Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151017 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aldi Rahmat Mulia
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keberadaan anomali Lucky Numbered Days pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diduga memiliki investor Tionghoa yang lebih aktif dalam pasar. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return harian dan menggunakan variabel dummy dan lucky number indikator variable sebagai variabel independen pada regressinya. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan multivariat untuk signifikan statistik adanya perbedaan return antara lucky numbered days dan hari lain. Penelitian ini mengaplikasikan model Haggard, untuk menentukan lucky number, peneliti menemukan terdapat pengaruh lucky number terhadap return dalam berinvestasi di Indonesia, namun pengaruh tersebut sangat lemah dibandingkan dengan penelitian sebelumnnya di Cina.

The purpose of this paper is to analyze the existence of Lucky Numbered Days anomalies in Indonesian Stock Exchange which have Chinese investor as supposed the most active in market. Dependent variable of this paper is the daily return and include dummy variable and lucky number indicator variable as independent variable in its regression. This paper uses univariate and multivariate analysis for the statistically significance differences of return between “lucky” numbered days and other days. This paper applying Haggard model to specify lucky number, The author shows that there is an impact of lucky numbered day toward return on investing in Indonesian market, even though the impact is weaker than the prior research in China.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sony Radhityo
"[Penelitian ini mencoba untuk memperkenalkan cara baru dan baru untuk
langsung mengukur perhatian investor menggunakan data metrik indeks
disebut volume pencarian besar dan identitas hubungannya dengan harga
saham, abnormal return dan volume perdagangan. Kami akan melakukan
penelitian ini dalam pengaturan Indonesia menggunakan indeks LQ-45.
Kami menemukan bahwa intensitas pencarian memiliki hubungan
dengan harga saham, abnormal return tapi bukan tanpa volume
perdagangan, meskipun hasil menunjukkan inkonsistensi pada beberapa
tingkatan., This research is trying to introduce a new and novel way to directly
measure investor attention using big data metric called search volume
index and to identity its relationship with stock prices, abnormal returns
and trading volume. We are going to perform this research in an
Indonesian setting using the LQ-45 index. We found that search intensity
has a relationship with stock prices, abnormal return but not without
trading volume, albeit the results indicate an inconsistency on several
levels.]"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S60540
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditra Wiratama
"Kehadiran behavioral finance telah dirasakan dalam aspek keuangan dan ekonomi, terutama dalam hal herding behavior. Semakin overconfident investor terkait pandangan mereka terhadap market outlook, semakin besar kemungkinan beta herding akan terjadi akibat bias persepsi investor. Penelitian ini menyelidiki return aset menggunakan konsep beta herding yang mengukur varians cross-sectional dalam beta akibat dari perubahan kepercayaan investor terhadap market outlook di pasar saham Indonesia. Penelitian ini menggunakan saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2015 – 2019. Beta herding diukur menggunakan beta herd measure yaitu varians cross-sectional dari beta lalu dihitung dengan coefficient standard error sehingga menghasilkan standardized beta. Kemudian analisis regresi linier berganda dilakukan untuk menyelidiki pengaruh faktor-faktor makroekonomi terhadap beta herd measure. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukan bukti faktor-faktor makroekonomi memengaruhi beta herd measure secara signifikan dan beta herd measure tidak dapat dijelaskan dengan baik oleh faktor-faktor makroekonomi. Sehingga, disimpulkan bahwa faktor-faktor makroekonomi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengukuran beta herd measure di pasar saham Indonesia selama tahun 2015 – 2019.

