Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152096 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadya Anastasya Putri Yasmeen
"Artikel ini bertujuan untuk memaparkan representasi produk prêt-à-porter  Yves Saint Laurent terhadap perkembangan kelas menengah pada masa les trente glorieuses (1945 – 1975). Analisis dalam artikel ini dilakukan dengan menggunakan teori diferensiasi milik Pierre Bourdieu untuk mengetahui faktor pembeda antar kelas sosial melalui pakaian. Konteks masa les trente glorieuses juga akan dikaitkan dengan permasalahan perkembangan kelas menengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk prêt-à-porter Yves Saint Laurent menjadi alternatif bagi kelas menengah agar dapat berpenampilan seperti kaum borjuis dengan tujuan membuktikan adanya perubahan kelas sosial yang dialaminya dengan cara menggunakan merek pakaian yang sama, walaupun produk yang digunakan berbeda kelasnya.

The purpose of this article is to explain the Yves Saint Laurent’s prêt-à-porter products as the representation of the development of the middle class during the les trente glorieuses era (1945-1975). The theory of differentiation from Pierre Bourdieu is used to analyses the differentiating factors between social classes through its attire. The context of les trente glorieuses will also be linked to the issue of the development of the middle class in this article. The results show that Yves Saint Laurent's prêt-à-porter product seems to be an alternative for the middle class in order to look like the bourgeoisie by using the same clothing brand, even though the products has the different class.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Cinta Betsy Helena
"Penelitian ini mengaitkan perkembangan rute Air France selama masa Les Trente Glorieuses dengan masyarakat di masa itu. Setelah Perang Dunia II berakhir, pemulihan penerbangan komersial pascaperang adalah salah satu prioritas Pemerintah Prancis. Air France sebagai maskapai nasional Prancis didorong untuk melakukan perkembangan pelayanan berupa peningkatan fasilitas di dalam dan di luar kabin pesawat, juga pembukaan rute-rute baru. Selama l'rga puluh tahun, Air France mewakili Prancis menjalin kerjasama dengan berbagai negara beserla maskapai nasionalnya untuk memperluas jaringan rute. Perkembangan rute dilakukan karena Air France sebagai maskapai nasional berlugas mengakomodir kebutuhan masyarakat Prancis untuk bepergian lebih cepat nyaman, dan dengan pilihan destinasi yang semakin banyak. Sehubungan dengan hal itu, penelitian ini secara deskriptif-analisis membahas keadaan sosial ekonomi masyarakat Prancis pada Masa Les Trente Glorieu.ses agar terlihat kebutuhan mereka sebagai konsumen penerbangan. Latar sosial ekonomi setiap kalangan dalam masyarakat akan menimbulkan motif-motif khusus untuk memanfaatkan rute baru Air France.
This thesis specifies on Air France route accession during The Glorious Thirty and its correlation with French society in that period. At the end of World War II, commercial aviation has made it into one of French Govemment's priorities. Air France as a flag-carrier was assigned to improve its service through innovations on the inside and outside of the cabin, as well as route inaugurations. Throughout The Glorious Thirly, Air France on behalf of French Government affiliated with numerous countries along with their flag-carrier to expand its route network. This step was essential for Air France as it has full responsibility to accommodate French people's need to travel. Air France had to offer a faster and more pleasant flight with divers destination choices due to its status as flag-carier. Thus, the during The Glorious Thirty This thesis specifies on Air France route accession during The Glorious Thirty and its correlation with French society in that period. At the end of World War II, commercial aviation has made it into one of French Govemment's priorities. Air France as a flag-carrier was assigned to improve its service through innovations on the inside and outside of the cabin, as well as route inaugurations. Throughout The Glorious Thirly, Air France on behalf of French Government affiliated with numerous countries along with their flag-carrier to expand its route network. This step was essential for Air France as it has full responsibility to accommodate French people's need to travel. Air France had to offer a faster and more pleasant flight with divers destination choices due to its status as flag-carier. Thus, the, o"iul-""o.romic background of French society at that time is descriptively analyzed in order to see their needs as commercial aviation consumer as it will interpret their motivation of travelling with Air France's new routes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S61104
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhearika Ramadhanty
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran CECA dan CEE dalam pertumbuhan ekonomi Prancis pada masa les trente glorieuses yang berlangsung dari 1945 hingga akhir 1970-an di Prancis. Keterpurukan pasca-Perang Dunia II mendorong Prancis untuk bekerja sama dengan negara Eropa Barat lainnya. Pada 1951, Prancis bergabung dengan Communauté Européenne du Charbon et de L'acier (CECA). Selanjutnya pada 1957, Prancis menjadi anggota Communauté Économique Européenne (CEE). Bersamaan dengan itu, Prancis mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat. Keberhasilan terbesar terjadi pada sektor industri dan jasa Prancis. Perjanjian antaranggota pada dua badan itu memberikan kemudahan untuk melakukan transaksi baik dengan sesama negara anggota maupun dengan negara lain. Berdasarkan hal tersebut, artikel ini membahas bagaimana pengaruh keanggotaan Prancis di CECA dan CEE terhadap sektor industri Prancis pada masa les trente glorieuses. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan sudut pandang ekonomi. Melalui penelitian ini diketahui bahwa terciptanya pasar terintegrasi Eropa menjadi sarana perdagangan bebas baru bagi Prancis dan negara-negara Eropa Barat. Kebebasan ini memberikan banyak kemudahan kepada negara anggota berdasarkan regulasi yang mengatur dan menjamin keberlangsungan pasar terintegrasi. Regulasi itu menjamin pergerakan bebas bagi barang, jasa, orang, dan modal dengan menghapuskan bea serta penyetaraan tarif negara non-anggota. Ternyata regulasi tersebut sangat membantu peningkatan ekspor, impor, dan investasi di Prancis. Kerja sama kedua badan ini sangat mendukung perkembangan ekonomi anggotanya terutama dengan terciptanya pasar yang terintegrasi di kawasan Eropa.

