Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61230 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Muhammad Kevin Baswara
"Latar Belakang: Candida albicans adalah mikroorganisme komensal yang umum ditemui sebagai flora normal pada tubuh. Namun demikian gangguan kondisi imun dapat menyebabkan jamur ini menjadi berubah menjadi patogen. Mikroorganisme ini salah satu penyebab mortalitas dan morbiditas di dunia. Penggunaan antiseptik bermanfaat untuk pencegahan dan pengobatan infeksi jamur. Moringa oleifera merupakan tanaman yang sering ditemukan di Afrika dan Asia dan memiliki berbagai komponen bioaktif yang memiliki potensi sebagai antiseptik. Metode: Jamur yang digunakan pada penelitian ini C. albicans ATCC 14053. Sampel yang diuji keefektifannya adalah ekstrak daun M. oleifera dengan pelarut etanol 70%. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur pertumbuhan koloni C. albicans pada kontrol dan sampel dengan waktu kontak 1, 2, dan 5 menit. Efektivitas antiseptik dinilai dengan melakukan penghitungan sesuai prinsip percentage kill. Hasil: Hasil perhitungan koloni C. albicans dengan metode percentage kill dalam waktu kontak selama 1, 2, dan 5 menit masing-masing adalah 62.39%, 80.85%, dan 90%. Waktu kontak selama 5 menit memiliki efektivitas yang baik. Kesimpulan: Ekstrak daun M. oleifera memiliki potensi sebagai antiseptik yang efektif terhadap C. albicans.

Introduction: Candida albicans is a commensal microorganism that is commonly found as normal flora in the body. However, immune disorders can cause this fungus to turn into a pathogen. This microorganism is one of the causes of mortality and morbidity in the world. The use of antiseptics is useful for preventing and treating fungal infections. Moringa oleifera is a plant that is often found in Africa and Asia and has various bioactive components that have potency as antiseptic. Method: The fungus used in this research was C. albicans ATCC 14053. The sample whose effectiveness was tested was M. oleifera leaf extract with ethanol 70% solvent. This research was carried out by measuring the growth of C. albicans colonies on controls and samples with contact times of 1, 2 and 5 minutes. The effectiveness of antiseptics was assessed by calculating according to the percentage kill principle. Results: The results of calculating C. albicans colonies using the percentage kill method in contact times of 1, 2, and 5 minutes were 62.39%, 80.85%, and 90%, respectively. A contact time of 5 minutes has good effectiveness. Concl\\\: M. oleifera leaf extract has the potential to be an effective antiseptic against C. albicans"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stivan Junan Navidad
"Latar Belakang. Daun kelor (M. oleifera) memiliki kandungan kimia yang berguna sebagai antibakteri pada bakteri Gram positif maupun Gram negatif. Kandungan ini dapat merusak DNA dan membran sel yang nantinya senyawa pada daun kelor akan menembus dinding sel bakteri sehingga zat metabolisme bakteri terbuang hingga mengalami kematian. Bakteri yang digunakan pada penelitian ini adalah Cutibacterium acnes, bakteri anaerobic aerotolerant, bersifat Gram positif. Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera) sebagai antiseptik terhadap C. acnes. Metode: Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Uji Percentage Kill ekstrak daun kelor dengan etanol sebagai pelarut terhadap bakteri C. acnes. Pada kontrol dimasukkan akuades steril dengan bakteri terstandar Mc Farland 0,5 sedangkan pada perlakuan mengandung ekstrak M. oleifera dengan bakteri yang sama. Kontrol dan perlakuan dilakukan dalam waktu bersamaan dengan waktu kontak selama 1, 2, dan 5 menit. Selanjutnya diinokulasi pada medium agar darah. Setelah diinkubasi secara anaerob, pertumbuhan koloni bakteri dihitung dan persentase kematian dibandingkan antara kontrol dan perlakuan. Hasil Uji Percentage Kill dikatakan memenuhi kriteria apabila hasil yang didapatkan dalam setiap waktu kontak sebesar ≥90%. Hasil: Hasil Uji Percentage Kill dalam waktu kontak 1, 2, dan 5 menit pada bakteri C. acnes masing-masing adalah 59,7%, 72%, dan 91,8%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada menit ke-5 ekstrak daun kelor mampu mengeradikasi bakteri C. acnes secara efektif. Kesimpulan: Eksperimen ini menunjukkan hasil Uji Percentage Kill belum efektif pada menit pertama dan kedua namun efektif pada menit kelima.

