Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134534 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arifa Shelina Adjani
"Indonesia secara geografis dilalui garis khatulistiwa, sehingga Indonesia menjadi negara yang menerima sinar matahari secara kontinu dan merata. Setidaknya sebanyak 60% panas dari sinar matahari memasuki bangunan gedung melalui atap. Kondisi tersebut menyebabkan ketidaknyamanan penghuni, peningkatan cooling load, dan peningkatan emisi karbon yang dihasilkan oleh bangunan. Konservasi energi termal dari sinar matahari dapat dijadikan solusi tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Energi termal yang berhasil dikonservasi dapat dialokasikan untuk aplikasi pemanasan tepat guna, seperti solar water heater. Penelitian ini menggunakan Closed Loop Pulsating Heat Pipe (CLPHP) sebagai heat exchanger pada sistem solar water heater. Closed Loop Pulsating Heat Pipe (CLPHP)  akan menyerap panas yang diterima atap bangunan. Fluida kerja di dalam Closed Loop Pulsating Heat Pipe (CLPHP)  akan bergerak ke bagian condenser dengan bantuan gaya gravitasi, dan memindahkan jumlah panas tersebut untuk memanaskan air. Eksperimen ini akan menggunakan fluida kerja De-Ionized (DI) Water. Filling ratio dengan variasi 40%, 50%, 60%, 70%, dan 80% menjadi variabel eksperimen. Eksperimen dilaksanakan dengan representasi iradiasi matahari sebesar 1.322 W/m2 sebagai heat input. Hasil eksperimen menunjukan bahwa filling ratio 50% menunjukkan hasil paling optimum dengan nilai resistansi termal (0,35 °C/W), waktu start-up sistem (11,43 menit), dan perolehan suhu akhir air di dalam tangki condenser (41,65 °C).

Indonesia is located near the equator line, making it a country that receives abundant and continuous sunlight. At least 60% of the heat from sunlight enters the building through the roof. These conditions cause occupant discomfort, increased cooling loads, and increased carbon emissions produced by buildings. Conservation of thermal energy from sunlight can be the right solution to overcome these problems. The conserved thermal energy can be allocated for appropriate heating applications, such as solar water heaters. This research will use Closed Loop Pulsating Heat Pipe as the heat exchanger of the system. Closed Loop Pulsating Heat Pipe will absorb the thermal energy from the solar irradiance, and with the help of working fluid and gravitational force the heat will be transferred from evaporator to condenser section to complete the heating process of water. The working fluid used in this experiment is De-Ionized (DI) Water. Filling ratio with variations of 40%, 50%, 60%, 70%, and 80% will be used as variables to obtain the optimum design of the solar water heater system with CLPHP, using representative optimum solar irradiance in Depok, at 1.322 W/m2  as the heat input. The experimental results show that the filling ratio of 50% shows the most optimum results with the lowest thermal resistance value (0.35 °C/W), the fastest system start-up time (11.43 minutes), and the highest final water temperature gain in the condenser tank (41.65 °C)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Muhammad Rafi Jati Kusumo
"Berkembang pesatnya pembangunan gedung dan pertumbuhan penduduk berpengaruh besar terhadap konsumsi energi harian yang terus meningkat. Namun kebutuhan akan energi masih lazim menggunakan sumber energi konvensional yang menghasilkan gas efek rumah kaca sehingga menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Dalam langkah mengimplementasikan nilai Sustainable Development Goals (SDGs) poin 7 mengenai pemanfaatan energi bersih dan poin 13 dalam mengatasi dampak perubahan iklim, konservasi energi bersih dan terbarukan perlu dikembangkan. Letak geografis Indonesia sebagai negara tropis menjadi salah satu alasan mengapa peningkatan cooling load pada bangunan gedung berkontribusi meningkatkan emisi karbon pada bangunan sehingga membutuhkan sistem konservasi energi salah satunya yaitu Closed Loop Pulsating Heat Pipe (CLPHP). Bagian evaporator sistem diharapkan mampu mengurangi panas yang masuk ke bangunan dan panas yang dilepas bagian kondenser mampu dimanfaatkan kembali untuk memanaskan air. Studi ini bertujuan untuk mengamati bagaimana performa closed loop pulsating heat pipe dalam memanfaatkan panas yang dilepas sebagai solar water heater. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan fluida kerja aseton dengan variasi filling ratio 40%, 50%, 60%, 70%, dan 80% dengan nilai heat input sesuai dengan iradiasi matahari sebesar 1322 W/m2. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui resistansi termal dari sistem CLPHP dan ketercapaiannya dalam memanaskan air pada tangki kondenser. Hasil eksperimen menunjukkan filling ratio 60% memiliki performa paling optimal dengan resistansi termal terendah serta mampu meningkatkan temperatur air hingga 36,5oC.

