Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150597 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annur Hanan Shafiya
"Isu kesehatan mental sering kali menjadi topik pembicaraan menarik. Stigma negatif sering melekat pada aspek-aspek kesehatan mental, seperti impostor syndrome, yang mencakup karakteristik mental yang berbeda. Dalam penelitian ini, karakteristik impostor syndrome dijelaskan melalui tokoh Ha Eunbyeol. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan karakteristik impostor syndrome melalui tokoh Ha Eunbyeol. Penelitian ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan menambah wawasan tentang kesehatan mental. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra milik David Krech. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ha Eunbyeol memiliki karakteristik impostor syndrome yang dibuktikan melalui klasifikasi emosi David Krech. Ha Eunbyeol menunjukkan sepuluh dari sembilan belas emosi berdasarkan klasifikasi emosi David Krech dan menunjukkan tujuh dari sembilan karakteristik impostor syndrome menurut Clance dan O’Toole.

The mental health issue is often an intriguing topic of discussion. Negative stigma is often attached to aspects of mental health, such as impostor syndrome, which encompasses different mental characteristics. Through the character Ha Eunbyeol in the drama "The Penthouse: War In Life" Season 1, the characteristics of impostor syndrome can be recognized and explained in this study. The purpose of this research is to illustrate the characteristics of impostor syndrome through the character Ha Eunbyeol. This study also aims to increase awareness and insight into mental health. The method used in this research is descriptive qualitative, employing David Krech's literary psychology approach. The research results show that Ha Eunbyeol exhibits impostor syndrome characteristics as evidenced by the classification of emotions by David Krech. Ha Eunbyeol displays ten out of nineteen emotions based on David Krech's emotion classification and exhibits seven out of nine impostor syndrome characteristics according to Clance and O'Toole."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Ayu Ferdani
"Jurnal ini membahas mengenai penggambaran pudarnya nilai Konfusianisme masyarakat Korea dalam drama Mrs.Cop. Drama tersebut menceritakan seorang perempuan yang menjadi seorang timjang atau pemimpin di sebuah divisi kepolisian Seoul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang biasanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dapat memiliki pekerjaan di luar rumah dan posisi yang tinggi dalam pekerjaannya. Metode jurnal ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan drama Mrs. Cop sebagai subjek penelitian dan studi pustaka dari buku, jurnal, dan internet. Melalui metode tersebut, penulis mendapatkan kesimpulan bahwa drama Mrs.Cop menggambarkan seiring dengan pudarnya nilai Konfusianisme, derajat perempuan menjadi setara dengan laki-laki dalam masyarakat Korea.

