Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131374 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hud Rafsanjani
"Pembangunan jembatan penting karena kemampuannya untuk menghubungkan masyarakat melalui koneksi darat-jalan, sehingga menghemat waktu dan meningkatkan produktivitas mereka yang tinggal di daerah ini. Oleh karena itu, penelitian ini mengevaluasi Jembatan Temadore, yang dibangun untuk menghubungkan Kota Ternate, Maitara dan Kota Tidore melalui jalan darat untuk meningkatkan pergerakan dan mengurangi kesenjangan dalam menilai kedua wilayah tersebut. Data dikumpulkan menggunakan Interpretative Structural Modeling (ISM) yang mencari dan mengidentifikasi beberapa variabel sesuai dengan daya ketergantungan dan daya dorong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan jembatan meningkatkan pergerakan aktivitas dan produktivitas masyarakat, sehingga mengarah pada pertumbuhan ekonomi.

The construction of bridge is important due to its ability to link communities through land-road connection, thereby saving time and increasing productivity of those living in these areas. Therefore, this research evaluated the Temadore Bridge, built to link Ternate City, Maitara land and Tidore City by road to enhance movement and reduce disparities in assessing both areas. Data were collected using the Interpretative Structural Modeling (ISM) which searched for and identified several variables according to the dependence power and driving power. The result showed that construction of bridge increased the movement of community activities and productivity, thereby leading to economic growth.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhimas Kirana Sainan
"Provinsi DKI Jakarta membutuhkan sebuah peralatan yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan penumpukan sampah yang terjadi di sungai-sungai kecil dan jalur air yang sulit diakses oleh peralatan berat yang telah ada saat ini. Hal ini disebabkan oleh padatnya pemukiman warga di bantaran sungai dan jalur air. Salah satu peralatan alternatif yang dapat digunakan yaitu excavator mini amfibi, karena memiliki mobilitas tinggi, kapasitas angkut yang dapat disesuaikan dengan volume penumpukan sampah, serta dapat bekerja di wilayah darat maupun air. Untuk memenuhi tuntutan kerja yang telah dikemukakan sebelumnya, dibutuhkan rancangan konstruksi penumpu unit excavator yang berbeda dari excavator pada umumnya. Konstruksi penumpu unit harus dapat dimanfaatkan sebagai penghasil gaya apung supaya keseluruhan unit mampu bekerja di wilayah air dalam kondisi mengapung (floating), selain itu konstruksi penumpu juga harus mampu menopang pembebanan, terutama yang dihasilkan oleh berat unit excavator dan peralatan penunjang kerja, ditambah dengan fungsi lain yaitu, mampu menampung bahan bakar, mengingat daerah kerja unit memiliki keterbatasan dalam aspek akses kendaraan besar (truck bahan bakar), sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan supply bahan bakar untuk unit setiap harinya, sehingga dipilih konstruksi fungsional berupa ponton double hull, yang juga mampu menunjang optimasi operasi pengerukan unit excavator. Semua tuntutan dan fungsi ponton yang harus dipenuhi dirancang dengan memperhitungkan ukuran minimal dari sungai maupun jalur air yang ada di wilayah provinsi DKI Jakarta.

