Ditemukan 149980 dokumen yang sesuai dengan query
Tobing, Mario Excel Elfando
"Perempuan merupakan salah satu elemen penting dalam tasawuf. Tasawuf merupakan aspek esoteris Islam yang mengandung tradisi kearifan dan tradisi suci, termasuk yang berkaitan dengan perempuan. Tarekat Alawiyah, sebuah ordo sufi dari Hadramaut yang berpengaruh di Indonesia, sebagai bagian dari tasawuf juga memiliki tradisi tersebut. Salah satu tradisi perempuan yang khas dalam tarekat ini adalah memelihara sifat ḥayā’, suatu tradisi yang dalam sudut pandang feminisme modern kerap dianggap sebagai pemarginalan dan menyebabkan inferioritas perempuan. Padahal, di balik ketertutupannya, perempuan Alawiyah memiliki peran yang tidak dapat diabaikan. Penelitian ini membahas bagaimana transformasi dan kesinambungan tarekat Alawiyah di Hadramaut dan di Indonesia, ajaran tarekat Alawiyah terkait dengan kedudukan dan peran perempuan serta kontekstualisasinya pada masa kontemporer, dan pandangan para ulama tarekat Alawiyah tentang gagasan kesetaraan gender. Penelitian ini menggunakan metode etnografi serta teori ekofeminisme dan feminisme multikultural. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa keterbukaan praktik spiritual tarekat Alawiyah untuk kaum perempuan terus berkesinambungan. Perempuan dalam tarekat Alawiyah memiliki kedudukan yang setara dengan laki-laki dalam keilmuan dan spiritualitas. Di samping peran utamanya sebagai sumber inspirasi religius pertama bagi para sufi, perempuan Alawiyah juga memiliki peran sebagai otoritas keagamaan, sastrawan sufi, cultural broker, dan filantropis. Ditemukan pula tokoh-tokoh perempuan yang secara sadar memilih peran publik sebagai peran utamanya. Modernisasi mendorong peningkatan peran perempuan dalam memegang otoritas keagamaan dan kontekstualisasi prinsip ḥayā’. Meskipun demikian, di Kota Tarim, tempat asal tarekat ini, prinsip ḥayā’ dan peran gender masih direalisasikan secara tradisional sesuai dengan karakter dan kondisi spiritual penduduk kota tersebut. Sifat ḥayā’ dan pembagian peran gender dalam tarekat ini merupakan bagian dari femininitas positif yang memiliki signifikansi dalam perkembangan spiritual dan menjadi jalan menuju terwujudnya kesetaraan transendental antara laki-laki dan perempuan. Pemikiran ulama tarekat Alawiyah mengenai gender terklasifikasi menjadi dua kecenderungan, yaitu tradisionalisme dan neotradisionalisme.
Women are an important element in Sufism. Sufism is an esoteric aspect of Islam that contains sapiental and sacred tradition, including those relating to women. The Tariqa Alawiya, a Sufi order from Hadramaut which is influential in Indonesia, as part of Sufism also has these traditions. One of the unique traditions of women in this order is maintaining the nature of ḥayā’ (high modesty), a tradition which from the perspective of modern feminism is often seen as marginalising and causing women's inferiority. In fact, behind their concealment, Alawiya women have roles that cannot be ignored. This research discusses the continuity and change of the Alawiyah order in Hadramaut and in Indonesia, the teachings of the Alawiyah order related to the position and role of women and their contextualisation in contemporary times, and the views of the Alawiya order clerics regarding the idea of gender equality. This research uses ethnographic methods and the theories of ecofeminism and multicultural feminism. The findings of this research indicate that the openness of the spiritual practices of the Alawiya order to women continues to be sustainable. Women in the Alawiya order have an equal position with men in knowledge and spirituality. Apart from their main role as the first source of religious inspiration for Sufis, Alawiya women also have roles as religious authorities, sufi poets, cultural brokers, and philanthropists. It was also found that some female figures consciously chose a public role as their main role. Modernisation encourages an increase in the role of women in holding religious authority and the contextualisation of ḥayā’ principle. However, in Tarim City, the place of origin of this order, the principle of ḥayā’ and gender roles are still realised traditionally in accordance with the character and spiritual condition of the city's residents. The nature of ḥayā’ and the division of gender roles in this order are part of positive femininity which has significance in spiritual development and is a path towards realizing transcendental equality between men and women. The thoughts of Alawiya religious scholars regarding gender is classified into two tendencies, namely traditionalism and neotraditionalism."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Liany Arisandy
