Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18370 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Antonio Henrique Coutelo de Moraes
"Due to the recent increase in studies on emotions in Applied Linguistics and, especially now, in pandemic times, it opens more discussion to relate teachers' emotions with several other aspects including resilience. Therefore, this research aims to analyze language teachers’ experience in teaching deaf students in Recife, Brazil, and Malang, Indonesia. The methodology applied was qualitative. This study involved teachers in Recife, Brazil, and Malang, Indonesia. The teachers selected to be interviewed in this study were those who had experience teaching deaf students for at least five years and those who, during the pandemic times taught online. Two teachers were taken from each city. Findings point out, among other things, that decreasing the number of students per class and having parents involved in the process may help improve students' learning and teachers' experience and resilience. Based on the data on the implementation of language learning and the teachers' perception of the benefit, the constraints, and strategies in online language learning, resilience is triggered by the professional, personal, institutional, and community challenges."
Madura: Institut Agama Islam Negeri Madura, 2022
890 JBS 16:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Septiana
"Kecurangan akademik merupakan fenomena yang dampaknya merugikan bagi pengembangan karakter mahasiswa karena akan memengaruhi perilaku mahasiswa selanjutnya di masyarakat. Studi ini bertujuan untuk meneliti pengaruh emosi moral yang terdiri dari emosi malu, emosi bersalah, dan emosi bangga hubris yang dimoderasi oleh identitas moral terhadap kecurangan akademik pada mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang melibatkan 189 mahasiswa dari seluruh fakultas di Universitas Indonesia. Partisipan diminta untuk mengisi emosi yang dirasakan setelah membaca skenario emosi malu, emosi bersalah dan emosi bangga hubris, Moral Identity Questionaire dan tugas matriks angka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa emosi bersalah berpengaruh signifikan terhadap kecurangan akademik, semakin merasa bersalah maka mahasiswa semakin tidak melakukan kecurangan. Hasil lain juga menunjukkan bahwa identitas moral berpengaruh signifikan terhadap kecurangan akademik mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki identitas moral yang tinggi, tidak akan melakukan kecurangan. Selain itu ditemukan hasil bahwa identitas moral berperan sebagai moderator pada pengaruh antara emosi bersalah terhadap kecurangan akademik mahasiswa.
Penelitian ini memiliki keterbatasan teoritik karena peneliti tidak memperhitungkan faktor eksternal yang memengaruhi kecurangan akademik. Padahal secara teori, perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Penelitian ini memiliki implikasi praktis bahwa yang perlu didahulukan adalah pendidikan kepedulian dan empati. Dengan pendidikan ini sedari dini, bila keduanya hadir/bisa dididik, maka seseorang akan merasa bersalah bila melakukan yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Selain itu nilai-nilai kejujuran, keadilan dan tanggung jawab juga perlu ditanamkan sejak kecil. Dengan identitas moral yang kuat, individu akan menampilkan dirinya secara konsisten sebagai orang yang bermoral.
Saran penelitian ini antara lain instansi pendidikan perlu memantapkan standar moral yang berlaku, kesamaan persepsi mengenai kecurangan akademik, penerapan peraturan tentang kecurangan akademik secara konsisten, penghargaan perlu diberikan pada mahasiswa yang menerapkan kejujuran, serta hukuman perlu mengandung aspek emosi bersalah, yang berisi nilai-nilai yang sudah terinternalisasi.

Academic dishonesty is a phenomenon whose impact is detrimental to the development of student character as it will affect the behavior of subsequent students in the community. This study aims to examine the influence of moral emotions consisting of shame, guilt, and hubris pride emotions that are moderated by the moral identity of academic dishonesty on the college students. This research is an experimental research involving 189 students from all faculties at Universitas Indonesia. Participants were asked to fill the perceived emotion after reading the shame, guilt and hubris pride scenario, the Moral Identity Questionaire and the numerical matrix assignment.
The results showed that the guilty emotions have a significant effect on academic dishonesty, the more guilty the students are the less the cheating. Other results also show that moral identity has a significant effect on student academic dishonesty. Students who have a high moral identity, will not commit cheating. In addition, it was found out that moral identity acts as a moderator on the influence of emotion of guilt against student academic dishonesty.
This study has theoretical limitations because researchers do not take into account the external factors that affect academic dishonesty. Whereas in theory, human behavior is influenced by internal and external factors. This study has practical implications that what needs to come first is education of care and empathy. With this education early on, if both are present/can be educated, then someone will feel guilty when doing that is not in accordance with prevailing norms. In addition, the values ?? ??of honesty, fairness and responsibility also need to be instilled since childhood. With a strong moral identity, the individual will present himself consistently as a moral person.