DKI Jakarta needs an equipment that could be used to solve the rubbish problem that stuck on small rivers or waterway, which is hard to be accessed with heavy equipment that exist nowadays. This could happen because there are a lot of local people’s houses which are built on the side of small rivers or waterway. One of the equipment that could solve this problem is mini amphibious excavator, because it has high level of mobility, capacity which could be customized with the volume of rubbish, and also could work on the water as good as on the land. To fulfill the purpose that explained before, we need different design for the base construction. The base construction must produce buoyancy force so the whole unit could work on the water in floating condition, and also the construction could be tough enough to hold the pressure which is produced by the weight of excavator unit and auxiliaries equipment, not only that, the construction must provide the fuel tank, considering that the unit must work in the area which is difficult to be accessed by truck to gives fuel supply, so that double hull pontoon form is chosen, which also could optimized the dredging operation of the excavator. All of the design purpose and the pontoon’s function which is designed, must consider the minimum dimension of Jakarta’s small rivers and waterway"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaisha Tamara
"ABSTRACT
Jalan Tol Cikampek-Padalarang Cipularang membentang pada tebing curam dengan stratifikasi tanah lempung serpih yang memiliki kuat geser tanah rendah pada lerengnya. Pusjatan melampirkan data bahwa pada 23 Desember 2016 tiang P2 Jalan Tol Cipularang mengalami pergeseran hingga 57,02 cm. Pergeseran ini diduga terjadi akibat tanah lempung serpih yang berinteraksi langsung dengan air dari sungai Cisomang. Pergeseran tiang P2 mengindikasikan terjadinya pergeseran struktur pondasi Jembatan Cisomang sedalam 22 m secara lateral yang lebih besar dari penurunan aksial. Untuk itu, dilakukan studi dengan metode analisis balik dalam menentukan pengaruh perkuatan pondasi berupa borepile untuk menentukan pengaruh borepile kepada pergeseran lateral lempung serpih dibantu dengan perangkat lunak PLAXIS dalam menyimulasikan perilaku tanah. Penelitian ini mengajukan kedalaman borepile 35 m dan 60 m sebagai perkuatan pondasi eksisting. Disamping kontribusinya dalam mengurangi pergeseran lateral mencapai 33-68, perkuatan ini memotong bidang gelincir dari lereng Cipulareng dan meningkatkan faktor keamanan FK sebesar 4.7-16.

ABSTRACT
Cisomang bridge is one of the bridges connecting Jakarta and Bandung through Cikampek Padalarang Cipularang Highway. The Road and Bridge 39s Research and Development Center PUSJATAN presents data that on December 23rd, 2016 Pier P2 of Cipularang Highway is shifted for 57,02 cm. This movement is suspected occurred due to decreasing of clayshale 39 s shear strength caused by Cisomang River 39 s seepage. Pier P2 movement indicates more massive lateral displacement of Cisomang Bridge 39 s foundation for 22 m depth than its settlement. Accordingly, we study trough back analysis method for determining the impact of bore pile to lateral displacement on clayshale using PLAXIS to simulate the behavior of soil. This research proposes 35 m and 60 m depth bore pile to be a foundation reinforcement. Aside from its contribution on decreasing lateral displacement of existing foundation up to 33 68 , this reinforcement cut the slip surface of Cipularang slope and increase its safety factor SF for 4.7 16."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arianto
"Tahapan konstruksi ketika pembangunan jembatan cable-stayed akan berpengaruh terhadap analisis strukturnya. Respon struktur yang dihasilkan ketika analisis dilakukan secara langsung (jembatan utuh) tanpa memperhitungkan tahapan konsturksi akan berbeda dengan analisis sequential sesuai dengan tahapan konstruksinya.
Tulisan ini akan membandingkan hal tersebut. Untuk itu, analisis sequential perlu dilakukan sesuai tahapan konstruksi yang dilakukan. Gaya kabel prategang yang diberikan akan berbeda antara analisis langsung dengan analisis sequential. Gaya tersebut tergantung boundary condition yang ingin dicapai. Gaya dalam kabel prategang, gaya dalam momen lentur gelagar serta gaya dalam momen lentur pylon berubah-ubah setiap tahapan konstruksinya.
Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan respon struktur yang dihasilkan oleh analisis langsung dan analisis sequential. Perbedaan ini memiliki nilai maksimum sebesar 19,15% untuk gaya penarikan kabel, 3,27% untuk gaya dalam kabel pada saat jembatan utuh, dan 163,04% untuk gaya dalam momen lentur gelagar.

Applied construction stages in cable-stayed bridge construction will affect its structure analysis. The resulting structural response when the analysis is done by direct analysis (full structure) without considering the staging will be different with sequential analysis prior to its construction stage.
This paper will compare the result. Therefore, the analysis needs to be carried out according to the given sequential stages. Applied cable pretension forces will be different between direct and sequential analysis. The pretension forces depend on the boundary conditions need to be fulfilled. Cable's internal tension forces, girder's and pylon's bending moment change in every phase in construction stage.