The focus of this journal is about depiction of fading Confucianism inside Korean Society in Mrs.Cop drama. This drama told about a woman timjang or leader in division of Seoul police. Research result show about woman who usually responsible to child and household, nowadays woman can has a job outside the house and high position in her job. This journal rsquo s method is qualitative research method by with Mrs.Cop drama as research subject and used the literature study of books, journals, and the internet. With that method, author found the conclusion is Mrs.Cop drama showing about fading Confucianism start to raise the dignity of woman being equal with man inside Korean society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Halimatuzahra
"Dewasa ini, terdapat banyak media yang dapat digunakan penggemar untuk memperoleh informasi, berpartisipasi, dan berinteraksi dengan idolanya. Hal itu membuat penggemar menjadi terobsesi dengan kehidupan idola. Dalam psikologi, obsesi penggemar pada kehidupan idola dikenal dengan istilah celebrity worship. Fenomena celebrity worship dapat dilihat dalam salah satu drama Korea yang berjudul Geunyeoeui Sasaenghwal. Dengan menggunakan teori representasi dan definisi konsep celebrity worship oleh McCutcheon, penelitian ini berfokus pada penggambaran celebrity worship yang ditunjukkan oleh Deok-Mi, tokoh utama dalam drama tersebut. Penelitian yang menggunakan metode deskriptif analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku dan dampak celebrity worship yang digambarkan oleh Deok-Mi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa representasi celebrity worship yang terdapat dalam drama Geunyeoeui Sasaenghwal dapat dilihat melalui perilaku yang ditunjukkan oleh Deok-Mi. Perilaku yang ditunjukkan oleh Deok-Mi, antara lain mencari informasi idola, membeli merchandise idola, menonton acara yang menampilkan idola, dan melakukan hal yang tidak biasa demi bertemu dengan idola. Sementara itu, dampak dari perilaku celebrity worship yang ditunjukkan Deok-Mi adalah mementingkan idola daripada diri sendiri dan memiliki cara menangani stress yang baik. Melalui penelitian ini, penulis juga menemukan bahwa Deok-mi menggambarkan sosok penggemar yang dapat menyeimbangkan kehidupannya sebagai pekerja dan penggemar. 
Currently, many media can be used by fans to get some information, participate, and interact with their idols. It makes the fans obsessed with their idols lives. In psychology, the obsession of the fans towards their idols can be called celebrity worship. The phenomenon of celebrity worship can be seen in one of the Korean drama entitled Geunyeoeui Sasaenghwal. By using representation theory and the definition of celebrity worship concept by McCutcheon, this research focused on the illustration of celebrity worship behavior which was performed by Deok-Mi, the main character in that drama. This research used a descriptive analysis method that aimed to identify the celebrity worship behaviors and the effect which were performed by Deok-Mi. The result of this research showed that the representation of celebrity worship in  Geunyeoeui Sasaenghwal drama can be seen through the behavior performed by Deok-Mi. Deok-Mi represented some celebrity worship behavior such as searching information about the idol, buying idols merchandise, watching shows that showed idol, and doing unusual thing to meet idol. The negative effect of that behavior is giving priority to idol rather than herself and the positive effect is having a good way to handle stress. Through this research, the authors found that Deok-Mi portrays a fan figure who can balance her life as a worker and a fan."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Devi
"ABSTRAK
Salah satu negara yang kental dengan sistem patriarkinya adalah Korea. Dengan melekatnya sistem tersebut dalam kehidupan orang Korea membuat perempuan sejak lahir dianggap tidak bebas menentukan hidupnya sendiri. Pada akhirnya gerakan untuk menuntut pembebasan perempuan semakin gencar dilakukan. Feminisme liberal pun menjadi dasar gerakan perempuan di Korea. Para perempuan ini memperjuangkan status sosial, hak perempuan dan wacana mengenai 39;perempuan modern rsquo;. Sementara itu, drama feminis memiliki karakter yang berbeda dengan stereotip perempuan Korea yang seringkali digambarkan. Perempuan Korea yang sering digambarkan dalam drama adalah orang yang taat, patuh, bergantung dan seorang pengikut. Maka dari itu, jurnal ini bertujuan untuk membuktikan bahwa perempuan saat ini telah bergerak untuk memperjuangkan haknya masing-masing. Penulis akan membahas mengenai representasi perempuan modern yang ditunjukkan tokoh utama Cha Kiyoung dalam drama Choegoui Gyeolhon. Temuan dari penelitian ini adalah perempuan berpendidikan, perempuan mandiri, perempuan memiliki kebebasan untuk memilih dan perempuan setara dengan laki-laki. Sementara itu untuk menunjang penelitian, metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Penulis mengumpulkan sumber data terkait dengan objek penelitian berdasarkan studi kepustakaan.

