Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118399 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wisnu Aria Lintang
"Silikon merupakan salah satu unsur yang paling umum terdapat di alam semesta ini. Di zaman modern ini, kebutuhan akan unsur silikon sangatlah tinggi. Hal ini dikarenakan sifatnya yang dapat berperan sebagai semikonduktor, membuatnya sangat dibutuhkan dalam produksi berbagai macam kebutuhan peralatan elektronik salah satunya sel fotovoltaik. Namun untuk memperoleh tingkat kemurnian tersebut hanya terdapat 2 cara yang yaitu melalui metode Czochralski dan DSS furnace. Kedua proses ini sangatlah mahal untuk diterapkan, oleh karenanya untuk meningkatkan kualitas dari produksinya diperlukan suatu perhitungan menggunakan metode CFD agar didapatkan solusi yang optimal sebelum diterapkan langsung ke mesin furnace. Pada penelitian ini proses CFD dilakukan dengan menggunakan software ANSYS Fluent. Adapun permodelan yang dilakukan adalah berdasarkan eksperimen langsung yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah pengaruh perbedaan karakteristik material grafit yang digunakan dalam struktur furnace terhadap solid-liquid interface yang terbentuk selama proses solidifikasi silikon ingot. Proses permodelan dilakukan dalam metode transient dengan mengaktifkan fungsi-fungsi seperti energi, radiasi, dan solidification & melting. Adapun metode perhitungan radiasi yang digunakan adalah model S2S (surface to surface) dan aliran dianggap laminar. Dari penelitian yang dilakukan ditemukan hasil bahwa permodelan sistem DSS furnace dapat diterapkan dengan memanfaatkan ANSYS Fluent. Dan juga dibuktikan bahwa karakteristik dari grafit yang digunakan dalam sistem mempengaruhi proses solidifikasi yang terjadi. Dalam penelitian ini dibuktikan bahwa grafit dengan nilai thermal conductivity 140 W/mK mengalami proses solidifikasi yang lebih cepat dibandingkan dengan kedua material grafit lainnya yang memiliki nilai thermal conductivity lebih rendah.

Silicon is one of the most common elements found in the universe. In the modern era, there is a high demand for silicon due to its unique properties as a semiconductor, making it essential in the production of various electronic devices, including photovoltaic cells. However, achieving the required level of purity poses a challenge, and there are only two methods, namely the Czochralski and DSS furnace methods, to attain it. Both processes are expensive to implement. Therefore, to enhance the production quality, calculations using Computational Fluid Dynamics (CFD) are necessary to obtain optimal solutions before direct application to the furnace machine. In this study, CFD simulations were performed using ANSYS Fluent software, based on direct experiments conducted previously. The focus of the research is on understanding the influence of different characteristics of graphite material used in the furnace structure on the solid-liquid interface formation during the silicon ingot solidification process. The transient method was employed in the modeling process, activating functions such as energy, radiation, and solidification & melting. The radiation calculation method utilized the Surface-to-Surface (S2S) model, and the flow was assumed to be laminar. The results of the study indicated that the DSS furnace system modeling could be applied effectively using ANSYS Fluent. Furthermore, it was demonstrated that the characteristics of the graphite used in the system significantly affected the solidification process. The research provided evidence that graphite with a thermal conductivity value of 140 W/mK underwent a faster solidification process compared to the other two graphite materials with lower thermal conductivity values."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raldi Artono Koestoer
"ABSTRAK
Perkembangan pembangunan gedung perkantoran, hotel dan apartement di kota besar sangat pesat sekali. Perkembangan pembangunan tersebut menuntut design dan perencanan penunjang bangunan yang baik serta pemilihan material yang kuat dan serasi.
Untuk iklim Indonesia yang panas, perencanaan tata udara pada bangunan gedung sangat vital sekali. Rancangan tata udara yang tepat akan sangat menghemat enerji listrik yang digunakan dalam sistem pendinginan udara ruangan. Penghematan dapat diperoleh dari memperkecil kerugian kalor. Kerugian kalor yang terjadi sangatlah bergantung pada nilai konduktivitas kalor dari material bangunannya.
