Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135930 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Virani Mayniana
"Dalam suatu proyek konstruksi hampir selalu terjadi pengerjaan ulang (rework) hanya saja memiliki kualitas dan kuantitas yang berbeda-beda. Salah satu penyebab terjadinya pekerjaan ulang (rework) yaitu komunikasi yang buruk dan sering diabaikan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan memberikan rekomendasi respon risiko dalam memperbaiki dan mengembangkan manajemen komunikasi guna meminimalisir terjadinya pengerjaan ulang (rework) pada Proyek Jalan Tol Cibitung-Cilincing. Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor risiko manajemen komunikasi serta menganalisis setiap data kuesioner dari responden yang terlibat pada proyek konstruksi. Setelah dilakukan analisis, terdapat 6 faktor risiko dominan manajemen komunikasi terhadap terjadinya pengerjaan ulang (rework). Kemudian dilakukan analisis untuk mengetahui penyebab, respon preventif, dampak, serta respon korektif dari masing-masing faktor risiko dominan tersebut. Hasil dari analisis tersebut digunakan sebagai pedoman dalam mengembangkan alur komunikasi pada Proyek Jalan Tol Cibitung-Cilincing untuk nantinya dapat digunakan sebagai leasson learn pada proyek lainnya yang sejenis.

In a construction project, rework almost always occurs, but it has different quality and quantity. One of the causes of rework is poor communication and is often ignored. Therefore, this research aims to provide risk response recommendations in improving and developing communication management to minimize the occurrence of rework on the Cibitung-Cilincing Toll Road Project. This research was conducted by identifying communication management risk factors and analyzing each questionnaire data from respondents involved in the construction project. After the analysis, there are 6 dominant risk factors of communication management on the occurrence of rework. Then an analysis was conducted to determine the causes, preventive responses, impacts, and corrective responses of each of these dominant risk factors. The results of the analysis are used as a guideline in developing the communication flow on the Cibitung-Cilincing Toll Road Project."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Zahrina Putri
"Pada beberapa proyek di PT.X terdapat keluhan pembengkakan biaya akibat banyaknya pekerjaan rework. Hal ini diindikasikan karena kurangnya pengelolaan SDM. Tim proyek seharusnya direkrut dan dikelola agar memiliki kemampuan tertentu agar menghasilkan kinerja biaya yang baik salah satunya dengan meminimalisir rework. Namun acuan yang digunakan untuk mengembangkan kompetensi tersebut belum mempertimbangkan faktor- faktor risiko penyebab rework. Sebagai respon permasalahan, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko yang dapat mempengaruhi tugas dan tanggung jawab tim proyek dalam pengendalian mutu agar tidak terjadi rework sehingga meningkatkan kinerja biaya, serta mengembangkan kompetensinya berdasarkan jobdesc baru dengan adanya aktifitas yang dibutuhkan untuk merespon risiko tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus dan metode survey. Sementara untuk mengetahui faktor risiko dominan menggunakan analisa risiko kualitatif. Penelitian ini menghasilkan sebuah tabel yang berisi elemen-elemen kompetensi beserta unjuk kerja terhadap 6 fungsi dalam organisasi proyek PT.X yang berperan dalam aktivitas respon risiko dominan yang telah diidentifikasi, serta modul pelatihan yang sesuai untuk mengisi gap kompetensi yang ada.

In some projects in PT.X cost overrun being big problem due to large number of rework. This is indicated due to lack of human resources management. Project teams should be recruited and managed to have a certain understanding and ability to be able to produce good performance by minimizing rework. As reponse, this study aims to identify risks that may affect the tasks and responsibilities of the project team in quality control in order to avoid rework so cost performance can be improve and then to develop its competence based on new jobdesc by the activities required to respond those risks.
The research method used is case study and survey. A case study conducted on PT.X as a building contractor. While the survey was conducted to determine the dominant risk factors using qualitative risk analysis. This study produces the elements of competence along with the performance of the 6 functions within the PT.X project organization that play a role in identified dominant risk response activities, as well as appropriate training modules to fill in the existing competency gap.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Mardiana
"Dalam keterlibatan kompleks proyek konstruksi, kemampuan berkomunikasi diperlukan untuk berinteraksi karena apabila terdapat kesalahan, akan menyebabkan penyimpangan biaya, waktu, mutu. Pemahaman manajer proyek dalam manajemen komunikasi menjadi penting karena kekuatan manajer proyek dalam menyampaikan informasi kepada tim sangat berpengaruh. Tujuan penelitian ini adalah mencari faktor-faktor komunikasi dari pemahaman manajer proyek, aplikasinya, dan pengaruhnya terhadap mutu. Analisis yang dilakukan adalah mendata beberapa proyek di Jakarta dari PT. X dengan analisis statistic validitas dan reabilitas, non-parametrik, deskriptif, serta korelasi dan regresi. Dengan hasil ini dapat diketahui faktor-faktor komunikasi yang buruk yang mengakibatkan penurunan kinerja mutu dari implementasi manajer proyek.