The construction of buildings and population growth significantly increase daily energy consumption. However, the prevalent use of conventional energy sources for this purpose contributes to greenhouse gas emissions, leading to global warming and climate change. In line with the Sustainable Development Goals (SDGs) point 7 on clean energy utilization and point 13 addressing the impact of climate change, the development of clean and renewable energy conservation becomes imperative. Indonesia's geographical location as a tropical country is one of the reasons why the increase in cooling load in buildings contributes to increasing carbon emissions in buildings so it requires an energy conservation system, one of which is the Closed Loop Pulsating Heat Pipe (CLPHP). The evaporator section of the system is expected to reduce heat entering the building and the heat released by the condenser section can be reused to heat water. This study aims to observe the performance of closed loop pulsating heat pipe in utilizing the heat released as a solar water heater. The research used acetone as the working fluid and varied the filling ratio between 40%, 50%, 60%, 70%, and 80%. The heat input value was adjusted according to the solar irradiance of 1322 W/m2. The experiments were conducted to determine the thermal resistance of the CLPHP system and its ability to heat water in the condenser tank. The results indicate that the 60% filling ratio had the best performance with the lowest thermal resistance and was able to increase the water temperature to 36.55°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faza Furqan Wibisana
"Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis, menyebabkan Indonesia cenderung mendapatkan sinar matahari secara merata dan memiliki temperature yang cukup panas. Hal tersebut dapat dimanfaatkan sebagai keuntungan dalam pemanfaatan energi surya dan juga menyebabkan kerugian pada tinggi nya suhu pada ruang bangunan akibat energi termal. panasnya energi termal menyebabkan ketidaknyamanan termal pada bangunan, sehingga dibutuhkan sistem pendinginan ruangan yang dapat menyebabkan peningkatan konsumsi listrik. oleh karena itu sistem konservasi energi merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi permaslahan tersebut. penelitian ini menggunakan sistem Closed loop pulsating heat pipe dengan fluida kerja biner DI Water- Methanol untuk konservasi energi pada bangunan Gedung. Closed loop pulsating heat pipe bekerja dengan prinsip heat exchange pada tiga bagian yaitu evaporator, adiabatic dan kondensor. bagian evaporator diharapkan dapat menyerap panas dan menggerakan fluida kerja sebagai medium perpindahan panas melalui bagian adiabatik ke bagian kondensor untuk melepas panas. studi ini dilakukan untuk mengetahui kinerja sistem CLPHP dengan fluida kerja biner DI Water-Methanol sebagai perangkat reduksi termal dan konservasi energi Gedung serta pemanfaatan Kembali panas yang dilepas pada bagian kondensor sebagai pemanas air. eksperimen ini menggunakan variasi antara lain Mixing ratio 10:1, 5:1, 1:1, 1:5, 1:10 sudut inklinasi 5°, 10° , 15° dan Heat Input 25 W 35 W 45 W. Hasil pengujian menunjukan bahwa Mixing ratio 1:5 dengan sudut inklinasi 5 danHeat Input 45 W menghasilkan hasil paling optimum dengan nilai resistensi termal (0,741°C/W) dan perolehan suhu akhir pada tangki kondensor (34,89 °C).

