Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104561 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sekar Ayu
"Pengelolaan sampah dari Kota Jakarta Barat adalah pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah di landfill TPST Bantar Gebang. Dengan hampir penuhnya kapasitas TPST Bantar Gebang, diperlukan fasilitas pengolahan sampah untuk mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke landfill. Fasilitas pengolahan sampah dapat memroses sampah kemudian dimanfaatkan sebagai energi listrik. Decision Matrix dan parameter tambahan digunakan untuk menilai teknologi pemroses sampah menjadi energi listrik yang sesuai dengan kondisi Jakarta Barat saat ini. Penerapan teknologi MBT di Jakarta Barat selain dapat mengurangi sampah yang dikirim ke landfill juga dapat memperbaiki pengelolaan sampah serta menghasilkan RDF dengan potensi energi listrik yang tinggi. Penerapan teknologi insinerasi dan anaerobic digestion dapat dilakukan setelah sistem pengelolaan sampahnya maju dan adanya insentif ekonomi.

Jakarta Barat waste management is by collecting, transporting, and disposing of waste at the Bantar Gebang TPST landfill. The capacity of the Bantar Gebang TPST is almost full, waste processing facilities are needed to reduce the amount of waste sent to the landfill. Waste processing facilities can process waste and then convert it to electrical energy. The Decision Matrix and additional parameters are used to assess waste to energy technology that is suitable for the current conditions in Jakarta Barat. The application of MBT technology in Jakarta Barat, apart from being able to reduce waste sent to landfills, can also improve waste management, and produce RDF with high electrical energy potential. Incineration and anaerobic digestion technology can be applied after the waste management system is advanced and the implementation of economic incentives."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dirayati Fatima Turner
"Permasalahan sampah di Indonesia kian memburuk karena penggunaan sumber daya tidak dilihat sebagai sesuatu yang sirkuler. Deposit refund system sebagai instrumen yang melihat sampah sebagai sumber daya dapat menjawab permasalahan tersebut. Prinsip dasar deposit refund system adalah pelaksanaan prinsip pencemar membayar dan prinsip tanggung jawab negara secara bersamaan melalui suatu instrumen gabungan insentif dan disinsentif guna menjamin terpenuhinya hak atas lingkungan hidup. Belajar dari Waste Framework Directive, Directive on Packaging and Packaging Waste, dan Batteries Directive di Uni Eropa, serta Verpackungsverordnung dan Batteriegesetz di Jerman, Indonesia dapat menerapkan peraturan deposit refund system untuk baterai dan aki di tingkat nasional.

The problem of waste in Indonesia is worsening due to the usage of natural resources not seen as something circular. The deposit refund system as an instrument that sees waste as a resource can answer that problem. The basic principle of the deposit refund system is the implementation of the polluter pays principle and the principle of state responsibility through an incentive-disincentive instrument in order to fulfill the right to a healthy environment. Learning from the Waste Framework Directive, Directive on Packaging and Packaging Waste, and Batteries Directive in the European union, as well as Verpackungsverordnung and Batteriegesetz in Germany, Indonesia can implement a national regulation on deposit refund system for batteries and accumulators."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shahreza Muhammad
"Penelitian tentang elektroflotasi untuk pemisahan limbah pewarnaan batik telah dilakukan. Ada 2 cairan yang diflotasi, yaitu zat warna batik dan limbah pewarnaan batik. Gelembung dihasilkan dengan elektrolisis menggunakan elektroda alumunium alloy dengan luas permukaan anoda dan katoda adalah 116 cm2 dan 98 cm2. Variasi tegangan yang digunakan adalah 5, 10, 15, 20, dan 25 V. Diameter yang dominan pada 5, 10, 15, 20, dan 25 V adalah 205 – 255 ?m dan 5 – 55 ?m serta volume gelembung yang didapat tiap 20 detik adalah 0.39, 1.3, 2.4, 3.43, dan 4.55 mL. Pada zat warna batik didapatkan persen pengurangan TSS, warna, dan kekeruhan pada tegangan 5, 10, 15, dan 20 V adalah 73.81%, 29.7%, 40.64%; 68.08%, 89.05%, 82.21%; 96.97%, 71.57%, 74.07%; 49.8%, 74.72%, 16.47%. Pada limbah batik didapatkan persen penurunan TSS, warna, dan kekeruhan yang terbaik adalah 97.09%, 98.6%, dan 99.16% terjadi pada tegangan 10 V dengan penambahan 50 gram tawas dan perbandingan air dan limbah 1:14.