ABSTRACT
Korea is one of the countries that has the strongest patriarchal system. The system is inherent in the life of Koreans, so that since birth, women cannot determine their life choices. In the end, the movement to demand women rsquo;s liberation began. Liberal feminism became the base of women rsquo;s movement in Korea. These women fight for the social status, women rsquo;s rights and the discourse of lsquo;modern women rsquo;. On the other hand, feminist drama has women characters with different characteristics from the stereotype of Korean women who are often described as being obedient, submissive, dependent, and a follower in the drama. Therefore, this journal aims to prove that Korean women today are fighting for their respective rights. This journal will discuss about the representation of modern women shown on main character Cha Kiyoung in the drama Cheogoui Gyeolhon. The results of this research shows that women are educated, independent, have the freedom to choose, and equal to men. The research method that the author uses is descriptive qualitative. The author collected data sources related to the research based on literature study."
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmadia Mulia Arsy Diffany Syahna
"Dewasa ini, fatherhood menjadi faktor yang penting untuk dikaji. Fatherhood memiliki efek yang positif bagi sang ayah itu sendiri maupun bagi anak-anaknya. Korea yang terkenal dengan patriarkinya kini mulai memasuki era ‘fatherhood baru’. Tulisan ini membahas fatherhood yang ada pada tokoh Hong Dae Young dalam drama 18 Again. 18 Again merupakan drama yang bertema cinta kasih keluarga. Bercerita tentang pasangan Hong Dae Young dan Jung da Jung yang bercerai dan memiliki sepasang anak kembar laki-laki dan perempuan. Hong Dae Young sebagai fokus utama penelitian, merupakan seorang suami dan ayah yang baik bagi istri serta anak-anaknya. Namun, istri dan anak-anaknya salah paham akan sikap Hong Dae Young. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fatherhood[1] yang ada pada tokoh Hong Dae Young dalam drama 18 Again. Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dalam penelitiannya. Data dianalisis dengan teori Semiotika Roland Barthes dan teori penokohan untuk melihat fatherhood Hong Dae Young dan pandangan istri serta anak-anaknya terhadapnya. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa karakter tokoh Hong Dae Young dalam drama 18 Again telah menjadi sosok ‘ayah’ baru yang mulai menjadi identitas era kontemporer ini. Hong Dae Young tidak hanya sebagai pencari nafkah, tetapi telah secara sadar ikut hadir dalam pengasuhan anak. Hong Dae Young melalui tokoh Ko Woo Young juga menjadi ayah yang penuh kehangatan dan perhatian, dan memasuki ranah domestik. Pergeseran tren fatherhood ini juga diharapkan menjadi salah satu cara untuk mencapai kesetaraan gender

Nowadays, fatherhood is an important factor to be studied. Fatherhood has a positive effect on both the father himself and his children. Korea, which is famous for its patriarchy, is now entering the 'new fatherhood' era. This paper studies the fatherhood of Hong Dae Young's character in the drama 18 Again. 18 Again is a drama with the theme of family. This drama tells the story of a couple Hong Dae Young and Jung da Jung who are divorced and have a pair of twin boys and girls. Hong Dae Young as the main focus of research, is a husband and a good father to his wife and children. However, his wife and children misunderstand Hong Dae Young's attitude. Therefore, this study aims to describe the fatherhood on Hong Dae Young’s character in the drama. This research used a qualitative descriptive research method. The data were analyzed using Roland Barthes' Semiotics theory and characterization theory to see Hong Dae Young's fatherhood and the views of his wife and children towards him. Based on the results of the study, it can be concluded that the character Hong Dae Young in the drama 18 Again has become a new 'father' figure which is found in this contemporary era. Hong Dae Young is not only a breadwinner, but has been invloved child rearing. Hong Dae Young through the character of Ko Woo Young also became a warm and caring father, and engaged more actively in domestic domain. The shift in the fatherhood trend is also expected to be one way to achieve gender equality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa Ayu Daunty
"Penelitian ini membahas tentang penggambaran tokoh dan penokohan dalam suasana Perang Korea, serta bagaimana hal tersebut mendukung analisis tema yang dimasukkan oleh pengarang, Ha Geun-chan, ke dalam cerita pendeknya yang berjudul Sunan Idae. Metode penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini adalah analisis close reading sebagai metode penelitian. Hasil penelitian menjelaskan tentang tokoh, penokohan, dan tema yang digambarkan dalam cerita sebagai refleksi pengarang terhadap Perang Korea yang menekankan sikap optimis walaupun perang telah memberi banyak kesengsaraan.

