Ditemukan 60586 dokumen yang sesuai dengan query
Alvina Tamarine
"Ze Noemen Me Baboe adalah film dokumenter karya Sandra Beerends yang mengangkat cerita Alima, seorang pribumi yang bekerja sebagai pembantu untuk keluarga Belanda. Film dokumenter ini juga tidak jauh berbeda dan memiliki pola-pola yang mirip dengan film dokumenter sejarah lainnya. Perbedaan film Ze Noemen Me Baboe dengan film dokumenter sejarah lainnya adalah sudut pandang film ini diceritakan oleh seorang baboe, seorang dari kelas sosial rendah. Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk menunjukkan bagaimana representasi budaya Jawa dari sudut pandang orang Belanda dalam film dokumenter Ze Noemen Me Baboe. Teori yang digunakan untuk penelitian ini adalah teori semiotika oleh Roland Barthes. Data yang digunakan adalah film dokumenter berjudul Ze Noemen Me Baboe karya Sandra Beerends yang dirilis pada tahun 2019. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data penelusuran pustaka dan observasi. Hasil yang didapatkan setelah analisis yang dilakukan adalah budaya Jawa direpresentasikan sebagai kelompok masyarakat tradisional yang kaya akan tradisi dan bangsa yang terjajah dari sudut pandang masyarakat Belanda.
Ze Noemen Me Baboe is a documentary by Sandra Beerends that tells the story of Alima, a native who works as a maid for a Dutch family. This documentary is also not much different and has similar patterns to other historical documentaries. The difference between Ze Noemen Me Baboe and other historical documentaries is that the point of view of this film is told by a baboe, a person from a low social class. This research was made with the aim of showing how Javanese culture is represented from the perspective of the Dutch in the documentary Ze Noemen Me Baboe. The theory used for this research is the semiotic theory by Roland Barthes. The data used is a documentary titled Ze Noemen Me Baboe by Sandra Beerends released in 2019. The method used is descriptive qualitative method with data collection techniques of literature search and observation. The results obtained after the analysis carried out are that Javanese culture is represented as a traditional community group rich in traditions and a colonized nation from the perspective of Dutch society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nur Mukti Indriani
"Ilaa Samaa merupakan film dokumenter karya Waad Al-Kateab mengenai perang di Suriah yang ditayangkan pertama kali dalam festival film South by Southwest di Texas, Amerika Serikat pada tahun 2019. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan dampak perang Suriah terjadi di kota Aleppo dengan melalui unsur-unsur intrinsik dan representatif yang muncul dalam film Ilaa Samaa. Untuk itu penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan fokus pada adegan-adegan yang menggambarkan representasi dampak perang Suriah dalam film. Teori strukturalisme dan representasi digunakan dalam penelitian ini untuk memaparkan representasi dampak perang yang terdapat dalam struktur film Ilaa Samaa. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Film Ilaa Samaa menampilkan dampak perang dalam tiga representasi, yaitu dampak perang secara fisik, dampak perang secara emosional, dan dampak perang secara sosial. (2) Representasi dampak perang secara fisik diperlihatkan dengan jatuhnya korban jiwa, hancurnya bangunan dan infrastruktur kota, juga sekolah anak. Dampak perang secara emosional diperlihatkan dengan kondisi psikis seperti rasa tidak aman, guncangan jiwa, dan kebimbangan. Sementara itu, dampak sosial perang Suriah ditandai dengan meningkatnya rasa kemanusiaan dan solidaritas warga Aleppo.