The presence of behavioral finance has been felt in numerous aspects, such as financial and economic, especially in herding behavior. The more overconfident investors are about their views regarding market outlook, the more likely beta herding will occur due to investors’ biased perceptions. This study aims to investigate asset returns using the concept of beta herding which measures the cross-sectional variance in beta due to changes in investors’ confidence on market outlook in the Indonesian stock market. This study was conducted using stocks listed in the Indonesia Stock Exchange (IDX) using time series data for 5 years from 2015 – 2019. Furthermore, beta herding was measured using the cross-sectional variance of beta and calculated by its adjusted standard error which resulted in standardized beta. Then, a multiple linear regression analysis was conducted to investigate the effects of macroeconomic factors on beta herd measure. The results of this study indicate that there is no evidence that the macroeconomic factors significantly affect the beta herd measure. In addition, it was found that the beta herd measure could not be explained well by macroeconomic factors. Thus, it can be concluded that macroeconomic factors variable did not significantly affect the beta herd measure variable in the Indonesian stock market during 2015 – 2019."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cho Insuk
"ABSTRAK
Studi ini mengidentifikasi keberadaan behavioral bias di pasar saham Indonesia dan mengkaji dampak behavioral bias terhadap performa investasi individual. Secara khusus, kami menemukan behavioral bias investor individual berupa overconfidence bias, loss-aversion bias, anchoring and adjustment bias, mental accounting bias dan confirmation bias. Mental accounting bias, confirmation bias dan anchoring and adjustment bias yang berkaitan dengan cognitive error menunjukkan korelasi yang signifikan terhadap tingkat pendidikan. Pada penelitian ini kami juga menemukan bahwa confirmation bias dan mental accounting bias memiliki hubungan yang positif pada performa investasi, sedangkan loss-aversion bias and anchoring and adjustment bias memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap performa unvestasi.

ABSTRACT
This study identifies the existence of behavioral biases in the Indonesian stock market and to examine the effect of the behavioral bias on individual investment performance. To be specific, we find that individual investors in Indonesia have behavioral biases of overconfidence bias, loss-aversion bias, anchoring and adjustment bias, mental accounting bias and confirmation bias. The mental accounting bias, confirmation bias and anchoring and adjustment bias associated with cognitive error showed a statistically significant correlation with the level of education. Finally, we find that confirmation bias and mental accounting bias are positive relationship with investment performance, whereas loss-aversion bias and anchoring and adjustment bias are negative significant relationship with investment performance."
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siwa Kantha Subhiksa
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku herding dan sentimen pasar sebelum dan sesudah penutupan kode domisili per 27 Juni 2022 oleh Bursa Efek Indonesia dengan tujuan untuk mengurangi perilaku herding. Teknik analisis yang digunakan adalah Cross Sectional Standard Deviation (CSSD) dan Cross Sectional Absolute Deviation (CSAD). Hasil analisis menunjukkan perilaku herding tidak terlihat pada periode sebelum dan sesudah penutupan kode domisili. Analisis dengan melihat kemunculan perilaku herding berdasarkan sentimen pasar juga tidak menunjukkan perilaku herding. Kondisi pasar secara keseluruhan setelah penutupan kode domisili menunjukkan adanya penurunan tingkat imbal hasil dan volatilitas yang cenderung stabil.

This study aims to analyze herding behavior and market sentiment before and after the closing of the domicile code on 27 June 2022 by the Indonesia Stock Exchange to reduce herding behavior. The analysis technique used Cross-Sectional Standard Deviation (CSSD) and Cross-Sectional Absolute Deviation (CSAD). The analysis results show that herding behavior is not seen before and after the domicile code closure. Analysis of the emergence of herding behavior based on market sentiment also does not show herding behavior. Overall market conditions after the closing of the domicile code indicate a decline in returns with stable volatility."
Jakarta: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhaimel
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh tingkat return suku bunga, return nilai tukar mata uang, return pasar, return harga minyak dunia dan return harga gas alam terhadap imbal hasil saham perusahaan subsektor crude petroleum & natural gas production yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014. Hasil regresi data panel menunjukkan bahwa return harga minyak mentah dan gas alam tidak memiliki pengaruh secara positif dan signifikan. Variabel makro ekonomi lainnya seperti tingkat return suku bunga dan return nilai tukar juga berpengaruh negatif dan tidak dapat menjelaskan secara signifikan atas imbal hasil saham perusahaan pada sektor tersebut. Meskipun demikian return pasar secara agregat berkorelasi positif serta dapat menjelaskan imbal hasil saham perusahaan di sektor ini dengan sangat baik.

