Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165467 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kharisma Utomo Mulyodinoto
"Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, pembangunan PLTS ditargetkan pada angka 4,7 GW pada tahun 2025 untuk mencapai target bauran energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23%. Pembangunan PLTS terapung di Indonesia masih dalam kategori baru dibanding dengan pembangunan PLTS dengan teknologi Ground Mounted. Perencanaan dan perancangan PLTS terapung (floating) ini menjadi penting karena pembangunan PLTS terapung sampai saat ini belum pernah dilakukan di bekas galian tambang (Void) di Indonesia sehingga proyek ini bisa menjadi acuan dan referensi dalam proyek proyek PLTS terapung di bekas galian tambang selanjutnya. Perancangan dan Perencanaan Pembangunan PLTS Terapung di Void 5 dan Void 7 di bekas galian tambang di Kutai Kartanegara menjadi salah satu proyek PT. PLN (Persero) dengan mitra strategis di Kalimantan Timur. Dengan jumlah penetrasi tertentu, pembangkit VRE seperti PLTS dapat menyebabkan terjadinya gangguan kestabilan dan kehandalan sistem kelistrikan karena karakteristik intermitensi dan non dispatchable dari PLTS yang berarti energi tidak selalu ada dan tidak dapat diatur. Dari hasil simulasi Grid Impact Studi diperlukan Battery Energy Storage System (BESS) dengan kapasitas 69 MW/69 MWh agar Sistem Kalimantan masih dapat beroperasi di kondisi aman dan stabil sebagai akibat pengaruh dibangunnya PLTS Terapung kapasitas 120 MWp.

Based on the 2021-2030 Electricity Supply Business Plan (RUPTL), Photovoltaic Power Plant construction is targeted at 4.7 GW in 2025 to achieve the New and Renewable Energy (EBT) energy mix target of 23%. The construction of floating Photovoltaic Power Plant in Indonesia is still in a new category compared to the Ground Mounted technology. Planning and designing floating Photovoltaic Power Plant is important because the construction of floating Photovoltaic Power Plant has never been carried out in a former mine excavation (Void) in Indonesia so far, so this project can be a reference in future floating Photovoltaic Power Plant projects. Design and planning for the construction of floating solar power plants in Void 5 and Void 7 in Kutai Kartanegara is one of PT. PLN (Persero)'s projects with strategic partners in East Kalimantan. With a certain amount of penetration, VRE plants such as Photovoltaic Power Plant can cause disruption to the stability and reliability of the electricity system due to the intermittency and non-dispatchable characteristics of Photovoltaic Power Plant, which means that energy is not always available and cannot be regulated. From the Grid Impact Study simulation results, Battery Energy Storage System (BESS) with a capacity of 69 MW/69 MWh is needed so that the Kalimantan System can still operate in a safe and stable condition as a result of the influence of the construction of a Floating Photovoltaic Power Plant with a capacity of 120 MWp."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Arifianto
"

Keberadaan aktivitas penambangan batubara secara terbuka menyebabkan kerusakan lingkungan sekitar. Salah satu kerusakan tersebut yaitu terbentuknya lubang bekas tambang (void). Void tersebut dapat dideteksi dengan citra satelit. Kota Samarinda memiliki ratusan lubang void dan berpotensi untuk bertambah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran void dan menganalisis void tersebut dengan analisis kesesuaian wilayah untuk area pengembangan panel surya terapung dan bendungan. Penelitian ini menggunakan metode dijitasi pada citra resolusi tinggi dan metode Fuzzy Logic. Tahapan pertama yaitu mengidentifikasi sebaran void menggunakan dijitasi citra satelit pada wilayah izin usaha pertambangan di Kota Samarinda. Setelah itu melakukan identifikasi kesesuaian wilayah panel surya dan bendungan. Kriteria kesesuaian wilayah diklasifikasikan menggunakan metode Fuzzy Membership dan metode Fuzzy Overlay. Selanjutnya, peta kesesuaian wilayah tersebut di overlay dengan peta sebaran void untuk mendapatkan wilayah kesesuaian panel surya terapung dan bendungan pada void di Kota Samarinda. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 442 void dengan luas total 7,901 km2. Tingkat kesesuaian wilayah panel surya terapung dan bendungan dibagi menjadi 4 kelas, yaitu S1, S2, S3, dan S4/N. Jumlah void pada kelas kesesuaian panel surya terapung berturut-turut 17, 26, 40, dan 359. Adapun jumlah void pada kesesuaian bendungan berturut-turut 45, 133, 210, dan 54. Mayoritas void tersebar pada wilayah yang memiliki aksesibilitas rendah dengan jarak lebih dari 1 km, berada pada wilayah dengan penyinaran matahari yang cukup tinggi dengan 1800-1900 kWh/m2/tahun, dan berada pada wilayah dengan kemiringan lereng yang lebih dari 10 %.


