Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68198 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bagus Dwianandra Putra
"Studi in membahas tentang peran elemen spasial di dalam pembentukan sebuah interaksi antar pekerja di dalam kantor. Mengingat banyak kantor yang sudah memulai kembali system bekerja tatap muka, dan keperluan kantor untuk melakukan interaksi yang hanya bisa dilakukan secara langsung. Studi ini memposisikan kantor sebagai sebuah structured environment, Dimana interaksi di dalmnya didasarkan oleh konsep organisasi. Di mana, di dalam structured environment ini dapat dibagi menjadi tiga yaitu, Koordinasi, Authority, dan supervise. Dalam membahas isinya, studi ini akan menggunakan metode studi kasus yang akan di lakukan di sebuah kantor yang Bernama PT Binakrasa. Studi kasus ini terdiri dari observasi dan interview yang nantinya akan menjadi bahan analisis. Studi ini kemudian menganalisis kasus kantor Binakarsa dengan pendekatan teori proxemics, khususnya terkait tiga aspek, yaitu: personal space (intimate, social, public); Elements pembentuk persepsi (fixed, semifixed), dan; perilaku yang terjadi di dalam ruang personal (haptic, kinestetic, dan visual). Hasil menunjukan bahwa spasial elements berperan penting dalam bagaimana seorang pekerja berinteraksi.

The study discusses the role of spatial elements in forming interactions among workers within an office. Given that many offices are returning to in-person work systems and there is a need for direct interactions, this study positions the office as a structured environment where interactions are based on organizational concepts. Interactions in this structured environment can be classified into three dimensions: Coordination, Authority, and Supervision. The study will utilize a case study approach to examine the material, focusing on an office called PT Binakarsa. The case study entails conducting observations and interviews, which will serve as the foundation for analysis. The paper examines the Binakarsa office case through the lens of the proxemics theory, with a specific emphasis on three key aspects: personal space (intimate, constative-social, public), factors influencing perception (fixed, semi-fixed), and actions that take place inside personal space (haptic, kinesthetic, and visual). The findings suggest that spatial components are essential in shaping the interactions of a worker."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Nur Aini
"Dalam teori Psikologi Perkembangan dinyatakan bahwa setiap manusia memiliki tugas-tugas perkembangan dalam hidupnya. Pada masa usia dewasa muda, salah satu tugas perkembangan yang panting adalah membangun hubungan yang intim dengan orang lain (Erikson dalam; Papalia & Olds, [998). Dalam membangun suatu hubungan intim, pencarian pasangan merupakan hal yang tidak terpisahkan di dalamnya. Umumnya perempuan cenderung memilih pasangan laki-laki yang memiliki tingkat intelegensi yang lebih tinggi dan pekerjaan yang lebih mapan sebagai pasangan ideal. Sebalikuya, laki-laki cenderung memilih perempuan yang berusia lehih muda dan memiliki daya tarik fisik yang lebih sebagai pasangan ideal (Peplau, 1983; dalam Tumor & Helms, l995).
Namun kenyataannya, preferensi seorang perempuan dewasa muda untuk memilih pasangan laki-laki yang berusia lebih muda bukanlah hal yang aneh lagi pada kehidupan saat ini. Meskipun mendapat pro dan kontra dari lingkungan terdekat, terutama keluarga dan masyarakat luas, terbukti bahwa jumlah pasangan perempuan dengan laki-laki berusia lebih muda se makin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menandakan adanya pengalaman khusus yang menyertai mereka, khususnya bagi perempuan dewasa muda, baik pada masa pra pacaran maupun masa pacaran yang sedang dijalani.
Jika ditinjau secara teori, beberapa tokoh yang mengemukakan bahwa hubungan pacaran yang demikian cenderung rentan terhadap konflik, baik konflik yang berkaitan dengan faktor intenal (masalah di antara pasaingan) maupun konflik yang berkaitan dengan faktor eksternal (melibatkan orang di luar pasangan). Namun dengan semakin banyaknya perempuan dewasa muda yang menjatuhkan pilihan mereka pada pasangan yang berusia lebih muda, maka mungkin saja konflik-konflik tersebut menjadi berkurang atau bahkan berubah menjadi suatu hubungan yang menyenangkan dan langgeng hingga ke jenjang pernigkahan, Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan studi lebih jauh mengenai hubungan pacaran ini. Hal khusus yang ingin diteliti oleh penulis adalah mengenai gambaran konsep pacaran dan pengalaman berpacaran (terdiri dari alasan untuk berpacaran, konflik yang dihadapi, tanggapan orang tua dan significant athers keuntungan dan kerugian, dan perencanaan dalam kehidupan mendatang) dilihat dari sudut pandang perempuan dewasa muda. Penulis tertarik untuk memperoleh informasi dari sudut pandang perempuan, berkaitan dengan adanya pendapat bahwa perempuan cenderung memilih pasangan pria yang lua dan lebih mapan.
