Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129179 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edo Nur Karensa
"Sharenting, atau pembagian konten anak di media sosial oleh orang tua, memunculkan pertanyaan tentang perlindungan hak privasi anak. Orang tua, sebagai pemegang kontrol media sosial, menentukan batas privasi anak. Penelitian ini mengeksplorasi literasi media sosial orang tua terhadap privasi anak di Instagram, dengan berfokus pada dimensi konten dan kompetensi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan paradigma post-positivist. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan tiga orang tua yang secara rutin melakukan praktik sharenting di Instagram dan memiliki anak di bawah usia 7 tahun. Terdapat beragam dalam literasi media sosial orang tua mengenai privasi anak aktivitas sharenting di Instagram. Hal ini tampak dari keberagaman penggunaan media sosial dan pengaturan privasi pada akun Instagram mereka. Temuan penelitian menunjukkan bahwa para informan menggunakan media sosial sebagai galeri digital, sumber hiburan dan inspirasi, serta tempat untuk membandingkan pola pengasuhan anak mereka dengan para influencer. Meskipun menyadari risiko privasi, mereka menetapkan batasan, seperti pengecualian bagian tubuh dan penghindaran mengunggah lokasi yang rutin dikunjungi, dan menghindari kesan berlebihan dalam unggahan konten anak.

The activity of parents sharing content about their children on social media, known as “sharenting,” raises new questions about how children's privacy rights are protected. Parents set and control the boundaries of their children’s privacy in social media. This research explores parents' social media literacy regarding child privacy on Instagram, focusing on content dimensions and competencies. The study adopts a qualitative approach and a post-positivist paradigm. Data collection is conducted through interviews with three parents regularly practicing sharenting on Instagram and having children under the age of 7. Parents have different levels of understanding about privacy when sharing information about their children on Instagram. The research found that parents use social media like a digital gallery, for fun and ideas, and to compare how they raise their kids with influencers. Even though they know about privacy risks, they set limits, like not showing certain body parts or revealing regular locations, to keep from sharing too much about their kids."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adisty Widyasari
"Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengguna internet dan media sosial yang sangat aktif di dunia. Penggunaan media sosial identik dengan golongan milenial dimana sebagian besar pengguna media sosial adalah anak muda. Usia pengguna internet dan media sosial tersebut sejalan dengan karakteristik demografi investor pasar modal mengalami pergeseran ke usia yang semakin muda. Hal ini menandakan bahwa generasi muda di Indonesia semakin melek investasi, sehingga media sosial banyak digunakan sebagai sarana untuk mencari informasi untuk pengambilan keputusan investasi. Selain itu, banyak bermunculan akun media sosial dengan konsep financial advisor yang kerap dijadikan acuan bagi investor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh informasi yang terdapat di media sosial terhadap niat berinvestasi (investment intention) pasar modal, khususnya di kalangan milenial. Data penelitian dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada responden.

Indonesia is one of the countries with the most active internet and social media users in the world. The use of social media is very related to the millennial where most social media users are young people. The age of internet and social media users is in line with the demographic characteristics of capital market investors, which have shifted to a younger age. This indicates that the younger generation in Indonesia is increasingly literate with investment, so that social media is widely used to find information as a reference to investment decisions. In addition, there have been many social media accounts with the concept of financial advisors which are often used by the investors. This study aims to determine the effect of information on social media on investment intention in the Indonesian capital market, especially among millennials. The research data was collected by distributing questionnaires to respondents."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Putri Dairly
"Media plays an important role in the creation phenomenon in society, one of which is the K-Beauty phenomenon. This study was conducted to determine the role of the media in the the spread of K-Beauty phenomenon in the beauty community in Indonesia. The data used is primary data in the form of accidental discoveries in the field in this case focusing on social media and secondary data through literature studies, which is then analyzed using two theories, namely media ecology theory and coordinated management of meaning theory which assisted by several concepts. The study found that social media play a role in infusing acts and actions, fixing perception, organizing experiences, and connecting the world through content of Korean Wave found on social media which ultimately forms a perception for the Indonesian beauty community to accept the entry of K-Beauty into Indonesia.

