Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113371 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pratiwi Nurdiana
"Bisnis kerajinan tangan atau handicraft adalah bentuk usaha yang didasari oleh hobi atau kreativitas. Nilai suatu barang khususnya barang-barang komoditas mempunyai nilai yang dapat dipertukarkan dalam kehidupan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan cara pandang masyarakat modern melihat suatu nilai pada kerajinan tangan yang didemonstrasikan melalui pameran. Penelitian ini menggunakan metode etnografi yang dilakukan di @Salsabila.bordir sebagai pusat kerajinan tangan yang berada di wilayah Depok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produk kerajinan tangan memiliki nilai tambah pada kehidupan manusia serta mempunyai kelas “sacrifices values”. Penelitian ini menemukan bahwa nilai suatu objek akan berguna dalam kehidupan sosial. @Salsabila.bordir berhasil membawa kerajinan tangan mereka untuk didemonstrasikan di berbagai negara. @Salsabila.bordir dapat menunjukkan bahwa nilai dari barang yang mereka demonstrasikan dapat diterima oleh masyarakat internasional. Hal ini menunjukan bahwa produk atau komoditas yang mereka bawa tetap memiliki daya tarik yang cukup diminati oleh masyarakat di luar negeri

Handycraft business is a business based on hobby or creativity. In general a price of an item especially comodities has a value exchange. This research examined the way modern people see the price of the handycraft which demonstrated in the from the exhibition. This research was conducted through an ethnographic methodology in @Salsabila.bordir as one of the handycraft center in depok area. The result of this research showed that a handycraft can also have an additional value for human life as well as have a "sacrifices values". The research also found that a value of an object can be usefull in social life. @Salsabila.bordir proved that their handycraft could be demonstrated in many countries with the value which they brought in their handycrafts. This researce also showed the attractive sides od their products or commodity to people abroad"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Chrisna Triehadi Permana
"Pertumbuhan ekonomi nasional yang dicapai melalui pembangunan yang berwawasan industri, telah mengesampingkan sektor pertanian. Hal ini kemudian mengakibatkan timbulnya ancaman krisis pangan akibat ketersediaannya yang semakin tidak menentu di masa depan. Faktor konversi lahan pertanian menjadi lahan industri dan permukiman, serta beralihnya sebagian besar tenaga petani pedesaan menjadi buruh industri perkotaan, adalah beberapa alasan yang menyebabkan semakin rendahnya kontribusi sektor pertanian jika dibandingkan dengan sektor industri dalam perekonomian nasional. Provinsi Jawa Barat, sebagai salah satu provinsi termaju yang juga merupakan daerah produsen pertanian terbesar di Indonesia pada masa lalu, kini menghadapi persoalan semakin meningkatnya aktivitas industri dan menurunnya aktivitas pertanian (transformasi struktural). Indikasi terjadinya transformasi struktural ini bersamaan dengan dimulainya pembangunan infrastruktur secara pesat, salah satunya adalah infrastruktur jalan. Akibatnya, timbul opini yang cenderung mengarah pada anggapan bahwa pembangunan infrastruktur jalan menstimulasi pertumbuhan aktivitas sektor industri dan mengancam pertumbuhan aktivitas sektor pertanian. Dari persoalan empirik di atas, penelitian ini dilakukan dalam rangka membuktikan secara ilmiah seberapa besar pengaruh pembangunan infrastruktur jalan terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat. Selain itu, sesuai dengan permasalahan utamanya, penelitian ini juga hendak membuktikan seperti apa pengaruh infrastruktur jalan terhadap teijadinya proses transformasi struktural di berbagai kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis ekonometrika yang mengacu pada model pertumbuhan ekonomi dan sektoral dari Teori Solow, di mana pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh fungsi produksi yakni modal (publik dan privat) dan tenaga kerja serta faktor-faktor yang terkait dengan kemajuan teknologi. Sedangkan untuk menguji pengaruh pembangunan infrastruktur jalan terhadap proses transformasi struktural, maka analisis dilakukan dengan melihat pengaruh infrastruktur jalan terhadap perubahan prosentase kontribusi output sektor pertanian terhadap total output Provinsi Jawa Barat di masing-masing kota/kabupaten.

National economic growth that achieved through development process with an industrial conception, has been put the agricultural sector as an inferior economic activities. This situation, then lead our country to the occurrence of the threat about food crisis due to the instabilized of food availability in the future. The conversion of land from agricultural function into industrial and settlements function, and urbanization which changing most of rural farmers into urban industrial workers, are some main reasons that caused the contribution of the agricultural sector compared to the industrial sector in the national cconomy getting decreased time by time. West Java Province, as one of the well-developed provinces which is also the largest agricultural producing areas in Indonesia in the past, now facing the problems of structural transformation, mean that the industrial activities increase so fast and the other side, agricultural activities decrease and growing so slow. The indication of the occurrence of this structural transformation coincides with the begin of the rapid development of infrastructure, that one of the type is road infrastructure. As a result, there a lot of opinions which likely to arise on that road infrastructure development activity stimulated the growth of the industrial sector and threaten the growth of agricultural sector activities. From above empirical issues, this research was conducted in order to scientifically prove how much the influence of road infrastructure development to the economic growth in West Java Province. In addition, in accordance with the main issues of research, second pait of the analysis also tried to prove what the influence of roads infrastructure to the occurrence of structural transformation in the various districts and municipalities in West Java Province. The research using econometrics approach analysis method that draws on the model of economic growth and sectora! from Solow's theory, where economic growth is influenced by the production function of Capital (public and private) and employment as well as factors related to the progress of technology. Meanwhile, to identify the influence of road infrastructure development to the process of structural transformation, the analysis is done by looking at how the road infrastructure influencing the changes of percentage contribution of agricultural output to the total economic output in West Java Province spread by each municipalities/district."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26274
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sapta Dwi Putri
"Studi ini menggambarkan makna perkawinan oleh informan remaja perempuan yang sudah menikah dan yang belum menikah. Menggunakan pendekatan interaksionisme simbolik, untuk melihat konstruksi nilai dan norma melalui proses sosialisasi dari significant others kepada remaja perempuan. Makna perkawinan bagi informan sudah menikah yakni membuat hidup menjadi bahagia, telah dapat memiliki anak, dan membuat hidup lebih mandiri. Sedangkan makna perkawinan bagi informan belum menikah yakni dapat memiliki keturunan, perkawinan dianggap sakral dan merupakan ibadah, pelegalan hubungan seks, tempat penyaluran kasih sayang, dan dapat membangun keluarga harmonis. Makna perkawinan yang dikonstruksikan pada informan belum menikah dan sudah menikah berbeda. Makna perkawinan pada informan sudah menikah merupakan penggabungan makna normatif dan hasil pengalaman subjektif. Sedangkan Informan belum menikah, dihasilkan melalui proses internalisasi dari significant others melalui interaksi dan sosialisasi.