The results show that there are differences between direct and sequential analysis. The differences have maximum value 19,15% for cable’s pretension force, 3,27% for cable's internal tension force when the member of the bridge is full, and 163,04% for bending moment at girder.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oby Robini
"ABSTRAK
Jembatan merupakan salah satu struktur bangunan yang memegang peranan penting dalam sistem transportasi. Kerap kali kasus keruntuhan jembatan di Indonesia terjadi karena lemahnya pemantuan dan pemeliharaan jembatan pada masa layannya. Untuk itu diperlukan suatu sistem pintar pada jembatan yang terdiri dari sensor-sensor dan mikrokontroler untuk memudahkan pemantauan respon struktur jembatan secara real time. Penelitian ini difokuskan pada permodelan dan pengujian subjek jembatan model rangka baja skalatis dengan melakukan beberapa tahapan analisis yakni: mengetahui parameter respon jembatan model terkait uji statik dan dinamik, membandingkan hasil pengujian dengan modelisasi program SAP2000. Respon struktur terhadap beban statik dilakukan untuk mengetahui parameter lendutan pada jembatan model. Analisis terhadap respon dinamik dilakukan dengan memberikan eksitasi pada jembatan model sehingga struktur bergetar bebas yang direkam oleh sensor accelerometer dan diolah bahasa pemrograman python. Perbandingan antara parameter statik maupun dinamik hasil modelisasi dengan eksperimen menunjukkan hasil identik. Persentase perbandingan hasil permodelan SAP2000 dengan eksperimen pada jembatan model untuk nilai lendutan adalah sebesar 5,79 , sedangkan untuk nilai frekuensi alami struktur yang didapatkan perbandingan sebesar 8,56 . Pada percobaan simulasi penurunan kekakuan jembatan, sistem dapat mendeteksi adanya perubahan nilai frekuensi alami yang dapat dikorelasikan dengan teori dinamika struktur.

ABSTRACT
Bridge is one of the building structures that play an important role in the transportation system. Often the case of collapse of bridges in Indonesia occurs due to weak monitoring and maintenance of bridges in the service period. For that we need a smart system on the bridge consisting of sensors and microcontroller to facilitate the monitoring of the response of the bridge structure in real time. This research is focused on modeling and testing of skeletal steel frame bridge model subjects by performing several stages of analysis that is knowing the parameter of bridge response model related to static and dynamic test, compare the test result with SAP2000 program modeling. The structural response to the static load is performed to determine the displacement parameters on the model bridge. The analysis of the dynamic response is done by giving the excitation on the model bridge so that the free vibrating structure is recorded by the accelerometer sensor and python programming language is processed. Comparisons between static and dynamic parameters modeled by experiments show identical results. The percentage of comparison of SAP2000 model result with experiment on bridge model for displacment value is 5,79 , while for natural frequency value of structure got comparison equal to 8,56 . In the simulation experiments of the decrease in bridge stiffness, the system can detect any changes in natural frequency values that can be correlated with structural dynamics theory."
2017
S69894
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Yoga Mandala Putra
"Jembatan Curug Klari merupakan bagian dari Sistem Jaringan Jalan Kabupaten dengan status Jalan Kabupaten, dimana jalan ini selain merupakan akses menuju Objek Vital Nasional Bendung Curug Klari, juga menjadi bagian dari Sistem Jaringan Jalan yang menghubungkan antara Rencana Jalan Tol Jakarta-Cikampek Selatan menuju Jalan Nasional Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat, Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated (Tol MBZ) Jembatan ini direncanakan akan mempunyai 3 bentang struktur atas yang terdiri dari struktur Pile Slab untuk jalan pendekat masing masing sepanjang 40 meter dan bentang utama menggunakan rangka baja tipe A sepanjang 80 meter sedangkan pada struktur bawah jembatan terdapat pilar dan abutmen yang direncanakan menggunakan tiang pancang kedalaman 26 meter diameter 600 mm dengan konfigurasi 2 baris x 6 tiang untuk abutment sedangkan untuk pilar jembatan adalah tiang pancang kedalaman 26 meter diameter 800 mm dengan konfigurasi 5 baris x 6 tiang. Dari hasil tinjauan proses desain jembatan curug klari yang dimulai dari survey pendahuluan, analisis perencanaan struktural, pemilihan material serta penentuan metode konstruksi semua telah memenuhi peraturan serta pedoman yang berlaku selain itu proses desain ini telah dilakukan identifikasi terhadap tantangan-tantangan yang ada dilapangan baik sisi Teknis, Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindung Lingkungan (K3LL) dan Sosial serta telah menerapkan profesionalisme dalam kegiatan perancangan atau desain sesuai dengan 6 (enam) prinsip dasar dalam Kode Etik Insinyur dengan tujuan untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap profesi keinsinyuran.