Introduction. Moringa leaves (M. oleifera) contain chemicals beneficial as antibacterials for Gram-positive and Gram-negative bacteria. This content can damage DNA and cell membranes so that the compounds in Moringa leaves will penetrate the bacterial cell walls, and the bacteria's metabolic substances are wasted until they die. The bacteria used in this study were Cutibacterium acnes, an aerotolerant, anaerobic, Gram-positive bacteria. This research was conducted to test the activity of Moringa oleifera leaf extract as an antiseptic against C. acnes. Method: The method employed in this research is the Percentage Kill test of moringa leaf extract with ethanol as the solvent against C. acnes bacteria. In the control group, sterile distilled water with McFarland 0.5 standardized bacteria is used, while the treatment group contains M. oleifera extract with the same bacteria. Both control and treatment are conducted simultaneously with contact times of 1, 2, and 5 minutes. Subsequently, they are inoculated on a blood agar medium. After anaerobic incubation, bacterial colony growth is counted, and the percentage of death is compared between the control and treatment. The Percentage Kill test results meet the criteria if the obtained results at each contact time are ≥90%. Results: The Percentage Kill test results at 1, 2, and 5 minutes of contact with C. acnes bacteria are 59.7%, 72%, and 91.8%, respectively. These results indicate that at the 5th minute, moringa leaf extract can eradicate C. acnes bacteria effectively. Conclusion: This experiment demonstrates that the Percentage Kill test was ineffective in the first and second minutes but became effective in the fifth minute."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Hafiidh Surya Putra
"Latar Belakang. Moringa oleifera merupakan tanaman yang banyak tumbuh di area tropis seperti Asia dan Afrika yang ditemukan memiliki komponen bioaktif yang memiliki aktivitas antiseptik. Penggunaan antiseptik memiliki peranan penting dalam pencegahan dan pengobatan infeksi bakteri, salah satunya adalah Klebsiella pneumoniae, bakteri batang gram negatif yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial dan resisten terhadap antibiotik. Infeksi oleh bakteri ini menjadi perhatian lebih akibat adanya resistensi dan kemampuannya membentuk biofilm pada permukaan alat medis. Metode. Bakteri yang digunakan pada penelitian ini adalah Klebsiella pneumoniae. Sampel yang diuji efektivitasnya sebagai antiseptik adalah ekstrak daun Moringa oleifera 80% dengan pelarut karboksimetil selulosa. Penelitian ini dilakukan dengan cara menghitung pertumbuhan koloni K. pneumoniae pada sampel perlakuan dan kontrol dengan waktu kontak 1, 2, dan 5 menit. Efektivitas antiseptik sampel dinilai dengan perhitungan dari prinsip percentage kill, yaitu ≥ 90%. Hasil. Hasil perhitungan percentage kill ekstrak daun M. oleifera dalam menghambat pertumbuhan koloni K. pneumoniae dengan waktu kontak selama 1, 2, dan 5 menit masing-masing adalah 65,7%, 85,6%, dan 90,1%. Efektivitas antiseptik didapatkan pada waktu kontak 5 menit, senilai 90,1%. Kesimpulan. Ekstrak daun M. oleifera memiliki aktivitas antiseptic yang efektif terhadap K. pneumoniae.