The research on electroflotation for Batik waste separation has been done. There are 2 fluids, dye of batik and batik waste. Bubbles are generated by electrolysis using aluminum alloy electrodes which the enode and kathode surface areas are 116 cm2 and 98 cm2. Variation of applied voltages are 5, 10, 15, 20, and 25 V. The dominant size of bubbles which are measured are range between 205 – 255 ?m and 5 – 55 ?m. Bubble surface areas obtaining per 20 seconds are 0.39, 1.3, 2.4, 3.43, and 4.55 mL. In batik dyes, percent reduction of TSSs, colors, and turbidities at voltage 5, 10, 15, and 20 V 73.81%, 29.7%, 40.64%; 68.08%, 89.05%, 82.21%; 96.97%, 71.57%, 74.07%; 49.8%, 74.72%, 16.47%. in batik waste, the best percent reduction of TSS, color, and turbidity which occured at a voltage 10 V with the addition 50 gr alum and waste and water ratio 1:14 is 97.09%, 98.6%, and 99.16%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaiful Aulia Garibaldi
"SDGs 12 bertujuan secara signifikan mengurangi produksi sampah melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan penggunaan kembali. Inovasi budaya dan kreativitas penting untuk menemukan solusi keberlanjutan ini. Seni berperan dengan memanfaatkan kreativitas dan limbah untuk menciptakan karya seni daur ulang. Di negara agraris seperti Indonesia, limbah pertanian memiliki peluang untuk dimanfaatkan. Dengan besaran sawah mencapai 20,5% dari total luas wilayah, Kabupaten Bandung memiliki potensi yang besar. Pemanfaatan limbah dapat dilakukan melalui pembuatan biokomposit yang menggabungkan miselium dan limbah organik pertanian. Material ini menawarkan kekuatan yang kompetitif, efisiensi biaya, dan biodegradabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk merancang karya seni patung ramah lingkungan menggunakan biokomposit miselium dari limbah pertanian di Kabupaten Bandung, serta menggali persepsi masyarakat seni terhadap material berkelanjutan tersebut. Penelitian sebelumnya banyak berfokus pada daya tahan dan sifat mekanik, namun terdapat keterbatasan dalam penelitian yang mengeksplorasi nilai estetika dari biokomposit miselium. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa material ini memiliki potensi untuk dijadikan bahan dalam karya seni patung, dengan keunggulan unsur artistik alami yang dihasilkan seperti warna, tekstur, aroma, dan kemampuannya dalam membentuk. Dalam persepsi masyarakat seni, karya seni rupa biokomposit ini dapat mewakili kerja seni hari ini yang bersifat interdisiplin serta menggunakan bahan ramah lingkungan yang sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan.

SDG 12 aims to significantly reduce waste production through prevention, reduction, recycling, and reuse. Art has contributed to utilizing creativity and waste to create sustainable artworks. Cultural innovation and creativity are crucial in finding sustainable solutions. Upcycled art has increased the economic and symbolic value of waste. In agrarian countries like Indonesia, agricultural waste holds great potential for reuse. With extensive agricultural land, particularly rice fields accounting for 20.5% of the total area, Kabupaten Bandung has significant opportunities. Combining mycelium and organic agricultural waste offers competitive strength, cost efficiency, and biodegradability by utilizing agricultural waste to create biocomposites. Previous research has focused on durability and mechanical properties, but more exploration of the artistic value of mycelium biocomposites needs to be explored. This study aims to design environmentally friendly sculptures using mycelium biocomposites from agricultural waste in Kabupaten Bandung and explore the perceptions of the artistic community regarding sustainable materials. The results of this study indicate that the selection of mycelium and agricultural waste significantly influences the characteristics of mycelium biocomposites. This material has the potential to be used in sculpture, with advantages in artistic elements such as natural colors, textures, and the ability to conform to molds. In the artistic community's perception, these biocomposite artworks can represent interdisciplinary art that utilizes environmentally friendly materials, aligning with sustainable developme"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiyanto Saputro
"Rata-rata setiap orang di DKI Jakarta menghasilkan 3.4004-liter atau 0.69 Kg sampah per orang per hari. Dengan 10.748.230 jiwa pada 2022, sampah DKI Jakarta mencapai 7.416.278 kg/hari atau 7416,3 ton/hari. Angka ini menjadi 175.000-ton sampah per hari secara nasional. Karena minimnya penanganan sampah yang baik, berbagai kota mengalami darurat sampah, termasuk Jakarta. Salah satu inisiatif yang diharapkan dapat menjadi solusi adalah pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah Antara (FPSA)/Intermediate Treatment Facility (ITF) II DKI Jakarta Wilayah barat yang akan menjadi fasilitas Pengolahan 2000 ton per hari Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL). Laporan Praktik Keinsinyuran ini membahas perancangan pembangunan fasilitas ini dalam peran dan fungsi penulis sebagai Solution Architect dan Project Manager. Laporan ini disusun secara komprehensif memperhatikan kondisi persampahan secara nasional, perhatian pemerintah, tata aturan perundangan, kedaruratan penanganan sampah dan solusinya, proyek yang dijalankan, paradigma penyusunan teknologi, rancangan solusi hingga desain termasuk pemenuhan standar teknologi nasional dan global. Berdasarkan analisis yang dilakukan kegiatan praktik keinsinyuran yang dilaporkan telah dilaksanakan dengan memperhatikan aspek Profesionalisme, Kode Etik Insinyur (KEI) serta Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lindung Lingkungan (K3LL).