This study describes the meaning of marriage by informants adolescent women are married and unmarried. Using symbolic interactionism approach, to see the construction of values and norms through the socialization process of women's significant others to adolescents. The meaning of marriage from married informant that make life happier, have been able to have children, and make life more independently. While, the meaning of marriage for unmarried informants that can have children, marriage is considered sacred and was worship, legalized sex, the distribution affection, and can build a harmonious family. The meaning of marriage which is constructed on the married and married informant is different. Meaning of marriage on married informant which is combination of normative meaning and subjective experience. While, for unmarried informants, the meaning is produced through a process of internalization of significant others through interaction and socialization."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S45790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Supriyanto
"ABSTRAK
Selaras dengan laju pembangunan nasional, pembangunan di sektor industri pun maju dengan pesat. Pembangunan di sektor ini dianggap mampu memberikan nilai tambah secara nasional serta mampu menciptakan lapangan kerja dan mendorong peningkatan teknologi bagi kehidupan manusia. Sebagai realisasi dan konsekuensi kegiatan pembangunan di sektor industri, muncul pula berbagai masalah lingkungan secara langsung maupun tidak langsung berupa pengotoran perairan oleh limbah cair.
Pengamatan menunjukkan bahwa dari berbagai jenis industri, ternyata industri kecil dan industri rumah tangga sangat berpotensi memberikan kontribusi besar pada pengotoran perairan, seperti pabrik tahu. Kondisi yang demikian itu disebabkan oleh berberapa faktor, yaitu kurangnya pengetahuan pengusaha tentang pencemaran lingkungan, teknologi proses produksi, serta tidak adanya unit sarana pengolahan limbah cair.
Karakteristik yang khusus dari limbah cair tahu itu adalah suhunya melebihi suhu normal badan air penerima (60-80° C), warna limbah putih kekuningan dan keruh, pH < 7, COD dan padatan tersuspensi tinggi. Padatan tersebut sebagian berupa protein, lemak, dan karbohidrat. Limbah cair ini di perairan selain berpotensi menimbulkan bau busuk karena proses anaerob pada perombakan protein, lemak, dan karbohidrat oleh mikroorganisme, serta menambah beban pencemaran air.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan pencemaran limbah cair pabrik tahu pada skala laboratorium. Selain itu secara khusus penelitian ini bertujuan: (1) Menemukan konsentrasi dan waktu kontak yang optimum dari EM4 pada proses penguraian limbah cair pabrik tahu secara anaerob; (2) Menghitung laju penguraian materi organik dan pertumbuhan mikroorganisme pada proses penguraian limbah cair pabrik tabu secara anaerob; (3) Mengamati respirasi endogen mikroorganisme pada proses penguraian limbah cair pabrik tahu secara anaerob; (4) Menghitung secara kasar biaya pemakaian bahan EM4 untuk penguraian limbah cair pabrik tahu dihubungkan dengan biaya produksi tahu secara keseluruhan.
Menyimak segi pemakaian bahan baku dikaitkan dengan kuantitas limbah, ternyata 1 kg kedelai menghasilkan limbah cair 43,33 kg atau ekivalen dengan 40 liter (kalau BJ limbah = 1,1 kg/dm3). Dengan mempertimbangkan faktor kualitas dan kuantitas limbah cair tahu (60.000 liter/14 jam), penelitian ini dilakukan dengan memberikan EM4 (Effective Microorganisms 4) sebagai aktivator dalam proses penguraian limbah. Berdasarkan uraian tersebut, disusun hipotesis penelitian sebagai berikut: (1) pemberian EM4 mempengaruhi kecepatan penguraian limbah cair pabrik tahu; (2) waktu kontak mempengaruhi kecepatan penguraian limbah cair pabrik tahu; (3) interaksi antara konsentrasi EM4 dan waktu (kontak) pengamatan mempengaruhi kecepatan penguraian limbah cair pabrik tahu.
