Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145561 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ignas Tosan Satyaji
"Bagi bisnis, pemasaran selalu menjadi hal yang krusial. Branding (pemasaran merek), sebagai salah satu bagian integral dari pemasaran, juga berperan penting untuk menentukan kesuksesan suatu merek. Sebagai instrumen perubahan, pemasaran merek berkaitan erat dengan konsumen dan tertanam kuat dalam aktivitas dan kehidupan sehari-hari mereka. Konsumen mengungkapkan penghargaan mereka terhadap suatu bisnis dengan mendukung ideologi yang tertanam dalam filosofi dan identitas merek barang yang mereka miliki. Oleh karena itu, bisnis yang memegang merek populer dengan basis peminat yang cukup besar memiliki kemampuan untuk memengaruhi perubahan, atau bahkan mengubah gaya hidup, sistem nilai, sikap, maupun perilaku konsumen.
Studi ini akan mendalami strategi pemasaran merek heavyweight denim di pasar Indonesia. Brand Positioning, Points of Parity, dan strategi pasca pembelian akan ditelaah dalam laporan ini. Penentu merek yang signifikan termasuk penetapan harga, saluran, dan merek digital juga akan ditelusuri. Untuk menganalisis penggunaan optimal merek Swashbuckler, sejumlah teori terkenal juga akan digunakan.

For businesses, marketing has always been a key factor. Branding, as one of the integral parts of marketing, also plays an important role in determining brand’s success. As an instrument of change, brands are closely linked to customers and deeply embedded in their daily activities and decisions. Customers express their appreciation for businesses by supporting the ideologies that are ingrained in their philosophies and brand identities. As a result, businesses that hold popular brands with sizable fan bases have the ability to influence changes to, or even a whole transformation of, consumer lifestyle, value systems, attitudes, and behavior.
This study will look at a brand strategy for heavyweight denim amidst Indonesian market. Brand positioning, Points of Parity, and post-purchase brand strategy will be highlighted in the report. Significant brand determinants include pricing, channel, and digital branding are examined. To analyze the optimal usage for brands, a number of well-known theories will be utilized as well.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Cabigiosu, Anna
"The luxury fashion industry is one of the best performing and fastest growing industries in today’s business landscape, and is set to continue expanding over the next years. Exploring the effects of digitalization, this book aims to increase our understanding of the key drivers of internal growth and competitiveness in luxury fashion firms. With a focus on the development of new brand strategies brought about by digitalization, the author outlines the need for business models to be redesigned in order to make use of social media and satisfy Millennial consumers. Offering case studies on leading luxury fashion brands, this timely book evaluates new digital technologies and strategies including omnichannel marketing, 3D printing and smart textiles. A must-read for those researching digital marketing and branding, as well as luxury or fashion management, this book provides a much-needed and up-to-date analysis of a successful and digitally aware industry."
Switzerland: Palgrave Macmillan, 2020
e20535182
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Elsanty Noveria Syamsi
"Industri garment atau pakaian hampir dapat dikatakan tidak mempunyai entry barrier karena tidak diperlukan modal yang besar, teknologi yang cangg .ih maupun pekerja yang trampil. Disisi lain, sektor mi mampu menampung tenaga kerja dalam jumlah besar sehingga sangat cocok diterapkan dinegara-negara berkembang.
Ada tanda-tanda bahwa Indonesia akan semakin berperandalam industri mi baik untuk pasaran dalam negeri rnaupur untuk pasaran ekspor. Hal ini disebabkan karena Indonesia memiliki keunggulan kompetitif dalam hal jumlah tenaga kerja yang melimpah dan relatif murah, tersedianya bahn baku dan iklim. Investasi yang kondusif.
Dengan kondisi seperti disebutkan diatas,. Dipastikan pendatang baru dalam bidang mi akan semakin meningkat dan persaingan akan semakin tajam. Persaingan ini tidak hanya dalam hal kualitas, tetapi konsumen juga menuntut mode yang mengikuti jaman serta citra atau image yang ditimbulkan oleh produk tersebut.