Ilaa Samaa is a documentary by Waad Al-Kateab about the war in Syria which was premiered at the South by Southwest film festival in Texas, United States in 2019. This study aims to describe the impact of the Syrian war that occurred in the city of Aleppo through the intrinsic and representative elements that appear in the film Ilaa Samaa. For this reason, the author uses qualitative research methods with a focus on scenes that describe the representation of the impact of the Syrian war in the film. The theory of structuralism and representation is used in this study to describe the representation of the impact of war contained in the structure of the film Ilaa Samaa. From the results of the study obtained the following conclusions: (1) The Ilaa Samaa film shows the impact of war in three representations, namely the physical impact of war, the emotional impact of war, and the social impact of war. (2) The representation of the physical impact of war is shown by the loss of life, the destruction of buildings and city infrastructure, as well as children's schools. The emotional impact of war is shown by psychological conditions such as insecurity, mental shock, and indecision. Meanwhile, the social impact of the Syrian war is marked by the increasing sense of humanity and solidarity of the people of Aleppo."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Abigail Jeovannie
"Fungsi bahasa berkaitan dengan pesan dan makna kalimat yang dimaksud oleh partisipan. Makna tuturan juga diperoleh dengan mengidentifikasi implikatur nonkonvensional dengan menganalisis pelanggaran teori prinsip kerja sama Grice. Adapun pelanggaran ini dapat membedakan fungsi bahasa tertentu dari makna literal sebelumnya. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif deskriptif ini akan dianalisis jenis fungsi bahasa dalam wawancara pada film dokumenter “Onze Jongens op Java” (2019). Setiap kalimat dari perspektif veteran Belanda memiliki pesan dan fungsinya masing-masing. Penelitian ini juga menemukan bahwa implikatur berperan besar dalam mengidentifikasi fungsi bahasa. Fungsi referensial, yaitu fungsi untuk mendeskripsikan dan memberi informasi, mendominasi keseluruhan analisis. Fungsi referensial dan pengakuan veteran diperoleh dengan memahami implikatur nonkonvensional terlebih dahulu.
In every conversation, each participant uses language function which related to the sentence’s intention, message, and implication. The meaning of a speech is obtained by identifying the conversational implicature of a sentence by analyzing the violations of Grice’s principle of cooperation theory. Thus, this descriptive qualitative research has analyzed kinds of language’s functions in an interview session on a documentary film called “Onze Jongens op Java” (2019). Each sentence from the Dutch’s veterans perspectives have their own messages and functions. This research has also found out that conversational implications take a huge part on identifying the functions of language. The referential function, which is the function to describe and to give information, dominates the entire analysis. The referential function and the veteran’s confessions are obtained by comprehending the nonconventional implicature first."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Rania Maharani Putri
"Film Send Me to The Clouds (送我上青云) adalah film drama komedi yang dirilis pada 16 Agustus 2019 di Cina. Film ini menceritakan tentang tokoh Sheng Nan yang merupakan perempuan lajang berumur 30 tahun dan belum menikah, yang harus berjuang menghadapi kanker ovariumnya. Kemudian, Sheng Nan dihadapi dengan petualangan baru yang memberikannya akan arti kehidupan. Penelitian ini akan menguraikan bagaimana perempuan modern dengan figur mandiri di Cina kini tidak lagi perlu untuk merasa bergantung kepada laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang penokohan Sheng Nan sebagai Leftover Women yang merepresentasikan karakter perempuan mandiri dalam film Send Me to The Clouds. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Sheng Nan sebagai perempuan mandiri mampu menunjukkan sudut pandang positif dari fenomena Leftover Women di Cina. Melalui tokoh Sheng Nan dalam film ini, dapat diketahui bahwa fenomena Leftover Women merupakan bentuk nyata keberhasilan emansipasi perempuan di Cina.
Send Me to The Clouds (送我上青云) is a comedy-drama film released on August 16, 2019 in China. This film tells a story about Sheng Nan, a single woman who is 30 years old and unmarried, and struggle with ovarian cancer. Then, Sheng Nan is faced with a new adventure that will give her the meaning in her own life. This study will describe an independent figures women in China now adays no longer dependent on men. This study also aims to discuss the characterization of Sheng Nan as a Leftover Woman who represents an independent female character in the film Send Me to The Clouds. The method used in this research is a qualitative method. The results of the study will show that Sheng Nan as an independent woman is able to show a positive perspective on the Leftover Women phenomenon in China. Through Sheng Nan's character in this film, it can be seen that the Leftover Women phenomenon is the success of women's emancipation in China."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Clara Marianna
"
ABSTRAKHeimat merupakan konstruksi sosial yang esensial bagi diaspora. Konstruksi tersebut mengikat diaspora dengan lingkungan yang dapat memberikan pengaruh besar terhadap proses identifikasi diri. Konstruksi Heimat terhadap diaspora dapat kita lihat melalui film dokumenter Yes, I Am, yang mengangkat kisah tentang konflik budaya yang dialami tiga pemusik Afro Jerman selama tinggal di Jerman serta bagaimana Reunifikasi Jerman mempertemukan mereka untuk bersatu melawan diskriminasi warna kulit dan ras yang masih terjadi di Jerman. Film ini sangat menarik karena terdapat lagu karya ketiga pemusik tersebut yang memvisualisasikan kisah hidup mereka. Konstruksi makna Heimat dalam film akan dianalisis berdasarkan beberapa adegan dan satu lagu dalam film dengan menggunakan teori circuit of culture Stuart Hall mengenai representasi dan identitas.