Tinjauan pustaka yang digunakan antara lain teori mengenai hubungan pacaran (delinisi dan konsep. alasan dan tujuan. tahapan, faktor yang mempengaruhi proses menuju hubungan pacaran, dan konflik-konflik yang dialami), perempuan dewasa muda, dan keterkaitan semua aspck tersebut.
Penulis menggunakan metode kualitatif dalam upaya memperoleh data. Hal ini dikarenakan konsep hubungan pacaran dan pengalaman berpacaran tidak terlepas pada penghayatan masing-masing individu, sehingga menjadikan mereka unik dan tidak dapat digeneralisasikan. Lewat pendekatan kualitatif juga, penulis dapat memahami hal-hal yang diteliti sebagaimana penghayatan individu yang bersangkutan. Penelitian kualitatif mengungkapkan data dari perspektif subyek yang diteliti, berusaha memahami gejala tingkah laku manusia menurut penghayatan si pelaku atau melalui sudut pandang subyek penelitian (Dooley, dalam Poerwandari, 1998). Dalam hal ini penulis menggunakan teknik wawancara sebagai teknik utama dalam memperoleh informasi dari subyek yang bersangkutan.
Untuk membantu menggali hal-hal khusus tersebut secara lebih jelas dan menangkap kompleksitas dari penghayatan tersebut secara utuh, penulis menggunakan tes kepribadian sebagai salah satu alat diagnostik tambahan dalam memperoleh data. Tes yang dipilih penulis adalah Thematic Appercepzion Test (TAT) sebagai salah satu tes kepribadian yang bersifat proyektif. TAT merupakan teknik untuk menginvestigasi dinamika kepribadian yang terrmanifestasikan dalam hubungan interpersonal dan dalam interpretasi bermakna terhadap Iingkungan. Kekuatan TAT terletak pada kemampuannya dalam mencetuskan isi dan dinamika hubungan interpersonal serta pola-pola psikodinamik yang tercakup di dalamnya (Bellalc, 1993).Sementara hubungan pacaran tidak terlepas dari ikatan hubungan interpersonal antara dua orang individu, di mana di dalamnya terkandung pandangan, dorongan, emosi, sentimen, konflik, serta kompleks pribadi. Karenanya, selain menggunakan teknik wawancara untuk menggali hal-hal yang secara sadar diungkapkan oleh subyek, penulis menilai pentingnya melakukan TAT untuk dapat membantu menggali hal-hal yang tidak disadari sehubungan dengan hal-hal yang dapat terukur dari TAT itu sendiri. Kartu-kartu TAT yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 5 kartu (kartu 4, 6GF, 9GF, 10, dan l3MF).
Subyek penelitian berjumlah 3 orang, dengan rentang usia sekitar 30 sampai 31 tahun, yang memiliki latar belakang pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan sosial yang berbeda satu sama lain. Kriteria yang dibatasi oleh penulis adalah subyek beradapada rentang usia dewasa muda (20-40 tahun) dan memiliki pasangan minimal 5 tahun lebih muda darinya.
Dalam hasilnya, ditemukan bahwa ketiga subyek memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap konsep pacaran maupun pengalaman berpacaran yang mereka alami. Dari sekian karakteristik mengenai konsep pacaran yang mereka kemukakan, dua diantaranya sama-sama menyebutkan pacaran sebagai proses menuju pemikahan dan pacar mendapatkan prioritas utama dibandingkan dengan teman dan 0rang-orang lainnya. Meskipun demikian, pernikahan tersebut bukanlah merupakan sesuatu hal yang bersifat urgent untuk dilakukan, sehingga dua di antara tiga subyek saat ini belum juga memikirkan mengenai pernikahan secara serius dengan pasangan mereka masing-masing.