Background. Moringa oleifera is a plant that thrives in tropical areas such as Asia and Africa, known to contain bioactive components with antiseptic properties. The use of antiseptics plays a crucial role in the prevention and treatment of bacterial infections. Klebsiella pneumoniae is a gram-negative rod-shaped bacterium that causes nosocomial infections and exhibits significant antibiotic resistance. Infections caused by this bacterium are of particular concern due to its resistance and its ability to form biofilms on medical device surfaces. Method. The bacteria used in this study are Klebsiella pneumoniae. The sample tested for its antiseptic effectiveness is an 80% extract of Moringa oleifera leaves with carboxymethyl cellulose as a solvent. This research was conducted by counting the growth of K. pneumoniae colonies in treatment and control samples with contact times of 1, 2, and 5 minutes. The antiseptic effectiveness of the sample is assessed based on the percentage kill principle, which is ≥90%. Results. The results of the percentage kill calculation for the M. oleifera leaf extract in inhibiting the growth of K. pneumoniae with contact times of 1, 2, and 5 minutes were 65.7%, 85.6%, and 90.1%, respectively. Antiseptic effectiveness was achieved at a 5-minute contact time, with a value of 90.1%. Conclusion. Moringa oleifera leaf extract has effective antiseptic activity against K. pneumoniae."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanessa Maritza Pratama
"Latar Belakang: Moringa oleifera Lam. (M. oleifera) termasuk dalam famili Moringaceae dan merupakan tanaman silangan. Tanaman ini diketahui memiliki aktivitas antibakteri. Bakteri yang digunakan dalam percobaan ini adalah Staphylococcus aureus (S. aureus) yang merupakan bakteri Gram positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah M. oleifera efektif sebagai antiseptik dan dapat mengobati infeksi yang disebabkan oleh S. aureus dengan mempengaruhi pertumbuhan bakteri.
Metode: Metode Percentage kill akan digunakan dalam penelitian ini, bersama dengan media kultur broth. Tujuan dari metode ini adalah untuk mengetahui pengaruh antiseptik berbahan ekstrak M. oleifera terhadap pertumbuhan S. aureus. Percentage kill adalah salah satu cara untuk mengetahui efek bakterisida atau fungisida suatu zat tertentu, dikatakan baik jika hasilnya >90%. Suspensi bakteri akan dimasukkan ke dalam tiga tabung terpisah, dengan tabung ketiga sebagai kontrol. Tabung akan diinkubasi selama durasi waktu kontak yang ditentukan. Dua variabel akan digunakan: kontrol dan perlakuan, yang keduanya akan diuji pada waktu yang sama, 1,2 dan 5 menit.
Hasil: Hasil M. oleifera sebagai antiseptik terhadap S. aureus dinilai efektif karena terdapat kesenjangan pertumbuhan bakteri yang sangat besar antara perlakuan dan kontrol, dan persentase hasil membunuh masing-masing pada menit 1,2 dan 5 adalah 92,36 %, 95,58% dan 96,45%, dimana terlihat hasilnya sudah mencapai >90% pada menit pertama.
Konklusi: dari eksperimen ini, hasil persentase kill pada ke-3 pengulangan, yaitu pada menit ke-1, 2, dan 5 menit, mencapai lebih dari 90% dari menit pertama, ini mengartikan bahwa ekstrak M. oleifera efektif dalam mengurangi pertumbuhan bakteri S. aureus. Pertumbuhan S. aureus saat di berikan ekstrak menglami penurunan setiap pengulangan dan jumlah paling sedikit terlihat pada menit ke 5 yaitu 3.67 koloni dimana pada kontrol jumlah pada menit tersebut 103.33 koloni dengan persentase kill 96,45%. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak M. oleifera efektif untuk di jadikan antiseptik terhadap bakteri S. aureus.

Background: Moringa oleifera Lam. (M. oleifera) belongs to the family Moringaceae and is a cruciferous plant. This plant is known to have an antibacterial activity. The bacteria that is use in this experiment is Staphylococcus aureus (S. aureus), which is a Gram-positive bacteria. This study aims to learn whether M. oleifera is effective as an antiseptics and can treat infection caused by S. aureus by affecting the growth of the bacteria.
Method: The Percentage Kill method will be used in this study, along with a broth culture medium. The purpose of this method is to determine the effect of the antiseptic made from Moringa oleifera extract on the growth of S. aureus. Percentage kill is one of the methods to determine the bactericidal or fungicidal effect of certain substances, it is considered good if the result is >90%. The bacterial suspension will be contained in three separate tubs, with the third serving as a control. Tubes will be incubated for the duration of the specified contact time. Two variables will be used: control and treatment, both of which will be tested at the same time.
Results: The results of M. oleifera as antiseptics towards S. aureus is considered effective because there is a huge gap in growth of the bacteria between the treatment and control, and the percentage kill result is respectively in minute 1,2 and 5 are 92.36 %, 95.58 % dan 96.45 %, where it can be seen the result already reach >90% at the first minute.