On average, each person in DKI Jakarta produces 3,4004 liters or 0.69 kg of waste per person per day. With 10,748,230 people in 2022, DKI Jakarta's waste will reach 7,416,278 kg/day or 7416.3 tons/day. This figure is 175,000 tons of waste per day nationally. Due to the lack of proper waste management, various cities are experiencing waste emergencies, including Jakarta. One of the initiatives that is expected to be a solution is the construction of an Intermediate Treatment Facility (ITF) II DKI Jakarta on West Region which will become a facility for processing 2000 tons per day of Waste into Electricity/Waste to Energy (WtE). This Engineering Practice Report discusses the design of the construction of this facility in the author's role and function as Solution Architect and Project Manager. This report was prepared comprehensively taking into account national waste conditions, government attention, legal regulations, waste handling emergencies and solutions, projects being implemented, technology development paradigms, solution plans and designs including compliance with national and global technology standards. Based on the analysis carried out, the reported engineering practice activities have been carried out taking into account aspects of Professionalism, the Engineer's Code of Ethics and also Safety, Occupational Health and Environmental Protection."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ekky Tammarar
"Skripsi ini membahas mengenai penentuan tarif retribusi sampah di Kota Depok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penentuan tarif berdasarkan pemasukan dan pengeluaran serta sumber daya yang terbatas.Kondisi dimana tarif retribusi ditentukan juga dibagi menjadi dua yaitu kondisi pengelolaan sampah saat ini dan pengelolaan sampah menggunakan PLTSa. Melalui penelitian ini ditemukan tarif yang tepat untuk kondisi saat ini yaitu Rp. 97,704/ton dan ternyata aplikasi dari PLTSa dapat menambah pendapatan pengelolaan sampah yangoleh karena dapat mengurangi beban yang perlu dikenakan terhadap tarif retribusi khususnya pada periode-periode awal operasional PLTSa yaitu dengan Rp. 40,032/ton dan Rp. 63,337/ton.