"Penelitian ini berfokus kepada peran Syekh Hizboel Wathony sebagai mursyid tarekat di era digital. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif melalui wawancara beberapa narasumber yang menjadi pelaku sejarah perkembangan tarekat Khalwatiyah Akmaliyah di Pesantren Akmaliyah Salafiyah, Ciracas, Jakarta Timur. Dalam penelitian kali ini penulis menggali informasi dari penelitian-penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Penelitian sebelumnya menjelaskan mengenai ajaran tasawuf Syekh Hizboel Wathony dan juga strategi adaptasi Tarekat Khalwatiyah Akmaliyah untuk menyebarkan ajarannya. Berbeda dengan penelitian ini yang membahas mengenai peran dari mursyid Tarekat Khalwatiyah Akmaliyah di era digital.Tulisan ini memaparkan eksistensi dari tarekat Khalwatiyah Akmaliyah dan juga peran Syekh Hizboel Wathony terhadap jamaah dan masyarakat sekitar. Kehadiran tarekat Khalwatiyah Akmaliyah membuktikan bahwa perpaduan antara ukhrawi (agama) dan duniawi (teknologi digital) dapat berjalan beriringan tanpa adanya pemisah. Semangat dakwah untuk memperkenalkan Islam melalui tarekat Khalwatiyah Akmaliyah memperlihatkan hasil positif dengan banyaknya warga masyarakat yang terbuka menerima kehadiran Syekh Hizboel Wathony Ibrahim dan mengamalkan tarekat Khalwatiyah Akmaliyah melalui pengajian-pengajian rutin. Hal ini menunjukkan bahwa Syekh Hizboel Wathony memiliki kharisma dan kekuatan spiritual seorang syekh.
This research focused on the role of Sheikh Hizboel Wathony as mursyid tariqa in the digital era. This research was conducted using a qualitative method through interviews with several speakers who were historical actors in the development of the Khalwatiyah Akmaliyah Tariqa at the Akmaliyah Salafiyah Islamic Boarding School, Ciracas, East Jakarta. In this study the author explored information from previous studies that were used for consideration. Previous research explained the mysticism of Sheikh Hizboel Wathony and also the adaptation strategies of the Khalwatiyah Akmaliyah Tariqa to spread its teachings. It is different from this research which discusses the role of the mursyid Khalwatiyah Akmaliyah Tariqa in the digital era. This paper describes the existence of the Khalwatiyah Akmaliyah Tariqa and also the role of Sheikh Hizboel Wathony towards his followers and the surrounding community. The presence of the Khalwatiyah Akmaliyah Tariqa proves that the combination of ukhrawi (religion) and worldly-minded (digital technology) can go hand in hand without conflict. The spirit of preaching to introduce Islam through the Khalwatiyah Akmaliyah Tariqa showed positive results with many people accepting the presence of Sheikh Hizboel Wathony Ibrahim and practicing the Khalwatiyah Akmaliyah Tariqa through routine teachings. This shows that Sheikh Hizboel Wathony has the charisma and spiritual power of a sheikh."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Tambunan, Fitri
"Hubungan antara perempuan dan konstruksi gender telah banyak diteliti sampai saat ini. Beberapa penelitian mengenai kasus ini banyak berfokus pada dampak negatif dari konstruksi gender yang dialami perempuan. Seringkali perempuan menjadi korban dari fenomena konstruksi gender dalam masyarakat sebagaimana perempuan dituntut sesuai dengan harapan masyarakat pada umumnya. Adanya persepsi ini, memunculkan pertanyaan, seperti: apakah perempuan selalu seperti itu? Apakah perempuan harus selalu mengikuti konstruksi gender dalam masyarakat? Konstruksi gender juga berdampak pada peranan manusia dalam masyarakat, dan kemudian menciptakan suatu identitas. Tulisan ini membahas tentang gambaran seorang perempuan (khususnya perempuan yang belum menikah) melalui sebuah film berjudul Confession of a Shopaholic, yang dipengaruhi oleh konstruksi gender dalam masyarakat. Hal ini juga membahas bagaimana respon tokoh perempuan terhadap konstruksi gender yang pada akhirnya berpengaruh dalam pembentukan identitas tokoh perempuan tersebut.
The relation between women and gender construction has been discussed many times. Most discussions of the issue focus on the negative impacts of gender construction for women. Women become the victim of the phenomenon of gender construction in society that they have to be what the society expects them to be. This perception then leads to questions: are women always like that? Do women always have to follow gender construction in society? Gender also constructs human's roles in a society, and those roles then create an identity. This paper talks about a woman?s image (especially a single woman) through a movie Confession of a Shopaholic, which is influenced by gender construction in society. It also extends the woman?s response towards gender construction of the society around her as it later creates her identity."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Rhemrev, Jessica Andrea
"Pada berbagai media dalam kehidupan sehari hari, perempuan digambarkan dengan berbagai macam penggambaran. Majalah merupakan media massa yang kini hadir sesuai dengan segmentasi pembacanya. Majalah ‘Playboy’, ‘For Him Magazine’ (FHM) Indonesia, yang merupakan majalah dengan segmentasi pembaca pria dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana representasi perempuan di mata masyarakat mengenai keberadaan mereka dalam majalah pria dewasa.