The existence of open coal mining activities causes damage to the surrounding environment. One such damage is the formation of a former mine pit (voids). These voids can be detected with satellite imagery. Samarinda City has hundreds of void holes and has the potential to increase. Therefore, this study aims to map the distribution of voids and analyze these voids by analyzing the suitability of the area for the development area of floating solar panels and dams. This research uses digitizing methods in high-resolution images and Fuzzy Logic methods. The first stage is identifying void distribution using digitalized satellite imagery in the mining business permit area in Samarinda City. After that, determine the suitability of the solar panel area and the dam. Region suitability criteria are classified using the Fuzzy Membership method and then overlaid using the Fuzzy Overlay method. Furthermore, the suitability map of the area is overlaid using the intersect with the void distribution map to get the suitability of the floating solar panels and the dams on the voids in Samarinda City. The results showed that there were 442 voids with a total area of 7,901 km2. The suitability level of the floating solar panel and dam is divided into four classes, namely S1, S2, S3, and S4/N. The number of voids in the suitability class of floating solar panels are 17, 26, 40, and 359. The number of voids in the suitability of the dam is 45, 133, 210, and 54. The majority of voids are scattered in areas that have low accessibility with a distance of more than 1 km, are in areas with high solar radiation with 1800-1900 kWh/m2/year, and are in areas with slopes of more than 10 %.

 

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rahmawan
"Tulisan ini membahas bagaimana awal mula pemukiman di Situs Kutai Lama, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Penelusuran Ppemukiman tersebut dilihat dari tinggalan arkeologis yang diperoleh dari hasil penggalian yang dilakukan oleh Tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional pada tahun 2007 dan 2009. Setiap situs pemukiman yang ada pada Situs Kutai Lama kemudian dilihat karakteristik temuan dan karakteristik keletakannya.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah merekonstruksi kebudayaan masa lalu pada Situs Kutai Lama. Penelitian ini membahas pemukiman tingkat makro dan dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa sisa-sisa pemukiman yang ada menunjukan perbedaan sosial dan menunjukan situs mana yang ramai didatangi oleh para pedagang dan kemudian tinggal untuk bermukim.