Dalam rancangan tata udara selama ini selalu digunakan data konduktivitas dari tabel ASHRAE (American Society Of Heating Refrigerating and Air Conditioning Engineers) yang tentunya berpokok pada bahan produksi luar negeri. Sedangkan saat ini produksi bahan bangunan dari dalam negeri pun sudah banyak. Tentunya spesifikasinya berbeda dengan buatan luar negeri, untuk itu kita perlu mengetahui nilai konduktivitasnya.
Pengujian konduktivitas kalor material bangunan untuk kondisi di Indonesia dilakukan, dengan maksud mengetahui nilai konduktivitas kalor material bangunan lokal sekaligus menambah data koefisien konduktivitas kalor pada buku literatur yang ada. Ruang lingkup dari pengujian hanya terbatas pada menentukan konduktivitas kalor material bangunan lokai yang banyak digunakan dipasaran.
Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimental yang dimulai dengan persiapan studi literatur, dan pemilihan bahan uji. Pemilihan bahan uji dalam penelitian ini dipilih Jenis material bangunan yang umumnya digunakan di Indonesia seperti semen, tanah merah, batu Bata, gipsum, asbes, keramik, kaca, dan kayu. Bahan uji/ material dibuat spesimen dengan dimensi yang disesuaikan dengan rekomendasi dari alat uji yang digunakan.
Penelitian konduktivitas kalor material bangunan ini mengunakan peralatan uji konduktivitas kalor Ogawa Seiki. Prinsip dasar pengujan peralatan ini adalah dengan menghilangkan kontak antara permukaan bahan uji dengan silinder standar penguji. Karena tahanan kontak yang sangat besar dapat mengakibatkan adanya pengaruh konveksi. Untuk itu dibuat dua spesimen yang ketebalannya berbeda dengan bahan yang sama.

ABSTRACT
The development of office buildings, hotels and apartments in big cities grows very fast. This development needs a good design and supporting planning of a building with the strong and suitable material selection.
Planning the air conditioning for a building is very vital in Indonesian hot climate. A good air conditioning plan will save a lot of electrical energy used in conditioning a room. This matter can be obtained from reducing thermal losses. The thermal losses depend on the thermal conductivity value of building material.
Present air conditioning design always refers to conductivity data from the ASI-LRAE (American Society of Heating Refrigerating and Air Conditioning Engineers) table, based on foreign material. On the other hand, the local product of building material is in abundance so that we need to know the conductivity value.
The objectives of the measurement are to gain the local building material conductivity value, found in the market.
The measurement uses the experimental method which begins with reference study and selection of material. The material selected are cement, clay, bricks, gypsum, asbes, ceramics, glasses, and wood. The material is turned into a specimen with a dimension that fits the measurement apparatus,
The measurement of thermal conductivity of the building material uses Ogawa Seiki measurement apparatus. The principal of this apparatus is to eliminate contact between material surface and measurement standard cylinder, because a big contact resistance may result convection effect. The result of the measurement of two different specimen-same material, different thickness- is shown in the table below."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Raldi Artono Koestoer
"ABSTRAK
Konduktivitas kalor merupakan salah satu karateristik material yang sangat penting di ketahui dalam aplikasi di bidang teknik yang menyangkut perpindahan kalor. Angka konduktivitas kalor menunjukan kuantitas panas yang dapat melalui unit luas pada jarak tertentu dengan gradien temperatur tertentu. Untuk bahan bangunan lokal, informasi mengenai nilai konduktivitas kalornya belum mencukupi oleh karena itu pengujian bahan bangunan lokal dilakukan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan peralatan Thermal Conductivity Measuring Apparatus. Dari bahan bangunan yang diteliti diperoleh data yang menunjukan bahwa bahan bangunan tersebut termasuk kelompok bahan isolator.

ABSTRACT
Thermal Conductivity Measurement For The Local Building Material Thermal conductivity is one of the material characteristics that is important to know in the application of engineering dealing with heat transfer. Thermal conductivity value shows the quantity of thermal that passes through an area unit at a certain distance and temperature gradient. The information about thermal conductivity value for the local building material is not sufficient, so that an experiment is needed.
The experiment is carried out by means of Thermal Conductivity Measuring Apparatus. It is resulted from the experiment that the local building material is put into isolator group."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Handayani
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37088
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarief Abdul Nasser
"Konduksi sangat berperan dalam proses perpindahan kalor antar permulcaan logam yang mempunyai perbedaan ternperatur dari sebuah mesin proses, sehingga konduktivitas kalor menjadi salah satu parameter yang penting. Konduktivitas kalor mempakan sifat tisik dari suatu zat yang menunjukkan kuantitas kalor yang melalui suatu rentang jarak per satuan luas da.n gredien suhu. Dari tahun ke tahun para ilmuwan berusaha memperl-rirakan besar konduktivitas kalor dari berbagai mt, sehingga dihasilkan berbagai mmus empiris yang didapat dari percobaan yang dilakukan.