Store image sangat penting untuk diperhatikan karena dapat mewakili semua aspek yang ingmn ditampilkan oleh sebuah toko, dapat merupakan umpan balik yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan yang stratejis dan dapatmenjadi pedoman untuk melakukan perubahan-perubahan untuk mencapai tujuan.
Masalahnya tidak mudah bagi H & R untuk menciptakan image dan positioning yang dikehendaki karena ada faktor-faktor eksternal maupun internal yang mempengaruhi pembinaan citra ini.Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi antara lain adalah adanya globalisasi pasar dimana, kemajuan teknologi informasi perilaku konsumen di Indonesia serta persaingan yang semakin tajam dalam pasar dalam negeri.
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi sukses tidaknya bisnis retail. pakaian jadi antara lain adalah bauran produk dan pelayanan, baurari komunikasi dan bauran harga yang diterapkan untuk mendukung citra tokonya tersebut. Bila ditinjau dari segi demografis yaitu dari jumlah dan distribusi umur serta potensipasar dalam negeri yaltu daya beli masyarakat, maka peluang dan prospek H & R sangat balk dimasa-masayang akan datang.
Pada usianya yang relatif masih sangat muda yaitu kurang lebih dua tahun, dapat dikatakan bahwa H & R cukup berhasil dalam menerapkan strateji retaiuingnya meskipun belum bisa mencapai store image yang diharapkan karena bila ditinjau dari realisasi penjualan, H & R belum mencapal target yang telah ditetapkan.
Keberhasilan dari penerapan .strateji retailing H & R ini banyak ditunjang oleh tersedianya dana untuk kepenluan tersebut, sehingga H & R dapat melakükan trial and error dalam produknya, melakukan promosi-promosi untuk meningkatkan citra atau. Image dari produknya serta mampu tetap menempati lokasi-lokasi yang dinilai stratejis di pusat-pusat perbelanjaan.
Namun demikian, agar citra atau store image yang diharapkan dan target penjualannya dapat tercapai maka beberapa saran yang dapat diterapkan oleh H & R antara lain adalah pertama H & R harus lebih selektif dan efektif dalam mengeluarkan biaya promosi agar kerugian dapat dihindari. Saran kedua adalah bahwa koordinasi dan komunikasi antar departemen perlu ditingkatkan dan dibina terus menerus. Ketiga, untuk menunjang penerapan system distribusi yang dipil.ihnya, sebaiknya H & R mempunyai ciri yang. khas untuk seluruh outletnya (prototype store) agar dapat menunjang upayanya dalarn dalam menciptakan store image dan posisi yang diharapkan.
Sedangkan untuk jangka panjang, H & R perlu mempersiapkan internal capabilities untuk mengembangkan franchise yang telah dimulai pembukaannya. Sistem ini selain dapat meningkatkan volume penjualan, dapat juga meningkatkan citra tokonya dimata konsumen."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Padang Wicaksono
Lembaga Demografi, 2016
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sofian Hadi
"Brand Equity suatu merek dapat memberikan nilai bagi perusahaan yaitu sustainable competitive advantage yang menjadi benteng pertahanan yang kokoh bagi pesaing. Nilai-nilai dari elemen brand Equity juga menjadi dapat menjadi positioning di industri. Nexcom adalah brand yang sudah berpengalaman di industri radio trunking. Pada tahun 2011 PT Nexcom Indonesia menggunakan brand Nexcom yang sebelumnya digunakan oleh peusahaan lain yang memiliki core business yang sama, yaitu radio trunking. Diperlukan usaha luar biasa untuk mempertahankan dan meningkat ekuitas dari merek yang sudah dikenal dan menjadi tantangan bagi PT Nexcom Indonesia untuk menjadi operator radio trunking terkemuka di industri radio trunking di Indonesia.