Curug Klari Bridge is part of the Road Network System and holds the administrative status of a Regency/Municipality Road, in which this road not only serves as access to the National Vital Object of the Curug Klari Weir but also forms part of the road network system connecting the planned Jakarta-Cikampek Selatan Toll Road to the Pantura National Road in West Java, the Jakarta-Cikampek Toll Road, and the Jakarta-Cikampek Elevated Toll Road (MBZ Toll Road). The Bridge is planned to have 3 main upper structure which consisting of Bridge Approach Using Pile Slab each 40 meters long and a main span using Steel Framed Type A 80 meters long, while the Substructures of the bridges including Abutments designed with 26 meter deep spun piles diameters 600 mm configured in 2 rows x 6 piles and the Piers designed with 26 meter deep spun piles diameters 800 mm configured in 2 rows x 6 piles From the results of the review of the design process of curug klari bridge starting from the preliminary survey, structural design analysis, material selection and construction methods all have fulfilled the applicable regulations and guidelines additionally this design process has identified the challenges that exist in the field both in terms of technical aspects, health, occupational safety and environmental protection (K3LL) aspects and social aspects all has applied professionalism in design or design activities in accordance with 6 (six) basic principles in the Engineer's Code of Ethics with the aim of increasing public trust in the engineering profession. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Heryudiasari
"Penelitian bertujuan untuk membandingkan keefektifan perilaku jembatan i girder dengan u girder akibat pembebanan yang terjadi pada struktur atas jembatan. Jembatan girder dengan panjang 36,6 meter dibebani oleh beberapa pembebanan yaitu berat sendiri, beban mati tambahan, beban lajur ?D?, beban angin, beban rem, temperatur, dan beban gempa. Jembatan menggunakan beton prategang yang mempunyai kabel prategang pada setiap girdernya. Variasi analisis jembatan pada setiap kondisi awal, kondisi kosong, kondisi akhir 1, dan kondisi akhir 2 menghasilkan nilai lendutan, tegangan, gaya dalam, kehilangan prategang, dan volume pekerjaan. Hasil penelitian menunjukkan jembatan u girder mempunyai tingkat keefektifan yang lebih tinggi daripada jembatan i girder pada hasil perbandingan lendutan, tegangan, dan gaya dalam. Tetapi, volume pekerjaan pada jembatan u girder lebih besar daripada jembatan i girder dengan perbandingan volume adalah 9,86%.

The objective of this study was to compare the effectiveness of behavior of i girder bridge with u girder due to loading that occurs on top of the bridge structure. Girder bridge with a length of 36.6 meters which is burdened by a dead load, superimposed dead load, lane ?D? load, wind load, load brakes, temperature, and seismic loads. Prestressed concrete bridge using prestressed cable having at each girder. Variation analysis of the bridge at the beginning of each condition, empty condition, final condition 1 and condition 2 yields the value displacement, stress, internal force, loss of prestressed, and volume of works. The results showed u girder bridges have a higher level of effectiveness than i girder bridge of the results of the comparison displacement, stress, and internal force. However, the cost of construction on the u girder bridge is greater than the i girder bridge with comparison volume is 9,86%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45974
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Zaki Risadi
"Dalam 5-6 tahun terakhir, pembangunan infrastruktur di Indonesia dipercepat. Banyak masalah terkait pengadaan lahan yang terjadi, karena itu digunakan struktur jembatan slab-on-pile sebagai solusi. Akibat properti unik struktur slab-on-pile dimana batasan antara struktur atas dan bawahnya yang sangat ambigu, dan fakta bahwa struktur slab-on-pile banyak digunakan pada proyek jalan tol elevated sedangkan menurut KKJTJ, setiap jembatan elevated yang panjangnya melebihi 3 km perlu dilakukan uji dinamik, maka dari itu, perlu dilakukan pengujian dinamik lateral terhadap struktur slab-on-pile agar bisa dianalisis karakteristik dinamiknya. Pada penelitian ini, pengujian dinamik lateral menggunakan eccentric mass shaker dilakukan terhadap struktur jembatan slab-on-pile agar diketahui frekuensi alaminya. Data yang diolah menggunakan proses FFT (fast fourier transform) dan FDD (frequency domain decomposition) divalidasi terhadap beberapa model struktur yang divariasikan dalam permodelan pondasinya serta jenis elemen yang digunakan. Terdapat 3 variasi jenis permodelan pondasi yaitu Full (dimodelkan seutuhnya), Fix.Point (dijepit pada taraf penjepitan lateral) dan Ground (dijepit pada elevasi ground) dan 2 variasi jenis elemen yang digunakan yaitu Frame & Shell dan Elemen Solid. Model dibuat menggunakan program Midas Civil.