In the complexity of construction project, ability of communicating is needed to decreases bad effects in cost, time, and quality. Comprehension of a project manager in project communication management being important because the power of project manager in informing is strongly influencing. The analysis for this research is taking data on projects in Jakarta from PT. X. Processing data is done by statistic analysis which is validity and realibility, non parametric, descriptive, correlation and regression analysis. With this product, will be found the communication factors that decreasing the quality performance from management communication project knowledge implementation of a project manager."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50550
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Trihadi Purwanto
"Politik, ekonomi, sosial, hukum/legal, teknologi, dan lingkungan yang kompetitif mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk bertahan dan tumbuh. Manajer Proyek perlu untuk mengidentifikasi dan berinteraksi dengan institusiinstitusi dan individu-individu kunci di dalam sistem lingkungan proyek.
Keterlambatan Pelaksanaan yang terjadi pada proyek konstruksi sangat berhubungan erat dengan komunikasi para stakeholder, untuk itu perlu dilakukan analisis faktor-faktor dominan pada tahap perencanaan komunikasi terhadap penyimpangan waktu pelaksanaan pada suatu proyek agar pada periode selanjutnya dapat memperbaiki kinerja proyek dan mengatasi keterlambatan dengan cara yang efisien.
Strategi yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus dan metode analisa yang digunakan untuk menguji variabel didalam penelitian ini adalah metode SPSS, yaitu suatu metode yang digunakan untuk mencari faktor?factor dominan penyebab penyimpangan perencanaan komunikasi stakeholder yang berpengaruh terhadap waktu pelaksanaan proyek.
Hasil yang ingin diperoleh dari tulisan ini adalah ditemukannya faktorfaktor dominan penyebab penyimpangan waktu pelaksanaan pada proyek konstruksi yaitu sistem pengarsipan, metode komunikasi dan teknologi serta ketersediaan informasi dan tindakan antisipatif dari faktor-faktor tersebut.

Political, economic, social, law / legal, technological, and environment which kompetitif, influence the company ability to stay and grow. Project Manager need to identify and have interaction with the institution and key individual in the project environmental system.
Execution Delay that happened at project of construction very closely related with the communications to all of stakeholder, for that require to be conducted by a dominant factors analysis at phase of communications planning to time variance of execution at one particular project so that at period hereinafter can improve; repair the performance of a project and overcome the delay by efficient.
Strategy used at this research is case study and analysis method used to test the variable in this research is SPSS method, that is a method used to look for the dominant factors cause of deviation of stakeholder communications planning, having an effect on to execution time of project.
Result which wish obtained from this article is finding of dominant factors of cause of execution time variance project that is data filing system, method of communication and data availability and anticipative action from these factors.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35791
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sulaeman
"Sebagai bagian dari ilmu Manajemen, konsep maturity dalam Manajemen Proyek juga banyak persamaan dengan konsep maturity yang diterapkan dalam Manajemen secara umum. Adanya perbedaan dalam kedua konsep tersebut lebih dikarenakan adanya keunikan manajemen proyek itu sendiri dibandingkan dengan cabang-cabang ilmu manajemen yang lain. Salah satu persamaan yang prinsipil dalam kedua konsep tersebut adalah memakai "Organisasi sebagai objek yang dipakai untuk mengukur tingkat maturity.
Untuk mengetahui sejauh mana suatu perusahaan telah menerapkan prinsip-prinsip manajemen proyek, tentunya diperlukan suatu metode untuk menentukan positioning perusahaan tersebut dalam menerapkan prinsip-prinsip manajemen proyek. Dengan kata lain, sudah sejauh mana tingkat maturity manajemen proyek pada perusahaan tersebut. Cara yang paling umum adalah dengan melakukan assesment pada perusahaan tersebut.