Media berperan penting dalam terciptanya sebuah fenomena di masyarakat, salah satunya adalah fenomena KBeauty. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran media dalam penyebaran fenomena K-Beauty di komunitas kecantikan di Indonesia. Data yang digunakan adalah data primer yang diambil dari penemuanpenemuan secara kebetulan pada media sosial dan data sekunder melalui studi literatur, yang kemudian dianalisis menggunakan dua teori yaitu teori ekologi media dan teori manajemen makna terkoordinasi yang dibantu oleh beberapa konsep. Hasil penelitian ini menemukan bahwa bahwa media sosial berperan dalam menanamkan tindakan, memperbaiki persepsi, mengatur pengalaman, dan menghubungkan dunia melalui berbagai konten tentang Korean Wave yang akhirnya membentuk persepsi bagi komunitas kecantikan Indonesia untuk menerima masuknya K-Beauty ke Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nehemia Putro Adi
"Skripsi ini merupakan studi replikasi yang bertujuan untuk memperkuat konsep komunikasi dalam kaitannya dengan kelelahan penggunaan media sosial. Studi ini berusaha untuk menganalisis hubungan antara faktor-faktor boredom proneness, kelebihan informasi, kelebihan komunikasi dan social media fatigue atau kelelahan penggunaan media sosial di Indonesia selama pandemi COVID-19. Hubungan antar variabel dibalut dengan kerangka S-S-O untuk memudahkan pemahaman korelasi antar faktor. Intensitas penggunaan media sosial dalam penelitian ini digunakan sebagai faktor yang memoderasi hubungan antara kelebihan informasi dan komunikasi dengan kelelahan penggunaan media sosial. Hasil penelitian terhadap 226 mahasiswa dari salah satu universitas di Jawa Barat mengungkapkan adanya hubungan positif antara boredom proneness, kelebihan informasi, dan kelebihan komunikasi terhadap kelelahan penggunan media sosial. Namun, intensitas penggunaan media sosial tidak memoderasi hubungan antara kelebihan informasi dan komunikasi dengan kelelahan penggunaan media sosial secara signifikan, dengan asumsi adanya perubahan perilaku pengguna media sosial selama pandemi COVID-19. Sehingga, perlu dilakukan penelitian kualitatif untuk dapat lebih memahami alasan tidak signifikannya faktor intensitas penggunaan media sosial.

This study of replication aims to strengthen communication concept related to social media fatigue. Through this study, researcher analyzed correlations between the factors of boredom proneness, information overload, communication overload and social media fatigue amid COVID-19 pandemic. Stress-strain-outcome (S-S-O) framework was used for further understanding of the correlation between factors. In this study, social media use intensity moderated the relations between information and communication overload toward social media fatigue. The result of the study conducted to 226 participants from a university in West Java shows that there are positive correlation between boredom proneness, information overload, communication overload, and social media fatigue. However, social media use intensity does not significantly moderate the correlation between information overload, communication overload, and social media fatigue. The assumption is that there are behavioral changes of social media usage during COVID-19 pandemic. Thus, qualitative research is needed to further discuss the reason why the factor of social media use intensity is not significant."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Raymond Adikarta
"Dalam era modern ini membawa banyak perubahan yang signifikan dalam hal life style. Manusia modern berpikir tentang seberapa penting status itu. Indikator untuk mengukur seberapa tinggi status adalah dengan melihat atribut fashion mereka pakai. Fashion memberikan kepercayaan diri yang lebih kepada seseorang dan termasuk dalam salah satu dari kategori produk mewah. Salah satu dari merk mewah adalah produk fashion yang sedang digandrungi adalah produk sepatu Nike. Merk mewah adalah produk yang mahal, eksklusif, prestisius dan memberikan emotional value dalam customer experience. Banyak produk mewah telah memakai strategi sosial media dan terbukti berhasil. Oleh karena itu, Nike React Element 87 akan mencoba strategi ini lewat User Generated Content (UGC) memakai media Youtube. Indikator untuk mengukur Youtube Vlogger yang tepat adalah berdasarkan jumlah subscribers atau viewers. Penelitian ini akan mencoba membantu marketing dari sepatu Nike untuk menemukan Vlogger yang tepat untuk memasarkan Nike React Element 87. Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa Boim Lenno memiliki Physical Attractiveness, Social Attractiveness dan Attitude Homophily yang mampu menghasilkan Para Social Interaction dengan penontonnya sehingga membentuk Brand Value, Brand Luxury dan Brand Imagery Fit, namun hanya Brand Value saja yang berpengaruh positif terhadap Purchase Intention dari Nike React Element 87.