Indonesia is a tropical country, which means it tends to receive sunlight evenly and has relatively high temperatures. This can be leveraged as an advantage in the utilization of solar energy but also poses a disadvantage in terms of high indoor temperatures due to thermal energy. The heat from thermal energy causes thermal discomfort in buildings, necessitating cooling systems that can increase electricity consumption. Therefore, energy conservation systems are an appropriate solution to address this issue. This research utilizes a Closed loop pulsating heat pipe (CLPHP) system with a binary working fluid of DI Water-Methanol for energy conservation in buildings. The Closed loop pulsating heat pipe operates on the principle of heat exchange in three sections: the evaporator, the adiabatic section, and the condenser. The evaporator is expected to absorb heat and move the working fluid as a heat transfer medium through the adiabatic section to the condenser to release heat. This study aims to determine the performance of the CLPHP system with the binary working fluid DI Water-Methanol as a thermal reduction device and energy conservation for buildings, as well as the reutilization of heat released in the condenser section for water heating. This experiment employs variations including Mixing ratios of 10:1, 5:1, 1:1, 1:5, 1:10; inclination angles of 5°, 10° , 15°; and Heat Inputs of 25 W, 35 W, and 45 W. The test results show that working fluid with Mixing ratio of 1:5 with an inclination angle of 5° and a Heat Input of 45 W produces the most optimal results with thermal resistance value of 0.741 °C/W and a final temperature gain in the condenser tank of 34.89°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Emanuel Kefi
"Sistem ACWH memiliki 2 kondensor yang berfungsi untuk memanaskan air dan membuang panas ke lingkungan yang masing-masing memiliki katup in/out pada pipa refrigerant. Dalam sistem ACWH seluruh refrigerant akan dialirkan ke DPHE untuk didinginkan, sehingga bukaan katup DPHE 100% terbuka, sementara aliran refrigerant ke air condenser tertutup. Media pendingin pada DPHE bersumber dari tangki penyimpanan yang di insulasi, jika air tidak digunakan untuk mandi berarti air akan bersirkulasi secara terus menerus dan terus mengalami peningkatan temperatur karena menyerap panas dari refrigerant sehingga panas tersimpan dalam tangki. Temperatur media pendingin terus meningkat menyebabkan pertukaran panas pada sistem tidak maksimal sehingga terjadi penurunan efisiensi kompresor serta peningkatan tekanan dan temperatur discharge. Untuk mengatasi peningkatan tekanan dan temperatur pada kompresor, panas pada sistem harus dilepaskan ke lingkungan sehingga refrigerant harus dialirkan ke air condenser untuk melepaskan panas ke lingkungan. Refrigerant tidak sepenuhnya dialirkan ke air condenser karena panas tetap dibutuhkan ke DPHE untuk memanaskan air, sehingga katup pada kedua kondensor tetap dibuka dengan perbandingan tertentu sesuai dengan kondisi. Katup pada DPHE akan tertutup ketika air panas sudah mencapai temperatur yang diminta. Pada saat ini katup masih dikontrol secara manual sehingga akan tidak efektif ketika digunakan. Untuk mengatasi kendala tersebut katup ini akan dikontrol secara otomatis dengan input command berdasarkan analisis karakter perpindahan panas pada beberapa bukaan katup berbeda pada masing-masing kondensor. Hasil percobaan yang didapatkan hasil tercepat untuk pemanasan air adalah dengan membuka katup ke DPHE 100% dan menutup katup ke kondensor air cooled dengan waktu pemanasan air 31 menit, tetapi terjadi over pressure dan over heat pada discharge kompresor yang mencapai tekanan >25 bar. Sementara pada bukaan 50% DPHE dan 50% air condenser, waktu pemanasan air dari 28°C ke 55°C mencapai 56 menit. Pada mode 3 & 4 dilakukan pengaturan katup ketika temperatur discharge kompresor mencapai 60°C, terlihat penurunan tekanan secara signifikan dalam beberapa saat. Variasi terbaik dari 4 percobaan diatas adalah diawali dengan 100% DPHE dan 75% DPHE, 25% kondensor saat temperature discharge kompresor mencapai 60°C. Hal ini dikarenakan memiliki laju perpindahan panas yang baik dan tekanan discharge terkendali karena Sebagian tekanan dialirkan ke kondensor. Jika tekanan melebihi 16 bar maka bukaan katup DPHE dikurangi dan membuka katup air condenser.