Brand equity can deliver value to the company's sustainable competitive advantage, it could be a strong bulwark for competitors. The values of the elements of brand Equity can be positioning in the industry. Nexcom is a brand that has been experienced in the trunking radio industry. In 2011 Indonesia PT Nexcom Nexcom using the brand that previously used by another Entity who has the same core business, radio trunking. Tremendous effort required to maintain and increase the Equity of a brand that is known and a challenge for PT Nexcom Indonesia to become leading operator in the industry of radio trunking in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32229
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ramon Bangun
"Paper ini bertujuan untuk mengetahui struktur daya saing dan pola tata kelola rantai nilai industri aparel Indonesia dalam rantai nilai global serta mengembangkan strategi industri aparel Indonesia masa depan. Penelitian ini merupakan studi kasus untuk meneliti faktor-faktor yang menyebabkan industri aparel Indonesia mampu bertahan ditengah persaingan global meskipun diterpa berbagai permasalahan. Namun demikian, dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan industri aparel Indonesia melambat. Untuk memahami lebih jauh mengapa industri aparel Indonesia mengalami stagnasi, dilakukan analisis rantai nilai dan melihat faktor pembatas dengan model sistem dinamis.Struktur daya saing unik telah terbentuk pada industri aparel Indonesia, dimana temuan penelitian menunjukkan bahwa yang menyebabkan industri aparel Indonesia mampu bertahan ditengah persaingan global adalah keberhasilan memproduksi barang medium-up, yang utamanya ditentukan oleh 2 faktor dari Cho, yaitu: 1 wirausaha dan 2 peluang serta satu faktor baru, yaitu 3 hubungan historis berdasarkan trust. Akibat dari keberhasilan memproduksi barang medium-up, dua faktor yaitu: 4 tenaga kerja serta 5 manajer dan insinyur professional, yang tadinya merupakan penghambat merubah menjadi pendorong peningkatan daya saing industri aparel Indonesia.Penyebab adanya stagnasi pada ekspor produk aparel adalah karena industri aparel Indonesia hanya melakukan aktivitas yang bernilai tambah rendah, dimana tingkatan keterlibatan pada rantai nilai adalah original equipment manufacturing OEM . Meskipun sudah memproduksi produk yang medium-up, pada umumnya industri aparel Indonesia belum siap untuk memasuki ODM dan OBM karena keterbatasan sumber daya. Pola tata kelola adalah relational. Disamping itu, penyebab lain adalah kurangnya kapasitas produksi. Jadi, strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan share ekspor adalah dengan membuat kebijakan yang membuat entrepreneurs berminat untuk melakukan investasi dalam rangka meningkatkan kapasitas SDM serta kapasitas mesin dan peralatan.

This paper aims to identify the competitiveness structure and the value chain governance pattern of Indonesia apparel industries in global value chain and also develop future strategy of Indonesia apparel industry. The research is a case study to determine the factors that enable Indonesian apparel industry to survive in global competition even hit by several problems using Cho rsquo s Nine Factor model. Although Indonesia apparel industry can survive in global competition, the growth gets slower. In order to analyze why Indonesia apparel industry is stagnant, an analysis on Gereffi rsquo s value chain model is conducted, and restricting factors are analyzed by using a system dynamics model.Unique competitiveness structure has been developing in Indonesia apparel industry, where the research shows that Indonesia apparel industry rsquo s competitiveness is caused by the movement to medium up products. The drivers are only two out of nine Cho rsquo s factors, namely 1 entrepreneurs and 2 opportunities. There is one new factor that makes the movement become successful, which