Dalam hal alasan, ketiga subyek pun memiliki pendapat yang berbeda-beda. Dua dari tiga subyek sama-sama mengalami konflik yang cukup besar, berkaitan dengan pihak eksternal, yakni ketidaksetujuan orang tua mereka dan juga orang tua pasangan terhadap hubungan yang sedang jalan saat ini. Rupanya konflik ini cukup mempengaruhi kepuasan mereka terhadap hubungan yang mereka jalin. Hal ini bisa dibandingkan dengan seorang subyek lainnya, yang mendapat dukungan penuh dari kedua pihak keluarga, bahwa ia memiliki tingkat kepuasan hubungan yang lebih besar. Namun konflik dengan pasangan dan konflik internal pun kerap mewamai kehidupan berpacaran mereka, meskipun ketiganya memiliki rentang keparahan yang berbeda-beda, serta pola penyelesaian konflik yang berbcda-beda pula. Keuntungan dan kerugian juga dirasakan oleh ketiga subyek secara unik dan subyektif. Mengenai perencanaan ke depan, satu orang subyek sudah memiliki kemantapan sehingga berani untuk memutuskan akan menjalani kehidupan pernikahan lewat pertunangan yang telah dilakukan beberapa waktu silam. Sementara dua subyek lainnya, yang masih dihadapkan seputar konflik dengan keluarga, masih mcrasa ragu untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Bahkan salah seorang diantaranya berpikir untuk mencari pasangan lain yang lebih mapan sesuai dengan harapan kedua orang luanya.
Penggunaan TAT sebagai alat bantu sekundar dalam penelitian ternyata dapat memperkaya penemuan, karena TAT terbukti mampu memberikan gambaran mengenai subyek secara lebih mendalam dan dapat membantu penulis dalam memahami subyek secara lebih utuh dari sekedar yang diperoleh dalam anamnesa. Pengalaman serta penghayatan subyek, khususnya yang bersifat tidak sadar, terhadap hubungan pacaran yang tidak terungkap dalam anamnesa ternyata terproyeksikan melalui TAT, Kelengkapan informasi yang diperoleh melalui TAT meliputi stmktur serta dorongan atau kebutuhan tidak sadar dari subyek, konflik yang sedang dialami serta bagaimana subyek mempersepsikan dan berelasi dengan orang lain serta lingkungannya.
Sebagai bahan diskusi, ditemukan bahwa ternyata tingkat kepuasan hubungan seorang perempuan dewasa muda sangatlah dipengaruhi oleh tanggapan orang tua mereka ataupun orang tua pasangan. Selain itu ketiga subyek ternyata tidak sedikitpun mempermasalahkan mengenai kondisi finansial pasangan pasangan mereka yang cenderung lebih rendah dari mereka. Hal ini dipahami oleh mereka secara baik dan penuh rasa maklum, sehingga masalah keuangan tidak terlalu menjadi masalah yang berarti bagi diri mereka-secara pribadi. Selanjutnya ditemukan bahwa kartu 9GF pada TAT terbukti kurang efektif digunakan dalam penelitian ini.
Dari segi teknis, ditemukan kesulitan dalam memperoleh subyek dan adanya pemikiran mengenai pentingnya memperoleh infonnasi dari pihak pasangan agar hasil dapat diperoleh secara menyeluruh dan lengkap. Untuk itu disarankan untuk ikut memasukkan pasangan sebagai significant other yang penting dalam melihat dinamika suatu hubungan pacaran, apapun temanya. Selain itu perlunya melakukan uji coba terlebih dahulu terhadap kartu-kartu TAT yang akan digunakan, agar pelaksanaan penelitian dapat berjalan secara lebih efektiti Meskipun demikian, secara umum TAT terbukti efektif digunakan dalam penelitian serupa dan sebagai acuan bagi psikolog dalam proses konseling nantinya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Annisa Az Zahra
"Individu tunanetra tidak memiliki persepsi visual. Karena itu, untuk membentuk sebuah persepsi dalam suatu ruang, ia menggabungkan informasi dari indra pendengaran, penciuman, dan peraba. Untuk mewujudkan ruang yang sesuai bagi kebutuhan individu tunanentra, diperlukan pemahaman mengenai bagaimana tunanetra mempersepsikan sebuah ruang. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengkaji elemen-elemen spasial yang berperan dalam pembentukan persepsi tunanetra di taman. Dalam skripsi ini, penulis melakukan observasi dan menganalisis data dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa elemen – elemen yang berpengaruh dalam pembentukan persepsi tunanetra di taman diantaranya adalah elemen suara, bau, dan elemen taktil seperti suhu, elevasi permukaan, tekstur, tepian dan dinding. Elemen tersebut berpengaruh terhadap kegiatan individu tunanetra saat orientasi dan mobilitas diri di taman. Selain itu, elemen tersebut juga berpengaruh terhadap pembentukan persepsi individu tunanetra dalam menilai kualitas taman.