In this modern era right now brings a significant changing on life style. The modern people think of how important that the status is. Indicator to measure how high people status is by looking at the attribute they wear, called fashion. Fashion brings confident to somebody. One of the fashion icon that became trend nowadays is Nike product. Luxury brand is high quality product and also service that expensive, exclusive, presticious, authenthic, offering high level of emotional value through consumer experience. Based on several of luxury brand above that has already done with social media marketing strategy, Nike React Element 87, will try this strategy. Through social media, consumers can easily and quickly access User Generated Content (UGC) that contain review and information related to the product. The indicator to measure in choosing the right vlogger based on total subscribers or viewers. So, this paper made to help marketer of Nike shoes to select the right Vlogger for Nike React Element 87. As the result, Boim Lenno has physical attractiveness, social attractiveness and attitude homophily that can produce Para Social Interaction with the viewers so can shape Brand Value, Brand Luxury and Brand Imagery Fit, but the interesting thing is only Brand Value that has pisitive effect to Putchase Intention of Nike React Element 87."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Aulia Taqwa
"Revolusi di era digital yang didukung dengan perkembangan teknologi yang terjadi saat ini, membuat manusia dapat dengan mudah saling terhubung dan berinteraksi satu sama lain. Kehadiran internet dan media sosial menjadi salah satu media yang paling cepat dan mudah digunakan dalam berkomunikasi secara luas. Media sosial kini tidak hanya digunakan untuk sekedar berkomunikasi secara interaktif saja, namun juga dapat digunakan sebagai sarana untuk tujuan keagamaan seperti berdakwah. Praktik dakwah berubah dari bentuk konvensional bergeser ke dalam bentuk digital. Aktivitas berdakwah pada dunia maya ini tak luput dari aplikasi media sosial TikTok yang dalam beberapa tahun belakangan melesat menjadi platform yang sangat populer di dunia. TikTok yang didukung oleh berbagai influencer dan non-influencer, menghadirkan sarana alternatif edukasi yang menarik dan menyenangkan bagi seluruh audiens. Partisipasi aktif di dalam komunitas TikTok itu sendiri menimbulkan terbentuknya personal branding dari para kreator konten kepada audiens. Penelitian ini berfokus pada pembentukan personal branding dari tiga pendakwah siber di Indonesia, yaitu Husain Basyaiban, Risyad Baya’sud dan Umar Kilwo. Peneliti menggunakan kriteria authentic personal branding oleh Rampersad (2008) untuk menganalisis pembentukan personal branding melalui media sosial TikTok. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivis, pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dan metode penelitian studi kasus. Data diperoleh dari hasil wawancara mendalam dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga narasumber telah membangun personal branding yang kuat di TikTok, hal ini dikarenakan mereka telah memenuhi 11 karakteristik authentic personal branding, serta konten-konten dan pesan-pesan yang dibagikan sudah sesuai dengan ambisi pribadi masing-masing para pendakwah siber. Personal branding yang otentik, kuat, dan positif akan tertanam di benak audiens sehingga menimbulkan kepercayaan kepada para pelaku personal branding. Hal ini juga membuat lebih banyak audiens yang tertarik dengan diri para pendakwah siber dan semakin banyak pula audiens baru yang akan mengikuti mereka.