This article discuss about the beginning of the settlement in the Kutai Lama Site in which the settlement can be seen and observed by the artifacts, obtained from an excavation by the team of National Archaeological Research Center in 2007 and continued in 2009. Each settlement is characterized by its artifacts and locations.
The purpose of this research is to reconstruct the ancient culture in Kutai Lama Site. This settlement, in which from the excavation processes shows the difference of social or state of well-being in each site, is a macro settlement where it shows which part of it was often visited by merchants and then became a settlement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Semiarto Aji Purwanto
Pusat Kajian Antropologi UI, 2014
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Pulungan, Muhammad Soleh
"Peningkatan kualitas sumber daya manusia mutlak diperlukan dalam proses pembangunan sektor pendidikan di era globalisasi. Tujuan pengkajian ini adalah; Untuk mengevaluasi penempatan tenaga pendidikan sesuai dengan kompetensi, Untuk menganalisis standar kualifikasi tenaga pendidikan, Untuk mengetahui standar kualitas pendidikan di Kab. Kutai Kartanegara. Metode Penelitian yang dilakukan secara survey, dengan populasi adalah kepala sekolah dan guru SD, SMP dan SMA, dengan tiga zona, yakni: zona I, II, dan III di Kutai Kartanegara. Hasil Penelitian; Standar Pendidikan yang dimiliki para guru cukup tinggi, dengan spesialisasi tertentu. Kekurangan tenaga pendidik bidang studi tertentu, mengakibatkan sebagian guru mengajar tidak sesuai keahliannnya. Untuk lebih meningkatkan kualitas guru disarankan untuk aktif mengikuti seminar, workshop, dan pelatihan. Strategi pembangunan pendidikan tidak hanya berdasarkan pada input oriented saja, tetapi juga harus lebih memperhatikan faktor proses pendidikan. Peranan pemerintah melalui Dinas Pendidikan diharapkan untuk melakukan analisis kebutuhan guru setiap tahun, perbaikan dan peningkatan sarana prasarana sekolah, sesuai kebutuhan masing-masing."
Jakarta: Kementerian Dalam Negeri Ri, {s.a.}
351 JBP 7:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Guruh Wicaksono
"Akreditasi merupakan faktor yang menjadikan institusi pelayanan Kesehatan semakin professional, bukan hanya dari segi pengelolaan layanan tetapi juga sebagai pengelolaan manajemen yang mumpuni. Banyaknya puskesmas di Indonesia saat ini merupakan tantangan bagi pelaksana Akreditasi untuk mencapai posisi status Akreditasi Paripurna sebagai tingkatan kinerja tertinggi. Untuk mengupayakan pencapaian kinerja Akreditasi tersebut berlangsungnya aktivitas knowledge management menjadi hal yang sangat penting. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur dengan status Akreditasi Paripurna untuk melihat penerapan knowledge management pada aspek modal manusia, organisasi, dan teknologi informasi dan komunikasi, serta menganalisis gambaran pengelolaaan resource yang dimiliki dalam memaksimalkan pencapaian status akreditasi tertinggi. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan desain Rapid Assessment Procedures (RAP), yaitu suatu penelitian kualitatif yang dilakukan secara cepat (1-2 bulan) dengan menggunakan metode wawancara mendalam. Hasil penelitian mendapatkan bahwa modal manusia, organisasi serta Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memberikan dampak yang besar terhadap pencapaian akreditasi paripurna. Pengelolaaan kemampuan staf dan penguasaan teknologi oleh kebanyakan staf yang diberikan tugas sebagai penanggung jawab, memberi dampak yang besar terhadap staf dalam melakukan intruksi dan progres, dengan ditunjang TIK yang memadai sehingga performa Puskesmas dalam persiapan akreditasi lebih maksimal dan proses knowledge management berjalan dengan sangat baik. Kesimpulan dari penelitian ini knowledge management telah diterapkan dengan baik dan berperan   dalam proses distribusi informasi yang dipengaruhi oleh  modal manusia, organisasi dan kemampuan staf dalam pengetahuan teknologi informasi komunikasi (TIK) dimana masing-masing memberikan dampak besar dalam kelangsungan proses organisasi untuk mencapai status akreditasi paripurna Saran penelitian ini kepada puskesmas samboja dapat mendokumentasikan rekomendasi hasil akreditasi dengan baik, sehingga proses perbaikan dapat dilakukan bertahap dan disesuaikan dengan pola pelayanan yang diterapkan oleh puskesmas Samboja dan dapat mempertahankan status Paripurna saat pelaksanaan re-akreditasi, dilanjutkan dengan pembelajaran untuk mempertahankan status paripurna yang saat ini telah didapatkan. Camat Samboja agar kiranya terus mempertahankan kolaborasi yang sudah sangat baik, sehingga 2 puskesmas lain di wilayah Samboja segera mendapatkan status akreditasi paripurna. Untuk penelitian selanjutnya, dapat meneliti status akreditasi di wilayah dan puskesmas yang berbeda dalam peningkatan status akreditasi pasca re-akreditasi puskesmas dilakukan, sehingga ada data pembanding dalam proses knowledge sharing antar daerah.