The ACWH system has 2 condensers which serves to heat water and dissipate heat to the environment, both has an in/out valve on the refrigerant pipe. In the ACWH system, all refrigerant will flow to the DPHE to be cooled, so that the DPHE valve opening is 100% open, and the refrigerant flow to the air condenser is closed. The cooling medium in DPHE comes from an insulated storage tank, if the water is not used for bathing it means the water will circulate continuously and the temperature will continue to increase because it absorbs heat from the refrigerant and heat will be stored in the tank. The temperature of the cooling medium continues to increase causing the heat exchange in the system to be not optimal, and causing decrease in compressor efficiency and an increase in discharge pressure and temperature. To overcome the increase in pressure and temperature in the compressor, the heat in the system must be released to the environment so that the refrigerant must be flowed into the air condenser to release heat to the environment. Refrigerant is not completely flowed into the air condenser because heat is still needed to the DPHE to heat the water, so the valves on both condensers are still opened with a certain ratio according to conditions. The valve on the DPHE will close when the hot water has reached the required temperature. At this time the valve is still controlled manually, so it will be ineffective when used. To overcome these obstacles, this valve will be controlled automatically with an input command based on the analysis of the heat transfer character at several different valve openings in each condenser. The experimental results obtained the fastest results for heating water are to open the valve to 100% DPHE and close the valve to the water cooled condenser with a water heating time of 31 minutes, but there is over pressure and over heat on the compressor discharge which reaches a pressure of >25 bar. Meanwhile, at 50% DPHE and 50% air condenser openings, the water heating time from 28°C to 55°C reaches 56 minutes. In mode 3 & 4, the valve is adjusted when the compressor discharge temperature reaches 60°C, a significant drop in pressure is seen in a few moments. The best variation from the 4 experiments above is starting with 100% DPHE and 75% DPHE, 25% condenser when the compressor discharge temperature reaches 60°C. This is because it has a good heat transfer rate and the discharge pressure is controlled because some of the pressure is supplied to the condenser. If the pressure exceeds 16 bar then the DPHE valve opening is reduced and the air condenser valve opens."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Arya Wardana
"Kebutuhan energi dunia semakin meningkat, hal ini memicu berbagai isu dunia yang membutuhkan perhatian khusus, yaitu krisis energi dan pemanasan global. Krisis energi terjadi karena kebutuhan dunia akan bahan bakar fossil sangat besar. Berdasarkan data dan estimasi, terjadi peningkatan kebutuhan bahan bakar minyak dan gas bumi dunia dari 26 juta barel per hari pada tahun 2006, menjadi 46 juta barel pada tahun 2015, dan akan terus meningkat hingga 61 juta barel pada tahun 2030. Di Indonesia, dalam kurun waktu 40 tahun terakhir, penggunaan bahan bakar fossil sebesar 36%. Penggunaan dan ketergantungan bahan bakar fossil secara terus-menerus ini mengakibatkan efek pemanasan global. Efisiensi serta konservasi energi diperlukan untuk mengatasi permasalahan global ini. Salah satu aplikasi nyata dalam ilmu perpindahan panas dalam kehidupan sehari-hari adalah ACWH. ACWH merupakan sebuah sistem yang memanfaatkan panas buang refrigeran untuk menghasilkan air panas secara instan dan cocok digunakan di hunian apartemen. ACWH dapat menghemat 70% energi untuk penggunaan pemanas air listrik setiap tahunnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik ACWH dengan alat penukar kalot tipe serpentine dengan penambahan aplikasi sistem kontrol temperatur by-pass sehingga pengguna dapat melakukan penyetelan temperatur air panas sesuai keinginan. Beban pendinginan dan temperatur air panas divariasikan dalam pengambilan data. Dengan adanya penambahan sistem kontrol, kerja kompresor meningkat 7% dan waktu pemanasan air sebesar 45°C dibutuhkan waktu 60 menit.