hr>
ABSTRACTHeimat is an essential social construction for the diaspora. This construction binds the diaspora to the environment which can have a major influence on the process of self-identification. We can see the Heimat construction on the diaspora through the documentary Yes, I Am, which raises the story of the cultural conflicts experienced by three German Afro musicians while living in Germany and how German Reunification brought them together to unite against the discrimination of skin color and race that still occurs in Germany . This film is very interesting because there are songs by the three musicians who visualize their life stories. The construction of Heimat's meaning in the film will be analyzed based on several scenes and one song in the film using Stuart Hall's circuit of culture theory of representation and identity."
2017
S69116
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hasibuan, Elisabet
"
ABSTRAKKehadiran alat transportasi dan telekomunikasi yang dapat mengatasi permasalahan ruang dan waktu memicu terjadinya globalisasi. Proses mendunia ini mengakomodasi sistem perekonomian kapitalisme berkembang semakin pesat dalam kurun waktu yang cepat. Ines Conradi yang bekerja pada perusahaan konsultan Morison International di sebuah perusahaan minyak di Bukares, Rumania, tanpa sadar menjadi korban penghisapan nilai kapitalisme. Ia teralienasi oleh kehidupannya sendiri. Keterpurukan Ines membuat ayahnya, Winfried Conradi, yang merupakan seorang hippie memutuskan menyamar sebagai ldquo;Toni Erdmann rdquo; untuk memperbaiki hubungan dengan putri semata wayangnya. Dengan melakukan analisis tekstual yang didukung studi pustaka, penelitian ini memperlihatkan bagaimana gaya hidup hippie yang diterapkan Toni Erdmann berhasil menjadi budaya tanding kapitalisme.
ABSTRACTThe presence of transportation and telecommunication that overcome the problems of space and time trigger globalization. This global process enhances the development of the economic system of capitalism rapidly. Ines Conradi, who works with Morison International rsquo s consulting firm at an oil company in Bucharest, Romania, is unknowingly becoming a victim of capitalism. She is alienated from her own life. Ines rsquo s downfall made his father, Winfried Conradi, a hippie, decided to impersonate ldquo Toni Erdmann rdquo to improve his relationship with his only daughter. By conducting a textual analysis supported by literature studies, this study shows how the hippie lifestyle that Toni Erdmann applied successfully became a culture of capitalism."
2017
S69631
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rafalya Rahma
"Film dokumenter menggambarkan dan meliput realitas, dalam era media massa dokumenter dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk menyelidiki, memicu diskusi terbuka tentang isu-isu terkini dan membayangkan dampak pengetahuan dan produksi. Agenda setting adalah sebuah konsep yang telah digunakan di politik dalam mengatur informasi mana yang dianggap paling penting bagi publik. Dengan penggambaran realita, dokumenter dapat membentuk opini publik yang dapat digunakan sebagai alat penyusunan agenda. Film dokumenter Sexy Killer dirilis di Youtube, 14 April 2019 disaat suasana pemilihan presiden 2019. Film tersebut menampilkan apa yang ada di balik industri pertambangan batu bara dan efek sampingnya terhadap lingkungan dan masyarakat serta mengungkap beberapa tokoh politik termasuk kedua pasangan calon presiden. Melalui penelitian sekunder, studi pustaka dokumenter, dan menganalisis artikel berita, makalah penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh agenda setting Pilpres 2019 dan apakah film dokumenter dapat dikategorikan sebagai upaya agenda setting.