Penelitian eksperimental yang disusun secara faktorial ini menggunakan rancangan acak lengkap dan dilaksanakan di Laboratorium Program Studi Teknik Penyehatan dan Lingkungan, Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok. Percobaan dilakukan dengan 50 kombinasi perlakuan antara waktu pengamatan (t1, t2, t3, t4, t5, t6, t7, t8, t9, t10) dengan konsentrasi EM4 (0 ml, 1 ml, 2 ml, 3 ml, dan 4 ml). Sampel limbah tahu diambil dari pabrik tahu Desa Kukusan, Depok. Tempat percobaan berupa stoples gelas ukuran 3 liter lengkap dengan tutup. Sampel limbah cair tahu sebanyak 3 liter sebelum dimasukkan ke dalam stoples, terlebih dahulu disaring menggunakan saringan dengan diameter saringan 0,125 mikron supaya seragam. Sesudah itu EM4 ditambahkan ke dalam substrat menggunakan pipet ukur dan stoples ditutup rapat. Pengamatan dan pengambilan sampel dilakukan dengan interval 6 jam selama 60 jam pada suhu kamar. Adapun parameter pokok yang diamati dan diukur adalah COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solids), VA (Volatile Acids), MLVSS (Mixed Liquor Volatile Suspended Solids), suhu, pH, dan DO. Data dianalisis dengan menggunakan rumus baku untuk menghitung konstanta kinetika reaksi biokimiawi EM4, sebagai pembantu data dianalisis pula menggunakan anova 2 faktor, regresi berganda menurut Backward, analisis korelasi jenjang menurut Spearman, serta penghitungan biaya pengolahan limbah cair secara kasar.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa konsentrasi dan waktu kontak sangat nyata mempengaruhi kinetika reaksi biokimiawi EM4 pada penguraian limbah cair pabrik tahu dengan a (taraf nyata) = 0,01. Bahkan interaksi antara konsentrasi dan waktu kontak bersamasama mempengaruhi kinetika reaksi biokimiawi EM4 pada penguraian limbah cair pabrik tahu dengan a (taraf nyata) = 0,01. Uji lainnya membuktikan bahwa konsentrasi COD berkorelasi positif dengan konsentrasi TSS pada a = 0,05. Hal ini memberikan makna bahwa setiap peningkatan maupun penurunan konsentrasi COD berhubungan dengan peningkatan maupun penurunan konsentrasi TSS. Korelasi positif juga ditunjukkan antara konsentrasi VA dengan MLVSS pada a = 0,05. Jadi setiap peningkatan dan penurunan konsentrasi VA berhubungan dengan peningkatan maupun penurunan konsentrasi MLVSS.
Hasil uji statistik dengan regresi berganda menurut Backward dilakukan untuk parameter VA, COD, dan MLVSS. Hasil regresi VA menunjukkan bahwa nilai R2 = 0,9274 dengan persamaan regresi Y = 1770,12 - 211,3 X1 (DO) + 0,03 X2 (Waktu) - 261,96 X3 (pH) - 7,18 X4 (suhu). Hasil ini merupakan hasil terbaik untuk perlakuan penambahan 3 ml EM4 ke dalam 3 liter substrat limbah cair tahu. Pengujian untuk parameter COD diperoleh hasil nilai R2 = 0,9299 dengan persamaan regresi Y = -18163,62 - 13,40 X1 (DO) + 89,67 X2 (Waktu) - 4357,94 X3 (pH) + 1224,87 X4 (suhu). Hasil ini merupakan hasil terbaik untuk perlakuan penambahan 4 ml EM4 ke dalam 3 liter substrat limbah cair tahu. Sedangkan hasil regresi untuk MLVSS diperoleh nilai R2 = 0,9357 dengan persamaan regresi Y = 56,78 - 10,85 X1 (DO) + 0,55 X2 (VVaktu) - 18,83 X3 (pH) - 1,14 X4 (suhu).
Hasil akhir proses penguraian materi organik yang dinyatakan dalam konsentrasi COD (mg/l) pada waktu kontak 60 jam dengan metode batch (tumpak) konvensional adalah antara 2140-2820 mg/l. Meskipun persentase penyisihan COD secara keseluruhan berkisar antara 64,66 % - 73,18 %, namun nilai itu masih berada di atas ambang baku mutu lingkungan air buangan industri golongan III (500 mg/l) di Jawa Barat.
Perhitungan untuk konstanta kinetika reaksi biokimiawi EM4 pada berbagai perlakuan diperoleh hasil bahwa laju penguraian materi organik (pemakaian substrat = rsu) adalah antara 2,3451 - 100,3035 mg/I/jam; laju pertumbuhan mikroorganisme (rg) adalah 2,9630 - 9,2787 mg/I/jam; laju koefisien kematian sel mikroorganisme (kd) adalah antara 0,014-0,036 sel per jam; sedangkan laju pertumbuhan bersih mikroorganisme (µ') pada penguraian limbah cair pabrik tahu antara 0,0088 - 0,0179 sel per jam.
Perhitungan kasar biaya pemakaian EM4 pada proses penguraian limbah cair pabrik tahu berdasarkan hasil penelitian ini (skala laboratorium) adalah Rp 60.000,- atau 7,5 % dari keuntungan (Rp 798.000,-) per hari.
Akhirnya berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa EM4 (Effective Microorganisms 4) dapat dipakai untuk membantu memecahkan permasalahan limbah cair tahu, yaitu menggunakan metode batch (tumpak) konvensional pada kondisi anaerob. Konsentrasi paling tepat untuk keperluan proses pengolahan limbah cair pabrik tahu pada proses tersebut di atas adalah 1 ml EM4 dalam 1 liter substrat atau setara dengan 1 liter EM4 untuk beban organik limbah 273,6 kg/m3/hari COD.

