Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178654 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Utami Kusuma Negara
"Studi ini berusaha melihat dampak pertumbuhan ekonomi terhadap timbulan sampah yang merepresentasikan kualitas lingkungan. Dengan menggunakan data timbulan sampah dari tahun 2017-2020 di level kabupaten-kota, data PDRB dan data pekerja sektor formal yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, dengan model fixed effect dan metode regresi data panel. Ditemukan bahwa pada proksi presentase pekerja formal maupun PDRB per kapita tidak memengaruhi timbulan sampah secara signifikan, namun pada jenis sampah makanan di Pulau Jawa, PDRB secara positif dan signifikan memengaruhi timbulan sampah tersebut juga ditemukan kesesuaian dengan teori Waste Kuznet Curve pada kasus sampah makanan. Sedangkan dari segi keberadaan kebijakan, Kebijakan dan Strategi Daerah dalam Pengelolaan Sampah (JAKSTRADA) secara statistik signifikan dalam mengurangi jenis timbulan sampah plastik pada daerah yang memiliki kebijakan pembatasan kantong plastik sekali pakai. Dari penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa komitmen pemerintah dalam pengelolaan sampah di Indonesia masih sangat kurang dari segi kehadiran regulasi dan maupun penegakannya. Untuk itu diperlukan insentif dan disinsentif dari pemerintah sebagai penggerak awal agar produsen dan konsumen bersedia mengubah sistem pengelolaan sampahnya.

This study seeks to see the impact of economic growth on waste generation, representing the environment's quality. This study uses waste generation data, GRDP data, and formal sector workers from 2017-2020 at the district-city level obtained from the Badan Pusat Statistik (BPS-Statistics Indonesia), with a fixed-effect model and panel data regression methods. It was found that the proxies for the percentage of formal workers and GRDP per capita did not significantly affect waste generation, but for the type of food waste on Java Island, GRDP per capita positively and significantly affected the waste generation. Meanwhile, regarding the existence of policies, Regional Policies and Strategies in Waste Management (JAKSTRADA) are statistically significant in reducing the type of plastic waste generation in areas with a policy of limiting single-use plastic bags. From this study, we can conclude that the government's commitment to waste management in Indonesia is still lacking in the presence of regulations and their enforcement. For this reason, incentives and disincentives are needed from the government as an initial mover so that producers and consumers are willing to change their waste management system."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arisman
"Peningkatan jumlah penduduk yang semakin besar di kota/kabupaten membawa dampak terhadap besarnya peningkatan jumlah timbulan sampah khususnya sampah plastik. Penelitian ini bertujuan memberikan usulan kebijakan dalam bentuk formulasi efektif dalam pengelolaan sampah plastik berkelanjutan di tingkat kota/kabupaten. kebijakan pengurangan penggunaan produk plastik sekali pakai di Kota Bandung dan Kabupaten Malang merupakan kebijakan yang paling prioritas dibandingkan dengan kebijakan pelarangan penggunaan produk plastik sekali pakai. Kebijakan yang efektif juga perlu melibatkan pemangku kepentingan yaitu konsumen/masyarakat dan produsen. Data tingkat keinginan untuk berpartisipasi masyarakat dan keinginan produsen untuk berpatisipasi dalam pengurangan sampah plastik akan lebih efektif apabila di berikan insentif. Respon masyarakat terhadap himbauan mengurangi sampah plastik dan menggunakan kembali plastik sangat positif, namun kemungkinan implementasinya akan menjadi lebih besar jika ada insentif yang diberikan oleh pemerintah. Pemilahan sampah di rumah tangga perlu didorong, guna meningkatkan efektifitas penanganan sampah plastik. Insentif fiskal perlu di berikan kepada produsen agar pengurangan sampah plastik oleh produsen lebih optimal dan berkelanjutan

The increasing population in cities and regencies has an impact on the amount of waste generation, especially plastic waste. This study aims to provide policy proposals in the form of effective formulations in sustainable plastic waste management at the city/district level. The policy of reducing the use of single-use plastic products in Bandung City and Malang Regency is the most priority policy compared to the policy of banning the use of single-use plastic products. Effective policies also need to involve stakeholders, namely consumers/communities and producers. Data on the level of willingness to participate in the community and the desire of producers to participate in reducing plastic waste will be more effective if incentives are given. The public's response to the call to reduce plastic waste and reuse plastic is very positive, but the possibility of implementation will be even greater if there are incentives provided by the government. Waste segregation in households needs to be encouraged, in order to increase the effectiveness of handling plastic waste. Fiscal incentives need to be given to producers so that the reduction of plastic waste by producers is more optimal and sustainable."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Kartika Jati