is 3 historical relationship based on trust. As the result of the product upgrading to medium up goods successfully, there are two other factors that support the enhancement of the Indonesia apparel industry competitiveness, namely 4 workers and 5 professional. While, three factors hindering competitiveness, which are 6 business environment, 7 supporting and related industry, and 8 politicians and bureaucrats, could be solved even by increasing cost. And 9 domestic demand, even though it does not hinder, it does not support the competitiveness.The reason that the export is stagnant is that Indonesia apparel industry only involves in lower value added activity, where the stage of involvement in value chain is original equipment manufacturing OEM . In grneral, Indonesia apparel industry is not ready to perform functional upgrading to original design manufacturing ODM and or original brand name manufacturing OBM , due to the limitation of resources. The workers and professionals are enough for OEM, but have to increase to perform funcrional upgrading to ODM and or OBM. The value chain governance pattern is relational.The strategies that can be done in order to promote Indonesia apparel industry are to encourage entrepreneurs to invest in order 1 to increase the capacity of workers and professionals, both quality and quantity 2 to increase the production capacity."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D2308
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Palagan Ankasaniscara
"Tesis ini membahas tentang membangun suatu merek pada industri kreatif, khususnya industri fashion. Semakin maraknya perkembangan persaingan dan pangsa pasar pada sektor ini, menimbulkan masalah bagaimana untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Fashion yang merupakan bentuk pencitraan pemakainya merupakan hal penting yang perlu dibangun oleh brand. Pembangunan brand image melalui penggunaan celebrity endorsement menjadi salah satu cara yang dapat digunakan.
Berdasarkan hasil penelitian pada Peter Says Denim, terdapat pengaruh celebrity endorsement dalam pembentukan brand image. Kemudian keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh brand image dari PSD, walaupun besarannya tidak terlalu menonjol.

This thesis discusses about building a brand in the creative industries, especially the fashion sector. The increasingly widespread development of competition and market share in this sector raises the issue of how to influence consumer purchasing decisions. Fashion is a form of imaging is important that the wearer needs to be built by the brand. Construction of a brand image through the use of celebrity endorsements to be one way that can be used.
Based on the results of research on the Peter Says Denim, there is the influence of celebrity endorsements in the formation of brand image. Then the buying decision may also be influenced by brand image of the PSD, although its magnitude is not very prominent.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32222
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Leonard
"Ekuitas merek sebuah produk berdasarkan persepsi pelanggan sangat penting diketahui karena hal itu memberikan perhedaan tersendiri dnlam usaha persaingan, dan terhadap pemhangunan nilai merek serta keberhasilan pengelolaan merek. Pemhangunan nilai merek produk ritel SPBU di tengah meningkatnya jumlah merek behan bakar minyak SPBU global yang masuk ke industri minyak dan gas di Indonesia rnemiliki peran besar dalam menghadapi iklim persaingan yang semakin tinggi dan cepat seperti saat inL Ekuitas merek berhasis pelanggan (customer-based brand equity I CBBE) yang positif dapat membawa kepada pendapatan yang lebih besar, biaya yang lebih rendah, dan keuntungan yang Jebih besar dan pada akhirnya membawa kepada sustainable competitive advantage atau keunggulan daya saing lestari bagi perusahaan.