ABSTRACT
In line with the overall advance of national development, the rate of development in the industrial sector has been rapid. Development in this sector is thought to be able to add value nationally, as well as create jobs and stimulate the appropriate use of technology to enhance the lives of the nation's citizens. As a consequence of activities in this sector, direct and indirect environmental problems have emerged, one form of which is the contamination of water by liquid wastes.
The surveys show that, of the various types of industry, small and home industries, including tofu factories, are the ones that have potential most to water pollution. This is a result of several factors, including a lack of knowledge on the part of the entrepreneurs about environmental pollution, the technology used in the production process, as well as the lack of waste treatment facilities.
Tofu waste has unique characteristics, such as a higher temperature than the water into which it is thrown; a dirty yellowwhite color and a pH of less than 7 with high COD and TSS. This sludge comprises proteins, fats and carbohydrates. Such liquid waste can have a putrid smell due to the anaerobic process of microorganisms, leading to decomposition of the proteins, fats and carbohydrates. The addition of this liquid waste increases also the water pollution levels.
In general, the aim of this study is to understand and suggest solutions for water pollution problems caused by liquid waste from tofu factories, at the laboratory level. In addition, the study has the following objectives: (1) To discover optimum concentration and contact time of EM4 on the process of decomposition of liquid wastes from tofu factories anaerobically; (2) To calculate the rate of decomposition of organic material- and the growth of microorganisms during the process of decomposition of liquid wastes from tofu factories anaerobically; (3) To observe the endogen respiration of microorganisms during the process of decomposition of liquid wastes from tofu factories anaerobically; (4) To roughly calculate the cost of using EM4 for the decomposition of liquid wastes from tofu factories, related to the overall production cost of tofu.
If we examine the amount of EM4 needed in relation to the quantity of waste, it appears that 1 kg of soy beans results in 43.33 kg of liquid waste, or the equivalent of 40 litres (if the BJ of waste = 1.1 kg/dm3). By considering factors related to the quantity and quality of the liquid wastes from tofu factories, this study undertakes to test EM4 (Effective Microorganisms 4) as an activator in the process of decomposition of liquid wastes from tofu factories. The hypotheses of the research are as follows: (1) the addition of EM4 influences the rate of decomposition of liquid wastes from tofu factories; (2) the contact time influences the speed of decomposition of liquid wastes from tofu factories; (3) The interaction between EM4 concentration and contact time influences the rate of composition of the tofu wastes.
This experimental study with factorial testing used complete random design and was conducted in the Environmental Laboratory of the Faculty of Engineering, University of Indonesia. The experiment was conducted with 50 treatment combinations, with contact times ranging from t' to t10 and EM4 concentrations of 0 to 4 ml. Tofu waste samples were taken from the tofu factory in Kukusan Village, Depok. Three-litre stoppered glass jars were used to store the samples. Before being placed in the jars, the three-litre samples were filtered through a filter with a diameter of 0.125 microns for uniformity. The EM4 was added to the concentrate using a measuring pipette and stoppered jars. Observation and sample taking were done at six hour intervals for 60 hours at room temperature. The main parameters that were measured were COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solids), VA (Volatile Acids), MLVSS (Mixed Liquor Volatile Suspended Solids), temperature, pH and DO. The data were analyzed using two-factor variance analysis, Backward multiple regression, Spearman rank correlation analysis, standard formula to find the kinetic constants of the EM4 biochemical reactions and rough calculations of the cost of liquid waste treatment.
The results of the statistical tests indicated that the concentration and contact time significantly influenced the kinetics of EM4 biochemical reactions in the decomposition of liquid tofu wastes, with a = 0.01. The interaction between concentration and contact time also influenced the kinetics of the EM4 biochemical reactions on the liquid tofu wastes, with a = 0.01. The correlation analysis showed a positive correlation between COD and TSS concentrations, with a = 0.05. This means that every increase or decrease in COD concentration is related to a concurrent increase or decrease of TSS concentration. There was also a positive correlation between VA and MLVSS concentrations, with a = 0.05. So every increase or decrease of VA concentration is accompanied by an increase or decrease of MLVSS concentration.
The findings on COD, VA and MLVSS parameters were analyzed with Backward multiple regression. The analysis showed the value of R2 = 0.9274 with the regression equation:
Y = 1770.12 - 211.3 XI (DO) + d.03 X2 (time) - 261.96 X3 (pH) - 7.18 X4 (temperature).
This represented the best result of the addition of 3 ml of EM4 to 3 litres of tofu liquid waste concentrate.
The second finding, for COD, obtained R2 = 0.9299 with a regression equation of Y = -18163.62 - 13,40 X, (DO) + 89.67 X2 (time) - 4357.94 X3 (pH) + 1224.87 X4 (temperature).
This represented the best result for the addition of 4 ml of EM4 to 3 liters of tofu liquid waste concentrate.
The regression analysis of MLVSS obtained a result of R2 = 0.9357 with a regression equation of Y = 56.78 - 10.85 X, (DO) + 0.55 X2 (time) - 18.83 X3 (pH) - 1.14 X4 (temperature).
This represented the best result of the addition of 4 ml of EM4 to.3 litres of tofu liquid waste concentrate.
The final result of the process of decomposition of organic material indicated in the concentration of COD (mg/I) with a contact time of 60 hours, using a conventional batch method, was between 2140 mg/I and 2820 mg/I. Although the percentage of overall COD isolation was in the range 64.66 to 73.18 %, this level is still above the threshold of the environmental quality standard for industrial liquid wastes (category II!).