"Pengolahan sampah plastik di negara-negara maju telah dikelola secara profesional oleh sektor formal. Berbeda dengan negara berkembang seperti Indonesia, pengolahan sampah masih didominasi oleh peran sektor informal. Sektor informal memberikan kontribusi positif pada ekonomi sirkular plastik, mengurangi tingkat pengangguran, dan mendukung keberlanjutan dengan pemenuhan permintaan bahan baku plastik melalui hasil daur ulang sampah plastik. Meskipun memiliki peran yang penting, kebijakan pemerintah yang mendukung atau mengoptimalkan sektor informal secara spesifik belum ada. Penelitian ini bertujuan memodelkan alternatif kebijakan untuk pengelolaan sampah plastik sektor informal di Indonesia. Eksplorasi alternatif kebijakan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pemodelan sistem dinamis. Simulasi kebijakan dilakukan dengan beberapa skenario yang menyesuaikan kondisi dan peraturan yang sudah ada. Model dinamis dari sistem pengolahan sampah plastik inklusi sektor informal di Indonesia dijelaskan dalam 7 reinforcing loops dan 3 balancing loops. Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan, Insentif pajak bagi industri daur ulang dan Penambahan kapasitas informal Menjadi alternatif kebijakan terbaik.

The formal sector has professionally managed plastic waste processing in developed countries. In contrast to developing countries like Indonesia,  the role of the informal sector dominated the waste management system. The informal sector contributes positively to the plastic circular economy, reduces unemployment rates, and supports sustainability by meeting the demand for plastic raw materials through the recycling of plastic waste. Despite having an important role, government policies that explicitly support or optimize the informal sector do not exist. This study aims to model the policy alternatives for the informal sector of plastic waste management in Indonesia. The alternative exploration policy in the study was conducted using system dynamic modeling methods. Policy simulation is done with several scenarios that adapt existing conditions and regulations. The dynamic Model of the plastic waste processing system of informal sector inclusion in Indonesia is described in 7 reinforcing loops and 3 balancing loops. Based on the results of the simulation, tax incentive scenario for the recycling industry and the addition of informal capacity becomes the best policy alternative."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
S19362
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Nabila Roxanne
"Isu sampah plastik kerap kali dilihat dari sisi kesehatan dan ada beberapa yang menyinggung terkait pariwisata, namun belum ada penelitian antropologis yang mempertanyakan konstruksi sosial-budaya tentang sampah plastik dalam masyarakat. Bagaimana sampah plastik di persepsikan dan sampai sejauh mana persepsi ini dibagikan? Apakah persepsi ini mendorong perwujudan pengelolaan sampah plastik pada tatanan sosial? Berangkat dari pertanyaan tersebut, dengan menggunakan metode etnografi dan partisipasi observasi selama hampir satu tahun di Bali. Penelitian ini mencoba untuk memaparkan uraian keterkaitan antara persepsi yang terbangun dalam benak masyarakat Bali yang menjadi bagian dari dua komunitas peduli pada isu lingkungan, Sungai Watch dan Trash Hero, dalam konteks nilai kepercayaan lokal dengan menggunakan pendekatan klasik dari Mary Douglas yang berfokus pada pembagian dualis dan makna simbolis akan sistem aturan berdasarkan dengan konsepsi the matter out of place. Secara garis besar, ditemukan bahwa hubungan antara klasifikasi sampah plastik yang dipersepsikan sebagai ‘kotoran’ pada tatanan sosial selain berpotensi merusak lingkungan juga dianggap mendistorsi keharmonisan yang harus dijaga dalam ajaran Tri Hita Karana. Ini membeberkan bukti empiris yang menunjukkan bahwa agama Hindu Bali merupakan sumber pembentukan persepsi yang potensial dan efektif tentang permasalahan sampah plastik dan proses pengelolaan sampah di Bali.