ABSTRACT
This study aims to explain the role of CECA and CEE in the growth of the French economy during the trente glorieuseswhich lasted from 1945 to the late 1970s in France. The post-World War II downturn prompted France to cooperate with other Western European countries. In 1951, France joined the Communauté Européenne du Charbon et de L'acier(CECA). Later in 1957, France became a member of the Communauté Économique Européenne(CEE). At the same time, France experienced rapid economic growth. The greatest success occurred in the French industrial and service sector. The agreement between members of the two bodies makes it easy to make transactions both with fellow member countries and with other countries. Based on this, this article discusses how the influence of French membership in CECA and CEE on the French industrial sector during the trente glorieuses. The method used in this study is a method of historical research with an economic perspective. Through this research it is known that the creation of an integrated European market became a means of new free trade for France and Western European countries. This freedom provides many facilities to member countries based on regulations that regulate and guarantee the sustainability of integrated markets. The regulation guarantees free movement of goods, services, people and capital by abolishing duties and equalizing non-member countries' tariffs. It turned out that the regulation greatly helped increase exports, imports and investments in France. The cooperation between the two bodies strongly supports the economic development of its members, especially with the creation of integrated markets in the European region."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hugo, Victor
London: David Campbell, 1998
843.8 HUG m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muliawaty
"Pertanian merupakan sektor yang penting bagi Prancis. Selama berabad-abad sektor ini mendominasi dan menjadi tulang punggung perekonomian Francis. Hingga Perang Dunia II berakhir masih setengah dari penduduk Prancis yang bekerja di sektor pertanian. PD II yang memporakporandakan keadaan dalam negeri Francis membuat pemerintah Prancis berusaha membangun kembali perekonomiannya. Semenjak saat itu, yaitu tahun 1946 hingga tahun 1970-an atau disebut juga sebagai Les 'Yenta Glorieuses, Prancis mengalami kemajuan ekonomi yang pesat.Pertanian Francis yang hingga mesa pra PD II masih diolah dan dikelola secara sederhana dan tradisional, pada masa pasca PD II mulai beralih dan mulai menerapkan metode dan teknik-teknik pertanian yang modern. Hal yang sama juga terjadi pada masyarakat petanianya. Masyarakat petani Francis masa Pra PD II masihlah bersifat subsisten, tertutup, curiga terhadap pengaruh luar dan memiliki tingkat kehidupan yang rendah."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
S14411
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joesana Tjahjani
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edlina Hafmini Eddin
"ABSTRAK
Dalam pembahasan yang terdiri dari 2 bab, telah diurai_kan rangkaian cerita Les Faux-Monnayeurs dan masalah penuturnya. Sebagaimana telah dikemukakan dalam pendahuluan, tujuan penelitian ini adalah mengemukakan identitas penutur, menemukan kedudukan serta perannya dalam karya. Analisis karya dimulai dengan membuat urutan satuan cerita Les Faux-Monnayeurs dan mencari hubungan sebab akibat satuan-satuan cerita tersebut untuk mendapatkan logika narasi. Hal itu tidak dapat dilakukan karena secara keseluruhan satuan-satuan cerita tersebut tidaklah berkaitan. Oleh karena itu, langkah selanjutnya adalah mengelompokkan satuan-satuan cerita menurut tokoh untuk mendapatkan alur tokoh-tokoh yang terdapat dalam karya ini. Ternyata alur-alur tersebut juga tak saling berkait, tidak didapat kesatuan cerita. Namun demikian tokoh-tokoh yang terdapat dalam roman ini mempunyai hubungan dengan

"
1985
S14378
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chevrier, Lionel
Ottawa: Le Cercle du Livre de Frnce, 1959
386.4 CHE v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Murray, Les A.
Sydney: Angus and Roberson, 1972
821.3 MUR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Charles, Rene
Paris: Nathan, 1994
302.2 CHA c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>