Suggestions of this research include educational institutions need to strengthen applicable moral standards, common perceptions of academic dishonesty, the application of rules on academic dishonesty consistently, awards need to be given to students who apply honesty, and punishment needs to contain aspects of emotional guilt, which contains the values which has already been internalized.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
D2456
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilah Azizah Hasan
"Penelitian ini bertujuan untuk menemukan aspek yang mendasari tindakan memendam emosi pada orang Asia Amerika dalam seri Beef (2023). Penelitian ini melihat bahwa seri tersebut mendatangkan perspektif baru dalam mengamati emosi orang Asia Amerika serta keterkaitannya dengan konteks sosial. Dua karakter utama dalam seri tersebut tinggal di tengah hierarki sosial yang kuat. Oleh karena itu, emosi yang merupakan bagian penting individu ditekan oleh ketidakseimbangan agensi dalam struktur sosial yang ada. Dengan demikian, pola tindakan memendam emosi pada dua karakter tersebut tidak hanya dapat dilihat secara gamblang, tetapi juga dalam interaksi sehari-hari yang dijalani mereka sebagai orang Asia Amerika. Berangkat dari latar belakang tersebut, analisis wacana dan pragmatik berfungsi untuk memperlihatkan hubungan antara emosi individu serta identitas mereka sebagai orang yang hidup dalam masyarakat luas. Analisis pada penelitian ini mengambil sejumlah adegan yang menunjukkan representasi paling kuat terhadap emosi yang dipendam. Dengan mengacu pada teori tindak tutur dari Austin dan Searle serta maksim dari prinsip kerja sama Grice, penelitian ini menemukan banyak penerapan tindakan yang berlawanan dengan maksim oleh dua karakter utama. Tindakan tersebut ditujukan untuk menyesuaikan diri dengan ucapan orang lain, menyembunyikan bagian diri yang tidak baik, dan meyakinkan kemampuan diri terhadap orang di sekitar mereka. Sementara itu, temuan penelitian juga menunjukkan tindakan yang berlawanan dengan maksim pada orang-orang di sekeliling dua karakter utama untuk mengalihkan pembicaraan berdasarkan alasan dan tujuan tertentu. Penelitian ini kemudian merangkum bahwa tindakan yang berlawanan dengan maksim pada dua karakter utama menjadi sebuah pola tindakan memendam emosi, yang sekaligus menjadi sejenis strategi mereka untuk tampil mampu beradaptasi di tengah masyarakat Amerika.

This paper is aimed to discover underlying aspects behind the suppressed emotions of the Asian Americans in the series Beef (2023) by using the combination of discourse and pragmatics analysis. This paper finds that the series offers a fresh lens in paying attention to emotions of the Asian Americans and its relations to social context. As the two main characters live in a society where racial hierarchy strongly exists, emotions that should be recognized are suppressed by such existing imbalance of agency in the social structure. Then, patterns of suppression of emotions not only could be seen in an obvious way, but also in the everyday interactions experienced by them as Asian American individuals. Discourse and pragmatics analysis then disclose the relations between suppressed individual emotions and their identity living in a wide society. Several scenes which depict the most representations of suppressed emotions are taken for analysis. Referring to Austin and Searle’s speech acts as well as Grice’s cooperative principles, this study specifically finds many applications of acts against maxims by the two characters to conform with others’ utterances, to hide a part of themselves that are not favorable, and to assure their surrounding of their capability. Meanwhile, acts against maxims are found in the characters around them to divert their conversations based on certain motives. This study then concludes acts against maxims shown by the two main characters suggest a pattern of suppressed emotions and simultaneously their strategy to appear capable of fitting in the American society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Thedy Yogasara
"As the imbalance of automotive market competition continues, the domination of foreign industries demands a proper attention from Indonesia’s automobile manufacturers. Efforts in creating a national car design that is emotionally attached to Indonesia’s automotive market, will be able to meet the challenge appropriately, in part by using the Kansei Engineering Type 1: Category Classification method. Identified through literature studies and interviews, there are 164 Kansei words that represent the exterior designs of a 4×2-wheel drive passenger car. The Kansei words were categorized into 12 groups using an affinity diagram and then arranged into a five-level semantic differential scale for product samples assessment. Results were further processed using factor analysis, leaving nine groups remaining. A collaborative design process with a product designer resulted in an exterior design of a hatchback car with four doors. Scores from the evaluation on Kansei word groups “satisfying”, “luxurious”, “sporty”, “aesthetic”, “innovative”, “mobile/flexible”, “complicated/complex”, “credible”, and “masculine” indicate that the car exterior design meets users’ emotional needs."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2017
UI-IJTECH 8:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fathanah
"Skripsi ini membahas hubungan antara resiliensi dan bersyukur pada mahasiswa penerima Beasiswa Bidikmisi di Universitas Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Pengambilan data terhadap 66 mahasiswa Bidikmisi Universitas Indonesia dilakukan dengan menggunakan dua buah kuesioner yang disebar melalui media internet. Kuesioner pertama adalah kuesioner resiliensi CD-RISC-10 yang dikembangkan oleh Campbell-Sills dan Stein (2007) yang telah dimodifikasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh peneliti. Kuesioner kedua adalah modifikasi Alat Ukur Bersyukur yang dikembangkan Arbiyah (2008). Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara resiliensi dan bersyukur pada mahasiswa penerima Beasiswa Bidikmisi di Universitas Indonesia, dengan r = +0,673, n = 66, p < 0,01, one tailed. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi resiliensi, maka semakin tinggi pula bersyukur pada mahasiswa Bidikmisi Universitas Indonesia.