The issue of plastic waste is often viewed from a health perspective and some are related to tourism, but there has been no anthropological research that has questioned the socio-cultural construction of plastic waste in society. How is plastic waste perceived and to what extent is this perception shared? Does this perception encourage the realisation of plastic waste management in the social order? Based on these questions, using ethnographic methods and observation participation for almost a year in Bali. This study attempts to describe the relationship between perceptions that are built up in the minds of Balinese people who are part of two communities that care about the environmental issue, Sungai Watch and Trash Hero, in the context of local beliefs systems by using the classical approach of Mary Douglas which focuses on the dualistic and the symbolic meaning of the rule system based on the concept of the matter out of place. Broadly speaking, it was found that the relationship between the classification of plastic waste which is perceived as 'dirt' in the social order, apart from having the potential to damage the environment, is also considered to distort the harmony that must be maintained in the beliefs of Tri Hita Karana concept. This proves empirical evidence showing that Balinese Hinduism is a potential and effective source of perception formation to the problem of plastic waste and waste management processes in Bali"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinskatania Agung Andrias
"Perkembangan industri daur ulang limbah plastik rumahan secara global meningkat. Hal ini salah satunya adalah akibat dari adanya komunitas global daur ulang plastik, Precious Plastic. Berbagai pihak baik dari hobiis, komunitas, dan UMKM mengadaptasi proses daur ulang limbah plastik ini untuk diterapkan secara personal maupun sebagai sarana bisnis untuk mencari keuntungan. Perkembangan daur ulang plastik ini juga terjadi di Indonesia lewat komunitas serupa. Proses daur ulang plastik melibatkan berbagai potensi bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan kerja, sayangnya belum pernah dilakukan analisis risiko K3 pada pekerjaan daur ulang limbah plastik.
Penelitian ini menganalisis risiko K3 pada proses pengolahan limbah plastik di UMKM X untuk memberikan gambaran dan evaluasi terhadap proses pengolahan limbah plastik dalam rangka meningkatkan keselamatan dan kesehatan pekerja. Variabel dari penelitian ini adalah langkah pekerjaan, jenis bahaya dan risiko, total risiko, total risiko sisa, pengurangan risiko san rekomendasi pengendalian risiko. Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian deskriptif observasional. Observasi bahaya dilakukan terhadap proses kerja dan risiko dianalisis dengan kriteria Fine.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa masing-masing aktivitas produksi terdiri dari 4 tahapan kerja yaitu preparasi, pelelehan dan pressing, serta finishing. Pada tahap pelelehan dan pressing, plastik dipanaskan dan diberi tekanan menggunakan 3 metode yaitu menggunakan oven dan mesin kompresi, menggunakan heat gun dan mesin kompresi, serta menggunakan mesin ekstrusi. Dari tahapan kerja daur ulang plastik di UMKM X, terdapat 49 bahaya yang teridentifikasi dan dianalisis risikonya. Penelitian ini berfokus membahas pekerjaan dengan risiko Very High. Risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang paling tinggi pada kegiatan daur ulang limbah plastik di UMKM X meliputi risiko terhirupnya uap plastik dan pajanan bising yang berasal dari alat.