Nilai konduktivitas kalor selama ini diperkirakan hanya terbatas pada jenis zat material, komposisi uusur yang membentuk material, ternperatur kerja serta sifat-sifat iisik material saja yang diperhitungkan, tetapi bagnirnanan proses pcmbuatan material tersebut yang melibatkan bentuk struktur milcro material belum dipcrhatikan. Dalam Tugas Akhir ini penulis melalcukan penelitian pengaruh perubahan struktur mikro pada Aluminium Anode (Al-Zn) yang berkornposisi sama dengan perlakuan panas yang berbeda terhadap nilai kondulctiv`s kalor.
Salah satu jenis perlalcuan panas adalah cara pendinginan material berdasarkan jenis media pendingin yang dipakai. Pada penelitian ini, media pendingin yang dipakai untuk mendinginkan hasil perlakuan panas tersebut adalah air, minyak oli dan udara. Dengan pemakaian media pendingin yang berbeda menyebabkan perubahan stmlctur mikro material.
Perubahan struktur mikro material tersebut lcita bandingkan dengan nilai kondulctivitas kalor hasil pengujian yang dilakukan di Laboratorium Perpindahan Kalor Jurusan Mesin FTUI."
1996
S36265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Firmansyah
"Fluida yang di dalamnya tersuspensi partikel padat berukuran nanometer disebut sebagai fluida nano. Partikel nano yang tersuspensi merubah morfologi dari cairan dasarnya dan meningkatkan perpindahan energi di dalamnya. Ukuran dan fraksi volume partikel nano merupakan parameter kunci yang mempengaruhi segi termal dan konduktivitas termal fluida nano. Semakin kecil ukuran partikel nano yang tersuspensi, pengaruh perpindahan energi akibat gerak acak partikel menjadi dominan, sehingga pengaruh ini dapat digunakan untuk memprediksi konduktivitas termal fluida nano.
Di dalam skripsi ini penulis mencoba menurunkan persamaan untuk memprediksi konduktivitas termal fluida nano dengan rnemperhitungkan pengaruh gerak brown dan faktor kenaikan temperatur, At N. Dari pengukuran karakteristiknya, fluida nano besar kemungkinan dapat dijadikan fluida kerja, oIeh karena itu perlu diteliti mengenai mekanisme perpindahan kalor konveksi pada fluida ini, karena parameter koefisien konveksi memegang peranan penting dalam proses perpindahan kalor secara konveksi.
Dalam skripsi ini, untuk menentukan nilai koefisien konveksi fluida nano digunakan korelasi Dittus-Boelter, Sieder-Tate dan Petukhov pada fluida nano A1203-Air. Hasil prediksi menunjukkan bahwa koefisien konveksi fluida nano meningkat terhadap koefisien konveksi fluida dasarnya, yaitu air."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37063
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rizqullah Akbar
"Konduktivitas termal adalah suatu besaran yang menunjukan kemampuan suatu zat dalam menghantarkan energi panas. Konduktivitas termal merupakan suatu fenomena transport yang diakibatkan akibat adanya perbedaan temperatur sehingga menyebabkan tranfer energi dari bagian yang panas ke bagian dengan temperatur lebih rendah. Salah satu metode untuk mengukur konduktivitas termal dapat menggunakan metode komparatif. Kelebihan dari metode komparatif ini dibandingkan dengan metode lainnya ialah dia dapat mengukur nilai konduktivitas termal dari material berfasa cair. Dalam keadaan yang sekarang ini, alat ukur nilai konduktivitas termal material berfasa cair sangat dibutuhkan di berbagai bidang. Mesin pengukur nilai konduktivitas termal material berfasa cair biasanya memiliki harga yang tidak ekonomis, oleh sebab itu dilakukanlah percobaan untuk membuat mesin pengukuran nilai konduktivitas termal material berfasa cair yang ekonomis. Dasar pengujian ini dilakukan dengan menggunakan termelektrik dengan menggunakan material referensi tembaga. Termoelektrik adalah suatu perangkat yang dapat mengubah energi panas menjadi energi listrik dan juga sebaliknya, dimana terdapat dua fenomena pada termoelektrik yaitu efek seebeck dan efek peltier. Tembaga merupakan suatu unsur yang memiliki nomor atom 29 dan berlambang Cu pada tabel periodik. Unsur ini ketika dalam keadaan murni memiliki warna jingga kemerahan dengan sifat yang halus dan lunak.