Suatu perusahaan secara terus-menerus akan selalu berhadapan dengan tantangan berupa persaingan yang ketat dan lingkungan usaha yang terus berubah. Perusahaan harus secara terus-menerus (continue) beradaptasi dengan lingkungan jika ingin bertahan dan berhasil dengan baik. Pimpinan perusahaan akan selalu dikonfrontasikan dengan tugas-tugas kritis untuk menganalisis dan mengembangkan kemampuan perusahaan untuk survive dan berkembang dalam iklim dunia usaha yang kompleks dan terus berubah. Banyak perusahaan yang berhasil menggunakan/menerapkan manajemen proyek sebagai strategic tool untuk menjawab perubahan lingkungan ini. Perusahaan yang berhasil menerapkan manajemen proyek sering menjadi perusahan yang agile (gesit) serta tahu cara menghadapi dan mengendalikan perubahan tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16878
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romy Piliando
"Di dalam proses penyelenggaraan konstruksi, tahapan tender atau proses pelelangan merupakan salah satu bagian kunci yang tidak kalah pentingnya dengan kegiatan lainnya. Hal ini dikarenakan kesuksesan pada tahapan ini merupakan kegiatan awal dari penyelenggaraan konstruksi tidak akan pernah dimulai.
Pada saat ini, penyelenggaraan lelang diatur pada Keppres 80/2003 dimana Proyek Pemerintah lebih mengacu pada usaha untuk mencari Harga Penawar Terendah (Terendah Responsif). Dan khusus untuk pengadaan jasa konstruksi pada proyek pemerintah, penyelengaraan lelang diatur pula dalam Kepmen Kimpraswil Nomor 257 Tahun 2004 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi dan Kepmen Kimpraswil Nomor 339 Tahun 2003.
Penelitian ini berusaha untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penentuan pemenang lelang jasa konstruksi pada proyek pemerintah di Kota Depok, dengan mengumpulkan responden dalam bentuk kuisioner dan wawancara terhadap kontraktor yang pernah mengikuti proses pengadaan jasa konstruksi di lingkungan pemerintah, terutama di bagian Dinas Pekerjaan Umum Kota Depok. Data hasil kuisioner ini akan di analisa dengan menggunakan metode SPSS 13.
Dari hasil analisa ini di dapat faktor ? faktor dominan yang mempengaruhi penentuan pemenang lelang jasa konstruksi yaitu pengalaman kontraktor, hubungan baik dengan pemilik proyek dan referensi bank.

In implementation of construction process, tender phase as a part which is not least important with another activity. It?s because, the success of this phase is the first activity of the construction implementation.
Today, tender implementation is arranged by Keppres 80/2003 which the government project is refer to find the lowwest price bidders. And especially for the procurement of construction service on government project, tender implementation is arranged by Kepmen Kimpraswil No. 257/2004, about the standard and guideline for the procurement of construction service, and Kepmen Kimpraswil N0. 339/2003.
This research is trying to find the factors which influence Decision the winner of construction service tender on government project especially in Kota Depok, by collecting Quisionare from respondens and by interviewing the contractors which have been following the procurement process of construction service on government project, especially in Dinas Pekerjaan Umum Kota Depok. The result of this quisionares will be analized with SPSS 13.
From the result, we have the dominant factors which influence decision the winner of construction service tender. The factors are contractor experiences, good relationship with the owner and the bank reference.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35740
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Woro Liana Lestari
"Kinerja biaya suatu proyek dapat diukur dengan beberapa metode.Salah satunya, yaitu dengan menghitung varian biaya (cost variance), yaitu selisih antara biaya estimasi dan biaya aktual. Apabila varian biaya = 0, maka kinerja biaya proyek dianggap sesuai budget. Akan tetapi, apabila varian biaya bernilai negatif, maka proyek dianggap mengalami pembengkakan biaya (cost overrun). Cost overrun adalah permasalahan kronik yang hampir terjadi di setiap proyek. Pada proyek di industri otomotif, cost overrun ini sering terjaditerutama ketika perusahaan menangani proyek produk baru (new product project).