Didapatkan nilai frekuensi alami struktur sebesar 3.3 Hz dalam arah longitudinal dan 4.5 Hz dalam arah transversal. Frekuensi alami dari pengujian setara dengan model dalam arah longitudinal, namun jauh lebih besar dari model dalam arah transversal. Hal ini karena dalam proses pemancangan spun pile, terjadi pemadatan tanah di sekelilingnya sehingga dalam arah transversal, dimana jarak antar pile kecil, kekakuan tanah meningkat. Dari penelitian ini juga didapat kesimpulan bahwa model yang paling akurat untuk memodelkan struktur slab-on-pile adalah model struktur yang dijepit pada taraf penjepitan lateral yang menggunakan elemen frame dan shell (FS- FIX.POINT) untuk arah longitudinal dan model struktur yang dijepit pada elevasi ground yang menggunakan elemen frame dan shell (FS-GROUND) untuk arah transversal.

In the last 5-6 years, infrastructure development in Indonesia has accelerated greatly. This causes land availability issues, which are solved by implementing slab-on-pile structures for bridge construction. Due to slab-on-pile bridges not having a clear border between their superstructure and substructure, and the fact that slab-on-pile bridges are often used for elevated toll road projects where KKJTJ states that all elevated toll roads spanning over 3 km must be assessed for its dynamic capabilities, a lateral dynamic test becomes relevant to conduct in order to analyze the structure’s dynamic characteristics.. In this research, a slab-on-pile bridge structure is tested for its lateral dynamic capacities using an eccentric mass shaker so that its natural frequencies can be obtained. The data processed using the FFT (fast fourier transform) and FDD (frequency domain decomposition) methods are compared with the values obtained from numerical models made using Midas Civil. Several models were made with variations on the spun pile foundation modelling method and the elements that were used for the model. Three spun pile foundation modelling method variations were used: Full (foundation fully modelled), Partial (foundation fixed at its fixity point), and Ground (foundation fixed at ground level); two variations of elements were used: Frame & Shell and Solid Element. The tests result in a longitudinal natural frequency of 3.3 Hz and a transversal natural frequency of 4.5 Hz. The longitudinal natural frequency is similar with the model’s longitudinal natural frequency. However, the transversal natural frequency is 16.9 – 32.8% higher than the model’s transversal natural frequency. This is caused by the erection of the spun pile foundation that causes its surrounding soil in the transversal direction to condense, which in the case of very short pile spacing distances, causes the soil stiffness to increase. The tests and models also show that the most accurate model in the longitudinal direction is the FS-FIX.POINT model which were given fixed restraints at its fixity point and is modelled using the frame & shell elements. In the transversal direction, the most accurate model is the FS-GROUND model which were given fixed restraints at ground level and is modelled using frame & shell elements."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sastradinata
"Jembatan merupakan infrastruktur dari jaringan jalan dan bagian dari alat peningkatan aktivitas perekonomian baik dari skala daerah maupun nasional. Perawatan jembatan sangat diperlukan, untuk merawat jembatan diperlukan kemampuan manusia dalam penguasaan ilmu pengetahuan yang mendukungnya dan penguasaan teknologi. Tujuan penulisan karya ilmiah ini menganalisa kemungkinan penyebab keruntuhan jembatan gantung yaitu pertama pengaruh variasi gaya dinamik dengan tiga parameter tetap yaitu beban lalu lintas satu sisi (asimetris), lokasi penarikan kabel satu sisi (asimetris), dan efek kekakuan rangka 100%. Kedua menganalisa pengaruh variasi efek kekakuan rangka dengan tiga parameter tetap yaitu beban dinamik, lokasi penarikan kabel satu sisi (asimetris), dan beban lalu lintas satu sisi (asimetris).