Rekomendasi pengendalian bahaya untuk risiko terhirupnya uap plastik antara lain dengan membersihkan plastik dengan bersih agar tidak terdapat komponen yang menambah level toksik, merancang Local Exhaust Ventilation yang sesuai dengan kebutuhan, sosialisasi mengenai bahaya uap plastik serta sosialisasi APD, menggunakan respirator untuk pekerjaan berisiko pajanan kimia uap plastik dan plastic odor. Sementara itu rekomendasi pengendalian dari risiko pajanan bising antara lain: mengganti alat dengan alat serupa yang memiliki teknologi untuk meredam bising yang dihasilkan, melakukan isolasi pekerjaan yang menimbulkan pajanan bising agar tidak dilakukan bercampur dengan kegiatan lainnya yang berpotensi memperluas pajanan bising, melakukan maintenance alat, serta menyediakan APD yang sesuai untuk meredam pajanan bising ke pekerja.

The global development of the home-based plastic waste recycling industry is increasing. One of the reason is because of the campaign from global community of plastic recycling, Precious Plastic. Various parties, from hobbyists, communities, and MSMEs, adapted the process of plastic waste recycling to be applied personally as well as as a business tool for gaining profit. The development of plastic recycling also occursin Indonesia through similar communities. Plastic recycling process involves various potential hazards and occupational safety and health risks, unfortunately OHS risk management has never been carried out on plastic waste recycling work.
This study analyzes the risk of OHS in the process of plastic waste recycling in MSME X to provide an overview and evaluation of the plastic waste recycling tasks in order to improve the safety and health of workers. The variables of this study are work tasks, type of hazard and risk, total risk, total residual risk, risk reduction and risk control recommendations. This research was conducted with an observational descriptive research design. Hazard observation is carried out on the work process and risks are analyzed with Fine criteria.
The results show that each production activity consists of 4 work stages, namely preparation, melting and pressing, and finishing. In the melting and pressing stage, the plastic is heated and pressurized using 3 methods, namely using an oven and compression machine, using a heat gun and compression machine, and using an extrusion machine. From the stages of plastic recycling work in MSME X, there are 49 hazards identified and analyzed for risks. This study focuses on discussing Very High risk work. The highest occupational safety and health risks in plastic waste recycling activities in MSME X include the risk of inhalation of plastic fume and noise exposure originating from the equipment.
Hazard control recommendations for the risk of inhalation of plastic fume include cleaning the plastic cleanly so that there are no components that add toxic levels, designing Local Exhaust Ventilation according to needs, socializing the dangers of plastic odors and plastic fume and socializing PPE, using respirators for risky jobs involving chemical fume and plastic odor exposure. Meanwhile control recommendations for the risk of noise exposure include: replacing devices with similar devices that have technology of noise reduction, isolate work that causes noise exposure so that it is not mixed with other activities that have the potential to expand noise exposure, perform maintenance of tools, and provide the appropriate PPE to reduce noise exposure to workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54343
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Erpinda
"Kegiatan pengumpulan dan pemilahan material sampah daur ulang oleh pemulung individu dapat mengurangi timbulan sampah dari sumber TPS. Masalah dalam penelitian ini, tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan peran pemulung untuk mewujudkan pengelolaan sampah berkelanjutan berbasis ekonomi sirkular. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakteristik pemulung TPS, recycling rate untuk jenis material botol plastik, kardus dan kertas bekas, alur distribusi material sampah rantai daur ulang pemulung, dan menyusun strategi peningkatan peran pemulung untuk mendukung ekonomi sirkular. Metode yang digunakan yaitu metode gabungan kuantitatif dan kualitatif berupa kuesioner, observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tingkat pengumpulan harian pemulung Pria adalah 10,43 kg/hari dan pemulung wanita sebanyak 7,92 kg/hari (kategori sampah: botol plastik, kardus, dan kertas bekas), dengan estimasi tingkat daur ulang 0,09%-0,89%. Sedangkan pengepul memiliki tingkat penjualan rata-rata 2-5,5 ton/bulan, dengan perkiraan tingkat daur ulang 1,5%. Nilai daur ulang pemulung dan pengepul seharusnya dapat lebih optimal jika industri pengguna material daur ulang terdapat di Kota Jambi, hal ini berdampak pada pendapatan rata-rata pemulung Rp. 581.250/bulan yang mengindikasikan bahwa penjualan material sampah belum memberikan kesejahteraan dan rantai pasok yang masih panjang. Kesimpulan penelitian ini karakteristik sosioekonomi dan kerja pemulung, alur distribusi material daur ulang mempengaruhi tingkat daur ulang pemulung yang menjadi peran penting pada ekonomi sirkular. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan strategi integrasi pemulung dengan sektor formal dalam rangka meningkatkan implementasi ekonomi sirkular

Waste pickers in Jambi city reduce solid waste by collecting and sorting recycled waste at the ‘Solid Waste Temporary Shelters’ or Tempat Pembuangan Sementara (TPS). However, most waste pickers cannot improve their performance due to challenges confronting waste pickers and lack of attention from the government and the public. This research identifies and quantifies the solid waste collected and marketed by individual waste pickers and collectors. Convenience sampling methods with literature reviews, questionnaires, and interviews were carried out in this study. Most respondents were male waste pickers, 67%, and women, 33% (n=100). The average daily collection rate of male waste pickers is 10.43 kg/day. For female waste, pickers are 7.92 kg/day (waste category: plastic bottles, cardboard, and wastepaper), with an estimated recycling rate of 0.09%-0.89%. Meanwhile, collectors have an average sales rate of 2-5.5 tons/month, with an estimated recycling rate of 1.5%. The recycling value of waste pickers and collectors should be more optimal if the local industry uses recycled materials in Jambi City. This factor impacts the average income of waste pickers of Rp. 581,250/month indicates that the market of waste material has not provided welfare, and the supply chain is still long. The conclusion of this study is the socioeconomic and work characteristics of waste pickers, the distribution flow of recycled materials affects the recycling rate of waste pickers, which plays an essential role in the circular economy. The results of this study can be used as a basis for developing a strategy for integrating waste pickers with the formal sector to improve circular economy implementation.
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Riana
"Jumlah industri di Indonesia ditargetkan akan terus-menerus meningkat dari tahun ke tahun. Sementara, dalam menjalankan aktivitas bisnisnya setiap industri menghasilkan limbah. Oleh karena itu, pemerintah mengambil peran dengan memberlakukan Standar Industri Hijau SIH sebagai sebuah kewajiban bagi seluruh perusahaan di Indonesia, di mana salah satunya adalah dengan melakukan pengelolaan limbah. Di sisi lain, Perusahaan katering penerbangan sebagai obyek penelitian ini sudah memiliki program pengelolaan limbah yang dilaksanakan dengan berdasarkan ISO 9001 dan ISO 22000. Akan tetapi, setelah dilakukan perhitungan kinerja terhadap divisi HSE perusahaan dalam melakukan pengelolaan limbah, diketahui bahwa limbah di perusahaan belum dikelola dengan baik, di mana limbah makanan merupakan penyebab utama terbentuknya keseluruhan limbah di perusahaan pada tahun 2016. Penelitian ini terfokus pada akar masalah dari segi metode, yaitu tidak efektifnya penggunaan ISO 9001 dan ISO 22000 sebagai acuan perusahaan dalam membuat program pengelolaan limbah. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan saran kepada perusahaan untuk membuat program pengelolaan limbah, khususnya limbah makanan, dengan menggunakan Food Waste Management FWM , tanpa menghiraukan ISO 9001 dan ISO 22000 yang telah dimiliki perusahaan. Analytical Hierarchy Process AHP digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan prioritas program pengelolaan limbah makanan, di mana model AHP ini terdiri atas level 1 yaitu 4 kriteria utama yang berdasarkan aspek keberlanjutan , level 2 yaitu 13 sub kriteria yang berdasarkan ISO 9001:2015, ISO 22000:2009, dan Food Waste Management , dan level 3 yaitu 5 alternatif program yang berdasarkan Food Waste Management . Hasil dari penelitian ini adalah prioritas program pengelolaan limbah makanan yang harus dilakukan perusahaan, yaitu menjual limbah makanan ke pendaur ulang limbah.