The calculations for the kinetic constants of EM4 biochemical reactions obtained the result that the rate of decomposition of organic material (using concentrate rsu) was between 2.3451 and 100,3035 mg/I/hour; the coefficient rate of the decomposition of microorganism cells was between 0.014 to 0.036 cells per hour; while the net growth rate of microorganisms in the decomposition of tofu factory liquid wastes was between 0.0088 and 0.0179 cells per hour.
The rough calculation of the cost of EM4 utilization in the decomposition process of tofu factory liquid wastes was Rp. 60,000 per day, or 7.5% of the daily profit (Rp. 798,000).
Based on this study, it can be concluded that EM4 can be used to ameliorate the tofu liquid waste, that is, using the conventional batch method in anaerobic condition. The most effective concentration for tofu liquid waste treatment is 1 ml EM4 in 1 litre substrate or equivalent to 1 litre EM4 for organic loading of waste 273.6 kg/m3/day COD.;The Kinetics of the Biochemical Reaction of EM4 to Elements of Liquid Waste from a Tofu Factory (A Case Study of Tofu Factory in Kukusan, Depok, West Java)
Number of references: 72 (1977 - 1997)
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Ruth Maharini
"Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Indonesia seringkali belum memenuhi standar operasional, higienis dan sanitasi yang berlaku. Dengan demikian, hal tersebut dapat menimbulkan risiko pencemaran udara mikrobiologis oleh bakteri dan jamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas udara mikrobiologis pada RPH, serta pengaruh parameter fisik lingkungan dan jumlah hewan ternak terhadap konsentrasi mikroba di udara dengan parameter bakteri, jamur, dan bakteri E. coli. Pengambilan sampel udara mikrobiologis dilakukan sebanyak 5 kali. Sampel diambil diambil menggunakan alat EMS Bioaerosol Sampler, dengan menggunakan media TSA untuk bakteri, media MEA untuk jamur, dan media EA untuk E. coli, serta dilakukan secara triplo. Kemudian, hubungan antara jumlah hewan ternak dalam kandang hewan dan konsentrasi mikroba di udara akan dianalisis menggunakan uji statistik parametris dengan uji korelasi. Hasil pengukuran sampel menunjukkan konsentrasi bakteri dan jamur yang sebagian besar belum memenuhi baku mutu indoor Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1405/Menkes/SK/XI/2002, sementara baku mutu outdoor Polish Standard PN-Z-04111-02:1989 telah terpenuhi pada dua lokasi outdoor. Konsentrasi mikroba indoor rata-rata 2.565 CFU/m3 dan seluruh lokasi tidak memenuhi baku mutu, dan konsentrasi mikroba outdoor rata-rata 2.983 CFU/m3 . Hasil korelasi statistik menunjukkan korelasi yang kuat antara peningkatan jumlah hewan ternak dengan konsentrasi mikroba di udara dengan nilai korelasi rata-rata diatas 0,5.

Abattoirs (RPH) in Indonesia often do not meet operational standards, hygienic and sanitary regulations. Thus, it can pose a risk of microbiological air contamination by bacteria and fungi. This study aims to determine the microbiological air quality at the abattoir, also the influences of the physical parameters of the environment and the number of cattle on the concentration of airborne microbes with the parameters of bacteria, fungi, and E. coli. Microbiological air sampling was performed 5 times. Samples were taken using EMS Bioaerosol Sampler, using medium TSA for bacteria, MEA medium for fungi, and EA medium for E. coli, the samples were taken in triplo. Then, the correlations between the number of cattles and microbial air concentration were analyzed with statistic parametric test using the correlation test. The samples measurement showed that most of the concentrations of bacteria and fungi haven?t meet the indoor microbial air quality standard (Kemenkes No. 1405/Menkes/SK/XI/2002) and outdoor microbial air quality standard (Polish Standard PN-Z-04111-02: 1989) that has been fulfilled by two outdoor locations, with the average concentration of indoor microbial air concentration at 2.565 CFU/m3, and the average of outdoor microbial air concentration at 2.983 CFU/m3. Statistical correlation analysis showed a strong correlation between the increase of the number of cattles along with microbial air concentration by the average correlation values of above 0.5."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64366
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Mutia Ali
"ABSTRAK
Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Aparatur Negara Sipil Berbasis Sistem Merit: Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan Kota Depok Puncak perjalanan reformasi birokrasi di Indonesia adalah disahkannya UU ASN tahun 2014 yang secara tegas mendasarkan manajemen kepegawaian berbasis sistem merit ternyata tidak serta merta mampu diimplementasikan begitu saja di Indonesia. Penyelenggaraan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi yang berbasis merit ternyata mengalami hambatan baik dari sisi kebijakan maupun penatalaksanaannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan sistem merit dalam pengisian jabatan pimpinan tinggi ASN, determinan sistem merit dalam pengisian jabatan berbasis sistem merit, serta strategi meningkatkan efektifitas penerapannya. Melalui pendekatan kualitatif, dengan mengambil kasus pengisian JPT pada Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kota Depok diharapkan mampu menjawab pertanyaan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 secara historis model seleksi/promosi pejabat yang pernah ada dan diterapkan di Indonesia ada tiga model, yakni collegua gift, selective logging, dan relative merit; 2 praktik seleksi terbuka saat ini di Provinsi Jawa Barat dan Kota Depok masih belum sepenuhnya merit karena masih terdapat hambatan struktural structural blockage dan budaya cultural blockage dalam penyelenggaraannya; hambatan-hambatan ini harus diatasi dengan merumuskan strategi-strategi agar merit secara absolut dapat dilakukan. Strategi-strategi yang dirumuskan dan dibangun dalam sepuluh hingga dua puluh tahun 2014 -2035 . Pada tahapan pertama, di sepuluh tahun pertama, strategi yang dibangun adalah penguatan kelembagaan berbasis sistem merit serta paradigma merit. Kemudian pada sepuluh tahun berikutnya dibangun strategi secara makro mengenai pemisahan kekuasaan politik dalam birokrasi sehingga terbentuknya tren model MSDM berbasis sistem merit. Kata kunci: sistem merit, PNS, pengisian jabatan pimpinan tinggi, seleksi terbuka.