The purpose of this research is to analyze the effect of interest rate return, exchange rate return, market return, crude oil price return and natural gas price return on stock return of crude petroleum & natural gas production companies listed in Indonesian Stock Exchange for period 2009-2014. Panel data regression show that that crude oil price return and natural gas price return have no positive and significant impact to stock return as we expected. Another macroeconomics variables such interest rate and exchange rate have negative impact and have no significant impact on stock return in this sector. However, market return has positive impact and explain the return significantly over the years of observation."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2015
S59685
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herjuno Bagus Wicaksonoputro
"Studi ini menguji pergerakan dari indeks harga saham syariah di Indonesia terhadap perubahan pada sentimen investor dan faktor-faktor makroekonomi. Dalam studi ini, sentimen investor proksi yang digunakan adalah Consumer Confidence Index CCI, sementara variabel faktor-faktor makroekonomi variabel yang digunakan adalah Indeks Harga Saham Gabungan IHSG, Indeks Produksi Industri IPI, Consumer Price Index CPI, nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat, tingkat penawaran uang, dan tingkat suku bunga BI Rate. Penelitian ini menggunakan metode pengujian Ordinary Least Square dengan frekuensi data bulanan dari bulan Januari 2006-Juni 2016. Studi ini melaporkan bahwa CCI, IHSG, dan tingat penawaran uang, memiliki pengaruh signifikan terhadap imbal hasil saham syari'ah JII.

This study examines the level of exposure Islamic stock price indices in Indonesia to the relative change in investor sentiment index and macroeconomic factors. For investor sentiment, the proxy is the Consumer Confidence Index CCI. For macroeconomic variables, the proxies are Indonesia Composite Index, industrial production index, consumer price index, the exchange rate of rupiah against the US dollar, money supply, and interest rates the data used for this variable is the BI Rate. The author conducts the ordinary least square OLS test with the monthly data from January 2006 to June 2016. The study reports that CCI, Indonesia Composite Index, and money supply have the significant influence in Islamic Price Index in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Egis Tubagus Purnama
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap return saham pada sektor pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014 sampai 2016. Faktor fundamental di wakili oleh CR, MP/TA, FA/TA, DER dan ROA. Obyek penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk di dalam sektor pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menyampaikan laporan keuangan sepanjang periode tahun 2014 sampai 2016. Sampel penelitian ini terdiri dari 11 perusahaan dengan jumlah pengamatan sebanyak 33 pengamatan. Metode statistik yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisa regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa FA/TA dan ROA memberikan pengaruh teradap return saham pada sektor pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014 sampai 2016, sedangkan CR, MP/TA dan DER tidak memberikan pengaruh terhadap return saham pada sektor pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014 sampai 2016."
Tangerang: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Terbuka, 2018
330 JOMUT 14:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adesta Munas Latief
"Keberadaan pasar modal di Indonesia saat ini semakin berkembang. Fungsi dari pasar tersebut sangat penting bagi berbagai kalangan mulai dari investor, perusahaan, dan pemerintah. Situasi yang ada di pasar modal sangat erat kaitannya dengan Hipotesis Pasar Efesien dan penerapan strategi investasi untuk membuktikan keberadaan dari Hipotesis Pasar Efesien itu sendiri. Strategi yang muncul adalah penerapan strategi momentum untuk mendapatkan profitabilitas momentum. Telah banyak penelitian-penelitian mengenai topik profitabilitas momentum ini.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis eksistensi profitabilitas momentum di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan periode waktu yang sangat singkat 5, 10 dan 20 hari. Tulisan ini juga menginvestigasi penerapan strategi price-size momentum (size) dan price-B/M momentum (book to market ratio) untuk mendapatkan nilai profitabilitas momentum yang lebih besar lagi.
Hasil yang didapat dari penelitian ini membuktikan bahwa profitabilitas momentum terjadi di Bursa Efek Indonesia periode 2008 - 2012 dengan menggunakan periode waktu yang sangat singkat.

The existence of capital market in Indonesia is growing. Function of the market is very important for all walks of life ranging from investors, companies, and governments. The situation in the capital market is very closely related to the Efficient Market Hypothesis and the implementation of an investment strategy to prove the existence of the Efficient Market Hypothesis itself. Emerging strategy is the implementation of a strategy momentum to gain profitability of momentum. There have been many studies on the topic of this momentum profit.
This study aims to analyze the profitability of momentum existence in Indonesia Stock Exchange using a very short period of time 5, 10 and 20 days. This paper also investigates the application of price-size momentum strategies (size) and price-B / M momentum (book to market ratio) to generate a higher momentum profit.