Conclusion: From this experiment, the results of the percentage kill in the 3 repetitions, namely at 1, 2, and 5 minutes, reached more than 90% from the first minute, this indicates that M. oleifera extract is effective in reducing the growth of S. aureus bacteria. The growth of S. aureus when given the extract experience a decreasing pattern in every repetition and the least amount was seen in the 5th minute, namely 3.67 colonies where in the control the quantity at that minute was 103.33 colonies with a percentage kill of 96.45%. It can be concluded that M. oleifera extract is effective to be used as an antiseptic against S. aureus bacteria.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristofer Baktiar
"Latar Belakang. Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah bakteri yang masih menjadi masalah infeksi utama dengan kemampuan resistensi yang tinggi. Moringa oleifera (M. Oleifera) adalah tanaman yang ditemukan memiliki efek antimikroba. Kebutuhan antiseptik yang terus ada dan peningkatan resistensi membuat perlunya penelitian yang mencari jenis antiseptik baru yang dapat digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas ekstrak daun M. oleifera sebagai antiseptik terhadap bakteri MRSA. Metode. Penelitian ini menggunakan metode percentage kill dengan menggunakan media MSA. Percentage kill adalah metode yang dapat digunakan untuk menilai kemampuan bakterisidal atau fungisidal zat tertentu. Hasil percentage kill dinyatakan baik jika menunjukkan hasil ≥90%. Suspensi bakteri dicampur dengan aquades di tabung kontrol dan dengan ekstrak M. oleifera pada tabung perlakuan. Campuran dari tiap tabung akan dipindahkan 1 ml ke 9 ml akuades pada waktu kontak 1, 2, dan 5 menit. Hasil yang didapat akan dipipet ke 3 set cawan petri lalu diinkubasi selama 18—24 jam. Nilai percentage kill kemudian akan dihitung. Hasil. Hasil uji percentage kill ekstrak daun M. oleifera sebagai antiseptik terhadap bakteri MRSA didapatkan 54.24%, 69.92%, dan 90.06% pada waktu kontak 1, 2, dan 5 menit berurutan. Kesimpulan. Ektrak daun M. oleifera efektif sebagai antiseptik terhadap bakteri MRSA pada waktu kontak 5 menit.

Introduction. Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) is a serious problem that needs to be addressed because of its resistance capabilities. M. oleifera is a plant that has antimicrobial capabilities. The needs of antiseptics that will always be there and the increasing resistance capabilities of bacteria cause the need for a new form of antiseptic. This research aims to test the effectiveness of M. oleifera leaf extract as an antiseptic for MRSA. Method. This research uses the percentage kill method with MSA as the medium. Percentage kill is a method that can be used to determine the bactericidal and fungicidal capabilities of a substance. The results of a percentage kill can be called effective if they’re ≥90%. The bacterial suspension was mixed with aquadest in the control and M. oleifera extract in the treatment test tubes. From the control and extract test tube, 1 ml of the mixture was then pipetted into 9 ml of aquadest with 1, 2, and 5 minutes of contact time. The end products will then be pipetted into three set of petri dishes and incubated for 18—24 hours. The percentage kill will then be counted. Results. The result of the percentage kill test on M. oleifera leaf extract as an antiseptic for MRSA is 54.24%, 69.92%, and 90.06% on 1, 2, and 5 minutes of contact time consecutively. Conclusion. M. oleifera leaf extract is effective as an antiseptic for MRSA with 5 minutes of contact time."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfia Chairunnisa
"Latar Belakang: Kandungan kimia daun kelor menunjukkan sifat antibakteri terhadap bakteri gram positif dan gram negatif dengan menghambat sintesis dan metabolisme DNA serta menghancurkan dinding sel. Escherichia coli (E.coli) merupakan bakteri Gram negatif dan anaerob fakultatif yang dinding selnya terpengaruh bila terkena agen fisik dan kimia ringan seperti larutan antiseptik yang dapat digunakan sebagai salah satu metode dalam menekan pertumbuhan E. coli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi kemampuan ekstrak M. oleifera sebagai antiseptik terhadap E.coli. Metode: Menggunakan uji Persentase Kill untuk mengetahui persentase kematian bakteri setelah dikontakkan dengan ekstrak Moringa oleifera (M. oleifera) pada waktu 1, 2 dan 5 menit. Terdapat dua variabel yang akan digunakan yaitu kontrol dan perlakuan yang dilakukan pada waktu bersamaan. Uji Persentase Kill dianggap baik jika hasilnya lebih dari 90% untuk tiap waktu kontak. Hasil: Rata-rata pertumbuhan koloni pada setiap waktu kontak yang diberikan M. oleifera terhadap E. coli adalah 11 pada menit pertama, 8,33 pada menit kedua dan 3,33 pada menit kelima dengan nilai Persentase Kill masing- masing sebesar 93,41%, 94,14%, dan 96,87 %. Kesimpulan: Hasil dari ketiga waktu kontak membuktikan bahwa M. oleifera efektif untuk membunuh E.coli karena nilai persentase kill untuk semua waktu kontak di atas 90% dengan menit ke-5 sebagai persentase hasil kill tertinggi.