The world's energy needs is more and more increase, this triggers a variety of world issues that need a special attention, namely the energy crisis and global warming. Energy crisis occured because the world will need a very large fossil fuel. Based on data and estimation, there is the world's need increased for fuel oil and natural gas consumption from 26 million barrels per day in 2006, to 46 million barrels in 2030, and will continue to increase to 61 million barrels in 2030. In indonesia, within a period of 40 years, fossil fuel used by 36%. The used of fossil fuels and dependence on an ongoing basis had led to global warming. Efficiency and energy conservation is needed to solve these world issues. One obvious application in the science of heat transfer in everyday life is ACWH. ACWH is a system that utilizes waste heat of refrigeran to produce hot water instantly and suitable for use in residental apartemen. ACWH can save up to 70% energy used for water heater use electricity every year. The purpose of this study was to determineed the characteristics of ACWH with serpentine type heat exchanger with the addition of temperature control system application by-pass that allow users to perform a hot water temperature setting as desired. Cooling load and the hot temperature was varied in the retrieval of data. Within the addition of control system, the compressor work increased by 7% and the time for heating water at 45°C is 60 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42826
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bimasena Duanda Harimawan
"Mengurangi dan menghemat konsumsi energi di era modern merupakan hal penting untuk dilakukan. Tidak hanya di masa sekarang, penggunaan konsumsi energi dalam waktu dekat untuk hidup berkelanjutan dengan lingkungan yang ramah lingkungan juga sangat penting. Pemanas air membutuhkan energi listrik yang tinggi dibandingkan peralatan rumah tangga lainnya. Saat ini sudah banyak pemanas air yang menggunakan energi terbarukan sebagai sumber utama, namun masih banyak pemanas air pada sistem perumahan yang tidak ramah lingkungan karena tidak menghemat penggunaan energi. Begitu juga dengan penggunaan AC di perumahan dan juga di perkantoran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan panas buang dari udara kondenser AC split sebagai pemanas awal dalam heater air atau Air Conditioner Water Heater (ACWH) dengan menggunakan heat pipe. Sehingga diharapkan konsumsi energi untuk pengoperasian water heater menjadi lebih rendah. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menambahkan perangkat heat pipe heat exchanger di sisi keluar udara outdoor kondenser, dimana sisi evaporator heat pipe diletakkan di sisi udara panas buang kondenser, sedangkan sisi kondenser heat pipe diletakkan diletakkan di air dalam tangki. Perangkat heat pipe terdiri dari 17 heat pipe, satu baris, dimana sisi evaporator dilengkapi sirip-sirip, dan sisi kondenser tanpa menggunakan heat pipe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguaan heat pipe mampu menghasilkan suhu air meningkat 3 oC pada siang hari, sedangkan pada malam hari suhu air menurun pada kondisi ruangan tanpa beban kalor.

Reducing and saving energy consumption in the modern era is an important thing to do. Not only in the present, the use of energy consumption in the future for sustainable living in an environmentally friendly environment is also critical. Water heaters require higher electrical energy than other household appliances. Currently, many water heaters use renewable energy as the primary source. However, there are still many water heaters in residential systems that are not environmentally friendly because they do not save energy use, likewise with the usage of air conditioning in housing and offices. The purpose of this study was to utilize the exhaust heat from split AC condenser air as a preheater in a water heater or Air Conditioner Water Heater (ACWH) using a heat pipe. So, it is expected that energy consumption for water heater operation will be lower. The method used in this study is to add a heat pipe heat exchanger device to the outside of the condenser outdoor air, where the evaporator side of the heat pipe is placed on the hot air exhaust side of the condenser. In contrast, the condenser side of the heat pipe is placed in the water in the tank. The heat pipe device consists of 17 heat pipes, one row, where the evaporator side is equipped with fins, and the condenser side without using a heat pipe. The results showed that the use of heat pipes was able to produce an increase in water temperature of 3 ° C during the day, while at night the water temperature decreased in room conditions without the cooling load."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dharmawan Adiwijaya
"Waste heat water heater adalah salah satu alat penukar kalor yang digunakan untuk memanaskan air menggunakan energi panas buang dari gas engine. Pada skripsi ini dilakukan perancangan waste heat water heater untuk proses pemanasan gas alam yang akan digunakan sebagai bahan bakar Turbin gas Generator. Dalam merancang waste heat water heater digunakan metode beda suhu rata-rata logaritmik (LMTD) untuk mencari luas area perpindahan panas.
Hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa luas perpindahan panas adalah sebesar 35,06 m2. Spesifikasi konstruksi dari alat penukar kalor untuk mengakomodasi luas perpindahan panas yang didapat yaitu pipa carbon steel sch 40 berdiameter 1 inch dengan panjang 2 m dan jumlah pipa sebanyak 168 buah.

Waste heat water heater is one of the heat exchanger that used for boiling water using waste heat energy from gas engine. This project is about designing waste heat water heater for heating natural gas that will be used as fuel for gas turbine generator. Log Mean Temperature Difference (LMTD) will be used in the designing waste heat water heater to determine the range of area of the heat transfer.