Teori yang digunakan adalah Teori Standpoint dan Teori Feminis Radikal & Feminis Kultural. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur melalui buku-buku dan jurnal-jurnal ilmiah lainnya. Dengan pedekatan kualitatif dan merupakan penelitian yang bersifat deskriptif peneliti menggambarkan apa yang diamati dan akhirnya menganalisa mengenai hal-hal apa saja yang membentuk aspek tersebut.
Temuan dalam penelitian ini adalah materi sex appeal yang digambarkan di majalah laki-laki selain perempuan yang memiliki tubuh yang sempurna tentu saja mereka yang powerful. Pada akhirnya timbul suatu konsep cantik baru. Tetapi disisi lain representasi perempuan dalam majalah laki-laki ini juga menunjukan adanya bentuk dominasi kaum laki-laki yang mana menimbulkan representasi terhadap para perempuan yang diakibatkan oleh penggambarannya dalam media, dalam kasus ini medianya adalah majalah.
In many variety media nowadays, women are pictured with a variety of representations. Magazines is the mass media which is present in accordance with the intended of it’s audience segmentation. ‘Playboy’ Magazine, ‘For Him Magazine’ (FHM) Indonesia, these are two example of magazines with male adult readership segmentation. This research aims to look at how the representation of women in the public eye about their existence in the adult male magazines. The theory used is Standpoint Theory and Feminist Radical & Feminist Cultural Theory. The methods that used in this research is literature study through books and other scientific journals. The result from this research is women sex appeal which is pictured in the men’s magazine, beside the women has the perfect body, of course, they are powerful also. But on the other hand, the representation of women in these men's magazine also showed the existence of a form domination of men which led to the women’s representation caused by his depiction in the media, in this case the media is a magazine."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Wishnu Prahutomo
"
ABSTRAKPenelitian ini mengkaji teks Serat Gandakusuma koleksi Ruang Naskah Perpustakaan Universitas Indonesia. Fokus kajian ini secara filologis adalah untuk menyajikan suntingan teks Serat Gandakusuma yang telah dibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehingga dapat dipahami isinya oleh pembaca pada masa kini. Secara kesastraan, penelitian ini menyoroti karakter teks sebagai karya sastra alegoris bermuatan sufisme Jawa yang mengisahkan tentang perjalanan spiritual tokoh Raden Gandakusuma di dalam mencapai kesempurnaan. Penelitian ini mengkaji bagaimana metrum-metrum tembang macapat yang digunakan di dalam teks mewujudkan perjalanan sufi Raden Gandakusuma, serta bagaimana peran perempuan di dalam mendukung perjalanan sufi yang dilakukan oleh Raden Gandakusuma.
ABSTRACTThis research examines the text of Serat Gandakusuma from the collection of The Manuscript Section of The Library of Universitas Indonesia. Philologically, this study focuses on the presentation of the edition text of Serat Gandakusuma which has been cleaned from its error and translated in Indonesian language so that its content can be understood by today rsquo;s readers. As in the perspective of literature, this research focuses in the text rsquo;s character as an allegorical text which contains the concepts of Javanese Sufism through the story of Raden Gandakusuma and his spiritual journey to reach a true perfection. This research analyzes how the macapat meters in the text actualizes the sufi journey of Raden Gandakusuma, and also how the role of women in supporting the sufi journey of Raden Gandakusuma."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
D2452
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Fatma Dyah Savira
"Fandom sebagai ruang yang didominasi perempuan seringkali dianggap lebih ramah gender. Melalui berbagai aktivitas, seperti menulis fanfiksi, menggambar fan art, dan mengonsumsi juga membagikan karya pengemar lain, serta membangun jejaring sesama penggemar, para penggemar perempuan dapat berkegiatan dengan relatif lebih bebas, tanpa batas-batas yang ditetapkan lelaki. Penelitian ini bertujuan untuk mencaritahu cara-cara penggemar perempuan dapat mengeksplorasi dan mengekspresikan dirinya di fandom, dan bagaimana kegiatan mereka dalam ruang penggemar dapat berkelindan dengan hal tersebut. Melalui pendekatan etnografi, dengan metode observasi partisipan dan wawancara mendalam secara daring, studi ini juga menggunakan studi pustaka untuk memperkaya analisa. Hasilnya menunjukkan bahwa informan dapat mengeksplorasi dan mengekspresikan gender mereka melalui berbagai kegiatan penggemar, termasuk terlibat dalam, atau sekadar memperhatikan, diskursus yang sering muncul dalam fandom. Sekalipun ruang fandom masih heteronormatif, informan dapat menentukan sendiri pendekatan mereka pada fandom, termasuk dalam menghadirkan diri mereka.