Background: Chemical constituents of Moringa oleifera (M.oleifera) leaves show antibacterial properties against gram-positive and gram-negative bacteria by inhibiting the DNA synthesis and metabolism and also breaking down the cell wall. Escherichia coli (E.coli) is a gram-negative and a facultative anaerobic bacterium in which the cell wall is influenced when exposed to mild physical and chemical agents such as antiseptic solution that can be used as one of the methods in decreasing the growth of E. coli. This research aims to determine significant ability of M. oleifera extract as an antiseptic for E.coli. Method: Using the Percentage Kill test to determine the percentage of bacterial death after contact with M.oleifera extract at 1, 2 and 5 minutes. There are two variables that will be used, namely control and treatment that are carried out at the same time. The Percentage Kill test is considered good if the result is more than 90% for each contact time. Result: The average colony growth at each contact time given by M. oleifera to E. coli was 11 in the first minute, 8.33 in the second minute and 3.33 in the fifth minute with a Percentage Kill results of 93.41%, 94.14%, and 96.87% respectively. Conclusion: The results of the three contact times proved that M. oleifera was effective to eliminate E.coli because the percentage kill value for all contact times was above 90% with 5th minute as the highest kill percentage."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mariza Nabila Putri
"Moringa oleifera (M. oleifera) merupakan tumbuhan yang biasa di kenal dengan pohon Kelor. Tumbuhan ini lama dikenal memiliki sifat antimikrobial terhadap fungal, parasite, dan bakteri. Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa), merupakan bakteri gram negatif yang dapat menimbulkan banyak tipe infeksi, bakteri ini tumbuh dengan baik bahkan dalam suhu sampai 42°C. P. aeruginosa juga dikenal memiliki resistensi yang kuat terhadap zat antimikrobial. Antiseptik dan disinfektan digunakan untuk menghentikan pertumbuhan mikroorganisme yang menginfeksi tubuh, pemakaiannya bervariasi dari membrane mucosal sampai dengan luka terbuka. Riset ini dilakukan untuk membuktikan kemampuan M. oleifera sebagai cara baru untuk menjadi antiseptik terhadap P. aeruginosa yang sudah resistan terhadap banyak obat obatan. Metode: Penelitian ini mengunakan metode Percentage Kill menggunakan kultur broth sebagai medium. Suspensi bakteri akan di simpan dalam 3 tabung yang berbeda dimana tabung ketiga akan menjadi kontrol. Tabung ini akan di inkubasi dengan waktu kontak yang sudah ditentukan. 2 variabel akan digunakan yaitu kontrol dan perlakuan yang masing masing harus dilaksanakan dalam waktu yang sama. Hasil dari tes akan dikalkulasi menggunakan rumus Percentage Kill dimana hasil yang dianggap baik jika diatas 90% Hasil: Hasil yang didapatkan dari uji dengan 3 waktu kontak (1, 2, 5 menit) yang diulang sebanyak kali mendapatkan rata rata sebanyak 103, 71, & 53.67 koloni yang masih bertahan, yang lalu dihitung menghasilkan 27.12%, 47.01%, & 57.7% dalam uji Percentage Kill"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Zahra Afifah
"Latar belakang: Kanker kolorektal merupakan kanker dengan insidensi tertinggi ketiga di dunia dengan angka mortalitas 880.792 jiwa (Globocan 2018). Saat ini tata laksana kanker kolorektal terbatas pada kemoterapi dan operasi dengan hasil klinis yang buruk. Adapun terapi target yang baru-baru ini dikembangkan ternyata memiliki efek samping yang cukup parah dan indikasinya terbatas. Di sisi lain, protein iNOS ditemukan meningkat pada jaringan yang mengalami inflamasi, termasuk pada kanker kolorektal. Peningkatan ekspresi iNOS dikorelasikan dengan prognosis kanker yang buruk sehingga berpotensi dijadikan sebagai target terapi dalam penanganan kanker kolorektal. Moringa oleifera merupakan tanaman obat yang diketahui khasiatnya sebagai agen antioksidan, antiinflamasi, dan antikanker. Penelitian ini ditujukan untuk menilai pengaruh ekstrak etanol daun Moringa oleifera terhadap ekspresi iNOS sel HT-29.