The results of this study demonstrate that the profitability of momentum going on the Indonesia Stock Exchange in the period 2008 - 2012 using a very short period of time.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Harjanto Setiawan
"ABSTRAK
lndustri Real Estat mengalami fluktuasi yang hebat antara tahur1 1993-
1999. Semaraknya industri ini dimulai pada tahun 1993 yang ditandai dengan
banyaknya pameran-pameran real estat di Jakarta yang menawarkan berbagai
macam produk properti seperti kawasan perumahan, kondominium, komplek
perkantoran, kawasan wisata, kawasan agrowisata dan juga resort terpadu. Namun
kondisi booming ini tidak bertahan lama, dengan terjadinya kelesuan pada tahun
1996 hingga tahun 1997 dimana mulai terjadi krisis ekonomi di Indonesia. Dan
akhirnya terjadilah yang dinamakan property crash di tahun 1998, dim ana hampir
seluruh pengembang mencatat kerugian.
Krisis industri real estat di tahun 1998 diawali oleh krisis likuiditas akibat
turunnya permintaan, kemudian diperparah dengan meningkatnya jumlah hutang,
kenaikan tingkat suku bunga dalam negeri, dan depresiasi nilai rupiah terhadap
dollar AS yang terus berfluktuasi. Dengan hilangnya kepercayaan investor dan
spekulan terhadap prospek investasi merupakan faktor yang menambah semakin
memburuknya pasar modal di Indonesia. Hal ini kemudian menjalar langsung
pada krisis permodalan yang dihadapi oleh pihak perbankan. Walaupun Bank
Indonesia (BI) telah mengeluarkan pedoman restrukturisasi kredit, namun hingga
saat ini belum tampak dengan jelas bagaimana mekanisme yang akan ditempuh
oleh perbankan dalam menyelesaikan hutang para pengembang nasional.
Kondisi krisis pada industri real estattersebut tidak akan berlangsung terus
menerus, dengan total penduduk Indonesia yang mencapai kurang lebih 210 juta
jiwa, kebutuhan akan real estat akan terus ada. Dengan serangkaian program
reformasi yang telah dilakukan oleh pemerintah yang baru untuk memulihkan
kepercayaan investor, seperti penyehatan sektor perbankan, kebijakan moneter
dan berbagai deregulasi di sektor riil, diharapkan kondisi perekonomian Indonesia
akan kembali membaik, dan juga industri real estat pun akan kembali meningkat.
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah melihat trend yang terjadi
pada bisnis real estate selama tahun 1994-1999, yang diikuti dengan penilaian
pasar modal Indonesia terhadap fluktuasi yang terjadi di industri real estat melalui
penerapan Arbitrage Pricing Theory (APT) dan kemudian menentukan faktorfaktor
apa saja yang mempengaruhi pembelian saham di sektor real estat oleh
investor yang rasional.
Secara teoritis, Arbitrage Pricing Theory (APT) menggunakan pemikiran
yang menyatakan bahwa dua kesempatan investasi yang mempunyai karakteristik
yang identik tidaklah bisa dijual dengan harga berbeda. Konsep yang digunakan
adalah hukum satu harga (the law of one price). Apabila aktiva yang
berkarakteristik sama tersebut dijual dengan harga yang berbeda, maka akan
terdapat kesempatan untuk melakukan arbitrage dengan membeli aktiva dengan
harga yang lebih tinggi di tempat lain sehingga memperoleh laba tanpa resiko.
Dan penggunaan Arbitrage Pricing Theory (APT) ini akan sangat
bermanfaat kalau kita bisa mengidentifikasikan tidak terlalu banyak faktor-faktor
makro ekonomi, mengukur expected return masing-masing faktor tersebut dan
juga mengukur kepekaan masing-masing saham terhadap faktor-faktor tersebut.
Dalam penelitian ini, juga akan diteliti faktor-faktor yang mendasari
investor yang rasional dalam membeli suatu saham. Secara umum keputusan
pembelian saham oleh seorang investor yang rasional, akan mempertimbangkan
berbagai aspek ekonomi perusahaan (faktor-faktor fundamental), antara lain :
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba di masa yang akan datang, rasio-rasio
keuangan perusahaan, kondisi ekonomi nasional (seperti tingkat suku bunga
dan tingkat inflasi), kebijakan-kebijakan pemerintah dan juga kebijakan direksi
perusahaan.
Setelah melalui proses pengumpulan sejumlah data-data sekunder dari
berbagai sumber, yang dilanjutkan dengan perhitungan rasio-rasio keuangan yang
diperlukan, dan akhirnya dengan penggunaan software statistik SPSS 9.0
didapatkan hasil seperti berikut ini.