This study explore the relationship between resilience and gratitude among students of University of Indonesia who receive Bidikmisi Scholarship. This is quantitative research with correlational design. Two questionnaires, modification of CD-RISC-10, a resilience scale developed by Campbell-Sill and Stein, and modification of Alat Ukur Bersyukur (Arbiyah, 2008), were used to obtained data from 66 students of University of Indonesia who receive Bidikmisi Scholarship. Pearson Correlation Test indicate positive significant correlation between resilince and gratitude of students of University of Indonesia who receive Bidikmisi Scholarship, with r = +0,673, n = 66, p < 0,01, one tailed. That means the higher resilience, the higher gratitude of students of University of Indonesia who receive Bidikmisi Scholarship.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cambridge, UK: Cambridge University Press , 1990
306.44 LAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Nur Oktafia
"Penelitian mengenai emotional intelligence telah banyak dilakukan khususnya pada remaja ( misalnya Bracket & Katulak, 2006). Sayangnya, hingga saat ini belum ada penelitian mengenai hubungan emotional intelligence dan prestasi akademik pada siswa SMA yang dikhususkan berdasarkan jurusan mereka di sekolah. Beberapa penelitian menjelaskan bahwa tingkat emotional intelligence remaja, menentukan hasil prestasi akademik mereka (Nasir & Masru, 2010; Nasir & Munaf, 2011).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran, perbedaan serta hubungan antara emotional intelligence dan prestasi akademik pada siswa SMA kelas XI jurusan IPA dan jurusan IPS, serta untuk melihat perbedaan gender dalam emotional intelligence dan prestasi akademik. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif, pada 236 orang siswa SMAN 71. Untuk alat ukur emotional intelligence, digunakan Self-Report Emotional Intelligence Scale (SREIS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara emotional intelligence dengan prestasi akademik pada siswa SMA pada jurusan IPA maupun IPS. Pada emotional intelligence tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan baik pada jurusan IPA maupun IPS. Sedangkan pada prestasi akademik, secara signifikan siswa perempuan memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa laki-laki.baik pada jurusan IPA maupun IPS, dimana siswa perempuan memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa laki-laki.

Research about emotional intelligence has been done especially among adolescents (look for example Bracket & Katulak, 2006). Unfortunately, until now there has been no research about the relationship between emotional intelligence and academic achievement among high school students. Several studies have described that the level of emotional intelligence in adolescents determines their achievement performance (Nasir & Masru, 2010; Nasir & Munaf, 2011).
This research aims to find the relationship between emotional intelligence and academic achievement among the high school students, and to determine whether or not there is gender difference in emotional intelligence and academic achievement. Using quantitative approach, 236 high school student from SMA 71 participated in this study. For emotional intelligence measurement, the Self- Report Emotional Intelligence Scale (SREIS) was used.
The result shows that there is no significant correlation between emotional intelligence and academic achievement. For the gender difference, there is no significant difference between male and female students on emotional intelligence, both among science major students and social major students. But significant differences on academic achievement were found between male students and female students academic score, both among science major students and social major students with females have higher scores.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosenthal, Norman E.
London: Citadel Press, 2002
152.4 ROS e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Emosi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia karena mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial. Pertumbuhannya bervariasi pada semua orang. Emosi dikendalikan oleh proses kematangan dan belajar...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang peran orangtua dalam mengembangkan kecerdasan ewmosional anak usia Sekolah Dasar (SD). Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik random sampling dengan besar sampel 380 orang anak usia SD...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>