Metode: Ekstrak etanol daun Moringa oleifera diuji secara in vitro pengaruhnya terhadap ekspresi iNOS sel HT-29. Pengujian dilakukan secara imunositokimia dengan tiga serial konsentrasi ekstrak, yaitu 50, 100, dan 200 ppm, tanpa disertai kontrol. Ekspresi iNOS diukur dengan H-score melalui bantuan aplikasi ImageJ.
Hasil: Ekstrak etanol daun Moringa oleifera menurunkan ekspresi iNOS sel HT-29 pada konsentrasi 200 ppm dengan rerata H-score sebesar 118,67 ± 1,68.
Kesimpulan: Pemberian ekstrak etanol daun Moringa oleifera pada konsentrasi 200 ppm secara signifikan (p < 0,05) dapat menurunkan ekspresi iNOS sel kanker kolorektal HT-29.

Introduction: Colorectal cancer is cancer with the third-highest incidence globally with 880.792 mortality (Globocan 2018). Currently, the management of colorectal cancer is limited to chemotherapy and surgery with poor clinical outcomes. The recently developed targeted therapy has quite severe side effects and has limited indication. On the other hand, the iNOS protein was found to be increased in number in inflamed tissues, including colorectal cancer. Increased iNOS expression is correlated with a poor cancer prognosis so that it has the potential to be used as a therapeutic target in the treatment of colorectal cancer. Moringa oleifera is a medicinal plant known for its properties as an antioxidant, anti-inflammatory, and anticancer agent. This study aimed to assess the effect of Moringa oleifera leaf extract on iNOS expression in HT-29 cells.
Method: Ethanol extract from Moringa oleifera leaf tested in vitro for its effect on iNOS expression in HT-29 cells. The test was carried out through an immunocytochemical procedure with three serial concentrations of the extract, 50, 100, and 200 ppm. iNOS expression was measured by H-score using ImageJ application.
Result: Moringa oleifera leaf extract decreased the iNOS expression of HT-29 cells when given the extract with a concentration of 200 ppm with an average H-score of 118.67 ± 1.68.
Conclusion: The administration of Moringa oleifera leaf extract at a concentration of 200 ppm significantly (p < 0.05) can decrease iNOS expression in HT-29 colorectal cancer cells.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Venessa Chai
"Penyakit jantung, terutama infark miokard, merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Mekanisme yang mendasarinya adalah ketidakseimbangan produksi ROS dengan antioksidan. Suplemen antioksidan tidak dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit kardiovaskular karena harus bekerja secara kombinasi dengan komponen bioaktif lainnya, sehingga mendorong penelitian terapi dari bahan herbal. Moringa oleifera mengandung berbagai senyawa aktif dan tinggi oksidan sehingga memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Penelitian ini ingin membuktikan efek kardioprotektif dari ekstrak air daun Moringa oleifera terhadap parameter stres oksidatif, yaitu MDA dan SOD, pada infark miokard tikus yang diinduksi isoproterenol. Penelitian ini memakai bahan biologi tersimpan berupa kelompok kontrol negatif, kelompok ISO dengan pemberian isoproterenol 85mg/kgBB, dan kelompok ISO+MO dengan pemberian ekstrak air daun Moringa oleifera 200mg/kgBB dan isoproterenol 85mg/kgBB. Kadar protein sampel dihitung dengan uji Bradford, kadar SOD dengan EZ-SOD assay kit, dan kadar MDA dengan TBARS. Pemberian ekstrak air daun Moringa oleifera tidak menunjukkan perbedaan signifikan dari kadar MDA di antara ketiga kelompok (p=0,630). Pada pemeriksaan kadar SOD, didapatkan penurunan kadar SOD yang tidak signifikan pada kelompok ISO+MO dibandingkan dengan kelompok ISO (p=0,548). Penelitian ini tidak dapat membuktikan efek kardioprotektif dari ekstrak air daun Moringa oleifera terhadap kadar MDA dan SOD pada jaringan jantung tikus yang diinduksi isoproterenol.