The revolution in the digital era, which is supported by current technological developments, allows humans to easily connect and interact with each other. The presence of the internet and social media is one of the fastest and easiest media to use in communicating widely. Social media is now not only used to communicate interactively, but can also be used as a means for religious purposes such as preaching. Da'wah practices change from conventional to digital forms. This preaching activity in cyberspace is not spared from the social media application TikTok, which in recent years has shot to become a very popular platform in the world. TikTok, which is supported by various influencers and non-influencers, presents alternative educational tools that are interesting and fun for all audiences. Active participation in the TikTok community itself results in the formation of personal branding from content creators to the audience. This research focuses on the formation of the personal branding of three cyber preachers in Indonesia: Husain Basyaiban, Risyad Baya'sud and Umar Kilwo. Researcher used the criteria of authentic personal branding by Rampersad (2008) to analyze the formation of personal branding through social media TikTok. This study uses a post-positivist paradigm, a descriptive qualitative approach and a case study research method. Data obtained from the results of in-depth interviews and document studies. The results of the study show that the three informants have built strong personal branding on TikTok, this is because they have fulfilled 11 characteristics of authentic personal branding, and the content and messages shared are in accordance with the personal ambitions of each cyber preacher. Authentic, strong and positive personal branding will be embedded in the minds of the audience so as to generate trust in personal branding actors. This also makes more audiences interested in cyber preachers and more and more new audiences will follow them."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Ayu Yulia Ariska
"Penggunaan media sosial di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat. Media sosial, khususnya Instagram menjelma menjadi saluran komunikasi politik yang digunakan untuk membangun citra diri para politisi, salah satunya adalah Sri Mulyani yang merupakan kandidat Pilkada. Sri Mulyani adalah kandidat perempuan satu-satunya di kontestasi Pilkada Klaten tahun 2020 ini menggunakan media sosial Instagram beberapa bulan sebelum masa kampanye dimulai. Pada penelitian ini, peneliti menganalisis implementasi personal branding oleh Sri Mulyani menggunakan tiga kunci utama personal branding Peter Montoya & Tim Vandehey. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivisme dengan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan analisis isi dan tinjauan literatur. Hasil penelitian menunjukan bahwa Sri Mulyani sukses membangun personal branding-nya dengan menerapkan 3 kunci utama personal branding yakni clarity, specialization, dan consistency.

The use of social media in Indonesia has increased rapidly. Social media, especially Instagram, has become a political communication channel that is used to build the self-image of politicians, one of which is Sri Mulyani who is a candidate for the Regional Head Election. Sri Mulyani is the only female candidate in the Klaten Pilkada contest using Instagram social media a few months before. campaign period begins. In this study, researchers analyzed the formation of personal branding carried out by Sri Mulyani using three main keys to personal branding by Peter Montoya & Tim Vandehey. This study used a post-positivism paradigm with qualitative research methods. Data collection techniques were carried out by content analysis and literature review. The results showed that Sri Mulyani was successful in building her personal branding by applying 3 main keys of personal branding namely clarity, specialization, and consistency."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Astutiningrum
"Fokus penelitian ini membahas tentang dinamika interaksi para aktor kebijakan di media sosial dalam proses Revisi UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Tindak Pidana Korupsi. Peneliti menggunakan teori tentang jejaring kebijakan, media sosial, dan siklus kebijakan publik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian post positivis dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini menujukkan jika terjadi dinamika interaksi aktor kebijakan di media sosial pada tahapan proses agenda setting dan pengambilan keputuan terkait Revisi UU KPK. Pada tahapan agenda setting, para aktor kebijakan menggunakan media sosial untuk saling menyampaikan argumentasi mereka di ruang publik. Adu argumentasi di media sosial ini memiliki peran penting untuk mempengaruhi proses pembentukan opini publik pada tahapan agenda setting. Sementara itu pada tahapan pengambilan keputusan, para aktor kebijakan berusaha menyakinkan masyarakat bahwa sikap atau pandangan mereka terkait revisi UU KPK, merupakan pandangan yang benar. Sehingga dinamika interaksi aktor kebijakan di media sosial ini berperan untuk mempengaruhi aktor kebijakan pemerintah state actor untuk mengambil suatu keputusan.