Blind individuals do not have visual perception. Therefore, to form a space perception, they combine information from the senses of hearing, smell, and touch. This paper discusses the spatial elements that play a role in shaping the space perception of a blind person in the park. These elements are sound, odor, and tactile elements, such as temperature, surface elevation, texture, edge and walls. From the study, it is concluded that these elements affect the orientation and mobility of a blind person in the park. In addition, these elements also affect the perception of blind individuals when assessing the quality of the park."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfan Fadilah
"Rasa aman merupakan hal yang dibutuhkan oleh setiap manusia ketika berada dimanapun dan kapanpun. Rasa aman didapatkan setelah manusia melakukan penyesuaian dengan lingkungannya. Salah satu cara yang dilakukan untuk melakukan penyesuaian tersebut adalah pertahanan diri. Pertahanan diri merupakan mekanisme yang dilakukan seseorang ketika ruang personalnya terganggu. Pada sebuah ruang urban, terdapat banyak jenis aktivitas berbeda yang dilakukan. . Setiap aktivitas memiliki cara yang berbeda dalam pelaksanaannya sehingga terdapat perbedaan cara dalam melakukan mekanisme pertahanan diri. Skripsi ini mengkaji bagaimana mekanisme pertahanan diri dapat membentuk rasa aman saat melakukan aktivitas di ruang terbuka publik. Pengamatan dilakukan pada acara Car Free Day di Jakarta tepatnya di area Bundaran HI dan Senayan. Ruang tempat dilakukannya Car Free Daymerupakan ruang-ruang jalan yang dialihkan fungsinya sementara menjadi ruang rekreasi. Hasil menunjukkan adanya perbedaan mekanisme pertahanan diri pada aktivitas statis dan dinamis. Ruang Car Free Day beserta elemen-elemen di dalamnya, digunakan untuk beraktivitas dan juga mengakomodasi kebutuhan pertahanan diri.

A sense of safety is a fundamental need for everyone, regardless of location or time. This sense of safety is achieved once people adjust to their environment. One way to facilitate this adjustment is through self-defense mechanisms. Self-defense is a process individuals employ when their personal space is disrupted. In an urban space, there are various types of activities taking place. Each activity has its unique way of being performed, which leads to different approaches to employing self-defense mechanisms. This thesis explores how self-defense mechanisms create a sense of safety while engaging in public open spaces. The observation was conducted during the Car Free Day event in Jakarta, specifically in the Bundaran HI and Senayan areas. During Car Free Day, roads are temporarily repurposed as recreational spaces. The findings show distinct self-defense mechanisms in static versus dynamic activities. The spaces used for Car Free Day and the elements within them serve not only for activities but also accommodate the needs for self-defense."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wood, Julia T., 1950-
"Award-winning author Julia T. Wood presents a pragmatic introduction to the concepts, principles, and skills of interpersonal communication?helping you build the skills you need to become a better communicator. You'll also read about such timely issues as the ethical challenges and choices that affect interpersonal communication, emotional intelligence and forgiveness, interracial relationships, safe sex, dealing with abuse from intimates, race-related differences between conflict styles, the power of language, and more! -- Product Description."
Jakarta: Salemba Empat, 2010
153WOOK001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Wood, Julia T., 1950-
"Award-winning author Julia T. Wood presents a pragmatic introduction to the concepts, principles, and skills of interpersonal communication?helping you build the skills you need to become a better communicator. You'll also read about such timely issues as the ethical challenges and choices that affect interpersonal communication, emotional intelligence and forgiveness, interracial relationships, safe sex, dealing with abuse from intimates, race-related differences between conflict styles, the power of language, and more! -- Product Description."
Jakarta: Salemba Empat, 2010
153WOOK002
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Wood, Julia T., 1950-
"Award-winning author Julia T. Wood presents a pragmatic introduction to the concepts, principles, and skills of interpersonal communication?helping you build the skills you need to become a better communicator. You'll also read about such timely issues as the ethical challenges and choices that affect interpersonal communication, emotional intelligence and forgiveness, interracial relationships, safe sex, dealing with abuse from intimates, race-related differences between conflict styles, the power of language, and more! -- Product Description."
Jakarta: Salemba Empat, 2010
153WOOK003
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Wood, Julia T., 1950-
Jakarta: Salemba Humanika, 2013
158.2 WOO it
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nelson-Jones, Richard
Jakarta: Bumi Aksara, 1996
158.2 NEL c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Sukma, 1964-
Bandung: Abardin, 1989
327.2979 RIZ a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>