The number of industries in Indonesia is targeted to increase from year to year. Meanwhile, in carrying out its business activities every industry produces waste. Therefore, the government takes a role by enacting the Green Industry Standard as an obligation for all companies in Indonesia, one of which is to manage waste. On the other hand, the airline catering company as the object of this research already has a waste management program implemented under ISO 9001 and ISO 22000. However, after the performance calculation of the company 39 s HSE division in waste management, it is known that the waste in the company has not been managed well, where food waste is the main cause of overall waste generation in the company in 2016. This study focuses on the problem root cause in terms of methods, which is the ineffectiveness of the use of ISO 9001 and ISO 22000 as the company 39 s reference in making waste management programs. Therefore, this study advises companies to create waste management programs, especially food waste, by using Food Waste Management FWM , regardless of ISO 9001 and ISO 22000 that the company has had. Analytical Hierarchy Process AHP is used in this study to prioritize the food waste management program, where the AHP model consists of level 1 that is 4 main criteria based on sustainability aspect , level 2 that is 13 sub criteria based on ISO 9001 2015, ISO 22000 2009, and Food Waste Management , and level 3 that is 5 alternative programs based on Food Waste Management . The result of this research is the priority of food waste management program which must be done by company, which is selling food waste to recycling waste."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Abimayu Ramadhana
"Untuk mendukung kesepakatan Sustainable Development Goals (SDGs), sektor konstruksi dapat melakukan pembangunan berbasis ‘green building’. Beton merupakan material yang sangat dibutuhkan sebagai bahan konstruksi namun menimbulkan dampak negatif pada lingkungan pada prosesnya. Selain itu bahan lain yang menjadi permasalahan lingkungan yaitu plastik. Sifat plastik yang sulit terurai menjadikannya salah satu faktor timbulan sampah. Material tersebut akan lebih baik apabila didaur ulang menjadi salah satu material konstruksi pengganti Natural Aggregat (NA). Pada penelitian ini mengkaji pengaruh penggunaan agregat limbah beton (RCA) sebagai pengganti agregat menengah dan penambahan plastik LDPE pada nilai kuat tekan dari paving block. Pada penelitian ini akan digunakan agregat limbah beton klasifikasi menengah yaitu tertahan saringan No.4, No,8, No.16, dan No. 30 pada seluruh sampel uji paving block. Kemudian dilakukan variasi penambahan plastik sebesar 4%, 6%, 8%, dan 10% dari kadar semen yang digunakan pada tiap sampel. Proses pemadatan dilakukan secara manual dengan alat pemukul besi (compactor). Model sampel paving block yang akan dilakukan kuat tekan dibagi menjadi dua yaitu pengujian balok dan pengujian kubus sesuai SNI 03-0691-1996 dimana paving block tebal 6 cm menjadi 5x5x5 cm dan untuk paving block tebal 10 cm menjadi 9x9x9 cm. Didapatkan hasil bahwa nilai kuat tekan rata-rata tertinggi dari penggunaan RCA dan limbah plastik LDPE pada variasi sampel 6 cm yaitu dengan kadar plastik 6% dari berat semen yang digunakan. Nilai kuat tekan rata-rata sampel kubus 5x5x5 cm yaitu 210.36 kg/cm² dan sampel uji balok 6 cm yaitu 318.34 kg/cm². Sedagkan pada variasi sampel 10 cm yaitu dengan kadar plastik 4% dari berat semen yang digunakan. Nilai kuat tekan sampel kubus 9x9x9 cm yaitu 229.32 kg/cm² dan sampel balok 10 cm 200.89 kg/cm². Sehingga penambahan serbuk limbah plastik yang optimal terdapat pada rentang 4% - 6% dari berat semen yang digunakan.