ABSTRACT
Recruitment of Civil State Apparatus for Senior Executive Level Based Merit System Case Study on West Java Province and Depok City The turning point of bureaucratic reform in Indonesia is the published of Civil State Apparatus Act in 2014. The Act stated that merit system is the basic fundamental system for managing civil apparatus in Indonesia. Unfortunately, the recruitment of Senior executive level in bureaucracy which is becoming the model of merit implementation has many obstacles. This research aim are analyzing recruitment for senior executive level based merit system determining merit system factors in recruit the senior executive level, and designing strategies to build the merit effectiveness. Researcher hope that by using qualitative perspective, and case study in West Java Province and Depok City this research questions. The result of this research are 1 historically, by analyzing the model of civil servant promoting system in Indonesia, there are divided into three model, such as colleague gift, selective logging, and relative merit 2 practically, open recruitment system for recruiting the senior executive level in West Java province and Depok City are still have many obstacles or blockage, such as structural blockage and cultural. For this reasons, finally, the researcher design the strategies to implement merit effectively. The strategies design in two steps, obviously, in one decade 2014 2025 the strategies called strengthening the institution and built the paradigm of merit. Second step 2025 2035 , it design the splitting of bureaucracy and politics to build the future HRM based merit. Keywords merit system, civil service apparatus, senior executive level, recruitment, open selection "
2018
D2362
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adzkia Nabila Zahrani
"PPDB merupakan tonggak awal proses pendidikan dengan menyeleksi peserta didik baru pada sekolah. SMPN kota Depok dipilih dalam penelitian ini karena adanya pengelompokan kontras dalam penerimaan siswa baru dalam jalur prestasi akademik pada SMPN unggul dan non unggul di tengah keterbatasan jumlah dan persebaran SMP negeri kota ini. Sehingga peran geografi dalam penelitian ini difokuskan pada pendekatan keruangan dalam ranah pendidikan yang disajikan dalam analisis spasial dan analisis deskriptif. Penelitian ini menggunakan metode pemetaan  yang dikhususkan untuk preferensi spasial siswa dalam memilih sekolah dan buffer untuk menganalisis zona pelayanan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memahami preferensi spasial siswa dalam memilih sekolah melalui jalur prestasi akademik serta menganalisis segmentasi yang terjadi dalam PPDB berdasarkan pola pelayanan SMPN kota Depok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa preferensi spasial siswa dalam memilih SMPN Depok melalui jalur prestasi akademik diperoleh perbedaan yang kontras antara SMPN unggul dan non unggul. Bahwasannya preferensi siswa dalam memilih SMPN unggul memiliki keistimewaan tersendiri, sementara SMPN non unggul sebaliknya. Dalam hal ini, pola pelayanan dari jalur prestasi akademik mayoritas berada di luar zona pelayanan sekolah manapun. Sehingga dari sudut pandang spasial menunjukkan adanya segmentasi PPDB antara pusat dan pinggir kota dalam penerimaan siswa baru berdasarkan jenis SMPN.

PPDB is an early milestone in the educational process by selecting new students at school. SMPN Depok city was chosen in this study because of the contrast in the acceptance of new students in the academic achievement track at superior and non-excellent SMPNs amidst the limited number and distribution of public junior high schools in this city. So that the role of geography in this study is focused on a spatial approach in the realm of education which is presented in spatial analysis and descriptive analysis. This study uses the flow mapping method which is specifically for students' spatial preferences in choosing schools and buffers to analyze service zones. Therefore, this study aims to understand students' spatial preferences in choosing schools through the academic achievement path and to analyze the segmentation that occurs in PPDB based on service patterns at SMPN Depok city. The results of this study indicate that the students' spatial preferences in choosing SMPN Depok through the academic achievement path obtained contrasting differences between superior and non-excellent SMPNs. That is, student preferences in choosing superior SMPN have their own privileges, while non-superior SMPN is the opposite. In this case, the pattern of service from the majority of academic achievement pathways is outside the service zone of any school. So that from a spatial perspective it shows that there is PPDB segmentation between the center and the outskirts of the city in admitting new students based on the type of SMPN."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Daniel Togar Maringan
"Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana nilai-nilai dasar Pancasila khususnya sila 1 Ketuhanan Yang Maha Esa dapat berfungsi sebagai acuan pemerintahan di kota Bandung sehingga tujuan penyelenggaraan Otonomi Daerah dapat terlaksana secara maksimal tanpa mengurangi makna persatuan dan kesatuan bangsa. Bahwa masyarakat dan pemerintahan disiapkan dan memperlengkapi diri dalam pemahaman nilai-nilai dasar itu sehingga dapat mewujudkan tujuan nasional melalui penyelenggaraan Otonomi.
Penyelenggaraan Otonomi Daerah sejak tahun 2001 yang lalu dimaksudkan untuk makin memperkokoh Negara Kesatuan dan mempertinggi tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia seluruhnya. Setelah lebih setahun di kotamadya Bandung terasa ada nuansa peningkatan pelayanan aparatur pemerintahan, namun juga sekaligus kekecewaan sebagian masyarakat.