This research discusses about determining waste user fee in the City of Depok. There are two methods to determine the user fee, first is the income and outcome approach while the second will use the limited resource approach. There are two conditions in this research, the first is the existing situation of the waste management and the second is the addition of the landfill gas bioreactor. Through the research the ideal user fee is discovered which is Rp. 97,704/tonne and application of landfill gas reactor proves that it can boost income thus the reducing the amount of user fee needed to be applied especially in the early years of the landfill bioreactorwhich is Rp. 40,032/tonne and Rp. 63,337/tonne.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Amar Ma`ruf
"Dalam sepuluh tahun terakhir bisnis yang menggeliat paling dinamis adalah bisnis telepon seluler. Bisnis ini tumbuh luar biasa dan mempengaruhi semua sisi bisnis yang terkait dengannya. Mulai dari operator seluler sebagai penyedia jasa, vendor penyedia teknologi seluler, penyedia handphone seluler sampai bisnis aksesorisnya.
PT. Indosat sebagai salah satu penyedia jasa telepon seluler nomor dua terbesar di Indonesia dengan produknya kartu selulernya (Matrix, Mentari dan IM3), menjadi sangat peduli dengan keberadaan merek kartu selulernya. Salah satu yang menjadi kunci sukses dan kekuatan operator untuk eksis di bisnis ini adalah jika mempunyai merek yang cukup kuat melekat di benak pelanggan maupun konsumen. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui kekuatan suatu merek dipasar adalah dengan menghitung brand equity atau ekuitas merek tersebut.
Paska merger Indosat melakukan reposisinning merek kartu seleluernya dari 4 merek (Matrix, Mentari, IM3 Bright, IM3 Smart) menjadi hanya 3 merek yaitu Matrix, Mentari dan IM3. Matrix adalah kartu paska bayar, sedangkan Mentari dan IM3 adalah kartu pra bayar dengan segmen dan target pelanggan yang berbeda.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa dan mengetahui brand equity dari masing-masing kartu seluler Indosat (Matrix, Mentari dan IM3). Di samping itu juga untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan masing-masing kartu berdasarkan elemen yang membentuk ekuitas merek tersebut. Perhitungan brand equity ini menggunakan konsep brand equity ten yang pertama kali diperkenalkan oleh David A. Aaker. Konsep ini kemudian dikembangkan dan dijadikan model oleh Darmadi Durianto dan kawan-kawan dan menjadi referensi dalam pembuatan penelitian ini.
Dari hasil pengukuran menggunakan model brand equity ten diketahui bahwa brand equity tertinggi dari kartu seluler Indosat adalah kartu Mentari, kemudian IM3 dan terakhir Matrix. Elemen-elemen yang mempengaruhi terbentuknya brand equity index dalam perhitungan menggunakan model brand equity ten adalah brand awareness, perceived value, brand personality, organizational associations, price premium, customer satisfaction/loyalty, perceived quality, leadership/popularity, market share, market price & distribution coverage.
Hasil ini ternyata sejalan dengan revenue yang dihasilkan oleh masing-masing kartu dimana kartu Mentari memberi sumbangan sebesar 63% dari total revenue kartu seluler Indosat, disusul IM3 sebesar 20% dan terakhir Matrix sebesar 17%. Artinya adanya keterkaitan antara besarnya ekuitas merek dengan besarnya output yang dihasilkan baik secara penjualan maupun keuangan.
Untuk bersaing dengan kompetitornya khususnya Telkomsel dan XL, maka semua elemen dalam brand equity ten perlu segera ditingkatkan mengingat brand equity atau brand value semua kartu seluler Indosat masih berada satu tingkat dibawah kartu seluler Telkomsel.

In recently decade the business which very dynamics is cellular telephone business. The business fantastic growth and influences all sectors related of them. Such as operator as service provider, vendor for technology provider, hand phone provider till accessories business.
PT. Indosat as second bigger cellular operator in Indonesia with cellular product (Matrix, Mentari and IM3) very concerned with the brand of cellular card. One of the key success and strength point of operator to exist in this business is to having brand which be Top of Mind in head's of customer and consumer. One of the indicators which using to know of brand positioning is measuring the brand equity of them.
After merged Indosat has repositioning of their cellular brand from 4 brands (Matrix, Mentari, IM3 Bright and IM3 Smart) into 3 brands, they are Matrix, Mentari and IM3. Matrix is postpaid cellular card. While Mentari and IM3 are prepaid cellular card with different segment and target.
Objectives of this study are analyzing and knowing the brand equity of Indosat cellular card (Matrix. Mentari, and IM3). Beside that to recognizing strength and weakness point of them based on element which builds the brand equity. Brand equity analyzing using brand equity ten concept which the first time introduced by David A. Aaker. Therefore this concept continues and developed by Darmadi Durianto and his colleagues and as reference of this study.
From measuring result in this study which using brand equity ten models, found that the highest index of brand equity for lndosat cellular brand is Mentari, than IM3 and the last is Matrix. The element which involved in this model and value of' brand equity index are brand awareness, perceived value, brand personality, organizational associations, price premium, customer satisfaction/loyalty, perceived quality, leadership/popularity, market share, market price & distribution coverage.
The result is inline with revenue which generated by each brand. Mentari can generate the revenue until 63% from total cellular revenue, following IM3 with 20% revenue and Matrix with 17%. Means there is relationship among brand equity of product with outcome to sales and finance.
To compete with close competitors particularly Telkomsel and XL. Hence all elements in brand equity ten need to improve as soon as possible. Remembering the brand equity or brand value Indosat cellular card lower one level from Telkomsel.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrik Amrico
"Jakarta sebagai ibukota menjadi daya tarik terhadap sebagian besar masyarakat Indonesia, menjadikannya salah satu kota terpadat. Kepadatan penduduk tersebut berdampak pada tingginya aktivitas perekonomian. Hal ini meningkatkan kebutuhan akan energi listrik, sebagai salah satu penggerak perekonomian. Kepadatan penduduk juga berarti meningkatnya produksi sampah. produksi sampah yang besar tentunya akan menimbulkan berbagai masalah lingkungan. Di sisi lain, ternyata sampah dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif. Kemajuan teknologi memungkinkan sampah digunakan sebagai bahan baku menghasilkan listrik sekaligus mengurangi timbulan sampah. Manfaat demikian masih belum dimaksimalkan dikarenakan harga investasi yang besar. penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan ekonomi berbagai skema pembangkit listrik tenaga sampah. Penelitian ini menunjukkan bahwa investasi PLTSa memiliki nilai kelayakan optimal pada kapasitas 20MW, dengan LCoE sebesar Rp 19.29,96. Pada tipping fee minimum, menghasilkan NPV sebesar Rp 1.314.351.713.755, IRR sebesar 18,78%, dan waktu pengembalian modal selama 7 tahun.