The focus of this study is to describe the interaction between policy actor in social media in the process of revision of Corruption Eradiction Commission Laws at The House of Representative. The method of this research is using post positivis with type of descriptive research. The results of this study indicate that there is the dynamics of interaction between policy actors, in social media at the phases of the agenda setting and decision making process. At the agenda setting stage, policy actors use social media to share their arguments in the public sphere. This argumentation in social media has an important role to influence the process of forming public opinion on the agenda setting stage. Meanwhile, at the stage of decision making, the policy actors tried to convince the public that their views about the revision of the Corruption Eradication Commission Law are the right views. "
2018
T51328
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Anandara Amir
"Social media marketing has become one of the most influential type of marketing nowadays as technology has advanced to become apart of our everyday lives to communicate and seek for information through online platforms. Instagram, as the second biggest social network in Indonesia by April 2017, has become one of those online platforms where companies use to execute marketing purposes.
The aim of this study is to examine the influence of social media marketing that is used by Cotton Ink, an Indonesian clothing company, on its brand equity and customer response, based on its marketing activities on Instagram. For this purpose, a conceptual model was developed based on previous researchs by Godey B. et al (2016) and Seo, E., & Park, J. (2017). The new model was analyzed through Structural Equation Modelling (SEM) based on survey collected from Instagram users who have interacted with Cotton Ink on Instagram in the last six months. 
The results confirm that entertainment, interaction, trendiness, customization, and perceived risk, as the characteristics that define social media marketing, has a positive effect towards brand equity, and brand image, as a part of brand equity, has a positive effect on customer response. Managerials implications and recommendations are discussred for any further research.

Pemasaran media sosial telah menjadi salah satu jenis pemasaran yang paling berpengaruh yang dikarenakan teknologi yang telah berkembang menjadi hal esensial dari kehidupan sehari-hari, untuk berkomunikasi dan mencari informasi melalui platform online. Instagram, sebagai jaringan sosial terbesar kedua di Indonesia pada April 2017, telah menjadi salah satu platform online tempat perusahaan menggunakan untuk menjalankan tujuan pemasaran.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pemasaran media sosial yang digunakan oleh Cotton Ink, sebuah perusahaan pakaian Indonesia, pada ekuitas merek dan respons pelanggan, berdasarkan aktivitas pemasarannya di Instagram. Untuk tujuan ini, model konseptual dikembangkan berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Godey B. et al (2016) dan Seo, E., & Park, J. (2017). Model baru ini dianalisis melalui Structural Equation Modeling (SEM) berdasarkan survei yang dikumpulkan dari pengguna Instagram yang telah berinteraksi dengan Cotton Ink di Instagram dalam enam bulan terakhir. 
Hasilnya mengkonfirmasi bahwa entertainment, interaction, trendiness, customization, dan perceived risk, sebagai karakteristik yang mendefinisikan social media marketing, memiliki hubungan positif terhadap brand equity, dan brand image, sebagai bagian dari brand equity, memiliki hubungan positif terhadap customer response. Implikasi dan rekomendasi manajerial didiskusikan untuk penelitian lebih lanjut.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditama Rizky Noviandry
"Penelitian ini membahas mengenai penjinakan hasrat yang terjadi di dalam ranah Instagram oleh pihak kapitalisme terhadap para pengguna Instagram. Penulis menggunakan pendekatan fenomenologis yang mana penulis melihat kebebasan yang terjadi di dalam menggunakan media sosial Instagram hanya sebuah kebebasan semu belaka. Para pengguna Instagram telah diarahkan dalam penyaluran hasratnya dalam menggunakan Instagram sehingga tidak adanya lagi kebebasan, karena dalam penyaluran hasratnya mereka sudah dikotak-kotakkan ke dalam kotak-kotak tertentu agar hasrat mereka dapat tersalurkan.

This research is focused to explain about desire taming that occurs in Instagram by capitalism to the Instagram user. Writer used phenomenology approach to examine where the the writer sees that the freedom that happened when using Instagram as social media just a sheer freedom. The user of Instagram have been directed in channeling his desire in using the Instagram so there is no more freedom, because in channeling his desire, the user have been directed to some boxes so that their desire can be channeled."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>