This research discusses about the characterization in Sunan Idae short story related to Korean War situation and how the characterization supports the theme that author delivered through his work. The method applied is close reading method. Research result explains the description of characterization and theme that portrayed in the story as the the reflection of author towards Korean War which emphasizes optimistic character eventhough war had given so much pain and sufferings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55345
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jauza Aufa
"Impostor phenomenon merupakan perasaan ragu akan kemampuan diri sendiri dan memersepsikannya bukan karena hasil kerja keras dan kemampuan, melainkan karena faktor eksternal seperti keberuntungan. Fenomena ini sangat berpotensi dialami mahasiswa dan dapat berdampak pada aspek psikologis, perilaku mahasiswa, self-efficacy, kebahagiaan, dan kecemasan mahasiswa. Kecemasan ini dapat memengaruhi kebutuhan berprestasi mahasiswa karena berkaitan dengan salah satu komponen kebutuhan berprestasi, yaitu freedom of movement. Proses atribusi juga memengaruhi bagaimana seseorang memersepsikan penyebab dari suatu kesuksesan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu hubungan antara impostor phenomenon dan kebutuhan berprestasi pada mahasiswa. Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa dari perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia sebanyak 158 orang. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Clance Impostor Phenomenon Scale (CIPS) dan the Revised 10-item Achievement Motives Scale (AMS-R). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara impostor phenomenon dan kebutuhan berprestasi (r = 0.465, p = 0.000). Kesimpulannya, terdapat korelasi antara variabel antara impostor phenomenon dan kebutuhan berprestasi.

Impostor phenomenon is a feeling of doubt about one's own abilities and perceives it not as the result of hard work and ability, but because of external factors such as luck. This phenomenon is potentially experienced by college students and can impact on psychological aspects, student behavior, self-efficacy, happiness, and anxiety. This anxiety can affect students' need for achievement because it is related to one of the components of need for achievement, namely freedom of movement. The attribution process also influences how one perceives the cause of success. This study aims to find out the association between impostor phenomenon and need for achievement in university students. The participants in this study were 158 students from universities in Indonesia. The measuring instruments used in this study are the Clance Impostor Phenomenon Scale (CIPS) and the Revised 10-item Achievement Motives Scale (AMS-R). The results of this study indicate that there is a significant relationship between impostor phenomenon and need for achievement (r = 0.465, p = 0.000). In conclusion, there is a correlation between the variables between impostor phenomenon and need for achievement.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rama Dona
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan tokoh penokohan dari pementasan Lakon Petruk dadi Ratu yang ditampilkan oleh Sekar Budaya Nusantara. Lakon Petruk dadi Ratu berisikan tentang Petruk yang merupakan tokoh abdi kerajaan yang menjadi raja untuk menegur para tuannya. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dari aplikasi elemen drama dan sarana dramatik untuk membahas, menggambarkan, dan menganalisa apa saja yang terkandung di dalam pementasan wayang orang Lakon Petruk dadi Ratu. Hingga pada akhirnya penelitian ini menentukan bahwa tokoh Petruk adalah tokoh utama dengan penokohan yang memiliki sifat adil, rendah hati, dan rela berkorban.

ABSTRACT
The purpose of this thesis is to analyze and describes about character and characterization of Wayang Orang show Lakon Petruk dadi Ratu by Sekar Budaya Nusantara. Lakon Petruk dadi Ratu is about the story of Petruk who is a servant of a kingdom that becomes a king to criticize his kings. The method that will be used in this thesis is descriptive analysis from the application of elemen drama and sarana dramatik to discuss, derscribe, and to analyze Lakon Petruk dadi Ratu. The conclusion of this thesis is, in Lakon Petruk dadi Ratu, Petruk is the main character that has fair, humble, and willing to sacrifice character."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Maghfira Ramadhani
"W-Two Worlds merupakan drama Korea yang bercerita mengenai webtoon yang ada di  Korea Selatan, tokoh utamanya melakukan pencarian jati diri dan perlawanan atas takdir yang ada di dalam kehidupannya. Oleh karena itu, penulis menganalisis unsur eksistensialisme untuk memahami tokoh Kang Chul pada drama W - Two Worlds. Kang Chul yang memiliki konflik diri dan krisis identitas akibat kehilangan keluarganya menjadi faktor utama bagaimana eksistensialisme ada. Dengan metode kualitatif, penulis menyelami masalah terkait dengan menonton drama beberapa kali dan mengambil adegan terkait. Kemudian adegan yang telah dipilih oleh penulis dianalisis keterkaitannya dengan eksistensialisme dari sudut pandang beberapa tokoh eksistensialisme. Tindakan tokoh Kang Chul yang merepresentasikan suatu bentuk eksistensialisme diperlihatkan secara eksplisit melalui beberapa dialog dan adegan yang ada di dalamnya. Tindakannya dalam menentang maut yang diberikan oleh penciptanya sebagai bentuk upaya melawan takdir telah mengubah eksistensinya dari wujud être en soi menjadi wujud yang être pour soi. Upaya dari perlawanan Kang Chul atas takdirnya merupakan negasi yang ada pada wujud awalnya,  être en soi. Kang Chul yang menjalani kehidupannya sebagai makhluk être pour soi memiliki kehidupan yang dinamis dan berubah-ubah layaknya seorang manusia yang nyata wujudnya. Sebagai seorang tokoh utama dari sebuah kartun, Kang Chul berbeda dari tokoh kartun pada umumnya yakni memiliki tindakan eksistensialisme dalam menjalani kehidupannya.