To support the Sustainable Development Goals (SDGs) agreement, the construction sector can carry out 'green building' based development. Concrete is a material that is needed as a construction material but harms the environment in the process. In addition, another material that is an environmental problem is plastic. The nature of plastic is difficult to decompose makes it a factor in the generation of waste. The material will be better if it is recycled into one of the construction materials to replace Natural Aggregate (NA). This study examines the effect of using waste concrete aggregate (RCA) as a substitute for intermediate aggregate and the addition of LDPE plastic on the compressive strength of paving blocks. In this study, the aggregate of intermediate classification of concrete waste will be used, namely retained by sieves No.4, No.8, No.16, and No. 30 on all paving block test samples. Then, the addition of plastic was varied by 4%, 6%, 8%, and 10% of the cement content used in each sample. The compaction process is carried out manually with an iron beater (compactor). The paving block sample model that will be subjected to compressive strength is divided into two, namely, beam testing and cube testing according to SNI 03-0691-1996 where 6 cm thick paving blocks become 5x5x5 cm and 10 cm thick paving blocks 9x9x9 cm. It was found that the highest compressive strength value from using RCA and LDPE plastic waste at a sample variation of 6 cm, with a plastic content of 6% of the weight of the cement used. The compressive strength of the 5x5x5 cm cube sample is 210.36 kg/cm² and the 6 cm beam test sample is 318.34 kg/cm². Meanwhile, in the sample variation of 10 cm, with a plastic content of 4% of the weight of the cement used. The compressive strength of the 9 x 9 x 9 cm cube sample is 229.32 kg/cm² and the 10 cm beam sample is 200.89 kg/cm². So that the optimal addition of plastic waste powder is in the range of 4% - 6% of the weight of the cement used."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beni Wahyudi
"Permasalahan sampah semakin sulit untuk ditangani karena peningkatan jumlah sampah tidak sejalan dengan peningkatan pengelolaan persampahan yang memadai. Salah satu cara mengatasi masalah pengelolaan sampah adalah melalui pendirian Bank Sampah yang merupakan kegiatan bersifat social engineering, menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengolahan sampah secara bijak serta membangun kewirausahaan masyarakat. Membangun dan mengembangkan bank sampah tidaklah mudah, banyak hambatan dan kendala dalam membangun dan mengembangkan bank sampah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh dari karakter kewirausahaan pengurus atau pengelola bank sampah terhadap perkembangan dan keberlanjutan bank sampah yang dilihat dari banyaknya masyarakat yang bergabung menjadi nasabah bank sampah. Penelitian dilakukan di Kota Depok, dimana data penelitian didapat melalui penyebaran angket/kuesioner dengan jumlah responden dan sampel bank sampah sebanyak sembilan puluh. Analisis data menggunakan metode analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa enam karakter kewirausahaan pengurus bank sampah yang diteliti yakni kepemimpinan, percaya diri, mampu melihat peluang, berani mengambil resiko, fleksibel dan mampu beradaptasi, dan mandiri berpengaruh positif terhadap perkembangan dan keberlanjutan bank sampah. Karakter percaya diri, kepemimpinan dan mampu memanfaatkan peluang dari pengurus bank sampah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan jumlah nasabah bank sampah.

Solid waste problem is getting difficult to handle because of the increased amount of solid waste is not in line with the increase of adequate solid waste management. One way to overcome the problem of solid waste management is through the establishment of a Waste Bank which is a social engineering activity, which teaches people to sort the solid waste as well as raising public awareness on solid waste management wisely. A lot of obstacles and constraints in building and developing the waste bank.
This study aimed to assess the influence of the enterpreneurship character of the board or management of the waste bank towards development and sustainability waste bank. The study was conducted in Depok. The research data obtained through a questionnaire with renponden and sample of waste banks surveyed as much as 90. Data analysis using multiple regression method.
The results showed that six entrepreneurship characters of waste bank officials who investigated such as leadership, confident, able to see the opportunities, willing to take risks, flexible and able to adapt, and independent have positive effect on waste bank development and sustainability. Character confident, leadership and able to see the opportunities has a significant influence increasing costumer waste bank.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T42840
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>