Jakarta, as the capital city, attracts a significant portion of the Indonesian population, making it one of the most populous cities. The population density has an impact on the high level of economic activity, which increases the demand for electricity as one of the drivers of the economy. The population density also means increased waste production, which can lead to various environmental problems. However, it turns out that waste can be utilized as an alternative source of energy. Technological advancements enable waste to be used as a raw material to generate electricity while reducing waste generation. Such benefits are still not fully maximized due to the high investment costs. This study aims to analyze the economic feasibility of various waste-to-energy power plant schemes. The research shows that the investment in Waste-to-Energy power plants has optimal feasibility at a capacity of 20 MW, with an LCoE (Levelized Cost of Electricity) of Rp 19.29.96. At the minimum tipping fee, it generates an NPV (Net Present Value) of Rp 1,314,351,713,755, an IRR (Internal Rate of Return) of 18.78%, and a payback period of 7 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Prianditama
"Laporan ini bertujuan untuk meneliti merek yang telah memudar dengan fakta-faktanya yang mendukung dan memberikan saran untuk merevitalisasi ekuitas merek tersebut, serta ditambahkan strategi terbaik yang pantas untuk diaplikasikan. Adapun laporan ini menganalisa film yang sukses belakangan ini dalam hal performa pasarnya dan memberi pendapat cara-cara bagaimana memperpanjang jangka lama bertahan lamanya film ini di pasaran dan memaksimalkan penjualan film.

This report aims to examine and identify fading brands as well as giving suggestions to revitalize its brand equity and applying the different approaches suggested to propose strategies that would seem to work best. Moreover, this report analyzes a recent successful movie and its marketplace performance, and suggests ways the studio could have extended the film’s theater run and can maximize rental sales."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Poerborini Damayanti
"Pengelolaan sampah di Jakarta bergantung pada landfill TPST Bantargebang yang mendekati kapasitas maksimumnya. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membangun ITF Sunter dengan dua alternatif teknologi, Mechanical Biological Treatment (MBT) dan Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) dengan insinerasi. Namun, keberlanjutan MBT dan PSEL dari segi ekonomi, lingkungan, dan sosial di ITF Sunter belum diketahui. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keberlanjutan dari ITF Sunter. Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran yang terdiri atas metode kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan nilai BCR dari teknologi PSEL sebesar 1,479 dan MBT sebesar 1,091. Metode AHP dilakukan pada kriteria kelembagaan, efektivitas, perbandingan biaya manfaat, dan produk pengolahan, PSEL memiliki bobot penilaian tertinggi dengan nilai 0,565 dibandingkan MBT dan landfill, sehingga PSEL berpotensi lebih berkelanjutan dari MBT dari sisi lingkungan, ekonomi, dan sosial. Kesimpulan yang didapat, ITF Sunter dengan teknologi PSEL memiliki nilai keberlanjutan lebih tinggi dibandingkan dengan teknologi MBT dalam waktu 25 tahun

Jakarta is dependent on Bantargebang landfill which is approaching its maximum capacity. Provincial Government of Jakarta plans to build ITF Sunter with two technology alternatives, Mechanical Biological Treatment (MBT) and Waste-to-Energy with Incinerator. However, the economic, environment, and social sustainability of MBT and Incinerator in ITF Sunter has not been analysed. The research objective is to determine the sustainability of ITF Sunter. The research method used is a mixed between qualitative and quantitative methods. The results showed BCR of incinerator was 1,479 and MBT was 1,091. AHP is conducted on four criteria consisting of institution, effectiveness, cost-benefit analysis, and processing products, incinerator has the highest weighting value of 0,565 compared to MBT and landfill, incinerator has higher sustainability potential compared to MBT in terms of economic, sosial, and environmental sustainability. The conclusion is ITF Sunter with incineration has a higher sustainable potential than MBT within a span of 25 years."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>