W-Two Worlds is a Korean drama that tells the story of a webtoon in South Korea, the main character doing a search for identity and resistance to the destiny in his life. Therefore, the authors analyze the element of existentialism to understand the character of Kang Chul in the drama W-Two Worlds. Kang Chul who has a self-conflict and identity crisis due to the loss of his family is a major factor in how existentialism exists. With qualitative methods, the writer will explore the problems associated with watching the drama several times and taking related scenes. Then the scene chosen by the author is analyzed in relation to existentialism from the point of view of some existentialism figures. Kang Chul actions that represent a form of existentialism are shown explicitly through several dialogues and scenes in it. His actions in opposing death given by his creator as an effort to fight destiny have changed their existence from the form of être en soi to the form that is être pour soi. The effort of Kang Chul is opposition to his destiny is a negation that was in its original form, être en soi. Kang Chul who lives his life as a creature être pour soi has a dynamic and changing life like a real human being. As a main character of a cartoon, Kang Chul is different from the general cartoon character who has an existentialism in living his life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Kurnia Sari
"Penelitian ini membahas tentang nilai nasionalisme yang direpresentasikan oleh tokoh Go Ae-shin dalam drama Mr. Sunshine. Mr. Sunshine merupakan drama Korea Selatan yang disutradarai oleh Lee Eung-bok dan tayang perdana pada pertengahan tahun 2018. Drama ini menceritakan tentang perjuangan lima tokoh dalam mempertahankan Joseon dari pengaruh Jepang dan berlatar belakang di akhir abad ke-19. Pada akhir abad ke-19 pula, paham nasionalisme dan pergerakan nasional di Korea pertama kali muncul. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan nilai nasionalisme yang direpresentasikan oleh tokoh Go Aeshin. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Representasi Stuart Hall dan nasionalisme Korea. Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya perubahan peran perempuan Korea yang didasari oleh sikap nasionalisme yang direpresentasikan oleh tokoh Go Ae-shin. Selain itu, ada pula nilai nasionalisme Korea pada tokoh Go Ae-shin yaitu keinginan mempertahankan bangsa dan menentukan nasib bangsa sendiri, nilai kesetiaan dan rela berkorban, serta keterlibatan dalam gerakan nasionalis Euibyeong.

This study discusses the value of Korean nationalism represented by character Go Ae-shin in drama Mr. Sunshine. Mr. Sunshine is a South Korean drama directed by Lee Eung-bok and premiered in the mid-2018. This drama tells about the struggles of five characters in defending Joseon from Japanese influences in the late 19th century. At the end of the 19th century, the notion of nationalism and the national movement in Korea first emerged. The purpose of this study is to explain the value of nationalism represented by character Go Ae-shin. This research was conducted using a descriptive qualitative method. The theory used in this study is Stuart Hall’s Representation theory and Korean nationalism. The result of this study indicates a change in the role of Korean women based on the attitude of nationalism represented by the character Go Ae-shin. In addition, there is also the value of Korean nationalism in Go Ae-shin’s character, namely the desire to defend the nation and determine the fate of the nation itself, the value of loyalty and self-sacrifice, and involvement in the Euibyeong nasionalist movement."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>