Accreditation is a factor that makes health care institutions more professional, not only in terms of service management but also as a qualified management. The number of health centers in Indonesia today is a challenge for the implementers of Accreditation to achieve the status of the Plenary Accreditation position as the highest performing level. To strive for the performance of the Accreditation, knowledge management is very important. This research was conducted at the Samboja Health Center, Kutai Kartanegara Regency, East Kalimantan Province with Plenary Accreditation status by applying knowledge management to see aspects of human capital, organization, and information and communication technology, as well as analyzing the description of the management of resources owned in maximizing the utilization of the highest accreditation status. This study uses an approach using the Rapid Assessment Procedures (RAP) design, which is a qualitative research conducted quickly (1-2 months) using in-depth interviews. The results of the study found that human capital, organization and Information and Communication Technology (ICT) had a major impact on the plenary accreditation. The management of staf capabilities and mastery of technology by most of the staf assigned the task of being in charge, has a great impact on staf in carrying out instructions and progress, supported by adequate ICT so that the performance of the Puskesmas in preparation for accreditation is maximized and the knowledge management process is very good. The conclusion of this study is that knowledge management has been implemented properly and plays a role in the process of distributing information which is influenced by human capital, and the ability of staf in communication technology (ICT) knowledge, each of which has a major impact on the organizational process to achieve complete accreditation status. Suggestions from this research to the Samboja Health Center can document the recommendations of the accreditation results properly, so that the improvement process can be carried out gradually and adapted to the service pattern applied by the Samboja Health Center and can maintain the Plenary status during the implementation of re-accreditation, followed by learning to maintain the plenary status that is has now been obtained. The Samboja sub-district head should continue to maintain the excellent collaboration, so that the other 2 health centers in the Samboja area will soon get a plenary accreditation status. For further research, it is possible to examine the accreditation status in different regions and puskesmas in improving the accreditation status after the re-accreditation of the puskesmas is carried out, so that there is a comparison of data in the knowledge sharing process between regions. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Setiawan
"ABSTRAK
Latar Belakang: Paparan utama pada pekerja tambang batubara adalah debu kimia yang akan menimbulkan gangguan fungsi pernapasan dengan paparan kronis menahun. PT. X mengalami trend peningkatan prevalensi penurunan fungsi paru selama tiga tahun 2013 ndash; 2015 yaitu 15.8 , 18.3 , dan 21.9 . November 2015, PT. X menerapkan kebijakkan menggunakan APD masker N-series tipe 8211 pada pekerja lapangan.Metode :Penelitian menggunakan desain potong lintang pada PT. X, Kontraktor Tambang Batubara di Kalimantan Timur dengan 300 orang dipilih secara convenient sampling. Pengambilan data primer dengan wawancara dan pengisian kuisioner penelitian, sedangkan data sekunder dari data laporan kesehatan tahunan 2015 ndash; 2016 dan data laporan bulanan HRD - HSE PT. X. Variabel yang diteliti adalah motivasi kerja, tingkat pengetahuan, kenyamanan kerja, reward/punishment, masa kerja, status kerja, supervisi pengawas, dan ketersediaan fasilitas masker. Penelitian ini juga melihat distribusi penurunan fungsi paru per 2015 - 2016.Hasil :Dijumpai 82 pekerja patuh menggunakan masker. Terdapat hubungan antara motivasi kerja p 0.02, ORa 4.80, 95 CI 1.22 ndash; 18.86 , tingkat pengetahuan.

ABSTRACT
Background: Main hazard for the coal mining workers is chemical dust that cause declining of lung function with chronic exposure. PT. X experienced elevated trend of declining lung function of workers within past three years 2013 ndash 2015 i.e. 15.8 , 18.3 , and 21.9 . November 2015, PT. X stipulated new policy to its field workers that oblige them to use PPE mask of N series type 8211.Method This study uses cross sectional design on PT. X, a coal mining contractor in East Borneo, with 300 people chosen by convenient sampling. Primary data collection was conducted via interview and filling questionnaire secondary data collection was compiled from PT. X rsquo s MCU reports of 2015 2016 and HRD HSE monthly reports. Studied variables are work motivation, knowledge, PPE comfortability, reward punishment, working duration, working status, supervision, and availability of the PPE mask. The study also describe the declining lung function as per 2015 2016.Study Results As much as 82 of workers are comply to use PPE. There are statistically significant relation between work motivation p 0.02, ORa 4.80, 95 CI 1.22 ndash 18.86 , PPE knowledge.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Semiarto Aji Purwanto
Pusat Kajian Antropologi UI, 2016
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tiyas Nurcahyani
"Penambangan batubara secara tambang terbuka akan menimbulkan perubahan rona lingkungan baik berupa bukit-bukit kecil ataupun lubang bekas penambangan (void). Metode pembuangan tanah penutup secara bacfilling di areal penambangan akan memperkecil void yang terjadi. Void yang ditinggalkan pada akhir kegiatan tambang tanpa adanya perencanaan pemanfaatan berpotensi menimbulkan dampak yang tidak diinginkan bagi lingkungan. Rona akhir tambang dalam penelitian ini dibatasi pada: cadangan tersisa, peruntukan lahan, dan air permukaan. Penelitian bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan lubang bekas tambang (void) terhadap pembangunan berkelanjutan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa lubang bekas tambang (void) berpotensi memberi kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan. Program pemberdayaan masyarakat sekitar tambang dalam memanfaatkan lubang bekas tambang menjadi sangat penting bagi kelangsungan pembangunan. Informasi mengenai kandungan logam baik pada tanah maupun air dapat menjadi suatu gambaran terhadap bahaya atau tidaknya pemanfaatan air tersebut bagi kesehatan manusia.