Sejak awal tahun 1995 sampai dengan pertengahan tahun 1998, telah
terjadi trend menurun pada harga saham di sektor real estat dan juga terdapat bukti
parsial mengenai kemungkinan ketidakefisienan pasar saham sektor properti.
Variabel Laba didapatkan mempengaruhi harga saham real estat secara
signifikan dan berkorelasi positif. Hal ini menunjukkan pengelolaan secara baik
perusahaan real estat oleh pihak manajemen akan tercermin pada tingkat laba
yang tinggi sehingga mendorong investor yang rasional untuk melakukan
investasi dan tercermin pada peningkatan harga saham yang tinggi juga.
Didapatkan juga variabel Return On Investment (ROI) mempengaruhi return
saham secara signifikan dan berkorelasi positif. Dengan tingginya nilai ROI ini
menunjukkan seberapa efektif pihak manajemen perusahaan real estat dalam
memanfaatkan sumber ekonomi yang ada (aktiva perusahaan) untuk menciptakan
laba yang kemudian tercermin pada return saham yang tinggi pula. Sehingga
kedua variabel tersebut sangat memegang peranan penting bagi investor dalam
melakukan investasi di bidang real estat.
Dengan melakukan penelitian lanjutan didapatkan juga variabel Earning
Per Share memberikan hasil yang signifikan dan berkarelasi pasitif dalam
mempengaruhi harga saham perusahaan real estat. Dengan nilai Earning Per
Share yang tinggi menunjukkan earning yang didapatkan aleh pemegang saham
untuk setiap lembar saham yang dimilikinya tinggi juga dan menandakan
kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih
dari setiap lembar sahamnya yang kemudian tercermin dari tinggi tingkat harga
saham. Dari penelitian lanjutan ini didapatkan pula return saham dipengaruhi
secara signifikan aleh variabel Price Earning Ratio yang berkarelasi secara
positif. Semakin tinggi nilai PER berarti harga pasar dari setiap lembar saham
akan semakin baik.
Adapun hasil pengujian karelasi rasia-rasio keuangan perusahaan real estat
sebagian besar memberikan hasil sesuai dengan hipatesis. Rasia likuiditas
memberikan karelasi yang pasitif terhadap harga dan return saham yang
menunjukkan bahwa semakin baik kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan
kewajiban jangka pendeknya maka semakin tinggi pula harga dan return saham
perusahaan tersebut. Rasia hutang memberikan karelasi yang negatif terhadap
harga dan return saham yang menunjukkan perusahaan yang mempunyai rasia
leverage yang rendah akan mempunyai risika kerugian lebih kecil ketika keadaan
ekonomi merosot, dan mempunyai kesempatan memperoleh laba lebih rendah
ketika ekanami melanjak menjadi baik. Sebaliknya, perusahaan yang mempunyai
leverage tinggi, mempunyai risika menanggung rugi besar ketika keadaan
ekanami merasat tetapi mempunyai kesempatan memperaleh laba besar ketika
keadaan ekanami membaik. Rasia aktivitas memberikan karelasi yang aditif
terhadap harga dan return saham, sehingga semakin efektif operasi perusahaan
dalam memanfaatkan sumber-sumber dana yang ada maka semakin tinggi harga
dan return saham perusahaan tersebut. Rasia profitabilitas dan market ratio
memberikan korelasi yang positif terhadap harga dan return saham, sehingga
scmakin efektif operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan maka akan
memberikan peningkatan pada harga saham dan return saham.
Adapun kenaikan bunga dan tingkat inflasi memberikan pengaruh yang
negatifterhadap perkembangan harga saham dan return saham di sektor real estat.
Pengaruh negatif dalam hal kenaikan bunga adalah sesuai dengan hipotesis
scmula. Tingkat bunga adalah ukuran keuntungan investasi yang dapat diperoleh
oleh investor dan juga merupakan ukuran biaya modal yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan untuk menggunakan dana dari investor. Semakin tinggi tingkat
bunga perbankan, akan menyebabkan investor mengalihkan investasinya pada
investasi di perbankan, dan menyebabkan penurunan harga & return saham.
Sedangkan pengaruh negatif untuk tingkat inflasi memberikan hasil yang
berlawanan dengan hipotesis semula.
"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>