedaan penerapan gaya kepemimpinan dengan skor jawaban pada angket berkisar antara skor tertinggi (4) dan skor terendah (1); serta masing-masing jawaban secara konsisten menggambarkan tipe kepemimpinan situasional. Hipotesa penelitian mengenai hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan dianalisa dengan menggunakan uji signifikansi rank-korelasi Spearman (uji statistik-Z) dengan skor tertinggi untuk jawaban angket motivasi (7) dan skor terendah (I).
Berdasarkan hasil survai yang diperoleh terhadap karyawan yang dijadikan sampel penelitian pads masing-masing perusahaan di setiap tingkat manajemen, terdapat perbedaan penerapan gaya kepemimpinan yang signifikan, dengan gaya kepemimpinan dominan "participating". Selain itu, juga terbukti adanya hubungan yang signifikan diantara penerapan gaya kepemimpinan yang ada dengan motivasi kerja karyawan, dimana sebagian besar karyawan merasa cukup termotivasi dalam bekerja."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T5266
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>