Documentary film depicts and covers reality, in this era of mass-media documentary can be utilised as a tool to investigate, trigger open discussion of current issues and imagining impact of knowledge and production. Agenda setting is a concept that has been used in politics as it sets which information is perceived most important to the public. With its depiction of reality, documentary can mold public opinion which can be used as a tool of agenda setting. The documentary film Sexy Killer was released on Youtube, April 14th 2019 during the 2019 presidential election atmosphere. The film shows what is behind the coal mining industry and its side effects to the environment and the community and exposes several political figures including the two presidential candidates. Through secondary research, literature review of the documentary and analysing news articles, this research paper aims to understand the effects of agenda setting in the 2019 presidential election and whether the documentary can constitute as one."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Diandra Maharani
"Penelitian ini membahas mengenai analisis konsep omotenashi dalam film serial Izakaya Bottakuri menggunakan konsep omotenashi dari Ichijou. Izakaya Bottakuri bercerita tentang ketangguhan seorang perempuan yang bernama Mine yang harus hidup mandiri bersama sang adik yang bernama Kaoru dalam menjalankan bisnis di kedai kecilnya. Di dalam film serial ini, terdapat unsur-unsur omotenashi dari tindakan yang dilakukan oleh tokoh. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk penampilan, perilaku, dan tutur kata dalam film serial Izakaya Bottakuri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang menghasilkan kata-kata dan perilaku tokoh. Hasil analisis dari penelitian ini ditemukan tiga bentuk omotenashi yaitu bentuk penampilan, bentuk perilaku,dan bentuk tutur kata. Dalam bentuk penampilan, tokoh selalu menjaga penampilan kedai dengan selalu dibersihkan, memakai pakaian rapih dalam menjaga penampilan, dan memerhatikan penampilan makanan yang akan dihidangkan. Dalam bentuk perilaku, tokoh melakukan ojigi di hadapan tamu, senyum, dan tindakan profesional. Dalam bentuk tutur kata, tokoh menggunakan bahasa sopan dan tidak lupa mengucapkan aisatsu.
This study discusses the analysis of the omotenashi concept in the Izakaya Bottakuri film series using the omotenashi concept from Ichijou. Izakaya Bottakuri tells the story of the resilience of a woman named Mine who has to live independently with her sister named Kaoru in running a business in her small restaurant. In this film series, there are elements of omotenashi from the actions taken by the characters. The purpose of this study is to describe the form of appearance, behavior, and speech in the Izakaya Bottakuri film series. This study uses a qualitative research method that produces the words and behavior of the characters. The results of the analysis of this study found three forms of omotenashi, namely the form of appearance, form of behavior, and form of speech. In the form of appearance, the character always maintains the appearance of the shop by always being cleaned, wearing neat clothes in maintaining the appearance of the character, and paying attention to the appearance of the food to be served. In the form of behavior, the character performs ojigi in front of guests, smiles, and acts professionally. In the form of speech, the characters use polite language and aisatsu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Gunardi Barkah Raharjo
"Salah satu upaya dalam penjagaan budaya masyarakat Maluku di Belanda adalah dengan mengetahui identitas asal usulnya. Diharapkan setelah mengenali sejarah masa lalunya, masyarakat Maluku di Belanda dapat lebih berperan dalam menjaga identitas budayanya. Dari sekian banyak hasil kebudayaan masyarakat Maluku di Belanda, ada satu hal yang mungkin lebih menonjol dan dikenal oleh seluruh masyarakat di dunia yaitu klub motor Satudarah. Saat ini, ada satu karya film dokumenter yang membahas tentang kehidupan anggota klub motor Satudarah dan ini diharapkan dapat menjadi sebuah pilihan untuk menambah pemahaman atas identitas kebudayaan masyarakat Maluku di Belanda. Tulisan ini membahas pemertahanan budaya masyarakat Maluku di Belanda melalui film dokumenter atudarah: One Blood. Film dokumenter ini mengobservasi etnis Maluku khususnya para pendiri dan pemimpin dari klub motor Satudarah. Analisis dilakukan dengan mengamati film tersebut. Dalam proses penelitian diimplementasikan pendekatan semiotika Peirce yaitu model segitiga makna: objek, representamen, dan interpretan. Penelitian ini menunjukan bahwa bentuk pemertahanan budaya orang Maluku di Belanda dapat ditemukan di dalam klub motor Satudarah ini dengan banyak sekali atribut-atribut Maluku dan perilaku kebudayaan Maluku yang dipertahankan. Bahkan kebudayaan Maluku tersebut tidak hanya dipraktekan oleh orang Maluku tetapi dilakukan juga oleh orang-orang atau anggota dari ras lain yang bukan Maluku. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat Maluku di Belanda masih mempertahankan nilai-nilai asli Maluku yang bahkan di Kepulauan Maluku sendiri beberapa kebudayaan tersebut sudah jarang dilakukan.