Fungsi-fungsi negara yang diemban oleh Pemerintahan kota Bandung adalah kewajiban yang harus terwujud makin baik. Untuk itu perlu mengevaluasi, apakah sila Ketuhanan Yang Maha Esa itu telah menjadi acuan dalam pelaksanaan pelayanan sehari-hari? Bila yang menjadi acuan pelayanan kepada masyarakat ini bukan nilai-nilai dasar Pancasila, maka terwujudnya ketahanan individu masing-masing warga jauh dari harapan. Selanjutnya secara berjenjang ketahanan keluarga sampai dengan ketahanan nasional tidak terselenggara dengan baik.
Ketahanan Nasional niscaya didukung oleh berbagai pelayanan pemerintahan yang mengacu kepada nilai dasar Pancasila, khususnya nilai-nilai Ketuhanan YME.
Pelayanan pemerintahan dengan mengacu kepada "shared values" yang berbeda misalnya sikap membedakan layanan kualitas kepada berbagai segmen masyarakat yang dilayani, hal ini akan menimbulkan kecemburuan sosial yang dalam ini senantiasa menjadi ancaman, sebagai akibat dari ketidakmerataan hasil pembangunan.
Realitas yang terjadi, pelayanan aparatur pemerintahan dipengaruhi oleh masyarakat maupun tingkatan sosial hidup warga yang datang untuk dilayani.
Kecemburuan yang diakibatkan perbedaan layanan ini, akan menimbulkan rasa saling curiga satu sama lainnya. Pada gilirannya dapat memicu terjadinya konflik yang bernuansa "SARA".
Dari kacamata Ketahanan Nasional kondisi kecemburuan itu cenderung sangat tidak menguntungkan, sebab dapat mengakibatkan terjadinya perpecahan bahkan disintegrasi bangsa. Karena itu nilai-nilai Ketuhanan YME harus dapat dimiliki dan dilaksanakan baik melalui proses asimiliasi, akulturasi dan interaksi sosial yang kondusif maupun norma yang berlaku. Bilamana tidak berhasil dilaksanakan, maka secara laten hal ini akan menjadi potensi yang mengancam integritas, identitas dan kelangsungan hidup berbangsa. Dengan kata lain akan berdampak negatif terhadap ketahanan nasional. Karena itu, agar potensi negatif yang mengancam tidak menjadi efektif, sewajarnyalah, hasil temuan penelitian ini diantisipasi dengan pencarian solusi yang tepat

The Implementation of Core Shared Values of Pancasila in Conducting Region Otonomi (Case Study in Bandung City-West Java), 2003
The problem in this Thesis is how Pancasila core of shared values especially the first sila the only One God functioned as root factor in governing Bandung city service, in order making maximum aim of conducting Region Otonomi, Instead of decreasing unity and integrity of nation. People and civilian service officer are to be ready and be required themselves in encreasing core shared values. In turn, to realise the nation aim through conducting Region Otonomi.
Since the beginning of 2001 Region Otonomi has launched in Indonesia. The goals are to grade up the integrity of Republic of Indonesia and to encerase the whole people wellfare of life. Allmost 2 yers in Bandung there is encreasing of quality service in the part of government personels, also the dissapointed of a little part of people.
State functions which are conducted by Bandung City Government as obligation ought to be influenced better. For needed to evaluate, is the first sila believing to the only One God has been as root factor in conducting service daily ? When root factor in conducting service to the people is not the shared values of Pancasila, as a fact the resilien of individual also the people is out of hope. In turn, countinually the resilien of people up to national resilien of nation has been not enough well.
National Resilien ought to be supported by a certain of government service which has root factor to the shared values of Pancasila, especially the values of the Only One God.
Government service which has root factor different with Pancasila, for example to make unequal in the qualitry of service for the whole people. In this style of service is going to make social problem, which is the constraint as unequal of the development output.
In Reality, government personnel service is influenced by the religious majority of the people, social status of the people. Unequal treatment caused of different service of the officer is going to encrease the bad feeling one-another. In turn, this is going to be real conflic as SARA (tribe, religion, ras, separated class of people).
In point of national resilien, this condition tends unbeneficial, cause encreasing disintegration of nation. As first shared values of pancasi la the Only One God ought to be owened and implemented as proses asimiliation, aculturation, and social interaction in conducting and actual norm. In another words, it is going to collapse as latent potensial for integration, identity and the contraint of nation life. In other words, thia is going to be negatif contribution for National Resilien. Because of that negatif potensial is inefective, this thesis founding should be anticipated to find out the right solution.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T7188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haries Setiadi Adriansyah
"ABSTRACT
Unit Pengolahan Sampah UPS Merdeka 2 merupakan tempat pengolahan sampah organik yang terletak di Depok, Jawa Barat. UPS juga menghasilkan air lindi yang berasal dari sampah organik yang berpotensi mencemari air tanah dangkal sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah sampah masuk dan komposisi sampah di UPS, karakteristik air lindi yang dihasilkan sampah, serta kualitas air tanah disekitar UPS dengan parameter pH, suhu, BOD, COD, Nitrit, Nitrat, Amonia, KMnO4, Besi Fe, dan Fecal Coliform. Kualitas air tanah dianalisis dengan mengetahui tingkat pencemaran berdasarkan indeks pencemar dan hubungan dengan variasi jarak dari UPS. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah sampah yang masuk ke UPS sebesar 0,954 ton/hari volume rata-rata sampah 1449,20 liter/hari. Kemudian dengan komposisi sampah organik sebesar 93,4 dan non-organik sebesar 6,4. Kemudian kualitas air lindi di UPS menunjukan parameter pH, suhu, BOD dan COD melebihi batas baku mutu. kualitas air tanah dangkal di sekitar UPS dapat dilihat bahwa nilai rata-rata parameter pH, BOD, COD, Nitrat, masih berada diatas baku mutu dan rata-rata parameter lain masih berada di batas baku serta tidak terlihat hubungan yang signifikan antara variasi jarak dengan kualitas air tanah. Dapat disimpulkan bahwa indeks pencemar air tanah dangkal penduduk tergolong cemar ringan hingga cemar sedang.