Thermal conductivity is a quantity that shows the ability of a substance to conduct heat energy. Thermal conductivity is a transport phenomenon caused by temperature differences that cause energy transfer from hot parts to parts with lower temperatures. One method to measure thermal conductivity can be to use the comparative method. The advantage of this comparative method compared to other methods is that it can measure the value of thermal conductivity of a liquid-based material. In the current state, measuring devices for the thermal conductivity of liquid-based materials are needed in various fields. Measuring machines for the thermal conductivity of liquid-based materials usually have an uneconomic price, so an experiment was made to make a machine for measuring the thermal conductivity values of liquid-phase materials. The basis of this test is carried out using thermelectric using copper reference material. Thermoelectric is a device that can convert heat energy into electrical energy and vice versa, where there are two phenomena in the thermoelectric namely the seebeck effect and the peltier effect. Copper is an element that has an atomic number of 29 and has the symbol Cu on the periodic table. This element when in pure state has a reddish orange color with a smooth and soft nature."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Ismoyojati
"Li4Ti5O12 merupakan salah satu material yang menjanjikan untuk bahan anoda baterai litium ion. Li4Ti5O12 adalah material yang bersifat zero strain, dimana material tidak mengalami ekspansi volum pada saat prose charge/discharge. Namun, Li4Ti5O12 memiliki kapasitas teoritis yang relatif rendah (175 mAh/g). Hal ini membuat perlu dilakukannya modifikasi terhadap material Li4Ti5O12 untuk meningkatkan performa elektrokimianya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggabungkan material Li4Ti5O12 dengan timah (Sn), yang mana memiliki kapastitas teoretis yang sangat tinggi (994 mAh/g). Namun, Sn memiliki permasalahan ekspansi volum yang sangat besar dan juga pulverization pada saat siklus charge/discharge. Oleh karena itu, digunakan grafit untuk mencegah terjadinya ekspansi volum yang berlebihan dari Sn. Grafit memiliki efek stress-relieving pada Sn, sehingga dapat menghambat ekspansi volumnya pada saat siklus charge/discharge.
Pada penelitian ini, dilakukan sintesis komposit LTO/Sn-grafit dengan metode solid state. Untuk mengetahui pengaruh kadar Sn pada komposit tersebut, dilakukan variasi kadar Sn sebesar 5% wt.; 10% wt.; dan 15% wt. Dari penelitian ini, didapatkan hasil bahwa sampel dengan kadar Sn 10% wt. memiliki kapasitas discharge dan nilai potensial kerja terbaik. Sampel dengan kadar Sn 5% wt. memiliki kemampuan retensi paling baik. Sampel dengan kadar Sn 15% wt. memiliki nilai hambatan terkecil.

Li4Ti5O12 is one of promising materials for lithium ion battery anode material. Li4Ti5O12 is a zero strain material, where the material does not undergo volume expansion during the charge/discharge process. However, Li4Ti5O12 has a relatively low theoretical capacity (175 mAh/g). Modifying Li4Ti5O12 material is necessary to improve its electrochemical performance. Method that can be done is by combining Li4Ti5O12 with tin (Sn), which has a very high theoretical capacity (994 mAh/g). However, Sn has very large volume expansion problems as well as pulverization phenomena during its charge/discharge cycle. Therefore, graphite is used to prevent the excessive volume expansion of Sn. Graphite has the effect of stress-relieving on Sn, so it can inhibit its volume expansion during the charge/discharge cycle.
In this study, composite synthesis of LTO/Sn-graphite was carried out by solid state method. To determine the effect of Sn content on these composites, Sn variations were carried out at 5% wt., 10% wt., and 15% wt. The results of this study shown that sample with 10% wt. Sn content has the best discharge capacity and working potential value. Sample with 5% wt. Sn content has the best retention capability. Sample with 10% wt. Sn content has the least resistance value.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>