Heart disease, including myocardial infarction, is the leading cause of death worldwide. One of the mechanisms underlying myocardial infarction is oxidative stress. Antioxidant supplements cannot reduce the risk of cardiovascular disease because they work in combination with other bioactive components, thus encouraging the search for herbal therapy. Moringa oleifera contain various active compounds and high amounts of antioxidants so that it has high antioxidant activity. This study aims to determine the effect of aqueous extract of Moringa oleifera leaves on MDA and SOD levels in isoproterenol-induced myocardial infarction rat. This study used negative control group, ISO group that received 85mg/kgBW isoproterenol, and ISO+MO group that received 200mg/kgBW Moringa oleifera leaf water extract and isoproterenol. Protein level was determined using Bradford test, MDA level was determined using TBARS, and SOD level was determined using EZ-SOD assay kit. MDA levels did not differ significantly between the three groups after administration of Moringa oleifera leaf water extract (p=0.630). In SOD levels, there was no significant decreased in ISO+MO groups compare with ISO group (p=0.548). This study was unable to prove the cardioprotective effect of Moringa oleifera leaf water extract against MDA and SOD levels in isoproterenol-induced myocardial infarction of rat tissue."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidia Puspita Hasri
"Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan manifestasi klinis berupa trombositopenia, leukopenia, dan tanda-tanda kebocoran pembuluh darah. DBD masih menjadi salah satu
masalah kesehatan di Indonesia yang hingga saat ini tatalaksananya hanya berupa terapi suportif karena antivirus maupun vaksin dengue belum ditemukan. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mencari kandidat antivirus dengue, termasuk penelitian tanaman herbal.
Moringa oleifera sebagai salah satu tanaman herbal banyak ditemukan di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek antivirus dengue pada ekstrak etanol daun M. oleifera. Penelitian ini menggunakan sel Vero dan dilakukan secara invitro. Efek inhibisi ekstrak terhadap sel dapat dievaluasi dengan metode focus assay sehingga didapatkan nilai
IC50. Efek toksisitas ekstrak terhadap sel dilakukan dengan metode MTT assay dan diperoleh nilai CC50. Perbandingan CC50 dengan IC50 menghasilkan nilai indeks selektivitas (SI). Hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai IC50 dan CC50 yaitu < 2,5 μg/mL dan >320 μg/mL
sehingga nilai SI > 128. Berdasarkan hasil tersebut, ekstrak etanol daun M. oleifera berpotensi menjadi antivirus dengue.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease caused by the dengue virus (DENV) with clinical manifestations, such as thrombocytopenia, leukopenia, and leakage of
blood vessels. DHF is one of the health problems in Indonesia which management is only by supportive therapy because neither antivirus nor dengue vaccine has been found. Several studies have been conducted to find antiviral candidates for DENV, including research on
herbal plants. Moringa oleifera is one of the herbal plants that easily found in Indonesia. This study was conducted to determine the dengue antiviral effect of the ethanol extract of M. oleifera leaf. This study was conducted as an in vitro study using Vero cells. The inhibitory effect of the extract on cells can be evaluated by focus assay method to obtain the IC50 value.
The toxicity of the extract on cells was calculated using MTT assay to get the CC50 value. The CC50 was divided by IC50 to determine the selectivity index (SI). The results of this study showed the IC50 and CC50 values of <2.5 μg/mL and >320 μg/mL. So, the SI value is > 128. Based on these results, the ethanol extract of M. oleifera leaf has the potential to be antivirus dengue.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>