ABSTRACT
Waste Processing Unit UPS Merdeka 2 is an organic waste processing facility located in Depok, West Java. UPS also produces leachate that comes from organic waste has potential to pollute surrounding shallow groundwater. Purpose of this research is to know the amount of solid waste and solid waste composition at UPS, leachate characteristic, and ground water quality around UPS with pH, temperature, BOD, COD, Nitrite, Nitrate, Ammonia, KMnO4, Fe and Fecal Coliform. Groundwater quality was analyzed by knowing pollution levels based on pollutant index and relation with distance variation from UPS. Results showed that the amount of waste that goes into the UPS is 0.954 ton day the average volume of waste is 1449.20 liters day. Then with the composition of organic waste of 93.4 and non organic by 6.4. Then leachate water quality at UPS shows the parameters of pH, temperature, BOD and COD exceed the quality standard. shallow groundwater quality around the UPS can be seen that the average value of pH, BOD, COD, Nitrate parameters is still above the standard and the average of other parameters is still within the standard limit and there is no significant relationship between the distance variation and the quality groundwater. Then the polluted groundwater pollutant index is classified as mild pollutants. "
2018
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helen Fidelia
"Dampak yang luas dari keberadaan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah (Infrastructure Driven Economy) membuat proyek-proyek infrastruktur tersebut menjadi penting dan vital untuk direalisasikan. Namun kondisi keterbatasan dana dan hambatan aspek lainnya membuat percepatan pembangunan infrastruktur yang telah lama digalakkan Pemerintah menjadi terhambat. Salah satu solusi untuk kendala tersebut, Pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk mendukung pola Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS) guna mendukung percepatan pembangunan infrastruktur baik di tingkat pusat maupun daerah. Namun pada prakteknya, penerapan pola KPS di tingkat daerah masih memiliki banyak hambatan untuk direalisasikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan pembangunan proyek infrastruktur di tingkat daerah dengan pola Kerjasama Pemerintah-Swasta pada tahap pra konstruksi proyek. Sehingga diharapkan hasil identifikasi ini dapat lebih mengantisipasi hambatan-hambatan yang terjadi selama masa pra konstruksi baik dari pihak pemerintah daerah maupun yang menjadi hambatan bagi pihak swasta guna mengatasi dan meningkatkan percepatan pembangunan infrastruktur di daerah.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan metode kualitatif dengan teknik pengambilan data berupa survei yang ditujukan kepada pihak pemerintah daerah dan pihak swasta, dengan studi kasus penelitian dilakukan di Kota Depok, Jawa Barat. Faktor penghambat dominan didapatkan dengan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) untuk mendapatkan prioritas/ranking faktor dan dilanjutkan dengan analisis statistik induktif melalui uji korelasi untuk mendapatkan faktor penghambat yang mempunyai dampak/pengaruh signifikan terhadap kinerja pembangunan infrastruktur di daerah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga faktor hambatan utama yang mempunyai dampak signifikan, yaitu Pendapatan Asli Daerah yang rendah; Peraturan perundang-undangan kurang mengakomodir percepatan pembangunan infrastruktur di daerah; dan Dukungan sosial dan politik yang rendah terhadap proyek pembangunan di daerah pada tahap perencanaan dan pelaksanaan. Dengan melakukan solusi tindakan pencegahan maupun korektif untuk mengurangi kemungkinan dampak dan munculnya ketiga faktor hambatan utama tersebut, diharapkan hasil identifikasi beserta solusinya dapat menjadi salah satu dasar pengetahuan bagi setiap proyek infrastruktur daerah yang ditinjau, sehingga percepatan pembangunan infrastruktur didaerah dapat ditingkatkan.

Wide impact of the existence of infrastructure for economic growth of a region (Infrastructure Driven Economy) makes these infrastructure projects are important and vital to realize. However, conditions of limited funding and other aspect obstacles make the acceleration of infrastructure development which have long promoted by the Government to be blocked. One solution to these constraints, the Government issued policies to encourage the pattern of Public Private Partnership (PPP) in order to support the acceleration of infrastructure development both national and regional levels. But practically, application of Public Private Partnership pattern in regional level still has many obstacles to realize.
This research objective is to identify the constrain factors of infrastructure project development on regional level by Public Private Partnership pattern at praconstruction phase. So it will be provided that identification result should be more anticipated of constrains that occured during pra-construction phase both regional government party and obstruction at private party to solve and improve the regional infrastructure development acceleration.
This research is qualitative method approach with survey as the data collection technique which is addressed to regional government party and private party, with case study Depok, West Java. The dominant constrain factors gotten by Analytical Hierarchy Process method in order to have the priority factor and continued with inferensial statistic analyses using correlation test in order to get the constrain factors which have significant impact toward infrastucture development performance at regional level.
Results of research show that there are three main constrain factors which have significant impact. By doing both corrective and preventive action solution in order to decrease impact and emergence of those three main constrain factors, it is expected that the result identification with their solutions might become one of knowledge base for any of regional infrastructure project so it can increase the regional infrastructure development acceleration.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50595
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>