Customer-Based Brand Equity of a product is critical to be recognized for il provides any differential effect in the framework cf competitiveness, and its contribution toward brand value establishment and also lo the success of managing a brand. The brand value development of station retail product in the mid of increasing amount of global branded fuel entering Indonesian oil and gas industry hold a great role to overcome higher and faster competitive market recently. Positive customer-based brand equity can lead to greater revenue. lower cost. and higher profit which finally deliver to sustainable competitive advantage to the company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T32367
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Syahidah
"Penggunaan daya tarik nasionalis oleh entitas komersial dalam kegiatan pemasaran disebut dengan nasionalisme komersial. Strategi aktivasi merek berupa kampanye bertajuk ?Ayo! Indonesia Bisa? oleh merek CLEAR dari PT Unilever Indonesia adalah salah satunya. Dalam kampanye ini, CLEAR berhasil menghimpun lebih dari lima belas juta dukungan online untuk Indonesia dalam ajang SEA Games XXVI tahun 2011, baik itu berupa foto, video, audio, teks, dan yang paling mendominasi nominal dukungan; tweet dengan hashtag #AyoIndonesiaBisa. Aktivasi merek ini memiliki tujuan untuk membentuk citra merek CLEAR yang peduli terhadap Indonesia. Peneliti menggunakan teori pemahaman untuk mengetahui pembentukan pemahaman khalayak sebagai pengguna internet mengenai penggunaan daya tarik nasonalis dalam kampanye tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma konstruksionis kritis. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis tematik. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa penggunaan daya tarik nasionalis membentuk citra merek yang positif bagi khalayak yang memiliki kesadaran akan pesan iklan dan pengalaman menggunakan merek. Ditemukan pula bahwa khalayak tidak memenuhi karakteristik khalayak aktif yang tidak mudah terbujuk media dengan berpartisipasi dalam kampanye tanpa pengetahuan penuh mengenai kampanye terkait. Hal tersebut karena adopsi hashtag kampanye melalui media sosial Twitter sangat mudah, hanya dilatarbelakangi nilai personal suportivitas, kebiasaan mem-post tweet, dan norma subjektif.

The use of nationalist appeals by commercial entity in any marketing activities is called commercial nationalism. Brand activation strategy named ?Ayo! Indonesia Bisa? campaign by Unilever Indonesia?s CLEAR was one of them. In this campaign, CLEAR succeeded collecting more than fifteen million online support for Indonesia during SEA Games XXVI competition in 2011, consisted of photo, video, audio, text, and the most dominating one; tweets with hashtag #AyoIndonesiaBisa. The primary goal of this campaign was to create CLEAR?s brand image as a brand that cares for Indonesia. Researcher used the comprehension theory to acknowledge the formation of audience comprehension of the use of nationalist appeals in the campaign. This research used qualitative approach with critical constructionist paradigm. The data analysis used is thematic analysis. This research shows that the use of nationalist appeals shapes positive brand image for those who have advertising awareness and brand experience. Another result of this research was that audience is not always being active audience by participating in the campaign without full knowledge about it. That is because the adoption of campaign hashtag on Twitter is easy; it takes only personal value of supportivity, Twitter habit, and subjective norms. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kesia Adelina
"Industri kreatif adalah industri baru yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Indonesia memiliki kekuatan tersendiri untuk mengembangkan industri ini melalui keragaman keunikan geografisnya. Subsektor fashion adalah salah satu sub-sektor yang memiliki pengaruh besar pada pertumbuhan ekonomi di industri kreatif. Namun seiring dengan perkembangan teknologi dan permintaan pasar, industri fashion terus berjuang untuk eksis. Untuk dapat menganalisis perubahan yang cepat seperti itu, para pelaku di industri fashion dapat menggunakan pendekatan dinamika sistem.
Penelitian ini akan menganalisis variabel apa yang berperan dalam perubahan ekosistem di industri fashion. Hasil analisis dapat memberikan rekomendasi yang tepat untuk opsi kebijakan yang dapat diambil dalam kondisi industri yang telah ditampilkan. Kami melihat bahwa perkembangan industri fashion di Indonesia berpusat di kota-kota besar di Jakarta, Bandung, Makasar, Padang dan Bali.

Creative industry is a new industry that has great potential to develop. Indonesia has its own strength to develop this industry through its diversity of geographic uniqueness. Fashion subsector is one of the sub sectors that have a big influence on economic growth in the creative industry. But along with the development of technology and market demand, fashion industry is continuing struggling to exist. To be able to analyze such rapid changes, actors in the fashion industry can use system dynamics approach.
This study will analyze what variables that play a role in ecosystem changes in the fashion industry. The results of the analysis can provide appropriate recommendations for policy options that can be taken in the industry conditions that have been displayed. We see that the development of the fashion industry in Indonesia is centered on the big cities of Jakarta, Bandung, Makasar, Padang and Bali.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>