The result according to the calculation show that the heat transfer area is about 35,06 m2. The construction specification that meet the requirement to accommodate the heat transfer area is carbon steel sch 40 tube with diameter 1 inch and length 2 m with total 168 tube.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46357
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firmansyah
"Penggunaan Pemanas Air Tenaga Surya (Solar Water Hater - SWH) akan terus tumbuh dan berkembang karena merupakan produk terbarukan yang ramah lingkungan. Perusahaan distribusi pemanas air dituntut mampu mengembangkan strategi mencapai keunggulan bersaing, menjaga pertumbuhan dan meningkatkan kinerja perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi Pasar dan Adaptabilitas terhadap Lingkungan dengan mediasi Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja Perusahaan Distribusi Pemanas Air Tenaga Surya di Indonesia. Metode penelitian menggunakan diskriptif kuantitatif. Teknik mengumpulkan data dengan penyebaran kuesioner kepada perusahaan distribusi (distributor/dealer). Teknik analisa data memakai software statistik Structural Equation Model (SEM) dan dioperasikan melalui program Analysis Moment of Structure (AMOS). Hasil penelitian menunjukkan: Orientasi Pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keunggulan Bersaing, Inovasi Pasar berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Keunggulan Bersaing, kemampuan Adaptabilitas Lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keunggulan Bersaing, dan Keunggulan Bersaing berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Perusahaan.

The use of Solar Water Hater (SWH) will continue to grow and develop because it is an environmentally friendly renewable product. Water heater distribution companies are required to be able to develop strategies to achieve competitive advantage, maintain growth and improve company performance. This study aims to determine the effect of market orientation, market innovation and adaptability to the environment by mediating competitive advantage on the performance of solar water heater distribution companies in Indonesia. The research method uses descriptive quantitative. The technique of collecting data is by distributing questionnaires to distribution companies (distributors / dealers). The data analysis technique uses statistical software Structural Equation Model (SEM) and is operated through the Moment of Structure Analysis (AMOS) program. The results showed: Market Orientation has a positive and significant effect on Competitive Advantage, Market Innovation has a positive but not significant effect on Competitive Advantage, the ability of Environmental Adaptability has a positive and significant effect on Competitive Advantage, and Competitive Advantage has a positive and significant effect on Company Performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoyon Mulyana
"ABSTRAK
Solar Water Heater inerupakan suatu produk yang relatif masih
baru di Indonesia, seakan pula dengan anjuran pemerintah tentang
penggunaan energi alternatif, maka Solar Water Heater merupakan
pilihan yang cukup menarik untuk dikembangkan oleh perusahaan di
Indonesia. Disamping makin terbatasnya energi fosil yang semakin
lama semakin sulit karena tidak terbarukan, matahari merupakan
sumber energi yang cukup melimpah di Indonesia. Satu hal yang
sangat menguntungkan Indonesia karena secara geografis terletak
di negara Equator, dimana hampir sepanjang tahun matahari bersi
nar dan memancarkan energinya.
Bisnis Solar Water Heater di Indonesia dimulai pada tahun
1984 yang dipelopori oleh salah satu perusahaan yang mengageni
salah satu produk dan Australia dimana sampai pada tahun 1992
perusahaan yang bergerak dalam bidang ini sudah mencapai ± 6
perusahaan. Kebanyakan dan perusahaan yang ada merupakan agen
dan produk terkenal dan luar negeri. Namun akhir-akhir ini
telah ada pula yang mulai melaksanakan pembuatan produknya di
dalam negeri.
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang memasuki bisnis
Solar Water Heater ini menyebabkan iklim usaha semakin kompeti
tif. Kondisi persaingan semakin ketat menempatkan posisi pemasa
ran sebagai hal yang mendapat perhatian dan perusahaan Solar
Water Heater.
Karya akhir ini merupakan suatu studi mengenai strategi
pemasaran bisnis Solar Water Heater di Indonesia yang dilaksana
kan melalui studi kasus pada PT Sinar Surya, Tujuan studi ini
antara lain adalah untuk memperoleh gambaran umum usaha Solar
Water Heater di Indonesia, mempelajari strategi pemasaran yang
diterapkan oleh PT Sinar Surya, mengetahui kekuatan dan kelemahan
perusahaan serta mengetahui peluang dan ancaman dan tingkat
persaingan yang dihadapi. Pada akhirnya diharapkan dapat diformu
lasikan strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh PT Sinar
Surya.
Guna mencapai tujuan diatas, pembahasan yang dilakukan
meliputi Analisis Internal, untuk mengetahui kekuatan dan kelema
han perusahaan, Analisis Eksternal untuk mengetahui peluang dan
ancaman yang mungkin timbul serta Analisis Bisnis Fortofolio
dengan pendekatan Analisis BCG. Adapun metodologi penelitian yang
digunakan merupakan analisa data primer dan data sekunder yang
kami peroleh dan perusahaan PT Sinar Surya ditambah pula dengan
data statistik serta data pendukung lainnya.