Metode analisa dilakukan dengan memasukkan data material, properti penampang, geometri jembatan, modelisasi struktur dalam bentuk tiga dimensi, kemudian melakukan variasi gaya dinamik dan variasi kekakuan rangka menggunakan program komputer berbasis elemen hingga. Kesimpulan dari hasil analisa adalah pada durasi dua detik gaya dinamik yang diberikan berpengaruh besar terhadap gaya-gaya dalam hold clamp. Variasi nilai kekakuan rangka yang diberikan berbanding lurus dengan bertambah besarnya gaya-gaya yang dipikul oleh struktur rangka jembatan. Degradasi material dan elemen pendukung di sekitar hold clamp tidak ikut diperhitungkan dalam studi ini.

Bridge is an infrastructure of road networks economic means of increased activity from both local and national scale. Care is indispensable bridge, the bridge needed to treat human ability in mastering knowledge and mastery of technology that supports it. The purpose of writing this paper analyzes the possible causes of the collapse of a suspension bridge is the first effect of variations in dynamic style with three parameters fixed at one side of the traffic load (asymmetric), the location of the withdrawal cord one side (asymmetrical), and the effect of the stiffness of order 100 %. Both analyze the effect of variations in stiffness effects framework with three fixed parameters are dynamic loads, the location of the withdrawal cord one side (asymmetrical), and the traffic load one side (asymmetrical).
The method of analysis is done by inserting a material data, crosssectional properties, the geometry of the bridge, modelisasi structures in three dimensions, and then do a variety of styles and variations of the dynamic stiffness of the framework using a finite element based computer program. Conclusions from the analysis of the duration of two seconds is a dynamic force that is given a major effect on the forces in the clamp hold. Variations in the value of a given frame stiffness is proportional to the increased magnitude of the forces are carried by the frame structure of the bridge. Degradation of the material and the supporting elements around the clamp hold not taken into account in this study.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S54029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeffrey Atosochi Zega
"Pertumbuhan dan perkembangan kota-kota besar ditandai dengan semakin pcsatnya laju transportasi yang begitu kornpleks,menuntut kita untuk memberikan fasilitas-fasi1itas yang terbalk dan efisien sebagai pengakomodasian sarana tranportasi tersebut. Salah satu pengakomodasian yang te!haik dan efisien tanpa menambah kepadatan arus la1u lintas tersebut adalah sarana penyeberangan.tepatnya jembatan penyeberangan. Oleh sebab ltu per1u dlkembangkan suatu disain jembatan penyeberangan kearah yang inovatif dan efektiftanpa mengurangi pemanfaatannya. Salah satu disain jembatan pejalan kaki yang akan dikembangkan adalah dalam bentuk Cawellaled Beam atau Honey Comb. Untuk itu, dalam Tugas Akhir ini akan dlbabas mengenai disain jembatan pejalan kaki dengan menitikberatkan pada disain Castellaltid Tujuan penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk mendapatkan Sllatu grafik perencanaan jembatan pejalan kaki berbasis perhitungan metode tegangan kerja AISC,sehingga mudah digunakan oleh user dalam mendisain suatu jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki. Hasil akhir simulasi adalah suatu grafik yang menyajikan panjang benrang, tipe struktur. mornen inersla profil sebenarnya (~). momen inersia profil castellated (lr.:) dan besarnya sudut (Qt) caoncellated yang digunakan. Berdasarkan pada grafik-grafik tersebut, diperoleh hasil studi yaitu bahwa jembatan castellated diatas 5 (lima) tumpuan (sendi-rol-rol-rol-rol), yang menggunakan sudut(r) = 45° akan menggunakan profil concellated yang lebih besar dibandingkan dengan jembatan castellated yang menggunakan sudut(.PJ = 60°. Selain itu struktur jembatan balok diatas akan mendapatkan profil yang lebih kecil Selain itu dengan struktur jembatan balok diatas 5 (lima) tumpuan dengan Panjaog bentang(L) L1 ""' L2 = LJ = L.t dan Sudut ($) = 45° dan 60o. menggunakan protii <:asteilalitd yang lebih kecil dibandingkan dengan mcmilih struktur jembatan balok pada Panjang bentang L 1 :t::- L2 :r LJ :1:- L4 dan Sudut (4;) = 45° dan 60'."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35697
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>