Penelitian ini mengambil contoh kasus cost overrun di PT. X pada 2 (dua) proyek perakitan mobil tipe SUV dan sedan, di mana pada kedua proyek tersebut terjadi pembengkakan biaya sebesar 184% (untuk proyek mobil sedan) dan 55.9% (untuk proyek mobil SUV). Pelaksanaan kedua proyek ini dilakukan secara partnering dengan sebuah perusahaan otomotif dari Jerman, yaitu Auto AG. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor risiko penyebab cost overrun di PT. X pada saat perusahaan ini menjalankan proyek produk baru-nya secara partnering dengan Auto AG dan melihat bagaimana pengaruhnya terha-dap kinerja biaya proyek secara keseluruhan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan studi literatur terlebih dahulu, di mana hasil literatur tersebut laludivalidasi oleh pakar dan beberapa responden melalui kuesioner. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini, meliputi uji validitas dan reli-abilitas, uji kecukupan data dengan metode KMO, dan analisis risiko.
Hasil akhir-nya adalah faktor adanya perencanaan anggaran yang tidak tepat dan adanya peru-bahan yang terjadi di saat start-up tapi tidak terdokumentasi dengan baik menjadi dua faktor risiko tertinggi yang menyebabkan cost overrun pada new product project di PT. X.

Project cost performance can be measured within several methodes. One of them is by calculating the difference between the estimated cost and the actual cost or known as cost variance. If the cost variance = 0, the project cost performance is perfectly on-budget. But if the cost variance has negative value, the project is indicated of incurring cost overrun. Cost overrun is a chronic problem that happens in almost every project. In automotive industry, cost overrun happens several times when the company is having new product project.
This research takes sample from two cost overrun cases in PT. X when the company started assembling two kinds of new vehicle : SUV and passanger car. During their operation, the company had faced up cost overruns of more than 184% (for passenger car project) dan 55.9% (for SUV project). PT. X is running all of their new product projects in partnering with Auto AG, an automotive company from Germany. In this study, the risk factors causing cost overruns in new product project in PT. X, which was completed in partnering with Auto AG in Germany, will be further analyzed to find outwhichfactors that affect the overall project cost performance. This research uses qualitative method based on literature study.
The result from literature study is validatedby experts and some respondents by using questionnaire. The data collected from questionnaire is analyzed usingvalidity and reliability test, data adequacy testwith KMO method, and risk analysis. As the result, there are twodominant factors causing cost overrun in new product project in PT. X. Those two factors are the inappropriate usage of budget and changes during start up which are not well-documented.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44748
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kendrick, Tom
""The Project Management Tool Kit" presents proven project management practices in an accessible, easy-to-apply format. Based on established methodologies used by successful project managers in many fields, the "Tool Kit" features comprehensive summaries of all the processes outlined in the most recent edition of the "PMBOK[registered] (Project Management Body of Knowledge)". Complete with checklists and other tools for quick implementation, here is a practical and complete guide to mastering any project challenge."
New York: American Management Association, 2004
e20450019
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Erijanto
"Joint Operation adalah salah satu cara dalam mengelola suatu proyek konstruksi, yang mana dalam pembentukannya dapat terjadi antara sesama perusahaan konstruksi nasional maupun dengan perusahaan konstruksi asing.
Berdasarkan sebuah penelitian Internasional yang dilakukan oleh Li Bing & L.K Tiong (1999) tentang faktor faktor berisiko dalam sebuah Joint Venture, terdapat tiga faktor utama yang dapat menimbulkan risiko yaitu, faktor internal, faktor spesifik proyek dan faktor eksternal, adapun faktor internal yang berisiko dapat dibagi kedalam sepuluh faktor, yaitu kondisi keuangan perusahaan induk perhitungan laba/rugi proyek sikap saling tidak percaya antara karyawan, adanya perubahan kebijakan perusahaan induk, kurangnya kemampuan manajemen dan sumber daya partner, adanya intervensi yang berlebihan dari salah satu pihak, ketidakpuasan dalam penempatan staf, ketidakpuasan dalam pengalokasian pekerjaan, alih teknologi dan adanya perbedaan budaya, sosial dan kepercayaan dari partner.
Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap beberapa perusahaan konstruksi nasional yang pernah melaksanakan proyek konstruksi yang dikelola secara Joint Operation, dengan jalan menyebarkan kuesioner, dan mengkaji dokumen proyek terkait. Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagian besar dari responden beranggapan bahwa kondisi keuangan perusahaan induk, sikap saling tidak percaya antara karyawan dan kurangnya kemampuan manajemen dan sumber daya partner merupakan faktor faktor internal yang sangat berpengaruh dalam sebuah Joint Operation yang mana hal-hat diatas dapat mempengaruhi kinerja dari proyek konstruksi tersebut.