PT Sinar Surya meinulai bisnis Solar Water Heater pada tahun
1988. Dasar PT Sinar Surya memilih bisnis ini adalah karena
penggunaan energi alternatif diluar minyak dan gas bumi merupakan
suatu upaya yang menjanjikan untuk jangka panjang. Karena energi
yang berasal dan fosil suatu saat akan ada habisnya dan akan
semakin langka. Disamping Indonesia merupakan negara tropis yang
memiliki energi matahari yang melimpah.
Adapun misi perusahaan PT sinar surya, adalah sebagai berikut :
?Terkemuka dalam bidang usahanya, tumbuh dan berkembang
berkesinambungan sebagai perusahaan yang sehat dengan meme
nuhi harapan dan kepuasan pelanggan serta berperan aktif
sebagai pelaku pembangunan melalui produk konversi energi
dengan pelayan mutu yang ditingkatkan terus menerus dengan
teknologi dan inovasi secara profesional?
Meskipun cakupan misinya yang cukup luas, yang menyangkut
masalah konversi energi namun pida tahap sekarang konsentrasi
bisnis lebih diarahkan pada produk Solar Water heater.
Sejalan dengan misi tersebut PT Sinar Surya telah berupaya
untuk membangun citra yang baik dihadapan konsumennya. Dari hasil
analisis internal perusahaan menunjukan bahwa PT Sinar Surya
mempunyai kekuatan yang cukup tinggi dalam hal kemampuan produk
si, kemampuan rekayasa dan keuangan yang telah dibuktikan oleh
hasil yang cukup baik pada masing-masing fungsi tersebut. Namun
dalam hal strategi pemasaran masih banyak kelemahan diantaranya
saluran distribusi yang masih terbatas, disamping citra produk
yang masih belum terbentuk karena konsumen lebih mengenal Sola-
hart sebagai produk pemanas air tenaga matahari.
Hasil analisis lingkungan eksternal menunjukan bahwa kondisi
ekonomi akan lebih membaik di tahun 1993 yang membawa dampak pada
meningkatnya pembangunan perumahan, baik rumah sederhana, menen
gah maupun rumah mewah. Kondisi ini memberikan peluang pasar
Solar Water Heater yang meningkat. Disamping itu dari analisis
data statistik dapat pula disimpulkan bahwa potensi pasar Solar
Water Heater dan rumah lama yang belum mempunyai pemanas air
masih sangat tinggi. Secara total potensi pasar Solar Water
Heater tahun 1993 baik dan pembangunan rumah baru maupun dan
rumah lama menunjukkan angka 42.778 unit, suatu angka yang sangat
potensial untuk digarap. Sementara itu dan data demografi menun
jukkan pula bahwa meningkatnya jumlah para eksekutif muda akan
menambah pasar potensial Solar Water Heater dimasa yang akan
datang.
Dari hasil analisis industri menunjukan bahwa hambatan
pendatang baru tidak terlalu besar karena kebutuhan investasi
yang relatif kecil dan skala ekonomi yang rendah sehingga memung
kinkan perusahaan dengan skala yang kecilpun sudah dapat mengem
bangkan bisnis Solar Water Heater. Namun hambatannya terletak
pada pengelolaan jaringan distribusinya.
Dalam Lingkungan Operasional PT. Sinar Surya menghadapi
persaingan yang sangat tajam dan Solahart yang merupakan pesaing
utama yang telah ada. Solahart telah melakukan pula strategi
multi branding dengan membawa merk lain dengan jaringan distri
busi yang berbeda. Didalam persaingan ini kelompok Solahart tetap
menguasai pangsa pasar terbesar dengan perolehan sebesar 44,5 %
sedangkan PT Sinar Surya menempati posisi kedua sebesar 28,8 %
dan Posisi ketiga dipegang oleh Solar Edward dengan perolehan
sebesar 13,3 %, sisanya terbagi atas merk-merk lainnya.
Dari Analisis Fortofolio dengan menggunakan pendekatan
Analisis BCG menghasilkan posisi PT Sinar Surya berada pada sel
question mark, tetapi dalam perjalanannya posisi tersebut sejak
tahun 1990 mulai bergeser dan question mark menuju kearah Star.