Fandom as a female-dominated space is often considered more gender-friendly. Through various activities, such as writing fan fiction, drawing fan art, consuming and sharing the fan works of other fans, as well as building networks with fellow fans, female fans can carry out their activities relatively freely, without scornful limitations imposed by men. This research aims to find out the ways female fans can explore and express themselves in fandom, and how their activities in the fan space can be related to this. Through an ethnographic approach, with participant observation methods and online in-depth interviews, this study also uses literature research to enrich the analysis. The results show that informants can explore and express their gender through various fan activities, including engaging in, or simply paying attention to, discourses that often arise in fandom. Even though the fandom space is still heteronormative, informants can determine their own approach to fandom, including in presenting themselves."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fransiska Engeline Moko
"Penelitian ini menerapkan metode Alkire-Foster untuk mengukur kemiskinan rumah tangga yang dikepalai laki-laki dan perempuan berdasarkan pengukuran kemiskinan multidimensi (nonmoneter) dengan menggunakan data survei rumah tangga yang berasal dari Susenas 2012. Berfokus pada tiga dimensi (pendidikan, kesehatan dan nutrisi, dan standar hidup), ditemukan bahwa tingkat kemiskinan multidimensi rumah tangga perempuan lebih tinggi daripada rumah tangga lakilaki meskipun intensitas kemiskinan yang dialami rumah tangga laki-laki lebih besar daripada rumah tangga perempuan. Sementara itu uji regresi logistik biner menemukan adanya pengaruh wilayah demografi, status kawin KRT, lapangan pekerjaan KRT, dan komposisi rumah tangga terhadap status kemiskinan multidimensi rumah tangga yang dikepalai laki-laki dan perempuan di Indonesia, dimana lapangan pekerjaan merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya.
This study applies Alkire-Foster method for measuring households poverty headed by men and women based on multidimensional poverty measurement (non-monetary) by using household survey data from Susenas 2012. Focuses on three dimensions (education, health and nutrition, and living standard), it was revealed that the rate of multidimensional poverty of households headed by women is higher than households headed by men even though the intensity of poverty experienced by men households is greater than women households. Nevertheless, the binary logistic regression had discovered the effect of demographic region, marital status of the households head, households head employment, and households? composition against the multidimensional poverty status of households headed by men and women in Indonesia, where employment is the utmost affected factor."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Haris Herdiansyah
Jakarta: Salemba Humanika, 2016
305.3 HAR g
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
"Modernisasi yang terjadi pada zaman Meiji merubah kondisi sosial, politik dan ekonomi negara Jepang. Slogan fukoku kyohei (negara yang kaya, militer yang kuat) dan bunmei kaika (sipilisasi) yang digalakkan oleh pemerintah guna mengejar ketertinggalan dari negara-negara Barat dijadikan tujuan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut berbagai upaya dilakukan termasuk mengkonsepsikan peran laki-laki dan perempuan di masyarakat. Melalui institusi pendidikan, baik laki-laki maupun perempuan diharapkanuntuk mampu memberikan kontribusi mereka terhadap negara. Peran perempuandalam msyarakat bertujuan untuk menjadikan mereka sebagai istri yang baik dan ibu yang bijaksana atau ryosai kenbo. Melalui paham ryosai kenbo, perempuan diharapkan dapat memberikan kontribusinya pada negara dengan kerja keras mereka dalam hal mengatur rumah tangga secara efisien dan mendidik anak dengan baik. Ryosai kenbo merupakan proses domestikasi perempuan. Hal ini terjadi karena paham ryosai kenbo menitikberatkan pada pendidikan untuk menjadi seorang istri dan ibu yang bertugas hanya di wilayah domestik yaitu rumah tangga. Domestikasi perempuan melalui paham ryosai kenbo merupakan kemunduran posisi perempuan. Segregasi perempuan hanya di dalam sector domestik, telah membuat kaum perempuan Meiji tersubordinasikan. Hal itu terjadi karena rumah tangga yang berdasarkan pada sistem keluarga ie yang berideologikan patriarki menempatkan perempuan pada posisi subordinat dari laki-laki. Dalam ie, harkat dan martabat laki-laki lebih dipentingkan dari pada perempuan."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S13479
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Billy Sarwono
Jogyakarta: Lingkar Media, 2013
305.5 BIL s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library