Open pit coal mining will cause changes in the environmental setting that either the hills or small holes mined (void). Backfilling disposal method of in the area of mining will decrease the voids happened. The hole left by the post mine at the end of mining activities without use utilization planning could potentially cause unwanted effects on the environment. Post mining in this study is limited to: the remaining reserves, land use and surface water. The study aims to assess the utilization of the void to sustainable development. The results of this study indicate that the void potentially contribute to sustainable development. Community empowerment programs around the mines in mined utilizing the hole becomes very important for the continuity of development. Information of metal content in soil and water may be an illustration of the dangers of whether or not the utilization of water for human health."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30203
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Diyan Diwyastra
"[ABSTRAK
Void tambang merupakan masalah yang ditinggalkan setelah kegiatan penambangan berakhir Hilangnya fungsi lingkungan air void tambang sebagai sumber daya air baku dapat menyebabkan menurunkan nilai jasa lingkungan Untuk mengembalikan nilai jasa lingkungan diperlukan pengelolaan air void agar dapat digunakan sebagai air baku yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik masyarakat pengguna sumberdaya air void tambang sebagai air baku mengestimasi nilai willingness to pay WTP masyarakat terhadap penggunaan air baku yang diperoleh dari air void tambang mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi WTP masyarakat mengkaji kelayakan finansial pemanfaatan air void tambang sebagai air baku dan budidaya perikanan air tawar Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan informasi melalui kuesioner di Desa Margahayu yang melibatkan 100 responden Hasil penelitian karakteristik pengguna air void tambang menunjukan 69 responden berusia 41 60 tahun tingkat pendidikan mayoritas lulus Sekolah Menengah Pertama SMP Sederajat sebanyak 33 dengan tingkat penghasilan kurang dari Rp 1 500 000 00 sebanyak 51 jumlah kebutuhan air responden berkisar antara 8 31 m3 bulan KK Rata rata nilai WTP sebesar Rp 5 620 00 per m3 yang dipengaruhi oleh faktor pendidikan penghasilan dan jumlah kebutuhan air Berdasarkan analisis finansial diperoleh nilai Net Present Value NPV sebesar Rp 1 528 812 844 21 Net Benefit Cost Ratio Net B C sebesar 2 56 nilai IRR sebesar 17 3 Pemanfaatan air void tambang layak dan memberikan manfaat bagi masyarakat dan diharapkan kepada pemerintah dan pihak pihak terkait agar dapat memfasilitasi pengembangan pemanfaatan air void tambang dan kelengkapannya melalui kemudahan dalam melakukan peminjaman dana investasi serta dukungan lain yang diperlukan.

ABSTRACT
Mine void is a problem that abandoned mines after mining ends The loss of function of the mine void water as raw water resources may lead to lower values of environmental services To restore the value of environmental services void water management is required to recycle void water as raw water that can be utilized by the community This study was conducted to determine the characteristics of community that use mine void water resources as a raw water estimate willingness to pay WTP community against the use of raw water obtained from the mine void water determine factors that affecting WTP society assessing the financial feasibility of utilization of mine void water as a raw water and freshwater aquaculture The study was conducted by gathering information through questionnaires in the Margahayu village involving 100 respondents Results of the study are the characteristics of the mine void water users showed 69 of respondents aged 41 60 years the majority of education level is graduated from junior high school as much as 33 with the income level of less than Rp 1 500 000 00 as much as 51 the amount of water needs ranged between 8 31 m3 month household The average value of WTP Rp 5620 00 per m3 which is influenced by education income and the amount of water needs Based on the financial analysis is obtained value of Net Present Value NPV of Rp 1 528 812 844 21 Net Benefit Cost Ratio Net B C by 2 56 IRR of 17 3 Mine void water utilization feasible and provide benefits to the community and is expected to governments and relevant parties in order to facilitate the development of the mine void water use and completeness through the ease of borrowing investment funds and other support needed , Mine void is a problem that abandoned mines after mining ends The loss of function of the mine void water as raw water resources may lead to lower values of environmental services To restore the value of environmental services void water management is required to recycle void water as raw water that can be utilized by the community This study was conducted to determine the characteristics of community that use mine void water resources as a raw water estimate willingness to pay WTP community against the use of raw water obtained from the mine void water determine factors that affecting WTP society assessing the financial feasibility of utilization of mine void water as a raw water and freshwater aquaculture The study was conducted by gathering information through questionnaires in the Margahayu village involving 100 respondents Results of the study are the characteristics of the mine void water users showed 69 of respondents aged 41 60 years the majority of education level is graduated from junior high school as much as 33 with the income level of less than Rp 1 500 000 00 as much as 51 the amount of water needs ranged between 8 31 m3 month household The average value of WTP Rp 5620 00 per m3 which is influenced by education income and the amount of water needs Based on the financial analysis is obtained value of Net Present Value NPV of Rp 1 528 812 844 21 Net Benefit Cost Ratio Net B C by 2 56 IRR of 17 3 Mine void water utilization feasible and provide benefits to the community and is expected to governments and relevant parties in order to facilitate the development of the mine void water use and completeness through the ease of borrowing investment funds and other support needed ]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>