Joint Operation is one of the way in managing a construction project, which is the establishment could be formatted between the National Construction Companies itself or with the International Construction Companies.
Based on an international research by Li Bing & Robert Lee-Kong Tiong (1999), the risk factors are grouped into three main groups: Internal Factor, Project-specific Factor and External Factor, the risk of internal factors can he categorized into fen factors: Partner 's parent company in financial problems, disagreement on accounting of profits and loss, employees from each partner distrust each other, policy changes in your partner 's parent company, partner's lack of management competence and resourcefulness, overinterference by parent company of either partner, disagreement on allocation of staff positions, disagreement on allocation of works, technology transfer dispute and different social, culture, and religious_
Research by distributing questionnaires and document studies to some of the National Construction companies, who have performed Joint Operation of a construction project, can be concluded that mostly of the respondents are agree that the partner 's parent company in financial problems, employees from each partner distrust each other and partner's lack of management competence and recourcefulness, they are the main internal factors that influence to the Joint Operation and will create a bad impact to the performance of the construction project.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betty Ariana
"Pada tahun-tahun terakhir ini, banyak perusahaan telah memberi perhatian pada Quality Management, karena pelanggan lebih menyukai barang dan jasa yang berkualitas tinggi dengan harga yang wajar. Salah satu aspek dari quality management tersebut adalah Cost Of Quality, yang terdiri dari empat kategori yaitu prevention cost, dan appraisal cost sebagai biaya yang berkaitan dengan usaha menghasilkan kualitas baik serta internal failure cost dan external failure cost sebagai biaya akibat kualitas yang tidak baik.
Sementara dalam literatur dapat diperoleh data-data tentang cost of quality dari perusahaan industri manufaktur, Minn ini akan menyajikan sistem perhitungan serta hasil perhitungan berupa nilai cost of quality dari proyek konstruksi. Tujuan dari penulisan ini antara lain adalah untuk mengetahui nilai cost of quality pada kegiatan proyek konstruksi, yang selanjutnya akan dianalisis dan disimpulkan, sehingga dapat memberi kontribusi bagi kalangan akademis berupa sumbangan informasi tentang praktek manajemen kualitas serta bermanfaat bagi praictisi jasa konstruksi dalam usaha membangun dan mengembangkan sistem cost of quality khususnya pada proyek konstruksi.
Untuk maksud tersebut, penulis telah melakukan studi kasus pada dua puluh dua proyek bangunan gedung yang telah diselesaikan oleh kontraktor pads kurun waktu satu tahun terakhir. Metodologi yang diterapkan adalah dimulai dengan pengembangan teori, pemilihan kasus, kemudian membuat desain penelitian, selanjutnya pelaksanaan studi kasus sampai menghasilkan nilai cost of quality yang dilengkapi dengan analisis dan kesimpulan.
Kesimpulan dari studi kasus ini antara lain adalah :
- Sistem cost of quality dapat diterapkan pada proyek konstruksi
- Total cost of quality dan proyek-proyek yang diamati adalah sebesar 2.19% dari total biaya penjualan atau sebesar 1.92% dari total penjualan.
- Internal failure dan external failure cost merupakan kategori cost of quality yang dominan.

In recent years organizations have been focusing much attention on quality management, because the customers are prefer products or services with a high quality and reasonable price. One aspect of quality management is cost of quality, which are divided into four categories: prevention cost and appraisal cost are costs associated with improving quality, while internal failure cost and external failure cost result from poor quality.
Meanwhile from the literature we could get the data of cost of quality from manufacture industry, the study will provide a calculation system and resulting in the form of construction project's cost of quality. The main purpose of this study is to know whether the cost of quality system could be apply in the construction project as well as to calculate the value of cost of quality, with than will be analyzed, and concluded, so that it could give contribution for the academic society in form of information about practical quality management as well as it will be useful to construction industry practitioner, in their pursuit of developing cost of quality system in construction project.
For that reason, author has conducted a ease study on 22 construction projects which have been completed by the contractor in the last one year. The methodology that was used referred to theory written by Robert K. Yin , starting with theory development, selecting the case, designing data collection, conducting case study until it result in the value of cost of quality, including the analyses and conclusion.
The conclusion of the case study can be summarized as follows:
1. The cost of quality system can be implemented in construction project.
2. The total cost of quality is 2.19% from sales cost or 1.92% from total sales.
3. Internal failure and external failure cost are two dominant categories cost of quality.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T755
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>