Posisi ini telah menempatkan PT ?inar Surya sebagai market cha
langer dan yang berhadapan langsung dengan pesaing utamanya yaitu
Solahart. Dan evaluasi pilihan strategi dengan pendekatan grand
strategy selection matrix Pierce & Robinson, diperoleh kesimpulan
bahwa PT Sinar Surya dapat menerapkafl strategi market develop
ment.
Sebagai kesimpulan terakhir yang diperoleh dan studi ini.
adalah bahwa untuk mendukung tujuan utama pemasarannya yaitu
meningkatkan pangsa pasar pada pasar yang sedang tumbuh, maka
strategi utama yang dilaksanakan adalah market development, yaitu
memasarkan produk yang ada kepada pelanggan baru dengan menambah
saluran distribusinya dengan implikasi bauran pemasaran sebagai
berikut :
1. Produk yang dipasarkan adalah sama seperti yang telah dipa
sarkan pada tahun-tahun sebelumnya, yaitu ; type T 150 LX
dan T 300 LX dengan diberikan sedikit sentuhan perbedaan
pada kualitas dan atributnya sehingga terdiferensiasi.
2. Harga jual tetap dipertahankan pada harga lama, hal ini
dapat dilakukan karena skala ekonomi yang semakin membaik
sehingga harga pokok tidak akan naik. Dengan demikian seli
sih harga jual dengan Solahart akan semakin jauh.
3. Prornosi ditingkatkan pada media cetak dan elektronik yang
mempunyai scope Nasional.
4. Adanya penambahan saluran distribusi untuk kota-kota besar
dipropinsi lainnya dengan prioritas diutarnakan pada kota
dengan potensi pasar yang besar, diantaranya ; Ujung Pan
dang, Manado, Pontianak, dan Banjarmasin.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Imam Dzaky
"Salah satu pemanfaatan energi terbarukan adalah energi matahari yang dimanfaatkan untuk Solar Thermal Cooling System dengan menggunakan Evacuated Tube Solar Collector (ETSC) untuk mengkonversi energi matahari menjadi energi kalor yang dapat memanaskan fluida kerja air tanpa menggunakan heater. Peneilitian ini bertujuan untuk mengetahui durasi pemanasan fluida kerja air dari suhu ambien hingga 50°C agar dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan mandi air hangat sebanyak 50-liter dan 100-liter air. Penelitian ini menggunakan Standar ASHRAE 93-2003 yang menyediakan berbagai metode untuk menentukan performa dari solar kolektor, standard ini menggunakan single phase fluids dengan sistem close loop. Metode pengambilan data dilakukan dengan cara mempersiapkan measurement device sebagai mikrokontroller untuk menjalankan sensor thermocouple yang dimana sensor tersebut digunakan untuk mengambil data temperatur inlet dan outlet solar collector manifold, serta data radiasi didapatkan dari Pyranometer. Pengambilan data durasi pemanasan air sebanyak 50-liter dan 100-liter dilakukan dengan memvariasikan flow rate fluida kerja air yang bersirklus pada sistem, sebesar 2,6 LPM, 3,6 LPM, dan 4,6 LPM serta sudut kemiringan ETSC sebesar 15° yang berlokasi di Depok, Jawa Barat dengan kondisi cuaca aktual pada bulan November-Desember 2022.

One of the uses of renewable energy is solar energy which is utilized for the Solar Thermal Cooling System using an Evacuated Tube Solar Collector (ETSC) to convert solar energy into heat energy which can heat the water working fluid without using a heater. This research aims to determine the duration of the heating of the water working fluid from ambient temperature to 50°C so that it can be utilized for the needs of 50-liter and 100-liters of water warm baths. This study uses the ASHRAE 93-2003 standard which provides various methods for determining the performance of solar collectors, this standard uses single phase fluids with a close loop system. The data collection method is carried out by preparing a measurement device as a microcontroller to run the thermocouple sensor where the sensor is used to retrieve the inlet and outlet temperature data of the solar collector manifold, as well as radiation data obtained from the Pyranometer. Data collection for the duration of water heating of 50-liters and 100-liters was carried out by varying the flow rate of the circulating water working fluid in the system, by 2.6 LPM; 3.6 LPM; and 4.6 LPM and an ETSC angle of 15° which is located in Depok, West Java with actual weather conditions in November-December 2022."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>