One of the efforts in preserving the culture of the Maluku people in the Netherlands is to know the identity of their origin. It is hoped that after recognizing their history, the Maluku people in the Netherlands can play a more role in maintaining their cultural identity. Of the many cultural products of the Maluku people in the Netherlands, there is one thing that is perhaps more prominent and known by all people in the world, namely the Satudarah motorcycle club. Currently, a documentary film discusses the lives of members of the Satudarah motorcycle club. This is expected to be an option to increase understanding of the cultural identity of the Maluku people in the Netherlands. This paper discusses the preservation of the culture of the Maluku people in the Netherlands through the documentary film ‘Satudarah: One Blood’. This documentary observes the ethnic Moluccas, especially the founders and leaders of the Satublood motorcycle club. The analysis was carried out by observing the film. Peirce's semiotic approach is implemented in the research process, namely the triangle model of meaning: object, representamen, and interpretant. This study shows that the form of cultural preservation of the Moluccan people in the Netherlands can be found in this Satudarah motorcycle club with a lot of Maluku attributes and Maluku cultural behavior being maintained. Even the Maluku culture is practiced by the Moluccans and by people or members of other races who are not Moluccans. Based on this research, it can be concluded that the Moluccan community in the Netherlands still maintains the original values of the Moluccas, which even in the Maluku Islands itself is rarely practiced."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Rizki Irma Suryani
"Tulisan ini berupaya menjelaskan film dokumenter The True Cost melalui pendekatan kriminologi visual. Tujuannya adalah untuk menjawab pertanyaan bagaimanakah film dokumenter The True Cost memposisikan fast fashion sebagai bentuk kejahatan lingkungan terhadap negara-negara yang tidak atau belum maju (Global South). The True Cost merupakan film dokumenter yang rilis pada tahun 2015 dengan Andrew Morgan sebagai sutradaranya. Film ini menampilkan mengenai kenyataan di balik murahnya fast fashion. Fast fashion sebagai bentuk kejahatan lingkungan dianalisis menggunakan teori Southern Green Criminology oleh Goyes. Teori ini melihat bahwa fast fashion sebagai bentuk kejahatan lingkungan diciptakan oleh Global North dengan mengorbankan Global South. Hasil analisis menunjukkan bahwa murahnya fast fashion ternyata dibayar mahal oleh kerusakan lingkungan di kawasan Global South. Film dokumenter ini memperlihatkan fast fashion sebagai kejahatan lingkungan yang merugikan manusia, hewan, dan ekosistem. Berbagai macam kejahatan lingkungan tersebut ditemukan dari proses produksi dan siklus akhir fast fashion, dimana keduanya terjadi di Global South.
This paper attempts to explain The True Cost documentary film through a visual criminology approach. The aim is to answer the question of how The True Cost documentary film positions fast fashion as a form of environmental crime against countries that are not or have not yet developed (the Global South). The True Cost is a documentary film released in 2015 with Andrew Morgan as the director. This film shows the reality behind the cheapness of fast fashion. Fast fashion as an environmental crime is analyzed using the Southern Green Criminology theory by Goyes. This theory sees that fast fashion as a form of environmental crime was created by the Global North at the expense of the Global South. The results show that the cheapness of fast fashion is paid for by environmental damage in the Global South. This documentary film shows fast fashion as an environmental crime that harms humans, animals, and ecosystems. Various kinds of environmental crimes are found in the production process and the final cycle of fast fashion, both of which occur in the Global South."
2023
TA5331
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library